• Pasal 119 BW
“ Mulai saat perkawinan dilangsungkan, demi
hukum berlakulah persatuan bulat antara
kekayaan suami dan istri”
• Pasal 147
Perjanjian perkawinan harus dibuat dalam
akta otentik sebelum perkawinan
Perjanjian perkawinan juga tidak boleh diubah
Keterangan BW UU KHI Putusan MK NBW
Perkawinan no 69/PUU-
XIII/2015
Terkait Tidak dapat Dapat diubah Tidak Dapat diubah Tidak dapat
perubahan asal tdk dijelaskan asal tidak
merugikan merugikan
phk ke 3 pihak ke 3
KHI juga mengatur mengenai
perjanjian kawin
Kedua calon mempelai dapat mengadakan
perjanjian perkawinan dalam bentuk :
1. Taklik talak
2. Perjanjian lain yang tidak bertentangan
dengan hukum Islam
Putusan MK no 69/PUU-XII/2015
1. Pemohon adalah seorang istri WNI menikah dg pria
WNA Jepang di KUA.
2. Pemohon tidak memiliki perjanjan kawin
3. Pemohon membeli rumah susun tahun 2012.
4. Tetapi setelah pembayaran lunas, Rusun tsb tidak
kunjung diserahkan
5. Kemudian Perjanjian pembelian tsb tiba2 dibatalkan
sepihak oleh pengembang dengan alasan suami
pemohon WNA dan tidak punya perjanjian kawin
Putusan :
Mengabulkan permohonan pemohon untuk
mencatatkan dan mengesahkan perjanjian
perkawinan.
Tindak lanjut dari putusan MK tsb:
1. 19 Mei 2017, Ditjen Dukcapil mengeluarkan
Surat ttg Pencatatan Pelaporan Perjanjian
Perkawinan
2. 28 September 2017, Kementrian Agama
mengeluarkan Surat ttg Pencatatan Perjanjian
Perkawinan
Pasal 36 UUPA
“seorang perempuan yang kawin dengan WNA
dilarang untuk membeli tanah dan atau
bangunan dengan status HGB”
Kasus
Perjanjian nikah antara Ivan dan Venna
• Pasal 15 UUJN
(1)Notaris berwenang membuat Akta otentik
mengenai smua perbuatan, perjanjian, dan
penetapan yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan dst
(2) Notaris berwenang :
a. Mengesahkan ttd dan menetapkan kepastian
tanggal surat dibwah tangan dengan mendaftar
dlm buku khusus