TEKNOLOGI FERMENTASI
1. Pengertian Teknologi Fermentasi
dipecah
Tahap I Polisakarida heksosa/pentosa
Tahap II Gikolisis (meyerhof embden)
ADP (1 ) ATP
G lu k o s a 6 - p h o s p h a t
(2 )
F ru k t o s a 6 - p h o s p h a t
ADP (3 ) ATP
F ru k t o s a 1 , 6 - d ip h o s p h a t
(4 )
D e h id ro k s i a s e to n G lis e r a ld e h id a
phosphat 3 - phosphat
+ (5 )
DPNH + H+ (6 ) DPN
1 ,3 - d ip h o s p h o g lis e ra t
2ADP (7 ) 2ATP
3 - p h o s p h o g lis e ra t
(8 )
2 - p h o s p h o g lis e ra t
(9 ) H 2O
phosphoenol p iru v a t
2A D P (1 0 ) 2ATP
a s a m p iru v a t
Oksidasi Co-enzyma
As. Piruvat dekarboksilasi
as. Asetat acetyl-CoA
siklus kreb
Katabolisme anaerobik
streptococcus
As. Piruvat asam laktat
DPNH + H+ DPN
3. Medium Fermentasi
1. Media fermentasi
2. Penyiapan starter/kultur :
a. Regenerasi starter/kultur dari agar miring :
inokulasi
Kultur segar tercapai pertumbuhan optimum
Cara-cara isolasi :
1. Isolasi pada agara cawan :
Metode Gores
1
4
3 2
ISOLASI
Kultur campuran Isolat
IDENTIFIKASI
Tahap – Tahap Isolasi Bakteri
M e dium um um
NA + g ar am GPA + g ar am
NIV EN' S + g a r a m
SM A + g a r a m
In kuba si, 2 h a ri pa d a suhu 30-32o C,
ke a da a n te rba lik
Am a ti : p e rtu m buha n ko lo ni yg tum b uh pa da
m e d ium dita m b a hka n g a ra m
kon se n tra si 5, 10 da n 15 pe rse n
Diiso la si pa d a a ga r m iring
S T OK KUL TUR
Kunci Identifikasi Jenis Bakteri Menurut Shewan et al. (1970)
REAKSI GRAM
+ -
O F
Leuconostok Clos tridium Bacillus Corynebac terium
Lac robacillus
Brochothrix
Micrococ cus Staphylococc us oks idas e + oks idas e -
Aerom onas
Ente robacte ria ceae
Vibrio
Koagulas e + Koagula s e -
m otil
non-m otil
oks idas e +
S aureus Staphylococc us
spe sies lain tdk w a rna
Flagela polar Flagela Perite rikat
berw arna kuning
Flavobacte rium
berw arna fluoresencens tida k Mora xella
alk alin (H& L) Cytophaga
hijau berfluores encens
Acinetoba cter
Pseudom onas (Gp.I) Pseudom onas (Gp.II) Pseudom ona s (Gp.III)
Identifikasi Bakteri
1. Kultur dimurnikan
2. Ditetapkan apakah organisme bersifat fototropik, aerobik atau anaerobik.
3. Diamati sifat morfologinya dan ada tidaknya endospora
4. Pengamatan gram
5. Pengamatan motilitas
6. Pengamatan pigmen
7. Pengujian kebutuhan akan oksigen
8. Jika organisme bersifat kimoheterotrof, dilakukan pengujian disimilasi
glukosa/gula sederhana lainnya
9. Diidentifikasi dengan “Bergey’s Manual” isolat dalam grup
10. Pengujian lanjutan untuk membedakan di antara jenis
11. Pengujian lengkap untuk membedakan di antara spesies
Identifikasi
Identifikasi Bakteri
Kapang
Ordo Mucorales
Sifat umum : - hifa nonseptat
- spora aseksual adalah sporangiospora
I. Mempunyai sporangiola -------------------------------- Thamnidium
II. Tidak membentuk sporangiola
A. Membentuk Rhizoid dan stolon,
sporangiofora muncul pada noda ---------- Rhizopus
B. Tidak memiliki Rhizoid/stolon,
Suspensor zigospora besar --------- -------- Mucor
S pora ngiofora
Kolum e la
S pora ngium
M ucor Rh iz o p u s
Identifikasi Khamir
1. Sifat morfologi :
Caranya :
Reproduksi vegetatif
1. “slide culture”
Bentuk sel vegetatif
2. Metode Gores
2. Sifat kultur : 3. Pewarnaan
Karakteristik pertumbuhan dlm medium cair 4. Mikroskop
Karakteristik pertumbuhan dlm medium padat
3. Sifat fisiologi :
Caranya :
Penggunaan senyawa karbon
Medium cair
Penggunaan Nitrogen +
Pertumbuhan dlm medium tanpa vitamin Glukosa, dll
Pertumbuhan dlm medium dg tekanan osmotik +
Pertumbuhan pada suhu Tabung Durham
Produksi asam
Produksi senyawa ekstraseluler
Hidrolisis urea Pos
Pemecah lemak - ada gas
Pembentuk pigmen - warna berubah
4. Reproduksi seksual :
Karakteristik askus dan askospora
Infertilitas pada khamir Ascomycetes
Tujuan : 1. Mencegah terjadinya perubahan genetik akibat seleksi dan mutasi alam
2. Mencegah kontaminasi
3. Mempertahankan viabilitas sel
Cara-Cara Penyimpanan Kultur
1. Penyimpanan pada suhu rendah :
a. Penyimpanan pada agar miring
b. Penyimpanan spora dalam air
c.. Penyimpanan dengan nitrogen cair
2. Penyimpanan dalam bentuk kering :
a. Kultur tanah
b. Lyophilisasi
Prinsip Lyophilisasi 1. Penurunan suhu dibawah titik beku untuk
menurunkan aktivitas enzim
2. Penghilangan air sel dengan cara pengeringan
vakum untuk menghambat metabolisme
Cara Lyophilisasi 1. Sel-sel dalam fase stasioner (jumlah sel, 10 10-1011 sel/ml
dibuat suspensi dalam medium pelindung ( susu, serum atau natrium
glutamat)
2. Beberapa tetes suspensi dimasukkan ke dalam ampul
bekukan vakum sampai sublimasi selesai
3. Ampul ditutup dan disimpan dalam refrigerator
Pelestarian Kultur
Menghasilkan antibiotik
Menghasilkan asam amino
Lembaga Pengumpul Kultur
1. ATCC
Kering beku Mycoplasmatoles fasa L
Nitrogen cair Alga dan Protozoa
2. CBS Nitrogen cair Fungi
3. CMI Nitriogen cair Fungi
sus pens i
kultur
berota si
ino kulum
te ka na n
ua p a ir
P e ng ontrol
titik pe ng- S a lura n pH
a m bila n contoh pe nghisa p
filte r uda ra
pe ngontrol
ke lua r
suhu
pe n gontrol
B afel la ju a ir
uda ra
P e m a suka n
a ir dingin
P en gadu k ua p a ir
(im p eler) sa lura n utk
pe m a na sa n
Fungsi Komponen Fermentor
1. Pengaduk/Impeler
a. Untuk mengurangi ukuran gelembung udara, memberikan ruang
penyebaran oksigen yang lebih besar dan untuk menurunkan difusi
b. Untuk memelihara lingkungan yang seragam diseluruh bagian fermentor
Bentuk-bentuk pengaduk
1 . T u rb in C a k ra m 2 . C a kra m s a rin g
3 . T u rb in te rb u k a
4 . B a lin g -b a lin g
2. Bafel
Fermentor 4 Bafel
Fungsi Bafel untuk mencegah pusaran dan memperbaiki efisiensi aerasi
3. Sistem Aerasi
Tujuan Untuk menyediakan oksigen dalam jumlah yang cukup kepada
mikroorganisme yang bearada pada kultur, agar kebutuhan metaboliknya
terpenuhi dengan baik
Aturan Dasar Rancangan fermentor
Tipe Fermentor
S u b tra t
S u b tra t
S u b tra t
F erm e n to r T e ra d u k K o n tin u (F T K )
P ro d u k K o n s . in le t
s u b s tra t
s u b s tra t J a ra k ak s ia l
F erm e n to r T u b u la r (F T )
P ro d u k K o n s . in le t
s u b s tra t
s u b s tra t J a ra k ak s ia l
F erm e n to r T e rc a ir B e rb u tiran (F T B )
6. Penggandaan Skala Fermentasi
U k uran : (-) T ab . rea ksi/ (-) 5 - 40 - 200 liter (-) 5000 - 1 00.000 lite r
ko co k 5 00 m l
Pendahuluan
1. Pasteurisasi
Tujuan : 1. Untuk membunuh semua mikroorganisme patogen
2. Mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab kerusakan makanan
2. Sterilisasi
Tujuan : untuk membunuh semua mikroorganisme yang ada dengan cara
pengawetan dengan suhu tinggi (suhu 121 oC ~ 15’)
(suhu 135-150 oC ~ 2-6 detik)
Sterilisasi komersial : Sterilisasi untuk membunuh semua mikroorganisme
pembusuk yang dapat tumbuh pada kondisi penyimpanan
yang normal. Contoh : makanan kaleng
Suhu & waktu sterilisasi dipengaruhi :
1. Sifat-sifat bahan pangan
2. pH
Ketahanan panas diantara spesies mikroorganisme :
1. Suhu chilling : 5 – 7 oC
2. Suhu refrigerator : 10 – 15 oC
3. Suhu freezer : < 0 oC
Kecepatan reaksi
Suhu
Contoh :