Anda di halaman 1dari 28

TITRASI REDOKS

Kelompok II
Ni Luh Gede Ari Utami Ni Made Ermawati
Ni Luh Nyoman Wiratningsih Ni Made Puji Astuti
Ni Luh Putu Eka Swarin I Wayan Budiarsa
Ni Made Adi Udayani I Wayan Suhendra
Ni Made Anny Sumarthini Ni Made Puspawati
Ni Made Desyani
Titrasi Redoks
Titrasi redoks adalah penetapan kadar reduktor atau
oksidator berdasarkan atas reaksi reduksi dan oksidasi
dimana reduktor akan teroksidasi, sedangkan oksidator
akan tereduksi.
Prinsip dasar dari metode titrasi redoks ini adalah
terjadinya pelepasan dan pengikatan electron.
Syarat Titrasi Redoks
1. Reaksi harus cepat dan sempurna
2. Reaksi berlangsung secara stokiometrik
3. Titik akhir harus dapat dideteksi

Jenis Titrasi Redoks


1. Titrasi permanganometri
2. Titrasi Iodimetri
3. Titrasi Iodometri
4. Titrasi Bromatometri
5. Titrasi Dikromatometri
Daftar Jurnal
Jurnal 1
Topik analisis Larutan Baku
Penelitian ini membahas mengenai • Larutan baku primer yang digunakan
pengaruh suhu penyimpanan terhadap adalah kalium bikromat
kadar vitamin C buah semangka daging • Larutan baku sekunder yang
berwarna merah dan daging berwarna digunakan adalah iodium
kuning dengan menggunakan metode
iodimetri
Indikator & titik akhir titrasi

Indikator pada penelitian ini adalah amilum,


dilakukan dengan melakukan titrasi langsung
dengan I2. Hasil kemudian diamati perubahan
warna menjadi biru tetap.
Pemilihan amilum sebagai indikator dikarenakan
amilum bereaksi lengkap dan cepat dengan iod,
sehingga akan membentuk warna biru yang
menandakan titik akhir titrasi.
Pembakuan natrium tiosulfat dengan kalium bikormat
• Standardisasi Na2S2O3 0,05 N dengan K2Cr2O7 0,05 N.
• Timbang 50 mg K2Cr2O7 yang telah dikeringkan pada suhu 120˚C.
• Masukkan ke dalam erlenmeyer lebih kurang 25 ml aquadest bebas CO2 kocok hingga
larut.
• Buka tutup lalu tuang ke dalam erlenmeyer, tambahkan 500 mg KI, 500 mg Na2HCO3
dan 2,5 ml HCl P.
• Diamkan selama 10 menit di tempat gelap. Tambahkan 1 ml larutan amylum lalu titrasi
dengan Na2S2O3 sampai warna biru kehijauan.
Pembakuan larutan iodium dengan natrium tiosulfat

• Iodium 0,05 N dengan Na2S2O3 0,05 N.


• Pipet 10 ml larutan Iodium dalam erlenmeyer.
• Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,05 N sampai
berwarna kuning.
• Tambahkan 1 ml larutan kanji. Titrasi sampai
tidak berwarna.
Penetapan kadar vitamin C
• Ditimbang masing-masing 100 gram bahan
• Haluskan masing-masing bahan dengan blender
hingga halus.
• Tambahkan 25 ml aquadest, aduk hingga
tercampur kemudian pisahkan air hasil
blenderan, masukkan kedalam erlenmeyer 250
ml.
• Tambahkan 2 ml larutan amilum 1% titrasi
segera dengan Iodium 0,05 N hingga warna biru
tetap.
Perhitungan

Maka diperoleh hasil :


Pembahasan
Dari penelitian tersebut diketahui kadar vitamin C
pada buah semangka daging buah merah yang
disimpan pada suhu ruang 1,4313 mg/100 gram,
buah semangka daging buah merah yang disimpan
pada suhu dingin 20,34 mg/100 gram, buah
semangka daging buah kuning yang disimpan pada
suhu ruang 10,1696 mg/100 gram, dan buah
semangka daging buah kuning disimpan pada suhu
dingin 27,3586 mg/100 gram. Kemudian dilakukan
perhitungan signifikansi t-test untuk mengetahui
perbedaan kadar vitamin C pada semangka yang
disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin.
Jurnal 2
Topik analisis Larutan Baku
Penelitian ini membahas mengenai • Larutan baku primer yang digunakan
penentuan kadar vitamin C pada olahan adalah kalium bikromat
jeruk kalamansi, khususnya sirup • Larutan baku sekunder yang
kalamansi. Penentuan kadar vitamin C digunakan adalah Iodium
dilakukan dengan menggunakan
metode titrasi iodimetry.
Indikator & titik akhir titrasi
Indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah amilum,
dan dilakukan proses titrasi dengan mentitrasi bahan uji
dengan larutan I2 dan diamati perubahan warna sampai
menjadi warna biru
Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan Kalium Bikormat
• Larutan K2Cr2O7 0,1 N dipipet sebanyak 10,0
mL
• Dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 mL,
KI ditambahkan 2 gram lalu HCL pekat
ditambahkan 8 mL.
• Larutan tersebut dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N
terbentuk warna kuning jerami.
• Indikator amilum 1% ditambahkan 2 mL dan
titrasi dilanjutkan hingga warna biru hilang.
• Kemudian volume yang terpakai dicatat volume
yang terpakai.
Pembakuan larutan Iodium dengan Natrium Tiosulfat
• Na2S2O3 0,1 N dipipet sebanyak 5 mL masukkan
ke dalam erlenmeyer.
• Amilum 1% ditambahkan 5 tetes kemudian
titrasi dengan larutan I2 sampai warna biru.
• Perlakuan diulangi sebanyak 3 kali
Penetapan kadar vitamin C
• Sampel Sirup Kalamansi dipipet 10 mL masukkan
dalam Erlenmeyer 100 mL.
• H2SO4 10 % diambahkan 3 tetes. Larutan
amilum 1% ditambahkan 5 tetes.
• Kemudian titrasi dengan larutan I2 standar
sampai warna biru.
• Dicatat volume titrasinya. Perlakuan diulangi
sebanyak 3 kali.
Perhitungan

Maka diperoleh hasil :


Pembahasan

Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kadar


vitamin C pada berbagai sampel sirup kalamansi
yang diperoleh dari tiga sumber yang berbeda, dan
dari pengamatan didapatkan hasil ketiga sampel
sirup kalamansi mengandung vitamin C dan sampel
Sirup Kalamansi sentra Teluk Segara memiliki kadar
Vitamin C tertinggi sebesar 0,050% b/b.
Jurnal 3
Topik analisis Larutan Baku
Penelitian ini membahas mengenai • Larutan baku primer yang digunakan
penentuan kadar vitamin C pada adalah kalium bikromat
sampel beberapa jenis cabe dan • Larutan baku sekunder yang
paprika dengan metode titrasi iodimetri digunakan adalah Iodium
Indikator & titik akhir titrasi
Indikator yang digunakan
pada penelitian ini adalah
amilum, dan dilakukan
proses titrasi dengan
mentitrasi bahan uji dengan
larutan I2 dan diamati
perubahan warna sampai
menjadi warna biru
Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan KIO3
• Dipipet 10 ml larutan KIO3 0,1 N, kemudian
masukkan kedalam Erlenmeyer.
• Ditambahkan 5 ml larutan KI 10%
• Ditambahkan 2 ml larutan H2SO4 kemudian
dititrasi dengan larutan Na2SO3 sampai
berwarna kuning muda.
• Ditambahkan beberapa tetes larutan amilum 1%
lalu dititrasi dengan larutan Na2SO3 sampai
warna biru hilang.
Pembakuan larutan Iodium dengan Natrium Tiosulfat

• Dipipet 10 ml larutan I2, lalu dititrasi


dengan larutan Na2SO3 sampai warna
kuning muda.
• Kemudian ditambahkan beberapa tetes
larutan amilum, selanjutnya dititrasi
dengan larutan Na2SO3 sampai warna
birunya hilang.
Penetapan kadar vitamin C
• Dipipet 50ml larutan sampel beberapa jenis
cabe dan beberapa jenis paprika dalam
Erlenmeyer 100 mL.
• H2SO4 10 % diambahkan 3 tetes. Larutan
amilum 1% ditambahkan 5 tetes.
• Kemudian titrasi dengan larutan I2 standar
sampai warna biru.
• Dicatat volume titrasinya. Perlakuan diulangi
sebanyak 6 kali.
Perhitungan

Maka diperoleh hasil :


Pembahasan

Dalam penelitian ini pengujian vitamin C pada


beberapa jenis cabai dan paprika diperoleh hasil
Cabe merah = 0,1856 %, Cabe rawit = 0,0739
%,Cabe hijau keriting = 0,0882 %, Paprika merah =
0,1945 %, Paprika kuning =0,1886 % , dan Paprika
hijau =0,1631 %.

Anda mungkin juga menyukai