Anda di halaman 1dari 11

Militer

• Militer merupakan sebuah organisasi yang paling sering melayani


kepentigan umum tanpa menyertakan orangorang yang menjadi
sasaran usaha-usaha organisasi itu. Militer adalah sesuatu profesi
sukarela karena setiap individu bebas memilih suatu pekerjaan di
dalamnya, namun ia juga bersifat memaksa karena para
anggotanya tidak bebas untuk membentuk suatu perkumpulan
sukarela melainkan terbatas kepada suatu situasi birokrasi.
Latar Belakang Historis

• Militer sudah terlibat dalam politik sejak sebelum lahirnya Orde Baru;
• Karakteristik perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mencakup gerakan poilitik
dan diplomasi,serta pertempuran bersenjata-memberikan konteks yang
unik.Konteks ini mendasari rumusan “ideologi” militer Indonesia : “dwi fungsi
ABRI”.
• Peran politik militer menguat seiring dengan pergolakan di daerah daerah dan
otoriterisme di pusat pemerintahan.
• Demokrasi Terpimpin Soekarno membuka jalan bagi peran polisi militer melalui
pembentukan Dewan Nasional demi memperkuat kepimimpinan Soekarno;
• Konfigurasi kekuasaan bertumpu pada tiga pilar : TNI,PKI, Dan Soekarno sebagai
penyeimbang atas rivalitas antar TNI dan PKI;
• Secara konsitusional,peran politik militer berlindung pada konsep “golongan
fungsional” yang harus terwakili dalam politik/parlemen,khusus MPR.
Orde Lama

• Faktor kemerdekaan menjadikan awal keterlibatan militer


Indonesia dalam peran politik, di masa orde lama, Soekarno
mengakomodasi militer di awal pemerintahannya dan bersitegang
serta menjadi faktor penentu lengsernya Soekarno sebagai
Presiden. Tampilnya militer di mata masyarakat sebagai aktor
penting ” pengaman ” keutuhan bangsa Indonesia dari aksi
radikalisme PKI menjadikan militer semakin dominan dalam
perpolitikan dan aktivitas ekonomi Indonesia.
Orde Baru

• Pada masa orde baru, Soeharto menempatkan militer sebagai


bagian penting dari alat melanggengkan dan memperluas
kekuasaan selain birokrasi dan teknokrat. ABRI dijadikan instrumen
penting dalam menjaga kebijakan kooperatisme. Dengan dalih
menjaga stabilitas, Soeharto memberikan banyak peran istimewa,
menempatkan banyak perwira sebagai menteri, gubernur,
walikota, bupati, irjen dan lain-lain. Posisi istimewa ABRI tidak
hanya pada ruang politik, namun berada pada ruang yang lain
seperti ekonomi
Upaya Memperkuat Posisi Dan Kelanggengan Dominasi Politik
Tentara Dalam Sistem Politik Indonesia Pasca Kejatuhan Soekarno

• Pelembagaan Ideologi Dwifungsi ABRI


• Pengembangan sebuah Sistem Kontrol Internal atas Institusi
Tentara
• Pengembangan sistem kontrol eksternal terhadap lembaga dan
kekuatan politik lain dengan mengefektifkan struktur organisasi
tentara
• Pelemahan terhadap partai politik, parlemen, serta lembaga-
lembaga lain
PERANAN MILITER PADA MASA REFORMASI

• Peranan politik, sosial, maupun ekonomi militer lambat laun


dikurangi sesuai dengan desakan reformasi, sehingga militer tidak
lagi menjadi kekuatan dominan.
Relasi Militer dan Politik

• Sistem Politik demokrasi senantiasa mengajarkan doktrin


“supremasi sipil”-poilitisi sipil harus mengendalikan militer
(sebagai bagian birokrasi yang profesional);
• Ketidakefektifan pemerintah sipil- terlalu banyak pertikaian politik
dan instabilitas,terutama negara demokrasi baru-tak jarang
mengguda militer unutk mengamnil alih kekuasaan
politik,termasuk melalui kudeta;
• Besar-kecilnya peran politik militer berbanding terbalik dengan
lemah-kuatnya konsolidasi demokrasi
Faktor Internal Intervensi Militer dalam Politik

• Perwira-perwira intervionis terutama didorong oleh motivasi untuk


membela atau memajukan kepentingan militer yang berlawanan
dengan norma
• Intervensi militer didorong oleh kepentingan kelas untuk membela nilai
nilai dan aspirasi kelas menengah yang darinya mereka berasal
• Kemahiran profesional dikalangan militer menyebabkan perwira
perwira percay bahwa mereka lebih mampu dari segi kepemimpinan
nasional dibanding kelompok sipil
• Intervensi Militer dalam politik sebagai akibat ambisi pribadi perwira-
perwira yang haus kekuasaan
Faktor Eksternal Intervensi Militer dalam Politik

• Intervensi militer dalam politik sebagai akibat dari struktur politik


masyarakat yang masih rendah dan rentan
• Kegagalan sistem politik dari kalangan sipil yang memerintah
• Kelompok sipil dianggap tidak mampu melakukan modernisasi
ekonomi
• Terjadinya disintegrasi nasional
Masa depan peran politik militer?

• Sangat ditentukan keberhasilan konsolidasi demokrasi- ada tidaknya


alasan intervensi militer;
• Kematangan politik sipil dan efektivitas institusi-institusi politik sipil :
partai politik,parlemen
• Peran masyarakat sipil demokrasi:
organisasi ,kemasyarakatan,kelompok-Kelompok gerakan, dan masih
banyak lagi apakah saling berkonflik dengan kekerasan atau
mengonsolidasikan partisipasi politik
• Keberhasilan otonomi daerahuntuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat

Anda mungkin juga menyukai