Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah Kimia Analitik | 1-B TLM’22

METODE ANALISIS
KUALITATIF
MENGGUNAKAN
KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS (KLT)
SLIDESMANIA.C

1
● Ovala Setiawan (P00341022099)
● Adam Fazly (P00341022070)
● Nur Aisyah Azzahra S. (P00341022052)
● Naila Putri Syahrani (P00341022053)
Kelompok ● Annisa Mutma Innah (P00341022062)
● Nur Maya Dzikra (P00341022063)
3 ● Wa Ode Zerlina (P00341022067)
● Widya Cahya Saputri B. (P00341022078)
● Nurafni Resta Anjani (P00341022094)
● Nur Sanda (P00341022095)
SLIDESMANIA.C

2
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponen komponennya
akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan
komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran.
Pengertian
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi
Kromatografi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan.
Lapis Tipis KLT dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya sebagai metode untuk
mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif. Kedua, dipakai untuk menjajaki system
pelarut dan system penyangga yang akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi
cair kinerja tinggi.
SLIDESMANIA.C

3
Kelebihan Kromatografi Lapis Tipis

1. Kromatografi Lapis Tipis hanya memerlukan alat


yang sederhana dan mudah didapatkan
2. Kromatografi Lapis Tipis merupakan metode
pemisahan zat kimia yang mudah dan cepat
3. Kromatografi lapis tipis hanya butuh sampel yang
sedikit sekali dan pekerjaannya dapat diulang
beberapa kali
4. Pemisahanan sampel lebih jelas dibandingkan
kromatografi kertas
5. Hasil pemisahan yang baik ternyata bahwa penyerap
dalam kromatografi lapisan tipis mempunyai
kapasitas yang lebih besar bila dibandingkan dengan
kertas.
SLIDESMANIA.C

4
Prinsip kerjanya memisahkan sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya
Prinsip
menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan
Kromatografi
Lapis Tipis fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang
ingin dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang
digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat
kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel
akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
SLIDESMANIA.C

5
Istilah-istilah dalam Kromatografi Lapis Tipis

- Pengembangan : Development = eluasi = elusi


- Eluen : Pelarut untuk pengembangan
- Eluat : Pelarut yang mengandung
analit hasil pemisahan dengan kromatografi
- Kromatogram : Gambar hasil pemisahan
- Kromatograf : Alat untuk kromatografi
- Rf (retardation factor) : Jarak migrasi analit dari titik
awal/ jarak migrasi fase gerak
setelah pengembangan.
SLIDESMANIA.C

6
- Alat : Beaker glass, chamber, lampu UV (bila diperlukan analisa dibawah sinar UV), gelas
arloji, pelat lembaran, neraca, spatula, kaca preparat kecil, kaca preparat (20 x 20 cm), gelas
ukur, pipet tetes, penyuntik sampel, penangas air, corong, batang pengaduk.
- Bahan : fase gerak (misal normal heksan (n-heksan)), kloroform, silica gel (berupa lembaran),
Cara dan sampel.
Penggunaan
Kromatografi 1. Sejumlah kecil spot larutan yang mengandung sampel diaplikasikan pada pelat, sekitar 1,5 cm
Lapis Tipis dari dasar pelat. Pelarut sampel diuapkan hingga habis, karena dapat mengganggu pemisahan.
Jika digunakan pelarut yang tidak volatil untuk melarutkan sampel, pelat harus dikeringkan
dalam bejana vakum.
SLIDESMANIA.C

7
2. Sejumlah kecil pelarut yang sesuai (eluen) dituangkan ke dalam gelas piala atau
wadah transparan yang sesuai dengan kedalaman paling tinggi 1 cm. Selembar
kertas saring diletakkan ke dalam bejana sehingga dasarnya menyentuh pelarut dan
kertas bersandar pada dinding bejana hingga hampir mencapai puncak bejana.
Cara Bejana ditutup dengan penutup kaca atau lainnya dan biarkan selama beberapa
menit untuk menaiki kertas saring dan menjenuhi ruang udara bejana.
Penggunaan
Kromatografi 3. Pelat KLT kemudian diletakkan di dalam bejana sedemikian rupa sehingga spot sampel tidak
mengenai permukaan eluen di dalam bejana, kemudian bejana ditutup. Pelat harus
Lapis Tipis dikeluarkan dari dalam bejana sebelum pelarut menyentuh bagian atas dari fasa diam
(meneruskan elusi hingga atas akan menghasilkan hasil yang menyesatkan), kemudian
dikeringkan.
SLIDESMANIA.C

8
Pelaksanaan Kromatografi Lapis Tipis

a. Fase diam
b. Fase Gerak
Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan
Dalam kromatografi, eluent adalah fasa gerak yang
penjerap berukuran partikel kecil dengan diameter
berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan
antara 10-30 µm. Semakin kecil ukuran rata-rata
(feed) untuk melewati fasa diam (adsorbent). Interaksi
partikel fase diam dan semakin sempit kisaran
antara adsorbent dengan cluent sangat menentukan
ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT
terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu
dalam hal efisiensi dan resolusinya. Penyerap yang
pemisahan komponen gula dalam tetes secara
pagar sering digunakan adalah silika dan serbuk
kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah
selulosa, sementara mekanisme sorpsi yang utama
umpan.
pada KL T adalah adsorpsi dan partisi.
SLIDESMANIA.C

9
Pelaksanaan Kromatografi Lapis Tipis

d. Deteksi Bercak
c. Penotolan atau pembercakkan Deteksi bercak pada KLT dapat dilakukan secara
kimia dan fisika. Cara kimia yang biasa digunakan
Untuk memperoleh roprodusibilitas, volume adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu
sampel yang ditotolkan paling sedikit 0,5 ul. pereaksi melalui cara penyemprotan sehingga
Jika volume sampel yang ditotolkan lebih besar bercak menjadi jelas. Cara fisika yang dapat
dari 2-10 ul, maka penotolan harus dilakukan digunakan untuk menampakkan bercak adalah
secara bertahap dengan dilakukan pengeringan dengan dengan cara pencacahan radioaktif dan
antar totolan. fluorosensi sinar ultraviolet. Fluorosensi sinar
ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat
berfluorosensi, membuat bercak akan terlihat jelas.
SLIDESMANIA.C

10
Pelaksanaan Kromatografi Lapis Tipis

e. Perhitungan Rf

Pada identifikasi noda atau penampakan noda,


jika noda sudah bewarna dapat langsung
diperiksa dan ditentukan harga Rf. Rf
merupakan nilai dari Jarak relative pada
pelarut. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang
ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak
tempuh oleh eluen (fase gerak) untuk setiap
senyawa berlaku rumus sebagai berikut :
SLIDESMANIA.C

11
Terima Kasih!
SLIDESMANIA.C

12

Anda mungkin juga menyukai