Anda di halaman 1dari 20

PENDEKATAN

KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU (KPP)

Dr Christina Widaningrum,MKes
Technical Adviser NLR
KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU

Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 2


Tahapan Perubahan Perilaku

Kebiasaan

Perilaku

Sikap /
keinginan

Sudah tahu

Belum tahu
3
PERILAKU TERJADI KARENA

Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 4


5
6
FOKUS PADA PERUBAHAN

“Apakah kita melakukan komunikasi” tetapi


“Apakah kita melakukannya dengan baik” dan
“Apakah itu mengarah pada perubahan” 7
Komunikasi Perbahan Perilaku (KPP) untuk
Kusta di daerah padat penduduk
• Ka Puskesmas (penanggung
• Petugas daerah binaan jawab)
• Petugas puskesmas • Dokter puskesmas
lainnya • Pengelola Promkes
Petugas kusta pusk

Kelompok potensial Masy Masyarakat


Daerah padat pdkk daerah padat
pddk
ASSET
 Tidak takut berlebihan terhadap kusta,
 Tidak takut utk memeriksakan diri
 Pasien kusta berobat teratur
 Petugas Kesehatan dan masyarakat membantu sesuai
peranannya
 Hidup berdampingan dengan OYPMK
 Tidak ada stigma
 Kontak bersedia minum obat pencegahan (Bila ada
prog pemberian obat pencegahan kusta) 8
Lokakarya Petugas Puskesmas
• Tujuan:
• Meningkatkan pengetahuan
• Merubah ke perilaku yang positif
• Berkontribusi sesuai tupoksinya
• Tahap pertama: lokakarya khusus (3-4 Jam)
• Tahap selanjutnya: digabungkan dalam lokmin
puskesmas
• Metode:
• Partisipatif
• BCC material 10
LOKA KARYA KELOMPOK POTENSIAL
MASYARAKAT DAERAH PADAT PENDUDUK
• Tujuan:
• Memberikan informasi yang benar tentang
kusta
• Meningkatkan pengetahuan kelompok potensial
• Perubahan ke perilaku yang positif
• Berkontribusi sesuai dengan profesinya
• Dilakukan minimal 2 kali setahun
• Metode:
• Partisipatif
• BCC material 11
PEMETAAN SASARAN
KOMUNIKASI PERUBAHAN PERILAKU

Teky Budiawan
NLR Senior Technical Advisor
NLR Leprosy program manager
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan topik ini, peserta diharapkan:


1. Dapat menentukan kelompok sasaran prioritas
komunikasi perubahan perilaku
2. Dapat menentukan sasaran dari tiap kelompok
3. Menentukan status (pengaruh vs perilaku) dari
setiap
sasaran bina DESAKU

Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 2


Sehubungan dengan stigma kusta, dan upaya
meningkatkan partisipasi dalam percepatan eliminasi
kusta, siapa yang menjadi sasaran prioritas / sasaran
strategis (aktor) untuk di intervensi agar memiliki
perilaku yang positif ?

1: Petugas puskesmas
2: Kelompok potensial masyarakat daerah padat
penduduk

Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 3


1. Petugas Puskesmas
1. Kepala puskesmas
2. Petugas promkes
3. Dokter/Petugas poliklinik
4. Petugas Kesehatan di desa / petugas Pembina desa
5. Bendahara puskesmas
6. Petugas UKS
7. Petugas P2
8. Petugas KIA
9. Petugas Kesling
10.dst
Modify Footer > Insert Tab > Header & Footer 4
2. Kelompok potensial masyarakat daerah padat penduduk:
ORANG-ORANG YANG BERPENGARUH, dan yang
dapat menjadi panutan bagi anggota masyarakat lainnya
1. Kader kesehatan
2. Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK)
3. Pemuka agama
4. Aparat desa
5. Badan Musyawarah Desa
6. Guru
7. Pengobat alternatif/traditional
8. Pimpinan organisasi desa lainnya (kelompok
wanita, organisasi pemuda dll) 5
Desa/Kelurahan:……………….
Tanggal:……………………………….

Daftar anggota Kelompok Potensial


No Nama Umur No HP Pekerjaan/ketokohan
1 Aparat desa/Imam masjid
2 Petani/kader kesehatan
3
4
5
6
7
8
9
10
….
PEMETAAN (ANALISA AKTOR)

Besar
PENGARUH

- PERILAKU/DUKUNGAN
+
7
CONTOH Pemetaan Sasaran

19
KESIMPULAN
1. Kegiatan KOTAKU (DPM & Daerah Padat Penduduk) adalah
salah satu upaya dalam program kusta untuk menurunkan
penularan kusta dan mempercepat eliminasi
2. Agar efektif dibutuhkan pendekatan komunikasi perubahan
perilaku.
3. Pendekatan komunikasi perubahan perilaku dapat dilakukan
untuk berbagai program
4. Kegiatan KOTAKU + KPP membutuhkan:
• Komitment yang kuat
• Cakupan dan Kualitas kegiatan yang baik
• Kegiatan yang berkesinambungan

20

Anda mungkin juga menyukai