penutup tanah Anastasia Desy Lusiana Ms, S.P • Keberhasilan usaha budidaya tanaman perkebunan tahunan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal (sifat genetik) maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang cukup berpengaruh terhadap keberhasilan usaha budidaya tanaman perkebunan tahunan adalah penanaman. Untuk meminimalkan kegagalan penanaman tersebut perlu memahami tentang pemilihan bibit, penentuan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, dan penanaman. a. Bibit Tanaman • Agribisnis tanaman perkebunan tahunan adalah penanaman investasi dalam jangka waktu yang panjang yaitu antara 20 – 30 tahun. Dimana tanaman sudah dapat berproduksi antara 4-6 tahun tergantung jenis tanamannya, misalnya tanaman karet dapat disadap pada umur 6 tahun. sehingga masa produksi bisa mencapai 24 tahun. Supaya masa produksi bisa optimal sesuai dengan harapan, maka semua rangkaian kegiatan budidaya harus dijalani dengan baik dan benar. Salah satu kegiatan yang sangat penting adalah pemilihan bibit yaitu varietas atau klon yang akan ditanam. • Pemilihan varietas atau klon merupakan hal yang sangat penting yang akan menentukan dimasa produksi. Kesalahan pemilihan varietas atau klon tersebut akan menimbulkan penyesalan selama masa produksi tanaman tersebut, karena ada kemungkinan produksi yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan, baik kualitas hasil maupun kuantitasnya. • Untuk menghindari kegagalan tersebut, maka dalam pemilihan varietas atau klon yang akan ditanam harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu keunggulannya, syarat tumbuhnya, dan tujuan penanaman. Perlu dipahami bahwa tidak ada varietas atau klon yang sesuai untuk semua lokasi, setiap varietas atau klon dirakit dari tetua mereka yang memiliki sifat unggul di satu lokasi namun kurang optimal di lokasi lainnya, dengan kata lain: satu varietas atau klon akan tumbuh dan berproduksi optimal pada agroekosistem yang sesuai dengan sifat-sifatnya. Berikut adalah contoh varietas atau klon yang dapat dipilih. 1) Varietas kelapa sawit unggul a) D X P Simalungun Potensi produksi TBS : 33 ton/ha/th. Produksi TBS rata-rata : 28,4 ton/ha/th. Potensi hasil (CPO) : 7,9 ton/ha/th. Potensi CPO rata-rata: 8,7 ton/ha/th. Rendemen minyak : 26,5%.Produksi minyak inti: 0,51 ton/ha/th. Kerapatan tanam : 130 – 135 pohon/ha. Pertumbuhan meninggi : 0,75 – 0,80 m/th. b) D X P Langkat Potensi produksi TBS : 31 ton/ha/th. Produksi TBS rata- rata : 27,5 ton/ha/th. Potensi hasil (CPO) : 7,5 ton/ha/th. Produksi CPO rata-rata : 8,3 ton/ha/th. Rendemen minyak : 26,5%. Produksi minyak inti : 0,51 ton/ha/th. Kerapatan tanam : 130 – 135 pohon/ha. Pertumbuhan meninggi : 0,75 – 0,80 m/th. • c) D X P Bah Jambi Potensi produksi TBS : 32 ton/ha/th. Produksi TBS rata-rata : 22 – 24 ton/ha/th. Potensi hasil (CPO) : 7,4 ton/ha/th. Produksi CPO rata-rata : 5,7 – 6,2 ton/ha/th. Rendemen minyak : 23 – 26%. Produksi minyak inti : 0,62 ton/ha/th. Kerapatan tanam : 130 pohon/ha. Pertumbuhan meninggi : 0,65 – 0,85 m/th. • d) D X P Dolok Sinumbah Potensi produksi TBS : 31 ton/ha/th. Produksi TBS rata-rata : 24 – 27 ton/ha/th. Potensi hasil (CPO) : 7,7 ton/ha/th. Produksi CPO rata-rata : 6,0 – 6,75 ton/ha/th. Rendemen minyak : 23 – 25%. Produksi minyak inti : 0,56 ton/ha/th. Kerapatan tanam : 130 pohon/ha. Pertumbuhan meninggi : 0,65 – 0,85 m/th