Anda di halaman 1dari 43

ANESTESIA PADA ACUTE CARE SURGERY (ACS)

Definitive Surgery for Trauma and Acute Care Surgery


The College of Surgeons of Indonesia
First Edition, 2019

1
TEAM WORK

• Good surgery deserves good anesthesia. Emergency surgery


requires it.
- anonymous

• Surgeons and anesthesiologist must work together to bring


their patients the best possible outcomes, and this is especially
true in emergencies.
-Omid Moayed and Richard P Dutton
KATEGORI PASIEN BERDASAR PRIORITAS

• Keadaan yang mengancam nyawa :


– Gangguan sistem pernapasan akut
– Perdarahan aktif
– Tekanan intra kranial yang tinggi
– Gawat janin

Harus dikerjakan sekarang bila perlu di tempat


- DO IT NOW -
.......lanjutan
• Pasien yang harus segera “dikerjakan” (urgent)
– Cedera dengan luka terbuka
– Pengendalian sumber infeksi (source control)
– Hernia incarcerata

• Pasien dalam keadaan musibah mendadak :


– Fracture tulang belakang stabil
– Luka daerah wajah
– Laparatomi “diagnostik”
PENGKAJIAN PRE OPERATIF

• Pengkajian pre operatif pada kasus ACS sangat penting dan mutlak
harus dikerjakan
– Primary survey
– Resusitasi agar laik operasi
– Merencanakan teknik dan cara anestesia
PRIMARY SURVEY

• Airway : bagaimana patensi jalan napasnya


• Breathing : bagaimana penapasannya (ventilasi)
• Circulation : bagaimana perfusinya
• Disability : penilaian status neurologi (tingkat kesadaran),
dikerjakan setelah gangguan yang mengancam nyawa diselesaikan.
PENYEBAB GANGGUAN KESADARAN
(CEMENTED)
Circulasi → gangguan aliran darah di otak
Endokrin → gangguan endokrin : hipo / hiperglikemia, hipotiroid,
hipoadrenal.
Metabolisme → gangguan metabolisme : coma hepatikum, coma
uremikum
Elektrolit → gangguan elektrolit (Na, K)
Neoplasma → tumor otak.
Trauma → trauma kepala (CKB, CKR)
Epilepsi
Drug → penyalah gunaan obat, keracunan obat
RESUSITASI PRE OPERATIF

• Target akhir resusitasi ialah terjaminnya oksigenasi jaringan (sel),


agar bisa terjadi metabolisme yang normal, sehingga energi yang
dihasilkan sesuai dengan energi yang dibutuhkan.

Parameter apa mengetahui oksigenasi sel tercukupi


DO2 = CO x CaO2
(HR x SV) (1,34 x Hb x SaO2 + 0,03 x PaO2)
OPTIMALISASI CARDIAC OUTPUT
(PERFUSI)
• PRELOAD:
– Mencukupi volume cairan di ventrikel agar stroke volume
optimal.
• KONTRAKTILITAS:
– Mengusahakan agar kontraksi otot jantung memadai.
• AFTERLOAD:
– Menjaga agar tahanan pembuluh darah termasuk
mikrosirkulasi optimal agar perfusi optimal.
• HEART RATE:
– Mengusahakan agar ritme jantung baik.
OPTIMALISASI SISTEM PERNAPASAN
(KANDUNGAN OKSIGEN DARAH)

• Jalan napas yang paten.


• Ventilasi yang baik:
– Frekuensi napas yang adekuat (sesuai dengan umur pasien).
– Volume tidal yang cukup (sesuai bb ideal).
– Irama napas yang teratur
PEMBERIAN O2
(TERAPI O2)

• Diberikan atas dasar kebutuhan dan kecukupan


• Target : SaO2 ≥ 92-94 %

Bgaimana cara terapi O2 ?


PEMILIHAN TEKNIK dan CARA ANESTESIA

Dasar pertimbangan pemilihan teknik anestesia :


1. Teknik dan lama pembedahan yang akan dikerjakan.
2. Keadaan umum pasien (fungsi semua sistem tubuh)
3. Co-morbid yang ada pada pasien.
4. Riwayat anestesia yang pernah dialami (kalau ada).
DERAJAD KONDISI PASIEN BERDASAR ASA

Gwenda Cavill and Karen Kerr,


In Fundamentals of Anaesthesia 4 th ed, 2016
STANDAR MONITOR (BERDASAR ASA)
1. Petugas anestesia harus selalu berada di tempat.
2. Ventilator dengan sistem alarm (O2, disconnection).
3. Monitor tanda vital yang kontinyu:
1. Tekanan darah
2. SpO2
3. EKG
4. Respirasi
5. Temperatur
4. Capnography
KEGAWAT DARURATAN BIDANG INTRA-KRANIAL

• Prinsip pengelolaan :
– Mempertahankan kecukupan Cerebral Perfusion
Pressure (CPP)
– Rumus: CPP = MAP – ICP
– Harga normal :
• CPP = 60 – 100 mmHg.
• ICP = < 20 mmHg.
CPP = MAP - ICP
ACUTE ABDOMEN

• Yang perlu diperhatikan ialah kemungkinan adanya intra


abdominal hypertension (IAH) atau abdominal compartemen
syndrome (ACS).

Traumatic Injury Ascites / Fluid Abdominal Tumor


Bagaimana mengukur IAP
TEKANAN INTRA ABDOMINAL

Dewasa normal 0 - 5 mmHg

Intra Abdominal hipertension grade I 12 – 15 mmHg

Intra Abdominal hipertension grade II 16 – 20 mmHg

Intra Abdominal hipertension grade III 21 – 25 mmHg

Intra Abdominal hipertension grade IV > 25 mmHg

Abdominal Compartement Syndrome > 20 mmHg + organ


dysfunction
PRINSIP PENGELOLAAN PADA IAH
• Usahakan agar APP (abdominal perfusion pressure) > 60 mmHg
• Rumus :
– APP = MAP – IAP
• APP : Abdominal perfusion pressure
• MAP: Mean arterial pressure
• IAP : Intra abdominal pressure
ORTHOPEDIC EMERGENCIES
• Pada fraktur tulang panjang, hal yang harus diperhatikan Fat
Embolus Syndrome (FES).
• Tanda dan gejala:
– hipertensi pulmonal yang mendadak
– Wheezing
– Hipotensi
– Desaturasi
– Petechiae
– DIC
PENGELOLAAN FES
• Infus cairan
• Adrenalin
• Terapi suportif
– terhadap gagal organ paru (ARDS).
– koagulopati
• Pencegahan :
– Pemberian infus cairan yang agresif sebelum manipulasi
fraktur.
PEDIATRIC EMERGENCIES
Hal hal yang perlu diperhatikan :
1. Kurang kooperatif dibanding dewasa.
2. FRC yang rendah  mudah terjadi desaturasi.
3. Sistem pernapasan yang rentan mengalami masalah sebelum
terjadi kegawatan bedah.
4. HR merupakan variabel dominan untuk CO.
5. Mudah kehilangan panas badan.
6. Peka terhadap obat narkotik dan sedativ.
RINGKASAN

• Prinsip dasar melakukan anestesia pada acute care surgery


ialah mempersiapkan pasien yang dalam keadaan darurat
seoptimal mungkin agar penyulit akibat anestesia dan
pembedahan bisa dikurangi.
• Tidak ada teknik anestesia yang paling baik, namun ada
anestesiologist yang baik.
?
27
TERIMA KASIH
29
OBJECTIVES

To discuss:

30
SUMMARY

31
THANK YOU

32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43

Anda mungkin juga menyukai