everyone
Kelompok 5:
1. Aulia Putri Rizqika 201110019
2. Antonio 201110020
3. Ahmad Rofi'i 201110044
4. Muhamad syafery 201110021
Lembaga”
Pemerintahan
What do you think?
Lembaga
negara indonesia:
Lembaga-lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UUD, UU, atau oleh
peraturan yang lebih rendah. Lembaga negara di tingkat pusat dapat dibedakan
dalam empat tingkatan kelembagaan yakni:
1. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD seperti Presiden, Wakil
Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK, dan KY;
2. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU seperti Kejaksaan Agung, Bank
Indonesia, KPU, KPK, KPI, PPATK, Ombudsman dan sebagainya;
3. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah atau Peraturan
Presiden; dan
4. Lembaga yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri.
Tugas Lembaga Negara Secara Umum
1. Menjaga kestabilan keamanan, politik, hukum, Hak Asasi Manusia
(HAM), dan budaya dalam suatu negara yang bersangkutan.
2. Menciptakan suatu lingkungan negara yang kondusif, aman, dan
harmonis.
3. Menjaga penghubung antara negara dengan rakyat.
07. Komisi Yudisial (ky)
Komisi Yudisial Republik Indonesia atau cukup disebut Komisi Yudisial (disingkat
KY RI atau KY) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berwenang
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain
dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim. Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang
bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur
tangan atau pengaruh kekuasaan lainnya. Komisi Yudisial bertanggung jawab
kepada publik melalui DPR dengan cara menerbitkan laporan tahunan dan
membuka akses informasi secara lengkap dan akurat.
Tugas BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara
lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan
Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan
negara.
Praktik jual beli pasal yang dilakukan para oknum DPR RI
- Sikap (beberapa oknum) DPR yang tidakprofesional dalam membuat UU, karena
terdapat akomodasi kepentingan pihak-pihak tertentu.- (beberapa oknum) DPR
terlalu memaksakan ketentuan yang tidak prorakyat,yang tak lepas dari indikasi
praktik kotor seperti kompromi dan jual beli pasal dalam pembahasan UU.- Masih
banyak legislator yang tidak paham latar belakang serta arti filosofis dari
pembuatan suatu UU.-(beberapa oknum)- Sifat beberapa oknum DPR yang
cenderung pragmatis-hedonis dan suka hidup bermewah- mewah.- Birokrasi yang
rusak dan tidak transparan kepada masyarakat. Ada tukar menukar isi pasal antar
pemain
Solusinya
Seharusnya isu jual beli pasal UU di lingkungan anggota DPR dapat dijadikan bahan
pembelajaran dan introspeksi diri, bukan malah jadi ajang silang pendapat atau
bahkan ramai- ramai membantahnya oleh pihak DPR. Kalaupun memang itu
terus-terusan dibantah, bukan membuat rakyat bersimpati kepada DPR, tetapi
malah semakin membuat rakyat tak percaya terhadap kinerja mereka. Karena
saat ini rakyat semakin bijak dalam menilai mana yang benar dan mana yang
salah. Selain itu juga, dalam membongkar praktik jual beli pasal ini, tentunya
dibutuhkan penegakan hukum yang tegas yang dapat memutus jaringan-jaringan
kolusi modal, serta diperlukan keberanian untuk menindak pejabat negara yang
melakukan lobi-lobi illegal, karena praktik semacam ini jelas-jelas sangat
merugikan negara, terutama rakyat sebagai pihak yang paling dirugikan.
Makasih
ya ges ya
Mari bertanya….
Jangan yang sulit ya xixi