Gambar 1. Representatif skematis mengenai dasar neurofisiologis sesak napas yang dirasakan
oleh manusia normal saat latihan
Laveneziana P. Dyspnoea. Dalam: Rohde G, Palange P, editors. ERS handbook: Respiratory medicine. Edisi ke-3. European Respiratory Society; 2019. h. 97-107.
Sesak napas sebagai usaha bernapas
Sinyal diteruskan
Motor korteks ke interneuron
menigkatkan
Ventilasi ↑ sinyal motorik ke
kortikal pada
korteks sensoris
otot pernapasan Ventilasi ↑
Ada kemungkinan upaya bernapas berasal dari aktivasi spontan
korteks sensoris dan kontraksi otot pernapasan
Laveneziana P. Dyspnoea. Dalam: Rohde G, Palange P, editors. ERS handbook: Respiratory medicine. Edisi ke-3. European Respiratory Society; 2019. h. 97-107.
Sesak napas sebagai sensasi air hunger
Ventilasi ↓ Tidak ada upaya Sesak napas
bernapas oleh
(Rangsang CO2↓) otot pernapasan (air hunger)
Korteks sensori
Reseptor regangan perifer tidak mendapat Sesak napas
dihambat informasi ttg (air hunger)
respon ventilasi
Intensitas sesak napas tergantung pada besarnya ketidakseimbangan faktor motoric yg dirangsang scr
kimiawi dengan hambatan yang sedang berlangsung, yg menandakan tingkat ventilasi.
Laveneziana P. Dyspnoea. Dalam: Rohde G, Palange P, editors. ERS handbook: Respiratory medicine. Edisi ke-3. European Respiratory Society; 2019. h. 97-107.
Mekanisme sesak napas
Input saraf yang mencapai kortex somatosensoris dan berkonstribusi terhadap sesak napas,
berasal dari
1. Informasi afferent yang telah diubah, berasal dari reseptor di jalan napas (pulmonary
stretch receptors, C fibers), paru (pulmonary stretch receptors, C fibers, dan J receptors),
locomotor peripheral dan otot pernapasan (serabut otot, tendon golgi, serabut saraf aferen
tipe 3 dan 4);
2. umpan balik dari kemoreseptor pusat dan perifer membawa informasi mengenai cukup
tidaknya ventilasi paru serta pertukaran gas;
3. Peningkatan aliran corollary central dari batang otak dan pusat motorik kortikal
Mahler DA, O’Donnell DE. Recent advances in dyspnea. Chest. 2015; 147:232-241. Available from: doi: 10.1378/chest.14-0800
Etiologi
Peningkatan • Asma
Resistensi Sal.
• PPOK
Napas
Peningkatan • Fibrosis Intertitial
Resistensi Sal.
• Edema Paru
Napas
Frekuensi Kasus di UGD
Nama Penyakit Presentase
Asma 20 - 30
Jantung 15
ILD 5 - 15
PPOK 3 - 15
Psikologis 5 – 25
Deconditioning & Obesitas 5 – 15
Kelainan pembuluh darah paru 5
Unexplain Upper Airway 5–7
Neuromuskular 5
Endokrin dan Gastrointestinal 5
Gagal Napas Akut
• Terjadi saat paru tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh
• Peran paru : Oksigenasi darah dan membuang CO2
• Terbagi atas :
• Gagal napas Hipoksemik Tekanan O2 dalam darah arteri (PO2) < 50 mmgHg
• Gagal napas Hiperkapnik Tek. CO2 dalam darah arteri (PCO2) > 50 mmHg
• Gagal Napas Campuran
Gagal Napas Hipoksemik
• Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
• Penurunan difusi O2
• Hipoventilasi Alveolar
• Daerah Ketinggian tertentu dengan tekanan o2 yang rendah dan kadar O2
yang tipis
• Etiologi :
• Infeksi Paru
• Tumor Paru
• Trauma : Laserasi, Kontusio paru
• Lain-lain : Bronkospasme, atelectasis, peny. Paru intertitial, emboli paru, fibrosis
kistik.
Gagal Napas Hiperkapnik
• Penyebab : faktor2 yang berperan dalam Ventilasi semenit alveolar (Volume
tidal, dead space dan laju napas)
• Fungsi Otot pernapasan yang terganggu
• Beban kerja ventilasi berlebihan
• Gangguan transmisi neuromuscular
• Gangguan pemicu pusat pernapasan
1. Sianosis Sentral
Pada sianosis sentral terdapat darah yang tidak tersaturasi oleh
oksigen atau terdapat derivat hemoglobin yang abnormal
seperti MetHb atau SuHb. Secara umum sianosis sentral
disebabkan oleh hipoksia hipoksik, yang umumnya terlihat
pada bibir, lidah dan telinga.
2. Sianosis Perifer
Penyebab tersering sianosis perifer adalah vasokonstriksi seperti pada
pajanan udara dingin atau air, atau obstruksi arteri atau vena, karena itu
sering disebut stagnant hypoxia. Sianosis perifer biasanya terlihat lokal,
pada ujung jari daerah yang mengalami obstruksi.
Penyebab Sianosis
Sianosis Sentral Sianosis Perifer
A. Penurunan Saturasi Oksigen A. Penurunan Cardiac Output
- Penurunan tekanan udara pada ketinggian B. Pajanan Dingin
- Terganggunya fungsi paru C. Redistribusi darah dari perifer
- Pirau anatomik D. Obstruksi arteri perifer
- Bentuk Hemoglobin dengan afinitas yang rendah E. Obtsruksi vena perifer
terhadap oksigen
B. Abnormalitas Hemoglobin
- Methemoglobinemia-herediter atau didapat
- Sulfhemoglobinemia-didapat
- Karboksihemoglobinemia (bukan sianosis sebenarnya)
Sesak napas pada kondisi klinis
Asma otot inspirasi
Otot ispirasi harus meregang maksimal antisipasi retensi aliran
udara yg menyertai bronkokonstriksi
Hiperinflasi otot inspirasi memendek kurang optimal untuk
regangang paru
Hiperinflasi mengubah jarak jari-jari lengkung diagfragma (lebih
kecil) kerugian mekanis dan beban untuk otot ispirasi
Output motoric pernapasan meningkat upaya oto pernapasan
meningkat sesak napas
Manning HL, Mahler DA. Pathophysiology of dyspnea. N Engl J Med. 2006; 325-330. Available from: doi: 10.1056/NEJM199512073332307
PPOK
• Beban kerja otot pernapasan berat
• Peningkatan ventilasi ruang rugi
• Kadar produksi Co2 yang meningkat reseptor mekanis yang peka
terhadap kompresi/ perubahan tekanan transmural dinding jalan
napas
Manning HL, Mahler DA. Pathophysiology of dyspnea. N Engl J Med. 2006; 325-330. Available from: doi: 10.1056/NEJM199512073332307
Ilustrasi bentuk sesak napas secara neurobiologis pada pasien PPOK
Mahler DA, O’Donnell DE. Recent advances in dyspnea. Chest. 2015; 147:232-241. Available from: doi: 10.1378/chest.14-0800
Penyakit paru interstitial
Merupakan kelaian yang ditandai dengan peradangan dan atau fibrosis pada
parenkim paru
Sesak napas peningkatan neural respiratory drive (NRD)
Keterbatasan ekspansi volume tidal
Komplians paru berkurang
Peningkatan ruang rugi
Gangguan pertukaran gas paru
Sesak napas
Peningkatan ventilasi istirahat
Respon ventilasi yang berlebihan saat aktifitas
Peningkatan output motoric pernapasan peningkatan usaha pernapasan
sesak saat istirahat
Manning HL, Mahler DA. Pathophysiology of dyspnea. N Engl J Med. 2006; 325-330. Available from: doi: 10.1056/NEJM199512073332307
Schaeffer MR, Molgat-Seon Y, Ryerson CJ, Guenette JA. Supplemental oxygen for the management of dyspnea in interstitial lung disease. Curr Opin in Support Palliat Care 2019. 13(3), 174–178. Available from:
doi:10.1097/spc.0000000000000434
Penyakit neuromuscular
Penyakit neurologis mempengaruhi fungsi otot
Myastenia gravis
Penurunan kekuatan otot ventilasi ( otot ispirasi/kombinasi otot inspirasi dan
ekspirasi) penurunan kapasitas vital
Diperlukan drive/upaya bernapas yang lebih besar untuk mengaktifkan otot pernapasan
Parkinson
Kecemasan
Penurunan fungsi kontrol ventilasi
Spinal muscular atropy/muscular dystrophies pengurangan sistem komplians
paru
berkurangnya volume paru progresif akibat kolaps alveolar dan mikroatelektasis
Perubahan pada otot dinding dada dan persendian rongga dada scr signiffikan
Manning HL, Mahler DA. Pathophysiology of dyspnea. N Engl J Med. 2006; 325-330. Available from: doi: 10.1056/NEJM199512073332307
Benditt JO. Respiratory care of patients with neuromuscular disease. Respiratory Care 2019. 64(6), 679–688. Available from: doi:10.4187/respcare.06827
Edmundson C, Bird SJ. Acute manifestation of neuromuscular disease. Semin Neurol 2019; 39:115–124. Available from: https://doi.org/10.1055/s-0038-1676838.
Chertcoff A, Saucedo M, Bandeo L, Pantiu F, León Cejas L, Borsini, et. all. Clinical Reasoning: A 54-year-old man with dyspnea and muscle weakness. Neurology, (2019). 92(10), e1136–e1140. Available from: doi:10.1212/wnl.0000000000007040
Baille G, Perez T, Devos D, Machuron F, Dujardin K, Chenivesse C, et. Al. Dyspnea Is a Specific Symptom in Parkinson’s Disease. Journal of Parkinson’s Disease 2019, 1–7. Available from: doi:10.3233/jpd-191713
Obesitas
Terjadi kondisi peradangan kronis tingkat rendah produksi
mediator inflamasi
mempengaruhi otot pernapasan dgn mengubah sifat kontraktil otot napas
menurunkan kontraktilitas diagfragma
Peningkatan fungsi motorik otot pernapasan akibat perubahan
total complians sistem respirasi
Resistensi jalan napas
↑ tek. Transmural di dinding bronkial
Obstruksi jalan napas oleh penumpukan lemak atau lemahnya tonus otot
faring
↓ volume paru pada end-ekspirasi (EELV) ↓ functional residual capacity
(FRC)
Severin R, Bond S, Mazzuco A, Silva AB, Arena R, Philips S. Obesity and respiratory skeletal muscles. Elsevier Inc. 2019; 197-210. Available from: https://doi.org/10.1016/B978-0-12-810422-4.00034-8
Kang YE, Kim JM, Joung KH, Lee JH, You BR, Choi MJ, et al. The roles of adipokines, proinflammatory cytokines, and adipose tissue macrophages in obesity-associated insulin resistance in modest obesity and early metabolic dysfunction. PLoS One 2016;11(4):1-14. Available from:
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0154003.
Berger D, Bloechlinger S, von Haehling S, Doehner W, Takala J, Z’Graggen WJ, et al. Dysfunction of respiratory muscles in critically ill patients on the intensive care unit. J Cachexia Sarcopenia Muscle 2016;7 (4):403_12. Available from: https://doi.org/10.1002/jcsm.12108.
Langkah Diagnosis dan Evaluasi Keluhan Sesak
Step I. Penilaian awal
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Foto thoraks
Spirometri
Pulse Oxymetri
Step II. Pemeriksaan Terfokus
FOB
EKG
Spirometri
Laboratorium
Step III. CPET (Cardio exercise testing)
Menentukan pola dari respon pasien terhadap Latihan fisik
Alur diagnostik Sesak
Pasien dengan kecurigaan sesak napas kronik
Kronik
Ya Tidak
• Elektrokardiogram
• Deconditioning
• Emboli paru kronik
Penilaian sesak napas
Evolusi
Sederhana pertanyaan “ya” atau “tidak”
Skala dan kuisioner menilai aspek penyebab sesak
Skala penilaian
the Medical Research Council (MRC) dyspnoea scale
the Baseline Dyspnoea Index
cardiopulmonary exercise testing (CPET) aktifitas 10 poin skala
borg
the visual analogue scale (VAS) atau NRS
Williams MT, Johnston KN. Multidimensional measurement of breathlessness. Curr Opin in Support Palliat Care 2019.13(3), 184–192. Available from: doi:10.1097/spc.0000000000000436
Penilaian sesak napas
Instrument menilai scr global dimensi afektif, berlaku untuk berbagai
kelompok pasien cepat dan mudah diselesaikan
Instrumen yg dapat digunakan:
Dyspnea-12 (D-12),
Cancer Dyspnoea Scale (CDS)
Dyspnoea- ALS- scale (DALS-15)
Multidimentional Dyspnoea Profile (MDP)
The Respiratory Distress Observation Scale (RDOS)
the Dalhousie Dyspnea Scale,
perceived Exertion Scale dan
The Pediatric Dyspnea Scale
Banzett RB, Moosavi SH. Measuring dyspnoea: new multidimensional instruments to match our 21st century understanding. Eur Respir J 2017; 49: 1602473. Available from: https://doi.org/10.1183/13993003.02473-2016.
Williams MT, Johnston KN. Multidimensional measurement of breathlessness. Curr Opin in Support Palliat Care 2019.13(3), 184–192. Available from: doi:10.1097/spc.0000000000000436
Hashimoto H, Kanda K. Development and validation of the Total Dyspnea Scale for Cancer Patients. European Journal of Oncology Nursing, 2019; 41, 120-125. Available from: doi:10.1016/j.ejon.2019.05.007
Sesak Napas Index
Derajat Derajat deskripsi keluruhan pernafasan pasien deksripsi
1 Ringan Ringan
3 Berat Berat
Menurunkan atau mengatasi hiperinflasi paru Pembedahan untuk mengurangi volume paru : Continuous positive
airway pressure (CPAP)
Menurunkan beban resistik Terapi farmakologi
Mekanisme Patofisiologi Penatalaksanaan
Laveneziana P. Dyspnoea. Dalam: Rohde G, Palange P, editors. ERS handbook: Respiratory medicine. Edisi ke-3. European Respiratory Society; 2019. h. 97-107.
Kesimpulan
1. Sesak napas merupakan pengalaman subjektif dari ketidaknyamanan
bernapas berupa sensasi kualitatif dengan intensitas yang bervariasi.
2. Sensasi sesak napas, yaitu usaha bernapas, tightness dan air hunger.
3. Komponen sesak napas yaitu sensoris, impuls afferent, faktor psikologis
dan neuromodulasi.
4. Instrumen penilaian sesak napas harus memberikan nilai secara global
tunggal yang mencakup dimensi afektif, berlaku untuk berbagai
kelompok pasien, cepat dan mudah.
5. Penanganan sesak napas harus sesuai dengan patofisiologi penyakit
yang mendasarinya, sehingga dalam beberapa kasus dibutuhkan
beberapa jenis intervensi yang bersinergi untuk mendapatkan hasil
yang efektif.
Terima Kasih
Skala borg