Aswaja Dalam Ber-fikih

• Berfikih aswaja adalah melakukan salah-satu dari empat madhab

• Orang hidup butuh fikih yg digali dari Al Qur’an-As Sunah dengan akal manusia yg berbeda-
beda, maka corak ber-fikih Aswaja sangat penting dengan Langkah sbb:
1. Dengan melaksanakan ibadah dan syariat mengikuti salah satu dari Imam Mazhab yang 4,
yaitu Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafei dan Mazhab Hambali.
2. Tidak mengakuinya pendapat madlhabnya paling benar
3. Meyakini pada yang dianut (Imam madlhabnya) kapabelitas ketaqwaan dan keilmuan
4. Tidak fanatic –buta-
• Hukum bermadlhab wajib bagi orang yg tidak mampu ijtihad, muqallid (awam) sebagaimana
di lakukan oleh para ulama’: 1) menisbatkan dirinya ke madlhab tertentu 2) banyak karya buku
ُ ‫وا َأ ْه َلا ل ِّذ ْك ِر ِإ‬
para ulama’, ‫ وما ك انا لمؤمنونل ينفروا ك افة‬،‫نك نتُ ْم الَ تَ ْعلَ ُمون‬ ْ ‫فَ ا ْسَأ ُل‬. . . .
• Dan tidak diperbolehkan bagi orang yg mampu menggali hukum sendiri seperti Para Imam
Madhab
• Faktor bermadlhab terbatas pada 4 madlhab:
a. Selain 4 madlhab banyak tidak eksis (terlestarikan/terkodifikasi)
b. Pendapat-pendapat selain madlhab 4 (Tsauri, ‘Auza’I, Laits, Dlohiri dsb) mayoritas sudah
tercakup dalam 4 malhab
c. Bila keluar dari selain 4 madlhab maka seperti tidak melakukan tradisi ulama’ yg
• Pindah madlhab diperbolehkan sebgaimana beberapa ulama’ seperti Ibnu Daqiqil
‘Ied dari Maliki ke madlhab Syafi’I, Imam At Thahawi dari syafi’i ke madlhab Hanafi,
hal ini boleh terjadi dengan syarat sbb:
1. Tidak ada dalil yg mengharuskan/wajib ikut 1 madhab saja
2. Pindak madlhab seperti halnya berpindah menggunakan salah satu pendapat ke
pendapat yg lain
3. Krna ada yg di angap lebih kuat di antara beberapa pendapat
4. Tidak tercampuri tujuan keduniaan dan hawa nafsu
5. Dasar ber-fikih adalah harus dengan dasar beragama adalah mudah
• Syaikhul Azhar Sayid Ali Tanthawi dan beberrapa ulama’ azhar lainyanya menekankan
untuk pendekatan antara madlhab walaupun syi’ah atau lainnya dg beberapa hal:
1. Satu syahadat
2. Berbeda tidak dalam hal pokok agama tapi dalam furu’iyah seperti fikih dsb