Anda di halaman 1dari 69

Instrument International dan

Kerangka Hukum Nasional Terkait Hak


Anak Saksi dan Anak Korban
Oleh : Apong Herlina, SH.MH
• Kompetensi Dasar
1. Memahami Instrumen Internasional dan Kerangka Hukum
Nasional terkait hak Anak Korban dan Anak Saksi
2. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar Instrumen
Internasional dan Kerangka Hukum Nasional dalam
pelaksanaan tugas

• Indikator Keberhasilan
Di akhir pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep terkait hak Anak Korban dan Anak Saksi
2. Mengidentifikasi hak Anak Korban dan Anak Saksi berdasarkan
Instrumen Internasional dan Kerangka Hukum Nasional.
3. Menerapkan prinsip-prinsip dasar Instrumen Internasional Dan
Kerangka Hukum Nasional Terkait Hak Anak Korban dan Anak
Saksi dalam pelaksanaan tugas
SIAPA KORBAN DAN SAKSI

• SIAPA ANAK ?
• SIAPA ABH
• SIAPA KORBAN DAN SAKSI
• MENGAPA HARUS DILINDUNGI ?
• BAGAIMANA CARA MELINDUNGINYA ?
(DITINGKAT PENYIDIKAN, PENUNTUTAN DAN
PERSIDANGAN)
• DIMANA DIATURNYA ?
Definsi ANAK
“Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan
belum pernah kawin” ( UU No. 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak Pasal 1 angka 2

Setiap manusia di bawah 18 tahun, kecuali menurut UU yg


berlaku untuk anak-anak, kedewasaan telah dicapai lebih cepat
(Psl 1 Konvensi Hak Anak/ Kepres 36 Tahun 1990).

Setiap manusia yg berusia di bawah 18 tahun dan belum


menikah, termasuk anak yg masih dalam kandungan apabila hal
tsb adl demi kepentingannya (Psl 1 (5) UU No. 39 Tahun 1999 Ttg
HAM)

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)


tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (UU PA)
Siapa Yang Dimaksud Dengan Anak ?
 Anak :
• seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan”. (UU No.23 tahun 2002
yang dirubah dengan UU No 35 tahun 2014 dan dirubah kedua kalinya dengan UU No. 17
tahun 2016 tentang Perlindungan Anak )
Siapakah ABH ?
 Anak yang Berhadapan dengan
Hukum adalah anak yang berkonflik
dengan hukum, anak yang menjadi
korban tindak pidana, dan anak yang
menjadi saksi tindak pidana.
 (Pasal 1 angka 2 UU SPPA)
ANAK BERKONFLIK
DENGAN HUKUM
(PELAKU)
ABH
ANAK
BERHADAPAN ANAK KORBAN
DENGAN
HUKUM
ANAK SAKSI
Anak Berkonflik
Dengan Hukum

 Anak yang Berkonflik dengan


Hukum yang selanjutnya disebut Anak
adalah anak yang telah berumur 12 (dua
belas) tahun, tetapi belum berumur 18
(delapan belas) tahun yang diduga melakukan
tindak pidana.
 (Pasal 1 Angka 3 UU SPPA)
Anak Korban

 Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana


yang selanjutnya disebut Anak Korban
adalah anak yang belum berumur 18
(delapan belas) tahun yang mengalami
penderitaan fisik, mental, dan/ atau kerugian
ekonomi yang disebabkan oleh tindak
pidana.
[Pasal 1 butir 4 UU no. 11/2012]
Anak Saksi

Anak yang Menjadi Saksi Tindak Pidana yang


selanjutnya disebut Anak Saksi adalah anak yang belum
berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat
memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan
tentang suatu perkara pidana yang didengar, dilihat,
dan/atau dialaminya sendiri.
[Pasal 1 butir 5 UU no. 11/2012]
Who is the VICTIM?

 “Victims” means persons who, individually or


collectively, have suffered harm, including physical
or mental injury, emotional suffering, economic
loss or substantial impairment of their
fundamental rights, through acts or omissions that
are in violation of criminal laws operative within
Member States, including those laws proscribing
criminal abuse of power.

(Deklarasi Prinsip-Prinsip Dasar Keadilan Bagi Korban Kejahatan dan


Penyalahgunaan Kekuasaan )
Definisi Korban

 “Korban” adalah orang, baik secara individu atau


kolektif, telah menderita kerugian, termasuk luka fisik
atau mental, penderitaan emosional, kerugian
ekonomi atau tercederai hak asasinya, melalui
tindakan yang sengaja atau tidak disengaja yang
bertentangan dengan hukum pidana yang berlaku di
Negara-negara Anggota, termasuk hukum yang
melarang penyalahgunaan kekuasaan.

(Deklarasi Prinsip-Prinsip Dasar Keadilan Bagi Korban Kejahatan dan Penyalahgunaan


Kekuasaan )
Definisi Anak Korban

• Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana


yang selanjutnya disebut Anak Korban adalah
anak yang belum berumur 18 (delapan belas)
tahun yang mengalami penderitaan fisik,
mental, dan/ atau kerugian ekonomi yang
disebabkan oleh tindak pidana.
[Pasal 1 butir 4 UU no. 11/2012]
Definisi Anak Saksi
• Anak yang Menjadi Saksi Tindak Pidana yang
selanjutnya disebut Anak Saksi adalah anak
yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun
yang dapat memberikan keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan di sidang pengadilan tentang
suatu perkara pidana yang didengar, dilihat,
dan/atau dialaminya sendiri.
[Pasal 1 butir 5 UU no. 11/2012]
ANAK KORBAN TINDAK PIDANA
ANAK KORBAN TINDAK PIDANA
ANAK KORBAN TINDAK PIDANA
NO JENIS TINDAK PIDANA KORBAN

1 ASUSILA 326
(SETUBUH,PERKOSA,CABUL,TRAFICKING,BAWA LARI)
2. ANIAYA 236

3. PENGEROYOKAN 64

4. PENCURIAN 51

5. KEKERASAN PSIKHIS 12

6. PENGANCAMAN 11

7. LAINNYA 14

TOTAL 714
UPPA BARESKRIM POLRI
JENIS TINDAK PIDANA YANG MENIMPA ANAK KORBAN
TAHUN 2011 (MABES POLRI)

kekerasa KORBAN
n
pcurian 2% 2% 2%
ASUSILA
9% 7% (SETUBUH,PERKOSA,CABUL,TRAFICKING,BAWA
LARI)

pegero 46% ANIAYA


yokan
PENGEROYOKAN

asusila PENCURIAN

aniaya KEKERASAN
33%
PENGANCAMAN

LAINNYA
Data Anak Korban Yang Mengadu ke KPAI
2017-2019

Sumber: KPAI Tahun 2019


Data Anak Korban Yang Lapor Ke KPAI 2021
No Jenis Tindak Pidana Anak Korban Jumlah Jumlah
1 Anak korban kekerasan Fisik 625
Anak korban kekerasan penganiayaan 574
Anak korban pembunuhan 35
Anak korban tawuran 14
2 Anak korban kekerasan psikis 515
3 Anak korban kejahatan seksual mencapai 859
Cabul 536 + sesama jenis 29 565
Perkosaan 285 + sesama jenis 9 294
4 Anak korban pornografi dan cybercrime 345
5 Anak korban perlakuan salah dan penelantaran 175
6 Anak dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual 147
total 2.666
TRAFFICKING 10-18 thn
(Perdagangan anak/bayi) REMAJA
EKSPLOITASI ANAK
(ESKA) 6-18 thn
USEK
PENELANTARAN
ANAK ANAK KORBAN
TINDAK PIDANA
1-5 thn
KEKERASAN – BALITA
SEKSUAL
KEKERASAN-
PSIKIS
0-1 thn
BAYI
Dalam Kandungan
KEKERASAN FISIK
KORBAN
JENIS TINDAK PIDANA YANG MENIMPA ANAK
JUMLAH PERKARA ANAK KORBAN YANG DITANGANI
KEPOLISIAN RI TAHUN 2020

NO KESATUAN Perkara NO KESATUAN Perkara


Korban Saksi Saksi
Korban
1 BARESKRIM POLRI 23 2
19 POLDA NTB 65 1
2 POLDA ACEH 145 145
3 POLDA SUMUT 498 554 20 POLDA NTT 311 246

4 POLDA SUM BARAT 526 229 21 POLDA KAL BARAT 189 121
5 POLDA RIAU 287 755 22 POLDA KAL TENGAH 15 0
6 POLDA KEPRI 136 73 23 POLDA KAL SELATAN 173 100
7 POLDA JAMBI 245 222 24 POLDA KALTM/KALTARA 67 138
8 POLDA SUMSEL 291 108 25 POLDA SUL SELATAN 618 516
9 POLDA BENGKULU 183 106 26 POLDA SUL BARAT 41 25
10 POLDA BABEL 64 41 27 POLDA SUL UTARA 59 39
11 POLDA LAMPUNG 123 60
28 POLDA SUL TENGAH 212 379
12 POLDA BANTEN 207 328
13 POLDA METRO JAYA 29 POLDA SUL TENGGARA 59 39
781 452
14 POLDA JAWA BARAT 737 1498 30 POLDA GORONTALO 184 127
15 POLDA JAWA TENGAH 322 252 31 POLDA MALUKU 339 144
16 POLDA JAWA TIMUR 546 71 32 POLDA MALUKU UTARA 75 4
17 POLDA DIY 47 14 33 POLDA PAPUA 249 105
18 POLDA BALI 38 12 34 POLDA PAPUA BARAT 121 41
  JUMLAH 7.995 6948   JUMLAH 7.995 6948
JUMLAH PERKARA ANAK KORBAN YANG
DITANGANI KEJAKSAAN RI TAHUN 2020
Perkara
No Kejaksaan Perkara No Kejaksaan Anak
Anak Korban Korban

1 Aceh 210 18 Sulawesi Utara 298


2 Sumatera Utara 328 19 Sulawesi Tengah 168
3 Sumatera Barat 206 20 Sulawesi Tenggara 230
4 Riau 300 21 Sulawesi Selatan 382
5 Jambi 123 22 Bali 62
6 Sumatera Selatan 236 23 Nusa Tenggara Barat 108
7 Bengkulu 123 24 Nusa Tenggara Timur 334
8 Lampung 277 25 Maluku 179
9 D.K.I J a kar t a 190 26 Papua 170
10 Jawa Barat 396 27 Maluku Utara 143
11 Jawa Tengah 260 28 B an t e n 155
12 D.I. Yogyakarta 88 29 94
Kep. Bangka belitung
13 Jawa Timur 562 30 124
Gorontalo
14 Kalimantan Barat 251
31 Kepulauan Riau 77
15 Kalimantan Tengah 141
32 Sulawesi Barat 60
16 Kalimantan Selatan 167
33 Papua Barat 117
17 Kalimantan Timur 267
  JUMLAH 6.826
Rekapitulasi Perkara Anak Korban Tahun 2020
Perkara Anak Korban
No Kejaksaan Anak
Korban
selesai Yang Dirujuk PelimpahP Jumlah Jumlah
Diversi Rehab/Kons erkara Putus PN Eksekusi
Upaya
Hukum
eling
1 Aceh 210 2 1 150 128 131 19
2 Sumatera Utara 328 7 11 232 186 166 24
3 Sumatera Barat 206 2 0 199 176 169 7
4Riau 300 2 30 200 159 139 13
5Jambi 123 29 0 125 110 108 5
6 Sumatera Selatan 236 5 2 205 190 188 2
7Bengkulu 123 0 0 111 117 92 9
8Lampung 277 18 12 275 275 275 0
9 D.K.I J a kar t a 190 2 0 138 111 109 4
10 Jawa Barat 396 10 26 328 299 290 4
11 Jawa Tengah 260 9 27 260 255 255 25
12 D.I. Yogyakarta 88 6 9 46 37 34 2
13 Jawa Timur 562 1 0 99 142 150 0
14 Kalimantan Barat 251 0 27 239 213 176 53
15 Kalimantan Tengah 141 0 0 123 109 98 11
16 Kalimantan Selatan 167 1 0 144 133 127 3
17 Kalimantan Timur 267 3 0 248 215 201 21
JUMLAH 6826 145 962 = 14 % 5053 5432 4540=84% 329
REKAPITULASI PERKARA ANAK YANG MENJADI KORBAN TAHUN 2020

Perkara Anak Korban


No Kejaksaan Anak
Korban
selesai
Diversi
Yang Dirujuk Pelimpah Jumlah
Rehab/Konseli Perkara Putus PN
Jumlah Upaya
Eksekusi Hukum
ng
18 Sulawesi Utara 298 5 0 251 251 251 2
19 Sulawesi Tengah 168 1 0 141 123 77 30
20 Sulawesi Tenggara 230 4 0 198 187 199 4
21 Sulawesi Selatan 382 18 3 315 272 249 16
22 B a l i 62 2 0 88 27 37 3
23 Nusa Tenggara Barat 108 2 8 77 65 63 8
24 Nusa Tenggara Timur 334 3 790 3 884 207 12
25 M a l u k u 179 2 0 153 135 131 5
26 P a p u a 170 0 0 130 150 150 0
27 Maluku Utara 143 7 0 89 70 75 6
28 B an t e n 155 0 14 127 113 102 21
29 Kep. Bangka belitung 94 1 0 69 62 62 0
30 Gorontalo 124 2 2 86 66 61 3
31 Kepulauan Riau 77 1 0 73 61 60 1
32 Sulawesi Barat 60 0 0 55 49 46 4
33 Papua Barat 117 0 0 76 62 62 12
  JUMLAH 6826 145 962 = 14 % 5053 5432 4540=84% 329
Penyebab Anak Korban Tindak Pidana

Faktor Internal: Faktor Eksternal:

Akibat kelahiran yang tidak Keluarga / Pengasuhan


diinginkan
Kemiskinan
Kondisi fisik ; lebih kecil dan
lebih lemah dari Anak lain, Lingkungan Yang Tidak
sakit- sakitan, cacat fisik Ramah Anak
 Kondisi Psikhis : gangguan Pemerintah Yang Kurang
perkembangan, termasuk cacat Komitmen
mental Teknologi
 IQ lebih rendah Media
Penyesuaian sosialnya kurang Gaya Hidup, Adat / Budaya,
/ sulit bersosialisasi Dll
Dampak Tindak Pidana Terhadap Korban

1. Anak menjadi kesakitan, sedih


2. Anak menjadi ketakutan, trauma
3. mempengaruhi kesehatan anak, jasmani dan rohani
4. menghancurkan rasa percaya diri anak
5. mengakibatkan anak lari dari rumah. Hal tersebut menjadikan
anak lebih rentan terhadap resiko-resiko lain a.l. trafiking
6. mempengaruhi kemampuan untuk belajar dan kemauannya untuk
bersekolah.
7. menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak
8. dapat mengganggu kemampuannya untuk menjadi orang tua yang
baik di kemudian hari.
9. Menakibatkan kecacatan dan kematian
MENGAPA ANAK HARUS DILINDUNGI ???

Kualitas orang dewasa esok, ditentukan oleh anak-anak hari ini


Peranan Indonesia dalam percaturan ekonomi global akan
sangat tergantung dengan seriusnya investasi pada perlindungan
dan Kesejahteraan anak.
Anak sedang tumbuh & berkembang menuju kematangan bio-
fisik-psiko-sosial mengalami kerentanan
Banyak situasi kehidupan beresiko terhadap kesempatan
tumbuh-kembang secara optimal
Tidak semua anak dilahirkan karena dikehendaki dan
dipelakukan dengan sewajarnya.
Perhatian terhadap semua anak, khususnya mereka yang
rentan, termasuk ABH, perlu dijadikan prioritas oleh negara
BAGAIMANA CARA MELINDUNGINYA ?
Yang harus dilakukan adalah penuhi hak anak dan
lindungi anak dari kekerasan dan diskriminasi

Dalam Melindungi Anak Korban Dan Anak


Saksi
DIPERLUKAN PERLINDUNGAN KHUSUS
APA YANG DIMAKSUD PERLINDUNGAN
KHUSUS ?

 Perlindungan Khusus adalah suatu bentuk


perlindungan yang diterima oleh Anak dalam
situasi dan kondisi tertentu untuk
mendapatkan jaminan rasa aman terhadap
ancaman yang membahayakan diri dan jiwa
dalam tumbuh kembangnya (UU PA)
ANAK YANG MEMERLUKAN PERLINDUNGAN
KHUSUS (KHA)

Anak Berhadapan
Situasi Darurat
Dengan Hukum

ANAK

o ita si
Kelompok Minoritas Eks pl
Ya ng
& Masyarakat Adat Ana k
Terasing
ANAK YANG MEMERLUKAN PERLINDUNGAN
KHUSUS (Pasal 59-71D
UU No.35 Tahun 2014

Anak yang
Anak yang Anak dari kelompok
Anak dalam situasi dieksploitasi secara
berhadapan dengan minoritas dan
darurat; ekonomi dan/atau
hukum; terisolasi;
seksual;

Anak jadi korban Anak korban


penyalah narkotika, Anak yang menjadi Anak dengan penculikan, penjualan,
alkohol, psikotropika, korban pornografi; HIV/AIDS; dan/atau
dan zat adiktif lainnya; perdagangan;

Anak korban
Anak korban Anak korban jaringan Anak Penyandang
Kekerasan fisik
kejahatan seksual; terorisme; Disabilitas;
dan/atau psikis;

Anak korban Anak dengan Anak jadi korban stigmatisasi dari


perlakuan salah dan perilaku sosial pelabelan terkait dengan kondisi Orang
penelantaran; menyimpang; Tuanya.
SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB
MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KHUSUS ????
Pasal 59 UU No. 35 tahun 2014

 Pemerintah,
 Pemerintah Daerah dan
 lembaga negara lainnya
 Berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
memberikan perlindungan khusus kepada
anak .
BAGAIMANA ANAK KORBAN MENDAPATKAN
PERLINDUNGAN KHUSUS ???

 Pasal 59 A UU No. 35 tahun 2014


Perlindungan Khusus bagi anak dilakukan melalui :
a) penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan/atau
rehabilitasi secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya;
b) pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai
pemulihan;
c) pemberian bantuan sosial bagi Anak yang berasal dari
Keluarga tidak mampu; dan
d) pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap
proses peradilan.
Instrumen International Terkait
Hak Anak Korban dan Anak Saksi

HAM
DUHAM
1948
DEKLARASI
UMUM HAK ANAK KHUSUS
1959

KOVENAN KOVENAN HAK


KHA CEDAW KILO DST
HAK SIPOL EKOSOB

ANAK ANAK PERLU PERLID


UMUM KHUSUS

ANAK ANAK ANAK ANAK


DST
PELAKU KORBAN DIFABEL PENGUNGSI
Instrumen International Terkait Hak Anak Korban
dan Anak Saksi
1. Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights)

2. Kovenan Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil & Political Rights /
ICCPR UU no. 12 tahun 2005)

3. Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya(UU NO. 11 tahun 2005


ICESCR- International Covenant on Economic, Social & Cultural Rights

4. Konvensi Hak Anak (KHA)  (Keppres no. 36 tahun 1990)


CRC- Convention on the Rights of The Child
5. Protokol untuk Mencegah, Menindak, dan Menghukum Perdagangan Orang, Terutama
Perempuan dan Anak  (UU No. 10 Tahun 2012) Optional Protocol To CRC on The Sales
Of Children, Child Prostitution and Child Pornography (Protokol Palermo)
6. Deklarasi Prinsip Dasar Peradilan Bagi Korban Kejahatan dan Penyalah- gunaan Kekuasaan.
(Declaration of Basic Principles of Justice for Victim of Crime and Abuse of Power  UN
Resolution No.40/34 th 1985)
7. Pedoman Internasional Tentang Perlindungan Anak Sebagai Saksi dan Korban
(Guidelines on Justice Matters involving Child Victims and Witnesses of Crime) UN Resolutin
No.2005/20
Instrumen International Terkait Hak Anak Korban
dan Anak Saksi
1. Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights)

2. Kovenan Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil & Political Rights /
ICCPR UU no. 12 tahun 2005)

3. Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya(UU NO. 11 tahun 2005


ICESCR- International Covenant on Economic, Social & Cultural Rights
4. Konvensi Hak Anak (KHA)  (Keppres no. 36 tahun 1990)
CRC- Convention on the Rights of The Child
5. Protokol untuk Mencegah, Menindak, dan Menghukum Perdagangan Orang, Terutama
Perempuan dan Anak  (UU No. 10 Tahun 2012) Optional Protocol To CRC on The Sales
Of Children, Child Prostitution and Child Pornography (Protokol Palermo)
6.Konvensi Menentang Penyiksaan Dan Perlakuan Atau Penghukuman Lain Yang Kejam, Tidak
Manusiawi Dan Merendahkan Martabat Manusia (Uu No. 5 Tahun 1998)
Convention Against Torture And Other Cruel . Inhuman Or Digrading Treatment Or Punishment
Resolusi Majelis Umum 39/46 Tanggal 10 Desember 1984.
7. Deklarasi Prinsip Dasar Peradilan Bagi Korban Kejahatan dan Penyalah- gunaan Kekuasaan.
(Declaration of Basic Principles of Justice for Victim of Crime and Abuse of Power  UN
Resolution No.40/34 th 1985)
8. Pedoman Internasional Tentang Perlindungan Anak Sebagai Saksi dan Korban
(Guidelines on Justice Matters involving Child Victims and Witnesses of Crime) UN Resolutin
No.2005/20
Deklarasi Universal tentang Hak-Hak
Asasi Manusia
(Universal Declaration of Human
Rights),
Resolusi No. 217 A (III) tanggal 10
Desember 1948
Deklarasi Universal tentang Hak-Hak Asasi Manusia
(Universal Declaration of Human Rights),
Resolusi No. 217 A (III) tanggal 10 Desember 1948

Pasal 5
Pasal 3
Tidak seorang pun boleh disiksa
Setiap orang berhak atas
atau diperlakukan secara kejam,
kehidupan, kebebasan dan
diperlakukan atau dikukum secara
keselamatan sebagai induvidu.
tidak manusiawi atau dihina.

Pasal 8
Pasal 7 Setiap orang berhak atas
Semua orang sama di depan pemulihan yg efektif dari
hukum dan berhak atas pengadilan nasional yang
perlindungan hukum yang sama kompeten untuk tindakan yg
tanpa diskriminasi. melanggar hak dasar yg diberikan
kepadanya oleh UUatau hukum.
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-
HAK SIPIL DAN POLITIK
 Ditetapkan oleh Resolusi Majelis
Umum 2200 A (XXI)
Tertanggal 16 Desember 1966,
(International Covenant on Civil
& Political Rights / ICCPR
UU no. 12 tahun 2005)
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK
 Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)
Tertanggal 16 Desember 1966,
Pasal 23. Negara Berjanji :

(a) Menjamin bahwa


setiap orang yang (b) Menjamin, bahwa
hak-hak atau setiap orang yang
kebebasannya menuntut upaya
(c) Menjamin, bahwa
dilanggar, akan pemulihan akan
lembaga yang
diberikan oleh lembaga
memperoleh upaya berwenang tersebut
yang berwenang
pemulihan yang menangani hal tsb .
akan melaksanakan
efektif, walaupun penyelesaian
Negara akan
pelanggaran tersebut permasalah tersebut
mengembangkan segala
dilakukan oleh orang kemungkinan upaya
yang bertindak dalam penyelesaian peradilan;
kapasitas resmi;
KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK
 Ditetapkan oleh Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI)
Tertanggal 16 Desember 1966,

• 1. SETIAP ANAK BERHAK UNTUK


MENDAPAT HAK ATAS PERLINDUNGAN
KARENA STATUSNYA SEBAGAI ANAK DI
Pasal 24 BAWAH UMUR, DARI KELUARGA,
MASYARAKAT DAN NEGARA tanpa
diskriminasi berdasarkan ras, warna, jenis kelamin,
bahasa, agama, asal-usul kebangsaan atau sosial,
kekayaan atau kelahiran.

• Semua orang berkedudukan sama di hadapan


Pasal 26 hukum dan berhak atas perlindungan hukum
yang sama tanpa diskriminasi apapun.
Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya(UU NO. 11 tahun 2005)
ICESCR- International Covenant
on Economic, Social & Cultural
Rights
Resolusi PBB N0. 2200A (XXI) tanggal
16 Des1966
KOVENAN INTERNASIONAL
HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
Resolusi PBB N0. 2200A (XXI) tanggal 16 Des1966

Pasal 10 
Negara mengakui bahwa :
4. Peraturan Negara harus juga
Yang mempekerkan
khusus tentang menetapkan batas
Anak yang
perlindungan dan umur, dan
Anak-anak dan membahayakan
bantuan harus penggunaan tenaga
kaum muda harus kehidupan atau
diambil atas nama buruh anak-anak di
dilindungi dari mungkin
semua anak-anak bawah batas umur
eksploitasi ekonomi menghalangi
dan kaum muda itu harus dilarang
dan sosial. pertumbuhan
tanpa diskriminasi dan dapat dihukum
normalnya harus
asal-usul dan oleh undang-
dihukum .
kondisi lainnya. undang.
Konvensi Hak Anak (KHA) 
(Keppres no. 36 tahun 1990)
CRC- Convention on the Rights of
The Child
Konvensi Hak Anak
Prinsip Perlind Anak Saksi dan Korban
Non Diskriminasi

6
Hak Hidup;
12 Kelangsungan
Hidup; 3 Kepentingan terbaik
bagi Anak
Menghargai Perkembangan
Pendapat Anak
KONVENSI HAK ANAK
TERKAIT HAK ANAK KORBAN :
• Hak atas perlindungan
• Hak atas informasi
• Hak atas konfidensialitas/ kerahasiahan
identitas diri
• Hak atas rehabilitasi medis dan psiko-sosial
• Hak atas pendidikan
• Hak atas kesehatan
• Hak atas penasihat hukum
Pasal 39 KHA
Negara harus mengambil langkah-langkah yang layak untuk
meningkatkan pemulihan rohani dan jasmani dan
menyatukan kembali ke dalam masyarakat, setiap anak yang
menjadi korban dari setiap bentuk penelantaran, eksploitasi atau
penganiayaan; penyiksaan atau bentuk perlakuan atau
penghukuman yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan
martabat; atau konflik senjata.

Pemulihan dan reintegrasi seperti tersebut di atas harus dilakukan


dalam suatu lingkungan yang memupuk kesehatan, harga diri dan
martabat anak yang bersangkutan.
Protokol Opsional KHA, untuk
Mencegah, Menindak, Mengenai Pe
jualan Anak, Prostitusi dan Pornografi
Anak  (UU No. 10 Tahun 2010)
Optional Protocol To CRC on The
Sales Of Children, Child Prostitution
and Child Pornography (Protokol
Palermo)
Resolusi PBB tahun 2000
Protokol Opsional KHA, untuk Mencegah, Menindak,
Mengenai Pe jualan Anak, Prostitusi dan Pornografi
Anak
PASAL 8 KEWAJIBAN NEGARA
(a)  Mengakui kerentanan anak korban dan mengadaptasi prosedur-prosedur serta
mengakui kebutuhan khusus mereka, termasuk sebagai saksi;
(b)  Memberitahukan korban anak tentang hak-hak mereka,
(c) Mempertimbangkan pandangan, kebutuhan dan masalah korban anak dalam
persidangan;
(d) Memberikan layanan dukungan yang sesuai kepada korban anak selama proses
hukum;
(e)  Melindungi dengan tepat, privasi identitas korban anak dan mengambil tindakan-
tindakan yang sesuai dengan hukum nasional untuk menghindari penyebarluasan
informasi yang tidak sepantasnya yang dapat mengarah pada identifikasi korban anak;

(f)  Memberikan, jaminan keselamatan korban anak dan keluarganya serta saksi-saksi


dari intimidasi dan pembalasan
(g) segera melaksanakan perintah atau keputusan yang mengabulkan kompensasi
kepada anak korban
KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN
DAN PERLAKUAN ATAU
PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM,
TIDAK MANUSIAWI DAN
MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA
(UU No. 5 tahun 1998)
Convention Against Torture And Other Cruel .
Inhuman Or Digrading Treatment Or
Punishment
Resolusi Majelis Umum 39/46 tanggal 10
Desember 1984.
KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU
PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN
MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA (UU No. 5 tahun 1998
Resolusi Majelis Umum 39/46 tanggal 10 Desember 1984.

Negara peserta harus menjamin


Pasal 13 setiap individu yang menjadi korban Pasal 13 pengadu dan para saksi dilindungi dari
tindak pidana di setiap wilayah yang berada di semua perlakuan buruk atau intimidasi sebagai
bawah yurisdiksinya, berhak mengadukan dan akibat pengaduannya atau bukti apa pun yang
mempunyai hak untuk segera dan secara adil diberikan
diperiksa oleh para penguasa yang berwenang.

Pasal 14 korban penganiayaan memperoleh Pasal 15 pernyataan / keterangan saksi /


ganti rugi dan mempunyai hak kompensasi korban, tidak dapat dijadikan sebagai alat
yang adil dan memadai, termasuk sarana- bukti dalam sidang lain, kecuali terhadap
sarana untuk rehabilitasi sepenuh mungkin. seseorang yang dituduh melakukan TP dalam
Dalam kejadian kematian si korban sebagai perakara tersebut.
akibat penganiayaan, maka orang yang = Pasal 10 UU LPSK
menjadi tanggungannya berhak mendapatkan
kompensasi.
Kewajiban Negara
• Negara wajib melakukan upaya untuk mencegah dan
mengatasi adanya pembalasan dan intimidasi, yang
Pence mengakibatkan saksi dan atau Korban ketakutan
gahan sehingga tidak mempunyai keberanian bersaksi

• Negara wajib membangun kondisi agar masyarakat mempunyai


Perlin keberanian melapor dan yang terlibat kejahatan bersedia
dungan bekerjasama dengan aparat penegak hukum.

• Korban diberikan kemudahan dalam mengakses:


• proses peradilan pidana dan
Pembe • pelayanan untuk mendapatkan penggantian kerugian (ganti
rian rugi atau kompensasi) dari pelaku tindak pidana atau dari
Akses Negara dan
• bantuan kesehatan medis psikologis,.
Deklarasi Prinsip Dasar Peradilan
Bagi Korban Kejahatan dan
Penyalahgunaan Kekuasaan (1985
UN Victims' Declaration)
Declaration of Basic Principles of
Justice for Victim of Crime and
Abuse of Power  UN Resolution
No.40/34 th 1985)
Deklarasi Prinsip Dasar Peradilan Bagi Korban
Kejahatan dan Penyalahgunaan Kekuasaan (1985 UN
Victims' Declaration)
Declaration of Basic Principles of Justice for Victim of Crime
and Abuse of Power  UN Resolution No.40/34 th 1985)

Landasan berpikir:
3. Korban berhak
2. Korban berhak
1. Korban harus memperoleh
pada akses terhadap
diakui secara bantuan khusus
mekanisme yuridis
memadai dan yang memadai
dan penanganan
diperlakukan sesuai untuk menangani
segera dan ganti
dengan harkat dan trauma emosional
kerugian yang
martabat manusia dan masalah lain
dialaminya
akibat viktimisasi
Prinsip dasar...

Non diskriminasi

Perlindungan Negara
Deklarasi Prinsip Dasar Peradilan Bagi Korban
Kejahatan dan Penyalahgunaan Kekuasaan (1985
UN Victims' Declaration)

Akses Terhadap
Keadilan Dan Perlakuan Restitusi.
Adil Bagi Korban
HAK KORBAN

Kompensasi Pendampingan
Akses Terhadap Keadilan Dan Perlakuan Adil
Bagi Korban

Korban harus diperlakukan dengan kasih sayang dan


menghormati harkat dan martabat sebagai manusia

korban berhak diberitahu tentang akses mendapatkan ganti rugi


melalui prosedur formal atau informal yang cepat, adil, tidak
mahal .

Proses peradilan harus responsif terhadap kebutuhan


korban
- hak atas informasi perkembangan perkara , mempertimbangan
pendapat korban, mencegah ketidaknyamanan bagi korban,
melindungi privasi, memastikan keselamatan korban, serta
keluarga dari intimidasi dan pembalasan; Menghindari
penundaan perkara termasuk pelakskanaan putusan hakim)
Pedoman Internasional Tentang
Perlindungan Anak Sebagai Saksi
dan Korban
(Guidelines on Justice Matters
involving Child Victims and
Witnesses of Crime) UN Resolutin
No.2005/20
Pedoman Internasional Tentang Perlindungan Anak Sebagai Saksi dan
Korban
(Guidelines on Justice Matters involving Child Victims and Witnesses of
Crime) UN Resolutin No.2005/20

ASAS PERLIDUNGAN KORBAN DAN SAKSI

Penghargaan
Atas Harkat
Tidak Kepastian
Dan Rasa Aman; Keadilan;
Diskriminatif Hukum.
Martabat
Manusia;
Pedoman Internasional Tentang Perlindungan
Anak Sebagai Saksi dan Korban
PRINSIP UMUM PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

Diperlakukan tanpa diskriminasi

Diperlakukan penuh perhatian dan sikap sensitif yang menghormati harga dirinya Anak korban
dan anak saksi

Pembatasan Campur tangan dalam kehidupan pribadi

Privasi anak korban atau anak saksi harus dilindungi.

Hak untuk tidak dipublikasikan identitas diri

Berhak untuk mengekspresikan pandangannya, pendapat dan keyakinan secara bebas, dalam
kata-kata sendiri,
HAK ANAK SAKSI DAN ANAK KORBAN
Pedoman Internasional Tentang Perlindungan Anak Sebagai Saksi dan Korban
(Guidelines on Justice Matters involving Child Victims and Witnesses of Crime) UN
Resolutin No.2005/20

Hak untuk diperlakukan dengan bermartabat dan penuh kasih


sayang

Hak untuk dilindungi dari diskriminasi

Informasi diberitahukan ttg hak korban dan akses thd


layanan dan proses dan prosedur hk

partisipasi,  Hak untuk didengar dan untuk mengungkapkan


pandangan dan keprihatinannya

perlindungan,  Hak privasi , Hak atas keselamatan, Hak


untuk dilindungi dari kesulitan selama proses peradilan,
reparasi  restitusi, kompensasi, ganti rugi, biaya reintegrasi
sosial dan pendidikan, perawatan medis, mental dan layanan hk

bantuan.
Bantuan Untuk Korban
hak mempertahankan kepentingannya sebagai pertimbangan utama.

Menerima bantuan sosial, psikososial, medis, dan materi yang


diperlukan

Diberi informasi dan diberi akses layanan kesehatan, sosial dan


bantuan lain yang relevan.

Dilayani personil APH / Petugas lainnya yang peka terhadap


kebutuhan korban.

Diberikan layanan dan perhatian terhadap anak yang memerlukan


perlindungan khusus Bantuan Khhusus.
HAK KORBAN DAN SAKSI ANAK DALAM
PROSES PERADILAN
1. Hak untuk diberitahu tentang tahapan prosesnya secara benar dan jelas
tentang hal-hal berikut:
– Prosedur proses peradilan pidana , termasuk peran korban atau saksi
anak, kepentingannya, waktu dan cara memberi kesaksian, dan cara-
cara di mana wawancara akan dilakukan selama penyidikan,
penuntutan dan persidangan;
– Info dan mekanisme mendapat bantuan, Ketersediaan pelayanan
kesehatan, psikologis, sosial yang relevan untuk korban atau saksi
termasuk penyampaian keluhan
– Tempat khusus dan waktu sidang dan layanan khusus lainnya yang
relevan;  
– Info ttg hak korban dan saksi termasuk prosedur untuk mendapatkan
hak tsb
– Ketersediaan dan kegunaan penyelesaian dengan pendekatan
keadilan restoratif;
– Informasi perkembangan perkara
2. Hak atas Bantuan hukum
 Seorang korban atau saksi anak harus diberikan pengacara oleh Negara
secara gratis pada seluruh proses peradilan.

3. Ahli Bahasa, penerjemah dan langkah-langkah bantuan khusus

4. Tindakan perlindungan bagi saksi atau korban yang beresiko


 
a. Menghindari kontak langsung antara korban atau saksi anak dan terdakwa
pada setiap proses peradilan;
b. Meminta perintah penahanan terangka , terdakwa dari pihak yang
berwenang,
c. Meminta perintah dari pengadilan yang berwenang untuk menempatkan
terdakwa di rumah tahanan;
d. Meminta perlindungan bagi korban atau saksi anak pada polisi atau lembaga
lainnya yang relevan dan merahasiakan keberadaan anak;
e. Membuat atau meminta dari pihak yang berwenang tindakan perlindungan
lainnya yang mungkin dianggap tepat.  
B. PERLINDUNGAN SELAMA TAHAP INVESTIGASI
• Penyidikan dilakukan oleh Seorang penyidik ​yang dilatih khusus , untuk
memandu wawancara terhadap anak, menggunakan pendekatan perspektif
Penyidikan anak .
• Penyidik ​harus menghindari pengulangan wawancara selama proses peradilan
dalam rangka untuk mencegah korban kedua pada anak.

• Pemeriksaan kesehatan dan pengambilan sampel tubuh:


• Seorang anak korban atau saksi akan diperiksa medis atau diambil sampel tubuh
hanya jika dua kondisi berikut ini terpenuhi :
Pemeriksaan
• Orang tuanya atau walinya atau orang yang memberikan dukungan hadir, kecuali
kesehatan
anak memutuskan sebaliknya;
• Ijin tertulis untuk pemeriksaan medis atau Pengambilan sampel tubuh dari
pengadilan, seorang perwira polisi senior atau jaksa.

• Sejak awal tahap investigasi dan selama seluruh proses peradilan, korban dan saksi
anak harus didukung dan didampingi oleh orang yang terlatih dan memiliki
Pendampin
kemampuan untuk berkomunikasi dengan korban dan saksi anak dan membantu
g
anak-anak dari berbagai usia dan latar belakang untuk mencegah terjadinya risiko
paksaan, korban kembali dan korban kedua
C. PERLINDUNGAN SELAMA TAHAP PERSIDANGAN
Kemampuan anak dalam memberikan kesaksian

Sumpah

Ruang Tunggu

Pendamping

Fasilitas Ruang Sidang

Pemeriksaan silang

Melindungi Identitas Anak

Menyelenggarakan Sesi Tertutup


D. PERLINDUNGAN PASCA PERSIDANGAN

Informasi Tentang Hasil Sidang

Info Prosedur untuk Mengklaim Kompensasi.

Pemulihan tindakan Keadilan

Pendamping Setelah Proses Peradilan

Informasi Tentang Pembebasan Orang Yang Dihukum

Anda mungkin juga menyukai