Materi Pokok:
4. Tujuan Perlindungan Anak
5. Sistem Perlindungan Anak
6. Komponen sistem perlindungan ABH yang terintegrasi
7. Mengimlementasikan penanganan ABH dg Pendekatan Sitem
yg Terintergrasi
SISTEM PERLINDUNGAN ANAK
• APA PERLINDUNGAN ANAK ?
• APA TUJUAN PERLINDUNGAN ANAK ?
• APA SISTEM PERLINDUNGAN ANAK ?
• APA KOMPONEN SISTEM PERLINDUNGAN ABH YANG
TERINTEGRASI ?
• BGM MENGIMLEMENTASIKAN PENANGANAN ABH DG
PENDEKATAN SITEM YG TERINTERGRASI ?
Siapa Yang Dimaksud Dengan Anak ?
Anak :
• seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan”. (UU No.23 tahun 2002
yang dirubah dengan UU No 35 tahun 2014 dan dirubah kedua kalinya dengan UU No. 17
tahun 2016 tentang Perlindungan Anak )
Definisi PERLINDUNGAN ANAK
(Pasal 1 UUPA)
2
ANAK YANG
MEMERLUKAN
PERLINDUNGAN
KHUSUS : ABH,
Anak
Apa Perlindungan Khusus ??
Anak korban
Anak korban Anak korban Anak Penyandang
Kekerasan fisik
kejahatan seksual; jaringan terorisme; Disabilitas;
dan/atau psikis;
Pemerintah, Pemerintah
Daerah dan lembaga negara
lainnya berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk
memberikan
perlindungan khusus
kepada anak
Azas Perlindungan Anak
1. 2.
Pancasila UUD 1945
PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK
Non Diskriminasi
Hak Hidup;
Menghargai Kelangsungan Kepentingan
Pendapat Anak Hidup; terbaik bagi Anak
Perkembangan
APA SISTIM PERLINDUNGAN ANAK ??
2. Sistem Peradilan
Menuju
Pencegahan dan penanganan Perkara
(kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah, dan penelantaran),
melalui sistem perlindungan anak yang
komprehensif.
Perkembangan Pendekatan Dalam Perlindungan Anak
2.Pembangunan
Lingkungan yang Protektif Bagi Anak
25
25
1. Pendekatan Berbasis Isu
• Adalah penanganan perlindungan anak yang
didasarkan pada isu-isu yang muncul, seperti:
27
Pendekatan Berbasis Sistem
Diarahkan untuk memperkuat lingkungan yang melindungi anak
(protective environment) dengan menitikberatkan pada tindakan-
tindakan terpadu dengan tujuan bersama melindungi anak
PRIMER SEKUNDER
TERTIER
Pelayanan Pelayanan
Pelayanan
Penduduk secara Anak dan keluarga
ABH
umum rentan
(diutamakan dari
Pelayanan PA: intervensi Pemerintah)
hukum untuk menjauhkan Intervensi
pelaku dari korban anak atau
Tersier
penempatan anak pada
pengasuhan alternatif
Intervensi
(diberikan oleh Pemerintah, Sekunder
LSM, OBM)
Intervensi
Primer
Intervensi Tersier:
Intervensi Premier Target
: Target individu
semua (anak/keluarga)
anak (penyadaran yang umum)
& pelayanan telah menjadi korban
(layananberesiko
Intervensi Sekunder : Target kelompok penanganan kasus) bagi keluarga rentan)
(e.g. Pelayanan
Intervensi Sekunder:
Intervensi Tersier Target
: Target kelompok
individu berisiko
anak/keluarga (yang(layanan pencegahan
telah menjadi korban) bagi anak
&keluarga yang rentan)
Intervensi Primer: Target semua penduduk, anak dan orang dewasa ( layanan pencegahan
33 secara umum)
Tingkat-Tingkat Pelayanan (Intervensi)
Dalam Sistem Perlindungan Anak
PRIMER SEKUNDER
TERTIER
Penduduk Anak dan
ABH
secara umum keluarga rentan
Memeberi layanan
Program dan perlindungan
Merespon isu proses peradilan
pemenuhan kerentanan
hak anak
Rehabilitasi/ ganti rugi
/ kompensasi
Mencegah
Program
anak
perlindunga reintegrasi
menjadi pemulihan pada
n keadaan semula
korban
Tujuan SBA
PENYIDIK
LEMBAGA
PENYEDIA PENUNTUT UMUM
LAYANAN
ADVOKAT/
HAKIM
PH
PEKSOS PK BAPAS
Kewajiban dan Tanggung Jawab
Penyelenggaraan Perlindungan Anak
Kebablasan menyantap game online berdampak buruk terhadap perilaku Dogol. Ia terjerat
hukum lantaran bertindak kriminal. Tak punya duit untuk main game online, Dogol nekat
mencuri sepeda motor. Kasus kejahatan anak di bawah umur itu ditangani Polsek Andir,
Bandung , Jawa Barat.
"Saya sudah kecanduan game online. Sering main dari pagi sampai pagi lagi” tutur Dogol.
3. Sub Sistem
2. Sub Sistem
Kesejahteraan Sosial bagi
Peradilan
Anak dan Keluarga Anak
4. Sub Sistem
Perubahan
Perilaku Sosial
• Sebanyak 3 pelajar Ngawi spesialis pencuri uang dibekuk Unit Reskrim Polsek Karangjati. Ketiga pelajar SMK
dan MTsN itu beralasan nekat mencuri untuk mabuk-mabukan dan berfoya-foya.
Kapolsek Karangjati Iptu Lilik Sulastri mengatakan dari 3 pelajar tersebut, seorang anak ditetapkan sebagai
tersangka berinisial PS (12) duduk di kelas 1 MTsN Karangjati. Sedangkan dua pelajar SMK lainnya berinisial
DRS (17) dan W (17) masih berstatus sebagai saksi.
"Dari 3 pelaku, 1 sudah tersangka dan merupakan spesialis pencuri . Yang sangat disayangkan karena masih
kelas 1 MTsN. Dari pemeriksaan sementara TSK yang masih MTsN ini mencuri diajari oleh 2 pelajar SMK,"
jelas Lilik kepada wartawan di kantornya, Rabu (14/10/2009).
• Lilik menambahkan, tertangkapnya ketiga pelajar itu dari pengembangan pengakuan PS yang sudah
melakukan pencurian di 6 TKP. Pelaku mengaku modus mencuri biasanya saat mengajak anak-anak bermain
petak umpet.
Saat teman-temannya bersembunyi, pelaku memulai aksinya mencuri uang di rumah korban. Korban terakhir
uang yang dicuri sebesar Rp 3,5 juta yakni Kepala Dusun (Kasun) Sidokerto, Yatun (50), orangtua Yono (35).
"Ini bisa dibilang modus baru yakni pelaku mengajak main petak umpet teman-teman. Saat temannya
bersembunyi pelaku beraksi. Tapi dari riwayatnya memang anak itu dari keluarga broken home , ditinggal
kedua orangtua yang sama-sama nikah lagi," tambah Lilik.
Dari pengakuan pelaku , uang hasil curian selain untuk mabuk juga untuk keperluan sekolah. Kini polisi dalam
penanganan perkara tersebut mengenakan UU SPPA dengan memperhatikan hak anak yang ada di UU No
Perlindungan Anak, dan akan dilakukan pembinaan terhadap mereka. (fat/fat)
Dua Anak Jadi Korban Human Trafficking,
Dijanjikan Bekerja di Caffe
• - Dua anak warga Kabupaten Bandung menjadi korban perdagangan manusia (Human Trafficking) dan dijadikan pekerja seks
komersil.
• Kasatreskrim Polresta Bandung AKP Agta mengatakan, kasus penjualan orang tersebut terjadi pada November 2019.
• Pada waktu itu, keluarga hanya mengetahui jika salah seorang anaknya pergi ke Kota Bandung bersama dua orang tidak
dikenal. Keluarga sempat kehilangan informasi, hingga ada salah seorang temannya memberitahu jika korban berada di Bangka
Belitung bekerja di caffe.
• "Setelah kami selidiki, ternyata dia bersama seorang temannya menjadi korban penjualan orang," tutur Agta, Jumat
(10/1/2020).
• Polisi kemudian menangkap 5 orang tersangka dan masih memburu 2 orang lain yang terlibat dalam penjualan orang tersebut.
• Modus yang dilakukan adalah membujuk anak perempuan dibawah umur untuk bekerja di caffe di Provinsi Bangka Belitung.
• Bujuk rayu berupa gaji yang sangat besar, supaya korban mau dibawa ke luar provinsi.
• "Janjinya diberi pekerjaan di caffe, padahal korban dijadikan PSK," katanya.
• Para tersangka, kata Agta, mempunyai tugas masing-masing, seperti mencari korban, mengurus perlengkapan korban seperti
menyiapkan pakaian, membuat surat keterangan domisili, memberangkatkan dan menampung di Pangkal Pinang, Bangka
Belitung.
• Atas perbuatannya para tersangka dikenakan pasal 76F juncto pasal 83 dan atau pasal 761 juncto pasal 88 Perppu UU RI nomor
1/2016 tentang perlindungan anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.
• "Kami imbau agar masyarakat selalu waspada dengan modus-modus penjualan orang. Biasanya mereka dijanjikan bekerja di
caffe luar daerah dengan gaji besar," katanya.
•