Anda di halaman 1dari 38

OSTEOSARKOMA

Di Susun Oleh :
Sabila Aisyah Putri 2110070200130

Preseptor:
dr. Cery Tarise Hajali, M.Ked. Klin. Sp.OT

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN BAITURRAHMAH
RSUD MOHAMMAD NATSIR
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
• Osteosarkoma → Neoplasma ganas primer pada tulang
yang berasal dari mesenkim.
• Osteosarkoma paling sering menyerang usia anak-anak.
• Menurut WHO→ insiden osteosarkoma sekitar 4-5 per
1.000.000 penduduk per tahun pada usia 15-19 tahun.
• Data diIndonesia pada RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode
tahun 2018-2020 sebanyak 68 (26,88%) kasus. Penderita
terbanyak adalah laki-laki. Rentang usia tersering yaitu 11-
20 tahun.
1.1 Latar Belakang

• Lokasi → Ekstremitas inferior, yaitu 56 kasus, yaitu di bagian lutut seperti distal
femur, proksimal tibia, serta proksimal humerus.
• Muncul di metafisis tulang panjang dengan rasio pertumbuhan yang cepat.
• keluhan→rasa nyeri pada lokasi pertumbuhan sel abnormal, penurunan BB,
adanya massa, nyeri tekan, venektasi, edema jaringan lunak, keterbatasan gerak,
anemia serta dapat terjadi fraktur patologis.
• Pemeriksaan penunjang → Radiografi konvensional,CT scan, MRI serta biopsy.
• Pengobatan osteosarkoma →kemoterapi neoadjuvant yang diikuti dengan
pembedahan.
1.2 Tujuan Penulisan

01 02

1.2.1Tujuan Umum 1.2.2Tujuan Khusus


Mengetahui dan memahami 1.Mengetahui dan memahami tentang
tentang osteosarkoma definisi, patofisiologi, diagnosis, dan
tatalaksana pada pasien osteosarkoma
2.Memenuhi persyaratan KKS Stase Ilmu
Bedah RSUD Mohammad Natsir Kota Solok
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Tulang
Menurut klasifikasi berdasarkan bentuknya tulang dibagi menjadi :

Tulang pipa/ tulang Tulang pendek (Ossa


panjang (Ossa longa) brevis)
01 Contohnya: Tulang paha (os femus),
Tulang lengan (os humerus),
03 Contoh: Os karpalia dari tangan,
Os tarsalia dari kaki.
Klavikula dan lain-lain.

Tulang pipih/ tulang Ossa irregular (tulang


gepeng (Ossa plana) tak beraturan)
02 Contohnya: Tulang belikat (os 04 Contoh:
panggul,
Vertebrae,
Beberapa
Tulang
tulang
scapula), Tulang panggul (os coxae), kepala.
Os parietale.
2.1 Anatomi Tulang

Ossa pneumatic (tulang Tulang-tulang tambahan


berongga udara)
05 07
Contoh: Os trigonum dari
Contoh: Os maxilla, Os ethmoidale, tuberositas posterior talus, Os
Os frontale. vesalianum dari tuberositas
dikorpus os metatarsal kelima

Tulang diploikum
06 Tulang diploikum merupakan
tulang-tulang yang terdapat di
bagian dalam tengkorak, di
dalamnya mengandung vena-vena
diploika
2.2 Susunan Makroskospis dan Histologi tulang
a. Periosteum c. Tulang Spongiosa
(lapisan Pertama) (Lapisan Ketiga)
Mengandung osteoblas, Selubung yang halus
jaringan ikat dan pembuluh membentuk jala-jala seperti
darah. spons dari spikula tulang, yang
rongga-rongganya diisi oleh
sumsum tulang.

b.Tulang Kompak d.Sumsum Tulang


(Lapisan Kedua) (Lapisan Terakhir)
Bertekstur halus dan sangat Wujudnya seperti jelly yang
kuat, sedikit berongga dan kental, dilindungi oleh tulang
banyak mengandung kapur, spongiosa.
ditulang kaki dan tulang
tangan.
2.3 Struktur Umum Tulang

Komponen
Matriks Tulang
organik

Matriks berupa Matriks organik


amorf berupa

Osteokalsin
Serat kolagen Osteonektin (Bone GLA-
protein)
Skema pembentukan tulang
Sel
Tulang osteoprogenitor

Osteoblas

Osteoid

Osteosit

Osteoklas
Gambar 2.2 Struktur Tulang
2.5 Osteosarkoma
2.5.1 Definisi

Osteosarkoma/osteogenik sarkoma →
Neoplasma ganas primer pada tulang
tersering. Osteosarkoma berasal dari sel
primitif (Poorly differentiated cells) pada
bagian metafisis tulang panjang
2.5.2 Epidemiologi

Ditemukan:
Terbanyak → laki-laki,
sebanyak 36 (52.94%) kasus

Terbanyak → rentang usia


11-20 tahun.

WHO 26,88 Indonesia Lokasi Tersering


Sekitar 4-5 per % Sebanyak 68 diekstremitas inferior →
1.000.000 kasus 56 (82.35%) kasus.
penduduk
2.5.3 Etiologi

Senyawa kimia Radiasi


senyawa antrasiklin dan
senyawa pengalkilasi,

Faktor risiko
Virus lainnya
Rous sarcoma virus dan Penyakit lain seperti paget’s disease,
virus FBJ osteomyelitis kronis, osteochondroma,
Genetik,
Lokasi implan logam
2.5.4 Patofisiologi
2.5.5 Manifestasi Klinis

Pergerakan
Nyeri yang Massa nyeri yang
terganggu
dalam dan hebat teraba keras

Terdapat edema : Pada kulit yang


panas pada daerah didapatkan tumor Pelebaran vena.
setempat hiperemi,
2.5.6 Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan anamnesis (usia umumnya muda, adanya keluham nyeri),
pemeriksaan fisik (lokalisasi, besar tumor), dan pemeriksaan penunjang.

Nyeri lokal Massa


Edema
yang semakin
jaringan lunak
progresif

Fraktur patologis Keterbatasan Penurunan


dapat terjadi pada 5- gerak berat badan
10% dan anemia
2.5.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Radiografi konvensional
Menunjukkan lesi litik moth eaten atau
permeatif, lesi blastik, destruksi korteks, reaksi
periosteal tipe agresif (segi tiga Codman,
sunburst, hair on end), massa jaringan lunak,
dan formasi matriks (osteoid maupun
campuran osteoid dan khondroid)
2. Computed Tomography (CT) Scan

 untuk memperlihatkan detail lesi pada tulang kompleks dan


mendeteksi matriks ossifikasi minimal.
 untuk mendeteksi metastasis paru.
 Untuk tuntunan biopsi tulang (CT guided bone biopsy).
 CT scan thoraks→mengidentifikasi adanya metastasis mikro
pada paru dan organ thoraks.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

• Untuk menilai perluasan massa ke intramedular (ekstensi longitudinal,


keterlibatan epifisis, skip lesion)
• perluasan massa ke jaringan lunak sekitarnya dan intraartikular, serta
• keterlibatan struktur neurovaskular.
• Pasca kemoterapi, untuk menilai ekstensi massa dan penambahan
komponen nekrotik intramassa.
Gambar koronal A-B (A) CT dan (B) MR menunjukkan osteosarkoma pada femur distal kanan
pasien. Gambar MR menunjukkan keterlibatan yang lebih luas dari kondilus femoralis
daripada gambar CT.
4. Kedokteran Nuklir

Bone scintigraphy digunakan untuk


menunjukkan suatu skip metastasis
atau suatu osteosarkoma
multisentrik dan penyakit sistemik.
5. Biopsi

● Dengan biopsi jarum halus FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)


● FNAB mempunyai ketepatan diagnosis antara 70-90%.
● Penilaian skor Huvos untuk mengevaluasi secara histologis
respons kemoterapi neoadjuvant.
1. Grade 1 : sedikit atau tidak ada nekrosis (0 - 50%)
2. Grade 2 : nekrosis>50 - <90 %
3. Grade 3 : nekrosis 90 - 99 %
4. Grade 4 : nekrosis 100 %
6.Pemeriksaan lainnya
Diperiksa adanya komorbiditas yang aktif, sehingga
harus diobati, sehingga penderita tidak mendapat
efek samping yang berat.

Pemeriksaan tersebut: fungsi paru, fungsi jantung (echo), fungsi liver, darah
lengkap, termasuk hemostasis, D-Dimer, fungsi ginjal, elektrolit, dan LDH
sebagai cermin adanya kerusakan sel yang dapat digunakan sebagi
prognosis.
2.5.8 Diagnosis Banding

Ewing’s Osteoblastom
Osteomyelitis
sarcoma a

Giant cell Aneurysmal bone


tumor cyst
Onion skin Appearance
2.5.9 Klasifikasi Histologi dan
Stadium

Intramedullary Surface Ekstraskeletal

a.High-grade intramedullary a.Parosteal osteosarkoma MSTS AJCC


osteosarkoma b.Periosteal osteosarkoma
b.Low-grade intramedullary c.High-grade surface
osteosarkoma osteosarkoma
Sistem Klasifikasi AJCC (American
Sistem Klasifikasi Stadium MSTS
Joint Committee on Cancer ) edisi ke 7
(Musculoskeletal Tumor Society) :
:
IA: derajat keganasan rendah, ukuran ≤
IA: derajat keganasan rendah, lokasi
8
intrakompartemen, tanpa metastasis
IB: derajat keganasan rendah, ukuran >
IB: derajat keganasan rendah, lokasi
8 atau adanya diskontinuitas
ekstrakompartemen, tanpa metastasis
IIA: derajat keganasan tinggi, ukuran ≤ 8
IIA: derajat keganasan tinggi, lokasi
IIB: derajat keganasan tinggi, ukuran > 8
intrakompartemen, tanpa metastasis
III: derajat keganasan tinggi, adanya
IIB: derajat keganasan tinggi, lokasi
diskontinuitas
ekstrakompartemen, tanpa metastasis
IVA: metastasis paru
III: ditemukan adanya metastasis
IVB: metastasis lain
2.5.10 Tatalaksana

1.Pembedahan 2. Amputasi

b. Limb Salvage c Limb Salvage


a.Limb Salvage Surgery dengan
Surgery dengan Biological Surgery dengan
Megaprostesis Reconstruction metode lainnya
2.5.10 Tatalaksana

3.Kemoterapi 4.Radioterapi 5.Pemilihan


Terapi

Osteosarkoma
Localized disease yang disertai
metastasis
6.Tatalaksana Nyeri
Nyeri ringan
Analgetik sederhana
seperti NSAID atau
paracetamol
Nyeri sedang
Opioid lemah dan
analgetik sederhana

Nyeri berat
Opioid kuat dan analgetik
sederhana
2.5.11 Prognosis

3. Management
1. Tumor related 2. Patient related
related
• Lokasi tumor • Usia • Delay diagnosis, dan
• Ukuran tumor • Status gizi (BMI) terapi
• Histopatologi • Pengalaman tenaga
• Luasnya • Performonce status
• Komorbiditas (Misalnya medis(operasi,kemoterapi
• Respon terhadap ,radiasi dan suprtif terapi)
pengobatan yaitu TB,Hepatitis, gagal ginjal,
Respon histologi • Fasilitas kurang
gagal jantung.) (tenaga,dan alat)
terhadap kemoterapi
(Huvos)
• Tipe dan margin
operasi
BAB III
PENUTUP
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik
3.1 Kesimpulan
● Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang yang bersifat ganas.
● Osteosarkoma lebih sering terjadi pada anak-anak dan
insidensinya meningkat setelah usia 60 tahun.
● Untuk data di Indonesia diambil pada laboratorium Patologi
Anatomi RSU Dr. Saiful Anwar Malang periode tahun 2018-2020
sebanyak 68 (26,88%) kasus, dan merupakan lesi ganas primer
pada tulang terbanyak.
● Penderita terbanyak adalah laki-laki, sebanyak 36 (52.94%)
kasus.
● Rentang usia penderita terbanyak adalah pada rentang usia 11-
20 tahun.
3.1 Kesimpulan
● Lokasi paling sering terjadi pada metafisis tulang panjang terutama
femur, namun dapat terjadi di semua tulang.
● Manifestasi klinis : nyeri dan teraba massa serta terjadi penurunan
fungsi pergerakan pada bagian yang terdapat osteosarkoma.
● Penanganan yang dilakukan kombinasi kemoterapi preoperatif dan
reseksi bedah.
● Lokasi metastasis tersering dari osteosarkoma ialah pada organ
paru. Pada sistem digestif sangat jarang terjadi, namun memiliki
mortalitas yang tinggi dan prognosis buruk.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai