Anda di halaman 1dari 25

PROFESIONALISME DAN

ETOS KERJA
Kelompok : Muhamad Khoirul Sholeh (2010501082)
: Imam Khoiri (2010501091)
: Afid Ma’ruf Muhammad (2010501094)
: Naufal Hammam (2010501114)
Daftar Isi
01 02 03
Profesionalisme Etos Kerja Keberhasilan

04 05 06
Kompetensi dan Kerangka Profil
Profesionalisme Kualifikasi Kompetensi
Nasional Indonesia
07
Professional
01
Profesionalisme
Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kualitas
yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”. Profesionalisme mengandung
pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber
penghidupan. Profesi sering kita artikan dengan “pekerjaan” atau “job” kita sehari-hari.
Tetapi dalam kata profession yang berasal dari perbendaharaan Angglo Saxon tidak hanya
terkandung pengertian “pekerjaan” saja. Profesi mengharuskan tidak hanya pengetahuan
dan keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti “profession” atau
“panggilan”. Dengan begitu, maka arti “profession” mengandung dua unsur. Pertama unsur
keahlian dan kedua unsur panggilan. Sehingga seorang “profesional” harus memadukan
dalam diri pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya,
dan juga kematangan etik sebagai ekspresi panggilan. Penguasaan teknik saja tidak
membuat seseorang menjadi “profesional”, kedua-duanya harus menyatu.
Ciri ciri
Profesionalisme
1) Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result),
sehingga kita dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas kerja.

2) Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat


diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.

3) Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau
putus asa sampai hasil tercapai.

4) Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan


terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.

5) Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga


efektivitas kerja yang tinggi.
02
Etos Kerja
Prinsip Etos Kerja
Prinsip etos kerja adalah harapan yang ingin diciptakan melalui kerja.
Ada tiga prinsip etos kerja yang penting untuk dibangun, baik bagi individu maupun
organisasi, yaitu:

 Mencetak prestasi (motivasi)


 Membangun masa depan (visioner)
 Mencipta nilai baru (inovasi)
Formulasi Etos Kerja
Kerja bukanlah sekedar upaya untuk menghasilkan suatu produk yang kemudian dikonversi
dalam bentuk gaji, honor atau bentuk imbalan lain. Hasil kerja bisa diartikan secara pendek,
seperti sehabis menyelesaikan pekerjaan kita akan dapat upah, atau secara jangka panjang,
yakni bekerja bisa membawa seseorang pada posisi yang sangat mulia. Berikut ini adalah
formulasi etos kerja yang mengandung nilai-nilai yang sangat luas dan mulia.

 Kerja adalah rahmat, bekerja dengan tulus dan rasa syukur.


 Kerja adalah amanah, bekerja dengan benar dan tanggung jawab.
 Kerja adalah panggilan, bekerja secara tuntas dan penuh integritas.
 Kerja adalah aktualisasi diri, bekerja keras dan penuh semangat.
 Kerja adalah ibadah, bekerja serius dan penuh kecintaan.
 Kerja adalah seni, bekerja cerdas dan kreatif.
 Kerja adalah kehormatan, bekerja tekun dan mengutamakan keunggulan.
 Kerja adalah pelayanan, bekerja dengan sempurna dan kerendahan hati.
03
Keberhasilan
Keberhasilan
Setiap orang atau organisasi selalu mengharapkan keberhasilan. Bagaimanakah
keberhasilan itu bisa dicapai? Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang
keberhasilan.
1. Formulasi keberhasilan menurut Prof. Hadipranata,A.F. (Universitas Gajah Mada,
2004):
• Keberhasilan ditentukan oleh profesiensi dan performansi;
• Profisiensi ditentukan oleh personal, social, dan job maturity;
• Performansi adalah motivasi ditambah kemampuan;
• Sumbangan profesiensi 48,3% dan sumbangan performansi 51,7%.

2. Menurut Prof. Yacobus Oentoro (Universitas Pelita Harapan, 2008):


Keberhasilan seseorang ditentukan 65 % oleh karakter/sikap dan 35 % oleh
kemampuan/profesiensi.
04
Kompetensi dan Profesionalisme
Kompetensi dan Profesionalisme
Dalam buku Etika Profesi (R. Rizal Isnanto, 2009) telah diuraikan secara lengkap tentang
keterkaitan antara kompetensi dan profesionalisme kerja. Dalam buku ini dimuat pendapat
pendapat para ahli tentang kedua hal yang dimaksud sebagaimana seperti yang diuraikan
pada bagian berikut ini.
• Tjerk Hooghiemstra (Integrated Management of Human Resources):
Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan dengan unjuk kerja yang
efektif atau superior pada jabatan tertentu.
• Lyle M. Spencer (“Competence at Work”):
Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan dengan atau
menghasilkan unjuk kerja yang efektif dan atau superior pada jabatan tertentu atau situasi
tertentu sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
• ILO/ASPDEP pada seminar penyusunan Regional Model Competency Standards (RMCS),
Bangkok, 1999, kompetensi meliputi:
1. Keterampilan melaksanakan tugas individu dengan efesien (Task skill).
2. Keterampilan mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaannya (Task
management skill).
3. Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal yang bukan merupakan pekerjaan rutin dan
kerusakan (Contigency management skill).
4. Keterampilan menghadapi tanggung jawab dan tuntutan lingkungan termasuk bekerja
dengan orang lain dan bekerja dalam kelompok (Job/role environment skill).
• Model for Occupational Skill Standard:
Dalam Model for Accupational Skill Standard dijelaskan bahwa kompetensi adalah kemampuan
yang diperoleh melalui pelatihan yang efektif. Pengertian efektif di sini bukan sekedar materi
yang baik, instruktur yang kompeten dan kehadiran peserta saja, namun lebih menekankan pada
dampaknya terhadap peserta setelah mengikuti pelatihan. (Training is not considered as just an
activity but more important is the impact to the participant after the training)

• Australia National Training Authority:


Dalam Australia National Training Authority dikatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan
yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, didukung oleh sikap dan etos kerja dan diterapkan di dunia
usaha dan industri serta memenuhi persyaratan unjuk kerja yang telah ditetapkan. Menurut konsep
Jerman (dalam sistem ganda) menggunakan istilah kompetensi profesional atau kualifikasi kunci.
Kompetensi profesional mencakup kumpulan beberapa kompetensi yang berbeda seperti
ditunjukkan di bawah.
05
Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI)
06
Profil Kompetensi
Profil Kompetensi
Seseorang dikatakan kompeten bila yang bersangkutan memiliki kemampuan: pengetahuan
(kognitif), keterampilan (motorik) dan attitude (sikap). Berikut ini adalah uraian singkat tentang
ketiga kemampuan yang termasuk dalam kompetensi kerja secara umum.

Tingkat Pengetahuan: Tingkat Keterampilan: Tingkat Sikap:


1) Mengenali (to identify) 1) Mengoperasikan (to operate) 1) Menerima (to receive)
2) Membedakan (to differentiate) 2) Menyusun (to set up) 2) Menghargai (to value)
3) Mengelompokkan (to group) 3) Memperbaiki (to repair) 3) Bekerja sama (to work together)
4) Menganalisis (to analyze) 4) Meningkatkan (to improve) 4) Mengkoordinasi (to coordinate)
5) Mensintesis (to synthesize) 5) Memproduksi (to produce) 5) Mengorganisasi (to organize)
6) Merencanakan (to plan) 6) Menyesuaikan (to adapt) 6) Bertanggungjawab (to responsible)
7) Mengevaluasi (to evaluate) 7) Menginovasi (to innovate) 7) Memimpin (to lead)
8) Berkreasi (to create)
07
Professional
Profesional
Seorang dikatakan profesional apabila :
• Mempraktekkan keahlian dan/atau keterampilan sesuai bidang profesinya
• Memiliki sikap dan etos kerja yang mencakup keahlian dan keterampilan
• Mensintesis berbagai informasi untuk melakukan rancangan/rekayasa
• Menerapkan kaedah keteknikan untuk menangani hal yang belum pernah ditangani
• Mengembangkan keteknikan dan menerapkan secara berkelanjutan
• Menerapkan pandangan sistemik dan terpadu dalam memanfaatkan peluang
• Mengelola dan menggunakan data yang terkait dengan profesinya
• Menyelenggarakan manajemen dan kepemimpinan untuk menerapkan iptek bagi
kepentingan masyarakat
• Proaktif, fokus pada lingkar pengaruh (focus on the circle of influence)
• Merespon sesuai nilai (responding to value)
• Menerima tanggung jawab (accepting responsibility)
• Menjadi tokoh transisi (transitional figure) untuk kemanfaatan kelompok
Ciri ciri SDM Profesional
• Bekerja secara efisien, efektif dan produktif
• Mandiri, tidak tergantung pada orang lain
• Mampu bersaing melalui kompetisi sehat
• Memiliki kemampuan manajemen dibidang profesinya (managerial skill)
• Memiliki kemauan untuk belajar seumur hidup (life time education)

Di Lingkungan Persatuan Insinyur Indonesia (PII), seorang profesional akan melaksanakan


tugas/pekerjaan dengan prinsip 5-C, yaitu:
• Competency (Sesuai kompetensi)
• Conceptual (berdasarkan konsep)
• Consistence (secara konsisten)
• Cooperative (kerjasama kelompok)
• Commitment (menepati janji/ memenuhi kesanggupan)
Dalam PII, juga dikenal dengan Tujuh Tuntunan Sikap, yaitu:
1. Bekerja sesuai dengan kompetensi dibidang keahliannya
2. Mengutamakan keselamatan, kesehatan & kesejahteraan masyarakat
3. Menyatakan pendapat yang dapat dipertanggung-jawabkan
4. Menghindari pertentangan kepentingan dalam tugas & tanggung-jawab
5. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing
6. Memegung teguh kehormatan, integritas & martabat profesi
7. Mengembangkan kemampuan pofesional
Terima Kasih
Apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai