Anda di halaman 1dari 26

www.ut.ac.

id
A. FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN SEKOLAH
DASAR
Fungsi dan tujuan pendidikan SD bersumber dari fungsi dan tujuan pendidikan
nasional yang tercantum dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU tentang Sisdiknas tersebut
ditetapkan bahwa: "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, ber-tujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab".

www.ut.ac.id
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan sejalan dengan tujuan pendidikan
dasar, maka tujuan pendidikan SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar
baca-tulis-hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi
siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka
untuk mengikuti pendidikan di SMP.
Jka di simaka secara cermat, Tujuan Pendidikan SD dapat di pilih menjadi tiga
kelompok sebagai berikut:

www.ut.ac.id
a. Kemampuan dasar baca-tulis-hitung merupakan kemampuan yang dibutuhkan
oleh setiap orang yang ingin hidup secara wajar dalam era globalisasi. Oleh
karena itu, mata pelajaran yang mendukung pembentukan kemampuan ini
mendapat porsi yang cukup besar di SD.
b. Pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup berkaitan dengan"life skills",
yang meliputi keterampilan akademik (baca-tulis-hitung).keterampilan personal,
keterampilan sosial, dan keterampilan vokasional
c. Persiapan untuk melanjutkan pendidikan di SMP menuntut SD membekalipara
siswanya dengan keterampilan belajar lebih lanjut, khususnyadiberikan di kelas 6

www.ut.ac.id
B. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
1. Karakteristik Umum Pendidikan SD
Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan
lainnya. Paling tidak, ada empat sasaran utama dalam pendidikan SD, yaitu sebagai
berikut. (Ditjen Dikti, 2006)
a.Kemelekwacanaan (literacy). Pendidikan SD diarahkan pada pembentukan
kemelekwacanaan, bukan pada pembentukan kemampuan akademik. Kemelekwacanaan
merujuk kepada pemahaman siswa tentang berbagai fenomena/gagasan di
lingkungannya dalam rangka menyesuai-kan perilaku dengan kehidupan. Misalnya,
dalam berlalu lintas, siswa paham akan makna rambu-rambu lalu lintas, sehingga jika dia
melihat lampu merah, dia akan berhenti.

www.ut.ac.id
b. Kemampuan berkomunikasi. Pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan
kemampuan berkomunikasi, yaitu mampu mengomunikasikan sesuatu, baik
buah pikiran sendiri maupun informasi yang didapat dari berbagai sumber,
kepada orang lain dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Informasi
yang akan dikomunikasikan mungkin didapat melalui mendengarkan dari
seorang teman, membacanya dari koran, atau menyaksikan sendiri, baik
secara langsung, maupun melalui tayangan televisi.

www.ut.ac.id
c. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving), yang mencakup
merasakan adanya masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi
untuk memecahkan masalah, mengeksplorasi alternatif pemecahan
masalah, dan memilih alternatif yang paling layak. Contoh yang sangat
sederhana adalah anak merasakan ada masalah dengan ban sepedanya. Ia
berhenti, lalu melihat bahwa ban sepedanya kempes.

www.ut.ac.id
d. Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti
secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada kesimpulan. Pendidikan SD
diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa berpikir logis sehingga
kemampuan bermalarnya berkembang. Siswa yang terlatih daya nalarnya, tidak
akan cepat percaya pada sesuatu yang tidak masuk akal. Coba Anda temukan
contoh untuk hal ini.

www.ut.ac.id
2. Karakteristik Khusus Pendidikan SD

Siswa, guru, kurikulum, pembelajaran, serta gedung dan fasilitas SD memang


mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan lainnya.
a. Siswa SD berada dalam tahap perkembangan pra-operasional konkret, yang
ditandai oleh pandangan yang bersifat holistik.dan operasi
b. Guru SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran SD, yaitu
Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn.
c. Kurikulum SD dikembangkan berdasarkan standar nasional oleh satuan
pendidikan (SD) bersama dengan Komite Sekolah, di bawah koordinasiDinas
Kabupaten/Kota. Pendidikan SD berlangsung selama enam tahun,yang dibagi
menjadi enam tingkat kelas.
www.ut.ac.id
d. Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifat holistik,
pengalaman langsung, dan menggunakan contoh-contoh konkret, sesuai
dengan karakteristik siswa SD dan tujuan pendidikan dasar.
e. Gedung dan fasilitas SD bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang
cukup mewah. Pada umumnya, terdapat enam ruang kelas dan ruang
kepala sekolah, tanpa ruang guru dan juga tanpa ruang administrasi.

www.ut.ac.id
Kegiatan Belajar 2
A. Tatanan Organisasi dan Bentuk –Bentuk Penyelengara Pendidikan sekolah
dasar
Sejak diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, pendidikan SD menjadi
tanggung jawab bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom,
Pemerintah Pusat berwewenang untuk menetapkan standar kompetensi siswa
dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil
belajar secara nasional beserta pedoman pelaksanaannya. di samping
menetapkan standar materi pelajaran pokok.

www.ut.ac.id
Dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kewenangan tersebut
dipertegas dalam Pasal 50, Ayat (1) sampai dengan (4) yang secara lengkap sebagai
berikut.
1.Pengelolaan sistem pendidikan nasional merupakan tanggung jawab Menteri.
2.Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan
untuk menjamin mutu pendidikan nasional. satu satuan pendidikan untuk semua
jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf
internasional.

www.ut.ac.id
4. Pemerintah Daerah Propinsi melakukan koordinasi penyelenggaraan
pendidikan,pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas
penyelenggaraanpendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota untuk tingkat
pendidikan dasar danmenengah.
5. Pemerintah Kabupaten/Kota mengelola pendidikan dasar dan
pendidikanmenengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan
lokal

www.ut.ac.id
Selanjutnya, secara lebih teknis, pengelolaan pendidikan SD terdapat
dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar
dan Menengah Butir-butir penting yang dapat digali dari RPP tersebut
adalah sebagai berikut.
1.Pengelolaan
pasal 24
1.Pengelolaan SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan
berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip kemandirian dan
manajemen berbasis sekolah/madrasah
www.ut.ac.id
2. Pengelolaan SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat mencakup
perencanaan,pelaksanaan, pengawasan, pelaporan, dan pertanggung-jawaban yang
meliputikomponen:
(a.)kurikulum (b) proses dan hasil pembelajaran (C) administrasi dan manajemen
satuan Pendidikan (d) organisasi kelembagaan satuan pendidikan (e) sarana dan
prasarana (f) ketenagaan (g) pembiayaanh (h) peserta didik (i) peran serta
masyarakat; dan (j) lingkungan/budaya sekolah.

www.ut.ac.id
3. Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disusun oleh sekolah/madrasah
dengan memperhatikan pertimbangan dan arahan dari komite sekolah/madrasah.
4. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan oleh
5. kepala sekolah/madrasah kepada masyarakat melalui komite sekolah/madrasah.
Untuk keperluan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) di
bidang keuangan komite sekolah/madrasah dapat menunjuk akuntan publik atas
beban pembiayaan sekolah/madrasah.

www.ut.ac.id
Pasal 25
Pengelolaan SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat dapat digabungkan dengan
SMP, MTS, atau bentuk lain yang sederajat dalam satu atau dua satuan
pendidikan.
2. Sarana dan Prasarana
Pasal 26
a. Penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan pada SD, MI,
atau bentuk lain yang sederajat menjadi tanggung jawab satuan pendidikan yang
bersangkutan dan dapat memperoleh bantuan dari Pemerintah, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat
www.ut.ac.id
2. SD dan MI harus memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang diperlukan dalam
proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan fisik dan
3. perkembangan kecerdasan intelektual dan emosional, perkembangan
kemampuan interaksi sosial, dan kejiwaan peserta didik.3. 3. Sarana pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi sekurang- kurangnya alat tulis
kelas, alat peraga, dan bahan ajar.
4. Prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi sekurang-
kurangnya ruang kelas, ruang pendidik, ruang bermain, halaman bermain/olah
raga, perpustakaan, kantin, dan kamar kecil.

www.ut.ac.id
5. Sarana dan prasarana pendidikan SD dan MI harus memenuhi persyaratan
standar
6. nasional pendidikan. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
diimplementasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dan sekolah/madrasah
secara bertahap, dan semua SD dan MI atau bentuk lain yang sederajat sudah
memenuhinya paling lambat 10 tahun sejak ditetapkannya Peraturan
Pemerintah ini.

www.ut.ac.id
B. BENTUK- BENTUK PENYELENGARAAN PENDIDIKAN SD

1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)


SD merupakan jenjang pertama pendidikan dasar yang menyelenggarakan
pendidikan umum bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Sementara itu, MI adalah
madrasah yang menyelenggarakan pendidikan umum setingkat SD, di samping
pendidikan Agama Islam.

www.ut.ac.id
2. SD Unggulan atau Sekolah Nasional Plus
Sekolah ini menyelenggarakan pendidikan umum dengan keunggulan yang
merupakan kelebihannya dari SD biasa. Kelebihan tersebut dapat berupa: (1)
penggunaan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari atau penggunaan dwi
bahasa, (2) jumlah jam pelajaran lebih banyak, (3) tersedia pendidikan khusus,
ujian, dan sertifikat bagi siswa yang memenuhi standar kompetensi pada lembaga
pendidikan global, (4) fasilitas yang lengkap dan lebih baik dari sekolah nasional,
dan (5) jumlah siswa dalam satu kelas relatif kecil. Sekolah ini juga dapat
menggunakan Kurikulum Internasional

www.ut.ac.id
3.Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
Pendidikan khusus untuk tingkat SD adalah Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), yang
pada umumnya terdapat di ibu kota kabupaten/kota. SDLB menyediakan layanan
pendidikan bagi anak-anak yang mempunyai kesulitan dalam melihat (tunanetra),
mendengar (tunarungu), fisik (tunadaksa), kelemahan mental (tunagrahita), dan yang
mempunyai kesulitan emosional-sosial (tuna laras). Sehubungan dengan itu, guru-
guru yang mengajar di SDLB adalah guru-guru Pendidikan Luar Biasa dari berbagai
kelainan, di samping guru-guru SD biasa. Kurikulum yang digunakan pada umumnya
sama dengan Kurikulum SD biasa dengan berbagai penyesuaian, terutama dalam
proses pembelajaran dan evaluasi.

www.ut.ac.id
4. Sekolah Dasar Inklusi
Jika di SDLB berkumpul anak-anak dari berbagai kelainan, maka di SD Inklusi
berbaur anak biasa (normal) dengan anak luar biasa. Konsep inklusi sebenarnya
berawal dari Gerakan Pendidikan untuk Semua (Education for All) yang
dicanangkan oleh Unesco. Gerakan ini menuntut agar semua anak dapat dididik
di sekolah yang terdekat dari tempat tinggalnya. Oleh karena itu, jika di sekitar
sebuah SD ada anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus, ia harus dapat
diterima di sekolah biasa dan dapat bergaul dengan anak-anak normal lainnya.

www.ut.ac.id
5. Program Paket A
Program Paket A merupakan program pendidikan nonformal setara SD/MI yang
diperuntukkan bagi para peserta didik yang berusia 15-44 tahun. Bersama dengan
Program Paket B Setara SMP/MTs, program ini ditujukan untuk menuntaskan
Wajib Belajar Sembilan Tahun bagi warga negara yang karena berbagai alasan
tidak mungkin mengikuti pendidikan formal.

www.ut.ac.id
6. Sekolah Rumah
Sesuai dengan namanya, Sekolah Rumah atau lebih terkenal dengan sebutan home
schooling, adalah sekolah yang diselenggarakan di rumah. Jika Anda tinggal di kota
besar, Anda pasti tidak asing dengan istilah ini karena sekolah seperti ini umumnya
berkembang di kota-kota besar seperti Jakarta. Namun, jika Anda tinggal di kota
kecil atau di daerah terpencil, mungkin Anda belum akrab dengan istilah ini,
meskipun berita tentang sekolah ini sering dipaparkan di koran atau televisi. Agar
kita mempunyai wawasan yang sama tentang Sekolah Rumah, Anda perlu
mengikuti berbagai berita tentang sekolah rumah yang banyak disiarkan di media
massa.

www.ut.ac.id
www.ut.ac.id

Anda mungkin juga menyukai