Anda di halaman 1dari 19

Cover

Analisis Situasi Ibu dan Anak


Dr. Dewi MD Herawati, drg, MSi
Pengertian ASIA

Analisis Situasi Ibu dan Anak dengan pendekatan berbasis


hak Azasi Manusia (ASIA-HAM), adalah kajian situasi dan
kondisi ibu dan anak di suatu wilayah dengan perspektif
keterpenuhan anak dan perempuan dalam mencapai hak-
hak dasarnya.

Metode yang digunakan dengan pendekatan berbasis Hak Azasi Manusia


(ASIA-HAM), terdiri dari 3 kategori yang bisa disebut Tiga T yaitu 1)
Tinjauan atau Penilaian Situasi (merumuskan permasalahan,
menggambarkan bersarnya permasalahan dan memilih indikator), 2)
Telaahan atau Analisis (analisis kausalitas, analisis pola peran, analisis
kesenjangan kapasitas), 3) Tindakan atau Aksi (memilih aksi kunci,
pengembangan kemitraan dan rancangan program
Tujuan ASIA
 Sebagai acuan bagi perencana program pembanguan kesehatan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Kesehatan agar dapat megintegrasikan ASIA kedalam penyusunan rencana
program dan kegiatan sehingga kualitas perencanaan pembangunan sumber daya manusia
menyangkut kepentingan ibu dan anak dapat lebih terarah.
 Tersedianya profil ibu dan anak yang dapat digunakan untuk menyusun dokumen perencaan
tahunan, lima tahun dan dua puluh tahun di tingkat kabupaten yang relevan bagi kebijakan
dan perencanaan strategi jangka panjang untuk peningkatan program Kelangsungan Hidup
Perkembangan Perlindungan Ibu dan Anak (KHPPIA).
 Tersedianya data dan informasi berdasarkan kondisi saat ini, sehingga menjadi dasar
pemantauan dan evaluasi dari program dan kegiatan yang terkait situasi ibu dan anak.
Metodologi Penyusunan ASIA

1. Pendekatan eksploratif
2. Pendekatan studi dokumen
3. Pendekatan teoritis
I. Penilaian Situasi

1. Perumusan Masalah
2. Prioritas Masalah
3. Pemilihan Indikator
Perumusan Masalah

a) Jumlah kematian bayi pada tahun 2019 sebanyak 218 bayi, menurun dibanding tahun 2018
sebanyak 270 bayi. Penyebab kematian terbesar adalah karena BBLR dan asfiksia. Adapun
kecamatan yang memiliki kematian bayi terbanyak adalah Kecamatan Coblong, Andir dan
Bandung Kulon. Kecamatan Coblong merupakan kecamatan dengan jumlah kematian bayi
terbesar dalam kurun waktu lima tahun.
b) Jumlah kematian ibu pada tahun 2019 sebanyak 25 orang, terjadi peningkatan dibanding
tahun 2018 (24 orang). Penyebab kematian terbesar karena hipertensi dalam kehamilan.
Kematian terbanyak berada di Kecamatan Bandung Kulon dan Antapani.
c) Jumlah berat bayi lahir rendah (BBLR) ada 940 bayi atau sekitar 2,29% dari jumlah bayi lahir
ditimbang. Jumlah BBLR terjadi peningkatan yang sangat tajam dalam kurun waktu 4 tahun,
dimana pada tahun 2015 ada 295 bayi BBLR.
Tabel Prioritas Masalah
No Masalah Kelompok Tingkat Kecenderungan Dampak Akses dan Juml Peringkat
Sasaran Keparahan Permasalahan Ketersediaan Nilai
sarana dan
prasarana
1 Jumlah kematian bayi Bayi 5 5 5 5 20 1
masih tinggi, pada
tahun 2019 sebanyak
218 bayi, tahun 2018
sebanyak 270 bayi.
Tabel. Indikator dan Penilaian Situasi

No Masalah Kunci Kelompok Sasaran Besarnya Masalah Hak yang Tidak Indikator
Terpenuhi
1 Kematian bayi -Neonatus (0-28 hari) 1.Jumlah kematian bayi pada 1.Hak untuk hidup Angka Kematian
masih tinggi tahun 2013 sebanyak 218 bayi, (DUHAM Pasal 25 bayi
-Bayi umur tahun 2012 sebanyak 270 bayi. Ayat 1 dan 2
1 bln - <12 bln 2.Kecamatan dengan kematian 2. Hak-hak yang
  bayi terbanyak adalah Coblong, melekat pada diri
Andir dan Bandung Kulon. anak untuk hidup
Coblong merupakan kecamatan
dengan jumlah kematian bayi (Konvensi PBB
terbesar dalam kurun waktu tentang Hak Anak
lima tahun. Pasal 6)

2.Penyebab kematian terbesar 3. Hak-hak atas standar


adalah karena BBLR dan kesehatan tertinggi
asfiksia. (Konvensi PBB
tentang Hak Anak
  Pasal 24 dan 27)
II. Identifikasi Penyebab Masalah (Telaah atau Analisis)

1. Analisis Kausalitas
2. Analisis hambatan dan sumbatan
3. Analisis Pola Peran
Tabel Analisis Hambatan dan Sumbatan
Determinan Hambatan dan Sumbatan `Deskripsi Peran untuk Pengemban Tugas dan
Pemegang Hak
Penyediaan
 
Layanan
Ketersediaan komoditas -Sediaan tablet Fe di Puskemas kurang sesuai Bidan (Bidan Kelurahan)
 

/Input Layanan - PMT yang diberikan Puskesmas belum memenuhi kebutuhan - Harus domisili di tempat tugas
nutrisi ibu hamil
- Mampu tatalaksana pada bumil anemia
  dan KEK

Nutritionis (Puskesmas):

-Mampu memberikan PMT bumil KEK


sesuai kebutuhan bumil

-Memantau kepatuhan makan PMT dan


tablet Fe pada bumil

Dokter Umum (Puskesmas)

- Memberikan rekomendasi pada Dinas


kesehatan untuk sediaan tablet Fe yang
diinginkan bumil

Dokter SpOG (RSUD)

- Selalu standby dan mudah di akses

 
Matriks Pola Peran (Utk kasus BBLR)

Pemegang Bayi Keluarga dan Masyarakat Posyandu BPM Puskesmas RSUD/


klaim
  RS KIA
Pengemban
tugas
Ibu -Melakukan pemeriksaan rutin dan -Melibatkan keluarga dan Aktif membawa bayinya ke -Selalu kontrol kehamilan -Selalu kontrol kehamilan Siap dirujuk
memperhatikan kesehatan bayi sejak masyarakat dalam posyandu untuk ditimbang
  dalam kandungan sampai dengan pendampingan persalinan dan memeriksakan -Memeriksakan rutin kesehatan -Rutin memeriksakan
lahir kesehatan dan pertumbuhan dan kesehatan serta pertumbuhan
-Meminta ikut mengawasi perkembangan bayinya dan perkembangan bayinya
-Makan makanan bergizi seimbang pertumbuhan dan
perkembangan bayi    
Bapak -Siap menjadi suami siaga, menjamin -Menjamin ketersediaan gizi Mendukung dan -Mengantar isteri periksa SIAGA membawa ke SIAGA membawa ke
kebutuhan bayi untuk tumbuh dan keluarga berpartisipasi dalam kegiatan kehamilan secara rutin Puskesmas RSUD/RS KIA
  berkembang posyandu terutama dalam
-Mendorong menyediakan PMT-P -Menemani isteri untuk kontrol
  masyarakat/keluarga untuk kesehatan bayinya
konsumsi karbohidrat dan
protein cukup
LSM Menjadi fasilitator dan pendamping Menjadi fasiliatator, motivator Menjadi fasilitator, motivator Melakukan kemitraan dengan Melakukan kemitraan dengan Berpartisipasi dalam
ibu hamil dan BBLR keluarga dan masyarakat untuk dan pendamping kegiatan BPS Puskesmas akses pelayanan ke
(Stakeholde konsumsi makanan bergizi Posyandu RSUD/RS KIA
rs)  

 
Petugas Memberikan pelayanan ANC pada Melakukan pembinaan keluarga Memfasilitasi kegiatan Melakukan kerjasama dan Memberikan pelayanan ANC Melakukan
bumil, ibu bersalin dan BBLR dan mendorong pemberdayaan Posyandu dan memberikan koordinasi dg BPM dan BBLR di Puskesmas pendampingan saat
Kesehatan masyarakat pelayanan ANC di posyandu merujuk
 
   
Pemerintah Memfasilitasi dan menetapkan Mendorong pemberdayaan Bertanggung jawab terhadap -Memfasilitasi BPM dalam Memfasilitasi Puskesmas Memfasilitasi akses
Kelurahan/ masalah ibu dan bayi dalam prioritas keluarga dan masyarakat pelayanan Posyandu pelayanan kesehatan dalam pelayanan ANC, rujukan ke RSUD/RS
pembangunan Kelurahan/kecamatan persalinan dan BBLR KIA
Kecamatan
III. Menyusun Rancangan Program dan Rekomendasi

1. Aksi Kunci
- Usulan Aksi dan Aksi Kunci
- Aksi Kunci dan Tujuan Mengatasi Masalah
2. Pengembangan Kemitraan
- Pemetaan
- Strategi
3. Penyusunan Program
Tabel Usulan Aksi dan Aksi Kunci
Pengemban Tugas/ Pola Peran Kesenjangan Kapasitas Usulan Aksi Aksi Kunci
Pemegang Hak

 
Pengemban Tugas
Ibu Ibu, keluarga, masyarakat Ibu tidak paham bahwa jika Melakukan penyadaran pada ibu -Penyelenggaraan kelas ibu hamil
memperhatikan kehamilan, persalinan memiliki faktor risiko dan risiko hamil tentang dampaknya faktor
dan nifas. Aktif datang ke posyandu/bidan yang tinggi terjadinya kematian risiko dan risiko tinggi  
dan puskesmas dan siap dirujuk ke
-Membuat modul faktor risiko,
rumah sakit
risiko tinggi pada kehamilan dan
  upaya mengatasinya baik untuk
Suami Siaga memenuhi kebutuhan kesehatan Tidak mampu memenuhi Mampu memenuhi kebutuhan ibu maupun kader
isteri dan siaga mengantar isteri ke kebutuhan kesehatan isteri dan nutrisi dan kesehatan isteri dan
 
tenaga/fasilitas kesehatan tidak paham isteri memiliki risiko bayi dan siaga terhadap
tinggi terjadinya kematian kehamilan, persalinan dan -Pembentukan suami siaga
kelahiran bayi
LSM Fasilitasi, motivasi, menggerakkan dan Tidak peduli terhadap kehamilan Masyarakat peduli ibu hamil dan  
bermitra dalam program kesehatan dan ibu penyelamatan bayi
-Edukasi pada suami tentang
penyelamatan ibu hamil, ibu bersalin dan
dampak faktor risiko dan risiko
ibu nifas
tinggi pada ibu hamil dan bayi
Petugas Kesehatan Memberikan edukasi/penyuluhan, Tidak tahu dan paham ada Sosialisai layanan kesehatan dan
konseling, diagnosis, terapi pengobatan, pelayanan kesehatan dan peran meningkatkan peran petugas  
rujukan dan laporan petugas kesehatan kesehatan
Pemerintah Memberikan fasilitasi, mendorong Kelurahan dan Kecamatan belum Menciptakan kegiatan Kelurahan -Pembentukan
Kelurahan/Kecamat pemberdayaan masyarakat, melakukan optimal mendorong kegiatan yang dan Kecamatan yang kelurahan/kecamatan siaga
an revitalisasi posyandu, sarana pelayanan berhubungan dengan pencegahan berhubungan dengan pencegahan
kesehatan dan menjadikan masalah bayi kematian bayi kematian bayi  
sebagai sasaran pembangunan
-Pemberian anggaran untuk
Bappeda/Dinkes Menetapkan masalah prioritas kematian Belum menjadikan kematian bayi Menjadikan kematian bayi
kegiatan kelurahan/kecamatan
bayi dalam pembangunan kualitas SDM sebagai masalah prioritas, belum sebagai masalah prioritas serta
siaga
Kota membuat costing anggaran sesuai menghitung costing anggaran
SPM sesuai SPM serta mengusulkan  
dalam Perda SPM
Tabel Aksi Kunci dan Tujuan Mengatasi Masalah
Aksi Kunci Tujuan Instansi Atau Pihak
yang bertanggung
Jawab
Penyelenggaraan kelas ibu hamil -Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan remaja perempuan tentang Dinas Kesehatan
dan remaja perempuan serta pentingnya makan gizi seimbang dan mengkonsumsi tablet Fe serta dampak
membuat modul tentang yang ditimbulkan
KEK/anemia dan upaya
pencegahan KEK dan anemia -Adanya modul yang mudah dipahami dan dapat diterapkan oleh ibu hamil serta
remaja puteri dan keluarganya
Pembentukan suami siaga, Adanya wadah/forum yang dapat meningkatkan kepedulian, peran serta maupun Dinas Pemberdayaan
kelurahan/kecamatan siaga kesiap siagaan baik suami maupun warga masyarakat terhadap ibu hamil KEK Masyarakat
dan anemia
 
Edukasi pada ayah tentang Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan suami sehingga dapat lebih PKK dan BKKBN
pentingnya nutrisi pada ibu hamil perhatian dan peduli terhadap isteri agar tidak anemia dan KEK dengan
memberikan dukungan untuk mengkonsumsi makan gizi seimbang dan tablet Fe
 
Kemitraan dengan bidan dan Adanya kerjasama antara bidan dan dukun dengan konsep kesetaraan, saling Dinas Kesehatan
dukun menghargai dan membutuhkan dimana prinsipnya untuk penyelamatan ibu hamil

 
Costing anggaran sesuai SPM Diperolehnya kebutuhan anggaran berdasarkan perhitungan kebutuhan riil untuk Dinas Kesehatan dan
menyelesaikan masalah tingginya KEK dan anemia pada ibu hamil Bappeda
 
Tabel Pemetaan Kemitraan Untuk Mengatasi Masalah Kematian Bayi,
Kematian Ibu, BBLR, Anemia Bumil dan KEK Bumil
  Berdasarkan Arti Penting
Kurang Penting Penting/Sangat
Penting
Berdasarkan Pengaruh Kurang Berpengaruh -UPI, Unpas, ITB -Lembaga
Perlindungan Anak

-Forum Kota Sehat


Berpengaruh/Sangat - Organisasi profesi IDI, -Organisasi profesi
Berpengaruh IAKMI IDAI, POGI, IBI

-Unisba, Maranata -Unpad

  -PKK

  -Lembaga keagamaan
Muhammadiyah, Kaum
Dhuafa, Rumah Yatim,
Rumah zakat

-Yayasan Suryakanti
Tabel Strategi Pengembangan Kemitraan

Mitra Potensial Apa yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan Kemitraan
yang perlu dilakukan
Unpad, Unisba, Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan Dukungan anggaran Audiensi
Maranatha
Kolaberasi penelitian Kolaberasi

Advokasi hasil penelitian Koordinasi

 Pengembangan MoU dan kerjasama


UPI, Unpas, ITB, Peningkatan kapasitas staf Pemda Dukungan anggaran Audiensi
Unikom
Meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat

Pengembangan model pemberdayaan masyarakat Pengembangan MoU dan kerjasama


Organisasi Profesi Memberikan pelayanan Dukungan semua pihak dan Koordinasi dengan Dinas Kesehatan
IDAI, POGI, IDI, komitmen
IAKMI, IBI Menetapkan standar pelayanan

Melakukan audit
Tabel. Matriks Logframe Penyusunan Program
Waktu (Dalam tahun)
Hirarki Hasil Indikator Sumber Perkiraan SKPD yg Risiko dan
2016 2017 2018 2019 2020
Data Anggaran Bertangung Asumsi
Jawab

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Tujuan/Goal/impact: Menurunkan Angka Kematian bayi
Outcome 1: Program 1:   60% 70% 80% 90% 100% Laporan 10 M Dinkes Tertuang
Meningkatnya AMP dalam
kompetensi nakes Pengembangan Persentase RPJMD
kompetensi nakes kompetensi
nakes
Output 1.1: Kegiatan 1.1:   60% 70% 80% 90% 100% Laporan 7,5 M Dinkes Belum
bulanan mampu
Tersedianya nakes Pelatihan Persentase melaksana-
terlatih dalam penatalaksanaan nakes dapat kan
penatalaksanaan BBLR BBLR dan pelatihan
dan manajemen asfiksia manajemen Asfiksia
Output 1.2: Kegiatan 1.2: Persentase 60% 70% 80% 90% 100% Laporan 2,5 M Dinkes Standar ANC
ANC bulanan
Tersedianya ANC yg Pengembangan berkualitas
berkualitas kualitas ANC
Outcome 2: Program 2: Persentase 60% 70% 80% 90% 100% Laporan 7,5 M Dinkes, Butuh
Meningkatnya asupan bumil yg bulanan Diperta, koordinasi
nutrisi bumil yg adekuat Asupan nutrisi yg mendapat Dinas Tim
adekuat utk bumil nutrisi adekuat Peternakan,
  Dinas
Perikanan
dan Kelautan

 
Cover

Thank You
Insert the Sub Title
of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai