Topik 13. Asia
Topik 13. Asia
1. Pendekatan eksploratif
2. Pendekatan studi dokumen
3. Pendekatan teoritis
I. Penilaian Situasi
1. Perumusan Masalah
2. Prioritas Masalah
3. Pemilihan Indikator
Perumusan Masalah
a) Jumlah kematian bayi pada tahun 2019 sebanyak 218 bayi, menurun dibanding tahun 2018
sebanyak 270 bayi. Penyebab kematian terbesar adalah karena BBLR dan asfiksia. Adapun
kecamatan yang memiliki kematian bayi terbanyak adalah Kecamatan Coblong, Andir dan
Bandung Kulon. Kecamatan Coblong merupakan kecamatan dengan jumlah kematian bayi
terbesar dalam kurun waktu lima tahun.
b) Jumlah kematian ibu pada tahun 2019 sebanyak 25 orang, terjadi peningkatan dibanding
tahun 2018 (24 orang). Penyebab kematian terbesar karena hipertensi dalam kehamilan.
Kematian terbanyak berada di Kecamatan Bandung Kulon dan Antapani.
c) Jumlah berat bayi lahir rendah (BBLR) ada 940 bayi atau sekitar 2,29% dari jumlah bayi lahir
ditimbang. Jumlah BBLR terjadi peningkatan yang sangat tajam dalam kurun waktu 4 tahun,
dimana pada tahun 2015 ada 295 bayi BBLR.
Tabel Prioritas Masalah
No Masalah Kelompok Tingkat Kecenderungan Dampak Akses dan Juml Peringkat
Sasaran Keparahan Permasalahan Ketersediaan Nilai
sarana dan
prasarana
1 Jumlah kematian bayi Bayi 5 5 5 5 20 1
masih tinggi, pada
tahun 2019 sebanyak
218 bayi, tahun 2018
sebanyak 270 bayi.
Tabel. Indikator dan Penilaian Situasi
No Masalah Kunci Kelompok Sasaran Besarnya Masalah Hak yang Tidak Indikator
Terpenuhi
1 Kematian bayi -Neonatus (0-28 hari) 1.Jumlah kematian bayi pada 1.Hak untuk hidup Angka Kematian
masih tinggi tahun 2013 sebanyak 218 bayi, (DUHAM Pasal 25 bayi
-Bayi umur tahun 2012 sebanyak 270 bayi. Ayat 1 dan 2
1 bln - <12 bln 2.Kecamatan dengan kematian 2. Hak-hak yang
bayi terbanyak adalah Coblong, melekat pada diri
Andir dan Bandung Kulon. anak untuk hidup
Coblong merupakan kecamatan
dengan jumlah kematian bayi (Konvensi PBB
terbesar dalam kurun waktu tentang Hak Anak
lima tahun. Pasal 6)
1. Analisis Kausalitas
2. Analisis hambatan dan sumbatan
3. Analisis Pola Peran
Tabel Analisis Hambatan dan Sumbatan
Determinan Hambatan dan Sumbatan `Deskripsi Peran untuk Pengemban Tugas dan
Pemegang Hak
Penyediaan
Layanan
Ketersediaan komoditas -Sediaan tablet Fe di Puskemas kurang sesuai Bidan (Bidan Kelurahan)
/Input Layanan - PMT yang diberikan Puskesmas belum memenuhi kebutuhan - Harus domisili di tempat tugas
nutrisi ibu hamil
- Mampu tatalaksana pada bumil anemia
dan KEK
Nutritionis (Puskesmas):
Matriks Pola Peran (Utk kasus BBLR)
Petugas Memberikan pelayanan ANC pada Melakukan pembinaan keluarga Memfasilitasi kegiatan Melakukan kerjasama dan Memberikan pelayanan ANC Melakukan
bumil, ibu bersalin dan BBLR dan mendorong pemberdayaan Posyandu dan memberikan koordinasi dg BPM dan BBLR di Puskesmas pendampingan saat
Kesehatan masyarakat pelayanan ANC di posyandu merujuk
Pemerintah Memfasilitasi dan menetapkan Mendorong pemberdayaan Bertanggung jawab terhadap -Memfasilitasi BPM dalam Memfasilitasi Puskesmas Memfasilitasi akses
Kelurahan/ masalah ibu dan bayi dalam prioritas keluarga dan masyarakat pelayanan Posyandu pelayanan kesehatan dalam pelayanan ANC, rujukan ke RSUD/RS
pembangunan Kelurahan/kecamatan persalinan dan BBLR KIA
Kecamatan
III. Menyusun Rancangan Program dan Rekomendasi
1. Aksi Kunci
- Usulan Aksi dan Aksi Kunci
- Aksi Kunci dan Tujuan Mengatasi Masalah
2. Pengembangan Kemitraan
- Pemetaan
- Strategi
3. Penyusunan Program
Tabel Usulan Aksi dan Aksi Kunci
Pengemban Tugas/ Pola Peran Kesenjangan Kapasitas Usulan Aksi Aksi Kunci
Pemegang Hak
Pengemban Tugas
Ibu Ibu, keluarga, masyarakat Ibu tidak paham bahwa jika Melakukan penyadaran pada ibu -Penyelenggaraan kelas ibu hamil
memperhatikan kehamilan, persalinan memiliki faktor risiko dan risiko hamil tentang dampaknya faktor
dan nifas. Aktif datang ke posyandu/bidan yang tinggi terjadinya kematian risiko dan risiko tinggi
dan puskesmas dan siap dirujuk ke
-Membuat modul faktor risiko,
rumah sakit
risiko tinggi pada kehamilan dan
upaya mengatasinya baik untuk
Suami Siaga memenuhi kebutuhan kesehatan Tidak mampu memenuhi Mampu memenuhi kebutuhan ibu maupun kader
isteri dan siaga mengantar isteri ke kebutuhan kesehatan isteri dan nutrisi dan kesehatan isteri dan
tenaga/fasilitas kesehatan tidak paham isteri memiliki risiko bayi dan siaga terhadap
tinggi terjadinya kematian kehamilan, persalinan dan -Pembentukan suami siaga
kelahiran bayi
LSM Fasilitasi, motivasi, menggerakkan dan Tidak peduli terhadap kehamilan Masyarakat peduli ibu hamil dan
bermitra dalam program kesehatan dan ibu penyelamatan bayi
-Edukasi pada suami tentang
penyelamatan ibu hamil, ibu bersalin dan
dampak faktor risiko dan risiko
ibu nifas
tinggi pada ibu hamil dan bayi
Petugas Kesehatan Memberikan edukasi/penyuluhan, Tidak tahu dan paham ada Sosialisai layanan kesehatan dan
konseling, diagnosis, terapi pengobatan, pelayanan kesehatan dan peran meningkatkan peran petugas
rujukan dan laporan petugas kesehatan kesehatan
Pemerintah Memberikan fasilitasi, mendorong Kelurahan dan Kecamatan belum Menciptakan kegiatan Kelurahan -Pembentukan
Kelurahan/Kecamat pemberdayaan masyarakat, melakukan optimal mendorong kegiatan yang dan Kecamatan yang kelurahan/kecamatan siaga
an revitalisasi posyandu, sarana pelayanan berhubungan dengan pencegahan berhubungan dengan pencegahan
kesehatan dan menjadikan masalah bayi kematian bayi kematian bayi
sebagai sasaran pembangunan
-Pemberian anggaran untuk
Bappeda/Dinkes Menetapkan masalah prioritas kematian Belum menjadikan kematian bayi Menjadikan kematian bayi
kegiatan kelurahan/kecamatan
bayi dalam pembangunan kualitas SDM sebagai masalah prioritas, belum sebagai masalah prioritas serta
siaga
Kota membuat costing anggaran sesuai menghitung costing anggaran
SPM sesuai SPM serta mengusulkan
dalam Perda SPM
Tabel Aksi Kunci dan Tujuan Mengatasi Masalah
Aksi Kunci Tujuan Instansi Atau Pihak
yang bertanggung
Jawab
Penyelenggaraan kelas ibu hamil -Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan remaja perempuan tentang Dinas Kesehatan
dan remaja perempuan serta pentingnya makan gizi seimbang dan mengkonsumsi tablet Fe serta dampak
membuat modul tentang yang ditimbulkan
KEK/anemia dan upaya
pencegahan KEK dan anemia -Adanya modul yang mudah dipahami dan dapat diterapkan oleh ibu hamil serta
remaja puteri dan keluarganya
Pembentukan suami siaga, Adanya wadah/forum yang dapat meningkatkan kepedulian, peran serta maupun Dinas Pemberdayaan
kelurahan/kecamatan siaga kesiap siagaan baik suami maupun warga masyarakat terhadap ibu hamil KEK Masyarakat
dan anemia
Edukasi pada ayah tentang Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan suami sehingga dapat lebih PKK dan BKKBN
pentingnya nutrisi pada ibu hamil perhatian dan peduli terhadap isteri agar tidak anemia dan KEK dengan
memberikan dukungan untuk mengkonsumsi makan gizi seimbang dan tablet Fe
Kemitraan dengan bidan dan Adanya kerjasama antara bidan dan dukun dengan konsep kesetaraan, saling Dinas Kesehatan
dukun menghargai dan membutuhkan dimana prinsipnya untuk penyelamatan ibu hamil
Costing anggaran sesuai SPM Diperolehnya kebutuhan anggaran berdasarkan perhitungan kebutuhan riil untuk Dinas Kesehatan dan
menyelesaikan masalah tingginya KEK dan anemia pada ibu hamil Bappeda
Tabel Pemetaan Kemitraan Untuk Mengatasi Masalah Kematian Bayi,
Kematian Ibu, BBLR, Anemia Bumil dan KEK Bumil
Berdasarkan Arti Penting
Kurang Penting Penting/Sangat
Penting
Berdasarkan Pengaruh Kurang Berpengaruh -UPI, Unpas, ITB -Lembaga
Perlindungan Anak
-PKK
-Lembaga keagamaan
Muhammadiyah, Kaum
Dhuafa, Rumah Yatim,
Rumah zakat
-Yayasan Suryakanti
Tabel Strategi Pengembangan Kemitraan
Mitra Potensial Apa yang dapat mereka lakukan Apa yang mereka butuhkan Strategi pengembangan Kemitraan
yang perlu dilakukan
Unpad, Unisba, Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan Dukungan anggaran Audiensi
Maranatha
Kolaberasi penelitian Kolaberasi
Melakukan audit
Tabel. Matriks Logframe Penyusunan Program
Waktu (Dalam tahun)
Hirarki Hasil Indikator Sumber Perkiraan SKPD yg Risiko dan
2016 2017 2018 2019 2020
Data Anggaran Bertangung Asumsi
Jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Tujuan/Goal/impact: Menurunkan Angka Kematian bayi
Outcome 1: Program 1: 60% 70% 80% 90% 100% Laporan 10 M Dinkes Tertuang
Meningkatnya AMP dalam
kompetensi nakes Pengembangan Persentase RPJMD
kompetensi nakes kompetensi
nakes
Output 1.1: Kegiatan 1.1: 60% 70% 80% 90% 100% Laporan 7,5 M Dinkes Belum
bulanan mampu
Tersedianya nakes Pelatihan Persentase melaksana-
terlatih dalam penatalaksanaan nakes dapat kan
penatalaksanaan BBLR BBLR dan pelatihan
dan manajemen asfiksia manajemen Asfiksia
Output 1.2: Kegiatan 1.2: Persentase 60% 70% 80% 90% 100% Laporan 2,5 M Dinkes Standar ANC
ANC bulanan
Tersedianya ANC yg Pengembangan berkualitas
berkualitas kualitas ANC
Outcome 2: Program 2: Persentase 60% 70% 80% 90% 100% Laporan 7,5 M Dinkes, Butuh
Meningkatnya asupan bumil yg bulanan Diperta, koordinasi
nutrisi bumil yg adekuat Asupan nutrisi yg mendapat Dinas Tim
adekuat utk bumil nutrisi adekuat Peternakan,
Dinas
Perikanan
dan Kelautan
Cover
Thank You
Insert the Sub Title
of Your Presentation