Anda di halaman 1dari 9

KEKUASAAN, POLITIK DAN

KEBIJAKKAN DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN
Kelompok 2

1. Astrik Lawegi (21222002)

2. Lendra Novia Jelita (21222010)

3. Riri Defriani (21222018)

4. Tisya Cantika Husna (21222025)


Presentation title 2
KEKUASAAN, POLITIK DAN KEBIJAKKAN
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
• Peran Gender dalam konstruksi sosial akan feminitas dan
maskulinitas, kekuasaan dan konteks sosial politik (kebijakan) dalam
siklus reproduksi
Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipeng truksi
sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik,
budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis
kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun  perempuan.
Pengertian jenis kelamin merupakan penyifatan atau pembagian dua jenis
kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis
kelamin tertentu.

Politik gender di era modern ini telah mengalami perubahan secara


signifikan karena dibeberapa negara di dunia sangat banyak kaum
perempuan memimpin posisi penting. Partisipasi mereka apakah menjadi
kepala negara,  jabatan  jabatan kementerian kementerian negara dan lain
sejenisnya, sejenisnya, adalah bentuk keterwakilan keterwakilan  perempuan
dalam bidang politik dan pemban  perempuan dalam bidang politik dan
pembangunan negara.
Politik gender adalah  politik yang melibatkan  politik yang melibatkan kaum laki-
laki kaum laki-laki dan perempuan dan perempuan dalam proses dalam proses
perumusan perumusan kebijakan negara dengan tegas diantara satu golongan dengan
golongan lainnya. Politik gender harus dibangun secara seimbang sehingga tidak
bersifat patriarkis dalam berbagai kegiatan politik negara baik dalam partisipasi di
parlemen maupun dibidang administrasi negara dan lain sejenisnya, tidak boleh ada
lagi diskriminasi dalam berbagai bidang. Politik gender yang gender yang
menempatkan kaum laki-laki sebagai unsur yang dominan, harus dipertimbangkan
kembali. Hal ini sangat sulit dilakukan, karena tidak ada yang  puas ketika kehilangan
berbagai keistimewaan yang dimiliki sekarang ini.
• Evaluasi Pelayanan Kebidanan dalam Multi Prespektif
Mutu pelayanan kebidanan adalah mutu jasa yang bersifat multidimensi. Dimensi mutu pelayanan kebidanan
berdasarkan L.D. Brown meliputi (Wiyono DJ. 2012):

mpetensi
Keterjangkauan Efisiensi Efektivitas Kesinambungan
eknis

Hubungan
Kenyamana Ketepatan
Keamanan Informasi Antar
n Waktu
Manusia
Pelayanan kebidanan dari multi perspektif setiap orang akan menilai mutu  pelayanan kebidanan berdasarkan

standar atau karakteristik yang berbeda-beda, hal ini karena dipengaruhi oleh subjektivitas orang-orang yang

berkepentingan dalam  pelayanan kebidanan :

1. Bagi pemakai jasa pelayanan kebidanan

2. Bagi pemberi pelayanan kebidanan

3. Bagi penyandang dana pelayanan kebidanan

4. Bagi pemilik sarana pelayanan kebidanan

5. Bagi administrator pelayanan kebidanan


Di Indonesia terdapat juga praktik SEJARAH PRAKTIK MEDIKALISASI DAN PENGARUH
Presentation title 6
sunat perempuan. Hal ini dapat TEKNOLOGI PADA MASA DALAM KAITANNYA DENGAN
dilihat dari penelitian yang POSISI PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
dilakukan Population Council
tahun 2001-2003 yang dilakukan • Sejarah Praktik Medikalisasi
pada enam kota provinsi di Medikalisasi adalah keterlibatan tenaga kesehatan dalam melaksanakan sunat
Indonesia, enam kabupaten dan
kota yakni, padang, padang perempuan. Meskipun hal tersebut mucul untuk mengurangi resiko kesehatan akibat
pariaman, serang, kutai, pemotongan genitalia oleh dukun bayi atau tukang sunat, namun hal tersebut
kartanegara, sumenep, makasar,
bone, dan gorontalo. Hasil susungguhnya tak disarankan untuk dilakukan.
penelitian ini menyebutkan bahwa
mayoritas kaum perempuan Dalam sejarahnya praktik sunat merupakan bentuk tradisi yang sudah lama
musliman di tiap wilayah yang
dikenal masyarakatarab jauh sebelum isalm. Sunat tidak hanya untuk laki-laki tetapi
diteliti pasti disunat. Motivasi
sebagian mereka melakukan sunat juga untuk perempuan. Menurut Asriati jamil dalam artikelnya menyebutykan
perempuan adalah untuk
praktik suanat berkembang di Negara-negara afrika. Tradisi ini berasal dari mesir
menjalankan perintah agama.
Hnya sebagian kecil mereka yang kuno sejak zaman firaun. Hal ini didukung dengan ditemukannya mumi perempuan
melandasinya dengan alas an
dengan klitoris yang terpotong pada abad 16 SM. Bukti tersebut diperkuat dengan
tradisi.
adanya relief-relief tentang FGM (Female Genital Multilation) di mesir yang berasal
dari tahun 2800 SM.
• Pengaruh Teknologi Terhadap Posisi Perempuan di Masyarakat

Terjadinya pergeseran pradigma pembangunan berdampak positif tehadap perempuan. Perempuan senantiasa dipandang

bukan sebagai beban pembangunan, tetapi perempuan dapat dijadikan mitra, bahkan sebagai subjek pembangunan.

Perempuan memiliki berbagai posisi strategis untuk mendukung kegiatan pembangunan. Oleh karena itu upaya

pengembangan potensi perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah sebuah keharusan

sebagai bentuk pemberdayaan (powerless) perempuan selama ini.

Fenomena saat ini adalah penggunaan teknologi informasi membantu perempuan di beberapa bidang seperti perdagangan

dan kewirausahaan sebagai sumber informasi dan sebagai sarana untuk mempromosikan dan memasarkan produk mereka,

salah satunya melalui perdagangan online. Pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi yaitu dengan pemanfaatan TI untuk

bisnis telah menjadi sebuah fenomena saat ini dengan mereknya bisnis online berbasis internet. Pemanfaatan internet untuk

bisnis online banyak dimanfaatkan oleh perempuan kerena lebih fleksibel menjalankan bisnisnya dari rumah sehingga tugas

dan tanggung jwab terhadap keluarga masih terpenuhi.


PERMASALAHAN SOCIAL POLITIK TENTANG PELAYANAN KEBIDANAN
BAIK DARI PERSPEKTIF PEREMPUAN, KELUARGA DAN BIDAN
. Berbagai nilai yang berlaku di masyarakat mulai mengalami pergeseran atau perubahan. Pandangan terhadap
laki-laki dan perempuan pun berbeda dari masa sebelumnya, terutama di  perkotaan. Oleh karena itu keinginan
untuk mempunyai anak, mengatur kehamilan dan sebagainya sedikit banyak dipengaruhi oleh berbagai tata nilai
atau pandangan yang berlaku di masyarakat tersebut.

Bidan sebagai advocator adalah seseorang yang mampu mempengaruhi dan memperbaiki sistem kesehatan
kesejahteraan perempuan, pasangan dan keluarganya termasuk dalam bidang ekonomi sampai akhirnya bidan
mampu berkontribusi pada tahap kebijakan dan strategi, Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan
politik dan tingkat internasional. Dengan pemahaman  pembelajaran seumur hidup, bidan sebaiknya terus
mengembangkan dan memperbarui praktiknya, berpikir inovatif sebagai pemimpin dan berkontribusi  pada
pembuatan sistem dan pemberian pelayanan. Bidan merupakan praktisi yang otonomi, dan dalam menjalankan
tugasnya maka pendidikan, ketrampilan dan penelitian terintegrasi secara efektif.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai