Anda di halaman 1dari 16

Karmiati – 70700122030

DISKUSI
KASUS Supervisor :
dr. Wahyu Eka Putra G, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2022

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2023
KASUS
Seorang Laki-laki, usia 25 tahun, diantar oleh kakaknya ke IGD RS karena sering mengamuk dan berteriak-teriak.
Pasien selalu mengatakan ada polisi yang mengikutinya dan ingin membunuhnya (halusinasi auditorik) karena
mengetahui sebuah rahasia negara (Waham kebesaran). Selain itu pasien mengaku sering dirasuki oleh arwah
ayahnya yang sudah meninggal (Waham kejar). , dan tubuhnya dikendalikan oleh arwah tersebut (Waham
pengendalian). Saat di rumah pasien juga terlihat sering tertawa-tawa sendiri dan berbicara sendiri namun setelah
itu pasien kadang tiba-tiba marah dan mengamuk (Afek labil). Tampak penampilan pasien acak-acakan dan kurang
terawat.

OPTION OPTION

01 KATA KUNCI 02
ANAMNESIS PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
• Pasien laki-laki 25 tahun • Tampak penampilan pasien acak-acakan dan kurang
• Sering mengamuk dan berteriak-teriak terawat.
• Afek labil
• Waham kejar
• Waham kebesaran
• Waham pengendalian
• Halusinasi auditorik
Rumusan Masalah : Learning Objective
1. Apa definisi dari Skizofrenia ?
:
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan definisi
dari Skizofrenia.
2. Apa saja klasifikasi Skizofrenia ? 2. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan klasifikasi
Skizofrenia.
3. Bagaimana epidemiologi Skizofrenia ? 3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan
epidemiologi Skizofrenia.
4. Bagaimana etiologi dari Skizofrenia ? 4. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan etiologi
dari Skizofrenia.
5. Bagaimana gambaran klinis dari Skizofrenia ?
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan gambaran
6. Bagaimana kriteria diagnosis dari Skizofrenia ? klinis dari Skizofrenia.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan kriteria
7. Bagaimana perjalanan penyakit Skizofrenia ? diagnosis dari Skizofrenia.
7. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan perjalanan
8. Bagaimana tatalaksana dari Skizofrenia ?
penyakit Skizofrenia.
9. Bagaimana prognosis dari Skizofrenia ? 8. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan
tatalaksana dari Skizofrenia.
10. Apa integrasi keislaman terkait skenario ? 9. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan prognosis
dari Skizofrenia.
10. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan integrasi
keislaman terkait skenario.
SKIZOFRENIA
• Skizofrenia berasal dari dua kata “skizo” yang berarti retak atau pecah (split), dan
”frenia” yang berarti jiwa.

• Gangguan jiwa skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan atau keretakan
kepribadian (splitting of personality).

• Skizofrenia adalah suatu psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir
serta disharmonisasi antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan psikomotor
disertai distorsi kenyataaan terutama karena waham dan halusinasi, assosiasi terbagi-
bagi sehingga muncul inkoherensi, afek dan emosi inadekuat, psikomotor
menunjukkan penarikan diri, ambivalensi dan perilaku bizar.

(Kaplan dan Sadock, 2011).


Sub Tipe/ Klasifikasi Skizofrenia
Menurut PPDGJ III :
F20.0
SKIZOFRENIA
PARANOID F20.5 SKIZOFRENIA
RESIDUAL
F20.6
F20.2 SKIZOFRENIA SKIZOFRENIA
KATATONIK SIMPLEKS

F20.1 SKIZOFRENIA F20.4 DEPRESI


HEBEFRENIK PASCA
SKIZOFRENIA

F20.3 F20.8
SKIZOFRENIA SKIZOFRENIA
TAK TERINCI YTT
EPIDEMIOLOGI CHINA

Total penderita
skizofrenia adalah 0,41%
dari total jumlah
penduduk. Prevalensi
AMERIKA lebih tinggi pada laki-laki
S E R I K AT dengan usia muda (18-29
tahun)
Saat ini diperkirakan
ada 2,2 juta pasien
hidup dengan
skizofrenia, dan sekitar
300.000 pasien dirawat INDONESIA
di rumah sakit.
Penyakit ini biasanya
terjadi di usia produktif Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
yaitu masa remaja menunjukkan, di Indonesia hampir 70%
akhir atau awal dewasa mereka yang dirawat di bagian psikiatri
(18-25 tahun) adalah karena skizofrenia. Angka di
masyarakat berkisar 1-2% dari seluruh
penduduk pernah mengalami skizofrenia
dalam hidup mereka. Kejadian skizofrenia
pada pria lebih besar daripada wanita

(Sontheimer, 2015; Tianli et al, 2014; Riskesdas, 2018).


ETIOPATOGENESIS

HIPOTESIS
KETERLIBATAN FAKTOR 01 NEUROTRANSMITTER
OPTION
KETURUNAN Penelitian terakhir
memperlihatkan adanya
Semakin dekat hubungan genetiknya
dengan pasien, maka semakin besar 03 kelebihan reseptor dopaminergik
dalam susunan syaraf pusat
OPTION
pula kemungkinannya untuk
(SSP) penderita skizofrenik
menderita gangguan tersebut.

PSIKOSOSIAL
02
FAKTOR LINGKUNGAN OPTION
Komentar kritis, permusuhan
KLEUARGA
dan keterlibatan emosional
Penelitian, hubungan perkawinan 04 yang berlebihan terbukti
menyebabkan peningkatan
OPTION
orang tua yang kurang sehat, angka kekambuhan
kesalahan dalam pola komunikasi skizofrenia
diantara anggota keluarga dapat
menimbulkan skizofrenia

(Sadock, 2012;Nurmiati, 2011)


MANIFESTASI KLINIS
Ciri utama skizofrenia tipe paranoid adalah
waham yang mencolok atau halusinasi
auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi
kognitif dan afektif yang relatif masih terjaga.
Waham biasanya adalah waham kejar atau
waham kebesaran atau keduanya tetapi waham
dengan tema lain (misalnya waham
kecemburuan, keagamaan, atau somalisasi)
mungkin juga muncul. Ciri-ciri lainnya
meliputi kecemasan, kemarahan, menjaga
jarak, suka berargumentasi, agresif, dan jarang
menunjukkan sikap disorganisasi. (Kemenkes
RI, 2015)

(Liebermen et al., 2012).


THOUGHT
• “Thought echo” = isi pikiran yang bergema; atau
• “Thougt insertion” = Isi pikiran yang asing dari luar, masuk dalam pikirannya; atau
• “Thougt withdrawl” = isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya; atau
• “Thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;

DELUSION
• “Delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
• “Delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau

Pedoman Diagnostik
• “Delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
• “Delusional perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang

Umum Menurut biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

PPDGJ III HALUSINASI AUDITORIK


• Suara halusinasi yang berkomentar secara terus
Sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
menerus terhadap perilaku pasien, atau
(dan biasanya dua gejala atau lebih kurang tajam)
• Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri
(diantara berbagai suara yang berbicara), atau
• jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu
bagian tubuh

WAHAM
Waham – waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja;

Arus pikiran yang terputus, mengalami sisipan


yang berakibat irrelevan atau inkohern, atau
neogolisme;

Pedoman Diagnostik
Menurut DSM V Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus
selalu ada secara jelas: (excitement), mempertahankan posisi tubuh
tertentu (posturing), atau negativisme, mutisme
dan stupor;

Gejala-gejala negative (gangguan afek), seperti apatis, bicara


sangat jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Pedoman Diagnostik
Skizofrenia Halusinasi dan atau waham harus menonjol

Paranoid
:

Gangguan afektif , dorongan kehendak dan pembicaraan,


serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak
menonjol.
fase premorbid

fase prodromal

Perjalanan penyakit :
fase aktif

fase residual
PENATALAKSANAAN
INJEKSI
• Olanzapine, dosis 10 mg/injeksi, intramuskulus,
dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum
30mg/hari.
• Aripriprazol, dosis 9,75 mg/injeksi (dosis
TERAPI LAINNYA maksimal 29,25mg/hari), intramuskulus.
Terapi kejang listrik (elektro convulsif • Haloperidol, dosis 5mg/injeksi, intramuskulus,
therapie/ ECT) dapat dilakukan pada dapat diulang setiap setengah jam, dosis
Skizofrenia katatoni. maksimum 20mg/hari.

OBAT ORAL
Dosis dimulai dari dosis anjuran dinaikkan
perlahan- lahan secara bertahap dalam waktu 1-3
PSIKOEDUKASI minggu, sampai dosis optimal yang dapat
Mengurangi stimulus berlebihan, stresor lingkungan mengendalikan gejala.
dan peristiwa-peristiwa kehidupan. Memberikan
dukungan,harapan, menyediakan lingkungan yang
nyaman, toleran perlu dilakukan.
OBAT
ANTIPSIKOTIKA
Obat Antipsikotika Dosis Anjuran Bentuk Sediaan
(mg/hari)
Antipsikotika Generasi I (APG-I)    
Klorpromazin 300-1000 tablet (25 mg,100 mg)
Perfenazin 16-64 tablet (4 mg)
Trifluoperazin 15-50 tablet (1 mg, 5 mg)
tablet (0.5, 1 mg, 1.5 mg, 2 mg, 5 mg) injeksi short
Haloperidol 5-20 acting (5 mg/mL), tetes (2 mg/5 mL), long
acting (50 mg/mL)
Fluphenazine long acting (25
12.5-25
decanoate mg/mL)
Anti Psikotik Generasi II (APG-II)    
tablet (5 mg, 10 mg, 15 mg), tetes
Aripriprazol 10-30 (1 mg/mL), discmelt (10 mg, 15 mg), injeksi (9.75
mg/mL)
Klozapin 150-600 tablet (25 mg, 100 mg)
tablet (5 mg, 10 mg), zydis (5 mg,
Olanzapin 10-30
10 mg), injeksi (10 mg/mL)
tablet IR (25 mg, 100 mg, 200 mg, 300 mg), tablet
Quetiapin 300-800 XR (50 mg,
300 mg, 400 mg)
tablet ( 1 mg, 2 mg, 3 mg), tetes ( 1 mg/mL), injeksi
Risperidon 2-8 Long Acting
(25 mg, 37.5 mg, 50 mg)
Paliperidon 3-9 tablet (3 mg, 6 mg, 9 mg)
Zotepin 75-150 tablet (25 mg, 50 mg)
PROGNOSIS INTEGRASI
Pasien yang menghentikan pengobatan disebutkan 60-70%
akan mengalami kekambuhan dalam satu tahun, dan 85%
KEISLAMAN
Terapi Al-Qur.an merupakan salah satu bentuk
dari terapi modalitas keperawatan jiwa yang efektif
dalam 2 tahun, dibandingkan dengan pasien yang tetap aktif dalam mengurangi gejala halusinasi pada pasien
melaksanakan pengobatan yaitu 10-30% skizofrenia. Al-Qur’an juga memiliki pengaruh
terhadap aspek fisiologi dan psikologis seseorang.
Al-Qur’an mampu merelaksasi ketegangan urat-
Prognosis dapat ditetapkan juga dengan mempertimbangkan berbagai
faktor, antara lain urat saraf dan menurunkan voltase listrik otot.
Al-Qur’an merupakam media penyembuhan
1. Kepribadian prepsikotik > prognosis lebih jelek. gangguan kejiwaan manusia di masa modern. Al-
2. Bila skizofrenia timbul secara akut, maka prognosis lebih Qur’an dapat mengubah tingkah laku dan pikiran
manusia. Al-Qur’an adalah obat penyembuh
3. Jenis : Prognosis jenis katatonik yang paling baik dari semua jenis. Sering
berbagai penyakit baik penyakit fisik maupun
penderita dengan skizofrenia katatonik sembuh dan kembali ke kepribadian
prepsikotik. Kemudian menyusul prognosis jenis paranoid. Skizofrenia penyakit jiwa. Hal ini sesuai dengan arti dari salah
hebefrenik/terdisorganisasi dan skizofrenia simplek mempunyai prognosis satu ayat al-qur’an yang dibaca oleh responden yaitu
yang sama jelek surat Al-Isra ayat 82 dan surat Yunus ayat 52 .
Dari terjemahan surat dalam al-qur’an tersebut
4. Umur : makin muda umur permulaannya, makin jelek prognosis.
jelaslah bahwa segala penyakit yang ada pada
5. Pengobatan : makin lekas diberikan pengobatan, makin baik prognosisnya. manusia yang salah satunya sakit kejiwaan dapat
6. Faktor pencetus, seperti penyakit fisik atau stres psikologis, maka disembuhkan dengan membaca Al-qur’an.
prognosisnya lebih baik.
7. Faktor keturunan
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai