Anda di halaman 1dari 6

ETIKA DAN PROFESI

• DINA
• FEBRI
• GALUH
• KARIN YUDHA NINGRUM (B2091222007)
• RIZKA
PENDAHULUAN
• Salah satu kasus pelanggaran kode etik
profesi akuntansi terkait Kasus
Pelanggaran Kode Etik Akuntan PT Adam
Sky Connections Airlines.
• Kasus ini bermula dari investasi PT GTS
dan BSP ke Adam Air pada Mei 2007 lalu.
Saat itu PT GTS yang merupakan anak
perusahaan pengusaha Harry Tanosoedibyo
menggelontorkan dana segar Rp 157,5
miliar dengan sejumlah hak dan kewajiban.
• Berdasarkan akta notaris, PT Adam Air
saat itu mengaku sehat. Namun, di tengah
jalan masalah mulai muncul.
PENDAHULUAN
• Pada Februari 2008 PT GTS
memperoleh fakta bahwa ada sejumlah
kejanggalan di tubuh maskapai dengan
warna dominan oranye itu. Fakta itu
didasarkan laporan keuangan PT Adam
Air yang diaudit akuntan publik pada
tahun buku 2006.
• Masalah-masalah kecurangan tersebut
mulai tercium ketika terjadi beberapa
kecelakaan yang sering menimpa Adam
Air, antara lain pada tanggal 11 Februari
2006, 1 Januari 2007, 21 Februari 2007,
dan 10 Maret 2008.
PENDAHULUAN
• Kecelakan tersebut memunculkan
perselisihan antar pemegang saham
dan manajemen perusahaan sehingga
menyulitkan kondisi perusahan.
• Dan akhirnya PT. Bhakti Investama
pada 14 Maret 2008 menarik seluruh
sahamnya karena merasa Adam Air
tidak melakukan perbaikan tingkat
keselamatan serta tiadanya
transparansi.
PENDAHULUAN
• Kegiatan operasional Adam Air kemudian
dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru
akan dilanjutkan jika ada investor baru yang
bersedia menalangi 50 persen saham yang
ditarik Bhakti Investama tersebut.
• Hasil audit laporan keuangan pada tahun
2006 dicurigai telah dimanipulasi untuk
mencairkan kredit ke Bank BRI.
• Ini merupakan bentuk pelanggaran hukum
karena adanya mark up finansial perusahaan
agar kelihatan sehat. Dan diduga ini
merupakan tindakan yang didalangi oknum
tertentu di internal manajemen demi
keuntungan sepihak.
ISI PEMBAHASAN
• Dampak Yang Ditimbulkan Dari Kasus PT. Adam Sky Connections Airlines :
Ditemukan fakta bahwa telah terjadi penyalahgunaan dan penggelembungan
dana, sehingga terjadi pemalsuan laporan keuangan PT Adam Air yang diaudit
akuntan publik pada tahun buku 2006. Misalnya, soal uang kas di bank senilai Rp
132,8 miliar, dana pembelian spare part Rp 120 miliar, pembayaran pajak Rp 15,2
miliar, pertanggungjawaban selisih penjualan tiket yang mencapai Rp 32 miliar,
selisih pendapatan kargo hingga Rp40 miliar, hingga soal rendahnya kualitas
rekrutmen pilot.
Masalah-masalah kecurangan tersebut mulai tercium ketika terjadi beberapa
kecelakaan yang sering menimpa Adam Air. Sehingga pada 18 Maret 2008, izin
terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan.

Anda mungkin juga menyukai