Anda di halaman 1dari 6

ASPEK HUKUM JAMINAN GADAI

SYARIAH

DISUSUN OLEH
ROBI MAHMUD 2017301015
KHOERUL ABDI 2017301025
YAYAN MUHAMMAD BAYANILLAH 2017301036
ALFIN RIZKY MUZAKI 2017301045
GADAI DAN
PEGADAIAN
Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah jaminan
hutang, gadaian dan penahanan. Sedangkan menurut syara’ artinya akad yang
objeknya menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran
yang sempurna darinya. Rahn adalah barang yang digadaikan, rahin adalah orang
mengadaikan, sedangkan murtahin adalah orang yang memberikan pinjaman.
Pegadaian didefinisikan sebagai suatu hak yang di peroleh seseorang yang
mempunyai piutang atas suatu barang yang bergerak. Barang bergerak tersebut
diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seseorang yang mempunyai utang
atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Dengan kata lain
orang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang
berpiutang untuk menggunaka barang bergerak yang telah diserahkan untuk
melunasi kewajibannya saat jatuh tempo.
DASAR HUKUM DAN MEKANISME GADAI SYARIAH

• Terdapat tiga landasan hukum Pegadaian Syariah, yaitu Al Quran, hadist, dan
ijtihad para ulama.
• Melalui akad rahn, nasabah menyerahkan barang dan kemudian pegadaian
menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh pegadaian.
Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya
yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan dan
keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini dibenarkan bagi pegadaian
mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh
kedua belah pihak.
SYARAT, RUKUN DAN OBJEK GADAI
SYARIAH
1. Aqid
2. Barang yang digadaikan (Marhun)
3. Utang (Harga)
4. Perjanjian (Aqad)
TERHAPUSNYA GADAI

• Ketentuan tentang hapusnya gadai dapat ditemukan dalam ketentuan Pasal 1152
KUHPerdata. Bahwa bagi benda bergerak yang berwujud, kembalinya barang gadai ke
tangan pemberi gadai mengakibatkan hapusnya gadai. Hal kedua yang dapat
mengakibatkan hapusnya gadai terdapat pada Pasal 1159 KUHPerdata. Berdasarkan
rumusan pada pasal ini bahwa gadai terhapus dan hanya dihapus apabila perikatan
pokoknya telah dilunasi sebelumnya.
• Ketentuan dalam Pasal 1381 KUHPerdata menyebutkan bahwa suatu perjanjian
(perikatan) hapus karena empat alasan, diantaranya yaitu, pelunasan, perjumpaan utang
(dispensasi), pembaharuan utang (novasi), dan pembebasan utang
• Ketentuan dalam Pasal 1159 KUHPerdata terjadinya penyalahgunaan barang-barang atau
kebandaan yang digadaikan oleh kreditur (pemegang gadai)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai