Anda di halaman 1dari 8

Keutamaan

Akhlak dan Ilmu


Kelompok 1
Ahmad Royhan 202015500003
Bagas Pramudya 202015500034
Resti Susilawati 202015500068
Pengertian Akhlak
Secara istilah akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia yang melahirkan
perbuatan-perbuatan yang mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian.
Menurut bahasa (Etimonologi) Akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
tingkah laku, atau tabi’at, akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan
gambaran sifat batin manusia, gambaran bentuk lahiriah manusia, seperti raut wajah, gerak
anggota badan dan seluruh tubuh. Dalam bahasa Yunani khuluq ini disamakan dengan ethcicos
kemudian berubah menjadi etika.

Sebagian ulama’ memberi defnisi mengenai akhlak, yaitu :


“Akhlak adalah sifat manusia yang terdidik” Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang
melekat di dalam jiwa, maka perbuatan baru disebut akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, yaitu:
1. Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang. Kalau perbuatan itu dilakukan hanya sesekali saja,
maka tidak dapat disebut akhlak.
2. Perbuatan itu timbul mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih dahulu sehingga benar-benar
merupakan suatu kebiasaan.
Ruang Lingkup Akhlak
Secara umum akhlak dalam Islam dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Akhlak mulia, dan
2. Akhlak tercela
Akhlah mulia harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan akhlak tercela
harus dijauhi jangan sampai dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian Ahklak dalam ruang lingkupnya, Akhlak dalam dalam islam dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
3. Akhlak terhadap khalik (Allah SWT)
4. Akhlak terhadap makhluk (Ciptaan Allah) Akhlak terhadap makhluk masih dirinci lagi
menjadi beberapa macam, seperti :
• Akhlak terhadap sesama manusia
• Akhlak terhadap makhluk hidup selain manusia (seperti tumbuhan dan binatang)
• Akhlak terhadap benda mati
Ciri-ciri Akhlak dalam Islam
1. Kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyah al-mutlaqah), yaitu kebaikan yang
terkandung dalam akhlak Islam merupakan kebaikan yang murni, baik untuk individu
maupun untuk masyarakat, di dalam lingkungan, keadaan, waktu dan tempat apapun;
2. Kebaikannya bersifat menyeluruh (al-salah iyyah al-ammah), yaitu kebaikan yang
terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala
zaman dan di semua tempat;
3. Tetap dan kontekstual, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap,
tidak berubah oleh perubahan waktu dan tempat atau perubahan kehidupan
masyarakat;
4. Kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzam al-mustajab), yaitu kebaikan yang
terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga
ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang yang tidak melaksanakannya; dan
5. Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhitah). Karena akhlak Islam
bersumber dari Tuhan, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak ciptaan manusia,
sehingga seseorang tidak berani melanggar kecuali setelah ragu-ragu dan kemudian
akan menyesali perbuatannya untuk selanjutnya bertaubat dengan sungguh-sungguh
dan tidak melakukan perbuatan yang salah lagi.
Keutamaan Ilmu
Beberapa ayat Al-Qur’an yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, menyebutkan
pentingnya membaca bagi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-alaq ayat 1-5.

Dalam hadist-hadist Nabi juga terdapat penyataan-pernyataan yang memuji orang yang
berilmu dan mewajibkan menuntut ilmu antara lain :
• Mencari ilmu wajib bagi setiap muslimin tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina. Carilah
ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahad. Para ulama itu adalah pewaris Nabi. Pada
hari kiamat di timbanglah tinta ulama dengan darah syuhada, maka tinta ulama di
lebihkan dari darah syuhada.

Al-Qur’an menunjukkan empat sumber untuk memperoleh Ilmu pengetahuan :


1. Al-Qur’an
2. As-Sunnah
3. Diri manusia sendiri
4. Sejarah umat manusia.
Cara Mendapatkan Ilmu
Ada beberapa cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang diterangkan dalam Al-
Qur’an:
1. Lewat eksperimen dan pengetahuan indrawi (Q.S. 29:20)
2. Lewat akal yaitu dengan jalan ta’aqqul, tafaqquh, dan tazakkur (merenungkan,
memikirkan, memahami dan mengambil pelajaran (Q.S. 2:164)
3. Lewat wahyu atau ilham. Allah dapat memberikan kepada manusia yang dikehendaki
tanpa proses berfikir ataupun pengamatan empiris, tetapi diberikan secara langsung
(Q.S. 2:251)

Noeng Muhajir mengatakan bahwa secara ilmiah sedikit telah memberikan jawaban
kepada kita mengenai hal ini bahwa; ilmu adalah kekuasaan, apakah kekuasaan itu
merupakan berkat atau malapetaka bagi umat manusia, semua itu terletak pada orang yang
menggukan kekuasaan itu.
Ilmu yang Bermanfaat
Adapun kriteria ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang ditujukan untuk mendekatkan diri
kepada sang khalik seabgai bentuk pegabdian kepada-Nya.
• “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-
KU” (Q.S. Az Zariyat ayat 56)
• “Dan hendaklah kamu menyembah-Ku (Q.S. Yasin ayat 61)

Imam Al-Ghazali dalam Biyatul Hidayah menjelaskan ciri-ciri ilmu yang bermanfaat seabgai
berikut :
1. Menambah rasa takut kita kepada Allah SWT.
2. Kita semakin menyadari aib-aib yang telah kita lakukan
3. Bertambahnya makrifat kita kepada Allah dengan semakin banyak beribadah kepada-
Nya.

Pada Hakekatnya untuk menghasilkan ilmu yang tidak hanya berkualitas dan kompeten secara
professional tetapi juga seorang manusia yang dapat dipercaya secara spiritual, intelektual dan
moral serta etis dengan berdasarkan pada hubungan iternal dan harmonis dengan penciptaNya,
dengan sesame manusia, dan dengan lingkungan alam.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai