Anda di halaman 1dari 9

PENGELOLAAN

KEUANGAN NEGARA
ISLAM
DISUSUN OLEH : DEA PUTRIANA SUBARKAH ANNISA NAFI’AH
NABILA NURUL FADHILA NURSYAHILA RAHMADHANI
NADIA
PENGERTIAN PENGELOLAAN
KEUANGAN
Pengelolaan Keuangan merupakan sebuah bentuk bekerja dengan
orang-orang secara pribadi dan kelompok demi tercapainya tujuan
organisasi lembaga. Bila terdapat kerjasama dengan orang pribadi
maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai tujuan
yang diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang efektif.
Tujuan Manajemen Keuangan
Yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian
keefisienan (Sartono: 2000, 3) yaitu:
1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization wealth of stockholders atau
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
2. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan
memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
3. Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang
berkaitan dengan perusahaan.
4. Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal,
keselamatan kerja, dan keamanan produk.
Pengelolaan Keuangan Secara
Islam
“…Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok.
Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”[6]. (Luqman :34)
Pada masa sekarang ini manusia kurang sadar atau tidak mau sadar sekarang manusia pada umumnya
sudah terjebak dalam perekonomian kapitalis, dan kalau hendak melepaskan diri adalah sukar dan
payah sekali. Mereka ini terdiri dari golongan manusia yang memberikan hak kekuasaan
(Imperialisme) kepada modal (kapitalisme), dalam arti yang tidak terbatas. Banyak sekali yang
membenci dan menentang imperialisme dan kapitalisme tetapi dalam soal ekonomi ini tidak menolak
atau pura – pura tidak menolak.
Contohnya adalah dengan memakai salah satu alat dalam system ekonomi kapitalis yaitu system bunga
(riba). System bunga (riba) bukan dari system Islam, tetapi dari system jahiliyah baik yang dahulu ataupun
kontemporer-konvensional. System bunga (riba) bukan timbul dari ajaran Wahyu yang bersumber dari
Allah Taala.
System bunga (riba) jelas haram, diperangi Allah Taala dan Rasul-Nya dan pendapatan yang diperoleh
darinya tidak berkah dan dilaknat Allah Taala. Terbukti bahwa individu atau kelompok atau negara yang
mendapat penghasilan atau membangun dengan menggunakan uang riba ternyata selalu dirundung nestapa
dan duka yang tiada hentinya.
Allah,SWT berfirman di dalam Al-Qur’an :
‘’Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
(Luqman :34)
Pengelolaan Keuangan Negara Dalam Perspektif
Ekonomi Islam
• Di saat ini , pemanfaan potensi keuangan islam yang bersember dari zakat, infak dan wakaf
sebagai instrument pengentasan kemiskinan, menimalisir pengangguran sudah menjadi kajian oleh
para pakar ekonomi islam. Ziauddin Ahmad, dalam paparannya menawarkan zakat, infak dan
wakaf sebagai instrument kebijakan fiskal, dan mengkaji permasalahan deskripsi dan empirisasi
ruang lingkup perekonomian islam yang menganut prinsip-prinsip etika islami.
• Sumber-sumber keuangan pemerintah diluar zakat, infak, sedekah dapat ditentukan sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan syari’ah yang ada. Sumber keuangan yanga baru dapat
dibentuk setelah proses pengkajian fiqh yaitu dengan mempertimbangkan ketentuan-ketentuan
yang terdapat dalam al-qur’an dan hadist. Misalkan apakah dalam system yang ada untuk
mencapai tujuan penghapusan tingkat kemiskian, menimalisir pengangguran, menngkatkan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya
Sementara itu kalau kita bandingkan proses penentuan jenis pajak baru dalam system ekonomi
konvensional dengan system ekonomi islam, tampak bahwa jenis pajak baru dalam keuangan public
dalam system ekonomi konvensional dikaji berdasarkan prinsip yang berbeda dengan system ekonomi
islam.

Islam mengharuskan negara untuk memelihara urusan rakyat, salah satu urusan rakyat yang wajib
dilaksanakan oleh negara adalah mengatur ekonomi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Bentuk kewajiban negara atas masalah ini diatur melalui institusi baitul mall sebagai lembaga
pengelolaan keuangan negara dalam Islam. Di Indonesia dan Lembaga Amil Zakat dan lembaga
keuangan syari’ah sebagai salah tonggak perekonomian saat ini. Melalui zakat, infaq dan wakaf, islam
mampu membuktikan bahwasannya ia lebih unggul dibandingkan dengan konsep buku yang mulai
bermunculan pasca islam.
KESIMPULAN
• Pengelolaan keuangan negara telah diatur melalui undang-undang 17 tahun 2003 yang
dimplementasikan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara yang disusun
setiap tahunnya. Adapun landasan hukum penunjang lainnya sebagaimana diatur dalam
Undang-undang No.1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan dan Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan, Pengelolaan Keuangan Negara.
• Dengan adanya zakat, infaq dan wakaf menjadi jalan keluar dari permasalahan
pengelolaan keuangan negara.
Pengelola keuangan negara yang menghendaki terciptanya perekonomian yang stabil
bagi kemakmuran masyarakat adalah dengan menjalankan sistem ekonomi Islam
yang mengedepankan kemaslahatatan dan keseimbangan antara pendapatan dan
belanja pemerintah sehingga menghindari terjadinya defisit anggaran yang akan
memperlambat pertumbuhan ekonomi. Konsep kuangan Islam yang sudah
berkambang di Indonesia seperti lembaga keuangan Islam dan lembaga zakat untuk
disuport secara maksimal dan diperhatikan untuk memperoleh informasi dengan
benar (akurat) dan tepat pada waktunya. Kemudian kewajiban pemerintah untuk
melakukan pengungkapan secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap semua
informasi kinerja pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai