PENGHASILAN
UMUM
Pengurangan Yang
Pengertian Subjek Dan Objek Dan Non Objek Dibolehkan Dan Yang Tidak
Wajib PPh PPh Diperbolehkan
Objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun. Dalam Undang-
undang No 36 Tahun 2008 disebutkan tentang apa saja yang menjadi objek Pajak
penghasilan. Sedangkan penghasilan yang tidak termasuk onjek pajak dijelaskan pada
pasal 4 ayat (3) Undang – undang Pph,
Pengurangan Yang Dibolehkan Dan Yang Tidak Diperbolehkan
a c
Tarif sebanding atau
proporsional Tarif berupa
b d
persentase yang tetap, Tarif Progresif
terhadap berapapun Persentase tarif yang
jumlah yang dikenai pajak digunakan semakin besar
sehingga besarnya pajak bila jumlah yang dikenai
Tarif tetap Tarif berupa
yang terutang pajak semakin besar
jumlah yang tetap Tarif degresif
proporsionalnya terhadap
(sama) terhadap Persentase tarif yang
besarnya nilai yang
berapapun jumlah yang digunakan semakin
dikenai pajak
dikenai pajak sehingga kecil bila jumlah yang
besarnya pajak terutang dikenai pajak semakin
tetap. besar
Perhitungan PPH Dengan Norma Perhitungan PPH
Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN) adalah norma yang dapat digunakan oleh wajib pajak dalam penghitungan
penghasilan neto dalam satu tahun pajak sebagai dasar penghitungan PPh Pasal 25/29 terutang. Adanya norma penghitungan
ini memiliki tujuan sebagai penyederhanaan dari penghitungan untuk mencari penghasilan neto yang apabila setelahnya
mendapatkan besaran penghasilan neto, wajib pajak dapat menghitung besaran PPh terutang untuk kebutuhan pembayaran
dan pelaporan pajaknya.
Dasar hukum untuk perhitungan pajak penghasilan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008
tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan dan kemudian dijelaskan
lebih rinci pada pasal 14 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-17/PJ/2015 tentang Norma Perhitungan Penghasilan
Neto
Diketahui:
Pertanian Jagung = Norma 15%
Menyelenggarakan Pencatatan
Penghasilan Bruto Tahun 2020 Sebesar Rp.1.400.000,000,-
Penyelesaian:
Penghasilan neto = Peredaran bruto x Norma penghitungan
Penghasilan neto = 1.400.000.000 x 15%
Penghasilan neto = Rp. 210.000.000,-
CONTOH KASUS PAJAK PENGHASILAN
Contoh kasus merupakan rangkuman dari artikel ilmiah karya Kalyana Mitta Kristanti yang berjudul, “Penyesuaian
Lapisan dan Tarif PPh Orang Pribadi: Agresif atau Progresif?” yang diterbitkan pada jurnal Owner: Riset & Jurnal
Akuntansi Volume 6 Nomor 1, Januari 2022
Pada tahun 2022, Indonesia akan menerapkan perubahan kurung pajak dan tarif untuk pendapatan pribadi pajak.
Penyesuaian ini didasarkan pada Pasal 17 Ayat 1 UNDANG-Undang Harmonisasi Pajak
Nomor 7 Tahun 2021. Pemerintah berupaya mengakomodir kebutuhan masyarakat melalui proses perumusan
peraturan ini. Secara khusus, memberikan kemudahan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan
mendorong distribusi pendapatan yang merata. Orang-orang yang termasuk dalam pendapatan kekayaan yang tinggi
akan dikenakan tarif tertinggi yang memiliki baru saja ditetapkan melalui undang-undang ini. Dalam jurnal ini
menyajikan ilustrasi perhitungan untuk menjelaskan perbedaan jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar sebelum
dan sesudah pelaksanaan Harmonisasi Pajak Huku dan juga analisis prinsip-prinsip kesetaraan dan demokrasi pada
penyesuaian lapisan dan tarif pajak. Hasil yang diperoleh menjelaskan bahwa dengan penerapan tarif pajak baru, wajib
pajak mendapatkan keringanan beban pajak karena biaya pajak lebih rendah karena perluasan kisaran pendapatan.
Namun Pembayar pajak kaya akan membayar lebih banyak pajak karena tarif pajak yang lebih tinggi. Kondisi ini
membuktikan bahwa tarif pajak baru mendukung keadilan vertikal dalam sistem perpajakan. Sebagai tambahan
penerapan peraturan terkait penyesuaian tarif pajak memberikan bukti bahwa Pelaksanaan demokrasi telah
dilaksanakan. Penyesuaian kurung pajak dan angka tersebut berdampak positif bagi masyarakat dan pemerintah
sehingga alokasi penerimaan pajak dapat berjalan optimal untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.
TERIMA
KASIH