Anda di halaman 1dari 20

Pengantar Perpajakan

 Definisi pajak menurut UU No.28 tahun 2007 : Pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yg bersifat memaksa berdasarkan
Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
 Fungsi pajak :
o Fungsi Penerimaan (Budgetair) : berfungsi sebagai sumber dana yang
diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah
o Fungsi Mengatur (Reguler) : berfungsi sebagai alat untuk mengatur/melaksanakan
kebijakan di bidang sosial ekonomi
 Pengelompokkan pajak :
o Menurut golongan :
 Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh
wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau
pihak lain. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh)
 Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau
dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh: Pajak Pertambahan
Nilai (PPN)
o Menurut sifat :
 Pajak subyektif, yaitu pajak yang yang pengenaannya memerhatikan keadaan
diri Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaaan
subyeknya. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).
 Pajak obyektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan obyeknya baik
berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan
timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi
subyek pajak (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal. Contoh: Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
o Menurut lembaga pemungut :
 Pajak Pusat, yaitu pajak yg dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Contoh: PPh, PPN, PPnBM,
BPHTB serta Bea Materai.
 Pajak Daerah, yaitu pajak yg dipungut oleh pemerintah daerah (propinsi,
kabupaten/kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak
daerah dibedakan menjadi pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.

1
 Sistem pemungutan pajak
o Official Assessment System : sistem pemungutan pajak yang memberikan
wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak terutang.
o Self Assessment System : sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
o Withholding System : sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak terutang.
 Cara pemungutan pajak
o Stelsel nyata (riil stelsel) : pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan)
yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun
pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
o Stelsel anggapan (fictive stelsel) : pengenaan pajak didasarkan pada suatu
anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah
dapat ditetapkan besarnya pajak terutang untuk tahun pajak berjalan.
o Stelsel campuran : merupakan perpaduan antara Fictive Stelsel dengan Riil Stelsel.
Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung dengan anggapan penghasilan sama
dengan tahun sebelumnya, kemudian diakhir tahun pajak akan dikoreksi
berdasarkan objek yang sesungguhnya.
 Asas pemungutan pajak.
o Asas menurut falsafah hukum, hukum pajak harus berdasarkan pada keadilan.
o Asas yuridis. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.
o Asas Ekonomi. Pemungutan pajak tidak menggangu kehidupan ekonomi
masayarakat.
o Asas untuk memungut Pajak Penghasilan :
 Asas sumber : negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber atau berasal dari wilayahnya tanpa memperhatikan di mana tempat
tinggal Wajib Pajak apakah di wilayahnya atau di luar wilayahnya.
 Asas domisili : Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak
atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di
wilayahnya baik atas penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun dari
luar negeri.
 Asas kebangsaan : Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan
dengan status kewarganegaraan atau kebangsaan seorang Wajib Pajak.

2
 Tarif Pajak
o Tarif pajak sebanding/proporsional
Tarif berupa prosentase tetap, terhadap berapapun jumlahnya yang dikenai
pajaksehingga besarnya pajak terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang
dikenai pajak.
o Tarif pajak tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap terhadap berapapun jumlnya yang dikenai pajak
sehingga besarnya pajak yang terutang.
o Tarif pajak progresif
Tarif pajak yang prosentasenya semakin besar apabila jumlah yang menjadi dasar
pengenaan pajak semakin besar.
o Tarif pajak degresif
Tarif pajak yang prosentasenya semakin kecil apabila jumlah yang menjadi dasar
pengenaan pajak semakin besar.

3
NPWP dan NPPKP
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Surat Keterangan Terdaftar Surat Pengukuhan Pengusaha Kena


Pajak (SPPKP)

4
Latihan :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Subyek Pajak Dalam Negeri Orang Pribadi dan
Subyek Pajak Dalam Negeri Badan!
2. Sebutkan siapa saja yang bukan merupakan subyek pajak!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)!
4. Sebutkan fungi NPWP!
5. NPWP dapat dihapus oleh Dirjen Pajak jika memenuhi 2 kriteria. Sebutkan kedua
kriteria tersebut!
6. Sebutkan ancaman hukuman yang akan diberikan jika terbukti menyalahgunakan
NPWP dan NPPKP yang merugikan negara!
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
(NPPKP)!

5
Surat Pemberitahuan (SPT)
1. Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21

Kode Jenis
Jenis Setoran Keterangan
Setoran
100 Masa PPh Pasal 21 untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor
yang tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 21
termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan
pemeriksaan.
200 Tahunan PPh Pasal 21 untuk pembayaran pajak yang masih harus disetor
yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Pasal 21.
401 PPh Final Pasal 21 Pembayaran untuk pembayaran PPh Final Pasal 21 pembayaran
Sekaligus Atas Jaminan Hari Tua, sekaligus atas Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan
Uang Tebusan Pensiun, dan Uang Pensiun, dan Uang Pesangon.
Pesangon
402 PPh Final Pasal 21 atas untuk pembayaran PPh Final Pasal 21 atas
honorarium atau imbalan lain honorarium atau imbalan lain yang diterima
yang diterima Pejabat Negara, Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI dan para
PNS, anggota TNI/POLRI dan para pensiunnya.
pensiunnya
2. Kode Akun Pajak 411122 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22

Kode Jenis
Jenis Setoran Keterangan
Setoran
untuk pembayaran pajak yang harus disetor yang
100 Masa PPh Pasal 22 tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 22 termasuk
SPT pembetulan sebelum dilakukan pemeriksaan.
untuk pembayaran PPh Pasal 22 yang dipungut
900 Pemungut PPh Pasal 22
oleh Pemungut.

3. Kode Akun Pajak 411123 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 22 Impor

Kode Jenis
Jenis Setoran Keterangan
Setoran
untuk pembayaran pajak yang harus disetor yang
tercantum dalam SPT Masa PPh Pasal 22 atas
100 Masa PPh Pasal 22 Impor
transaksi impor termasuk SPT pembetulan sebelum
dilakukan pemeriksaan.
Pembayaran Pendahuluan skp untuk pembayaran pajak sebelum diterbitkan surat
199
PPh Pasal 22 Impor ketetapan pajak PPh Pasal 22 Impor.
untuk pembayaran jumlah yang masih harus
300 STP PPh Pasal 22 Impor dibayar yang tercantum dalam STP PPh Pasal 22
atas transaksi impor.

6
4. Kode Akun Pajak 411124 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 23

Kode Jenis
Jenis Setoran Keterangan
Setoran
untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor
100 Masa PPh Pasal 23 (selain PPh Pasal 23 atas dividen, bunga, royalti,
dan jasa).
untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor
101 PPh Pasal 23 atas Dividen
atas dividen.
untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor
102 PPh Pasal 23 atas Bunga
atas bunga.
untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor
103 PPh Pasal 23 atas Royalti
atas royalti.
untuk pembayaran PPh Pasal 23 yang harus disetor
104 PPh Pasal 23 atas Jasa
atas jasa.

5. Kode Akun Pajak 411125 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi
Kode Jenis
Jenis Setoran Keterangan
Setoran
untuk pembayaran Masa PPh Pasal 25 Orang
100 Masa PPh Pasal 25 Orang Pribadi
Pribadi yang terutang.
untuk pembayaran pajak yang masih harus dibayar
yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Orang
200 Tahunan PPh Orang Pribadi
Pribadi termasuk SPT pembetulan sebelum
dilakukan pemeriksaan.

6. Kode Akun Pajak 411126 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 25/29 Badan
Kode Jenis
Jenis Setoran Keterangan
Setoran

untuk pembayaran Masa PPh Pasal 25 Badan yang


100 Masa PPh Pasal 25 Badan
terutang.

untuk pembayaran pajak yang masih harus dibayar


yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh Badan
200 Tahunan PPh Badan
termasuk SPT pembetulan sebelum dilakukan
pemeriksaan.

7
Surat Setoran Pajak (SSP)

8
Surat Pemberitahuan (SPT)
SPT PPh 21 Orang Pribadi (1770SS)

1770 SS
KEMENTERIAN KEUANGAN RI TAHUN PAJAK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK H.03 2 0
SPT TAHUNAN
PERHATIAN : PAJAK PENGHASILAN DIISI OLEH PETUGAS KPP
▪ SEBELUM MENGISI BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARCODE DITEMPEL DISINI
▪ ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM
H.01 SPT PEMBETULAN KE H.02 - ….
▪ BERI TANDA 'X' PAD (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
WAJIB PAJAK
IDENTITAS

NPWP I.01 :

NAMA WAJIB PAJAKI.02 :

Pengisian kolom-kolom yang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal

A. PAJAK PENGHASILAN

1 Penghasilan Bruto dalam Negeri Sehubungan dengan Pekerjaan dan Penghasilan Netto dalam Negeri Lainnya 1 A.01

2 Pengurangan
2 A.02
(Diisi jumlah pengurangan dari Formulir 1721-A1 angka 13 atau 1721-A2 angka 13)

3 TK/ K/ K/I/
Penghasilan Tidak Kena Pajak
A.03 A.04 A.05 3 A.06
(Diisi jumlah PTKP dari Formulir 1721-A1 angka 17 atau 1721-A2 angka 16)

4
Penghasilan Kena Pajak ( 1 - 2 - 3 ) 4 A.07

5
Pajak Penghasilan Terutang 5 A.08

6
Pajak Penghasilan yang telah Dipotong oleh Pihak Lain 6 A.09

7
A.10
a.
Pajak Penghasilan yang harus Dibayar Sendiri *
(5-6) 7 A.12
b. A.11
Pajak Penghasilan yang Lebih Dipotong

B PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN YANG DIKECUALIKAN DARI OBJEK PAJAK

8 Dasar Pengenaan Pajak/Penghasilan Bruto Pajak Penghasilan Final 8 B.01

9 Pajak Penghasilan Final Terutang B.02

9
10 Penghasilan yang Dikecualikan dari Objek Pajak B.03
10

C DAFTAR HARTA DAN KEWAJIBAN

11 Jumlah Keseluruhan Harta yang Dimiliki pada Akhir Tahun Pajak 11 C.01

12 Jumlah Keseluruhan Kewajiban/Utang pada Akhir Tahun Pajak 12 C.02

PERNYATAAN

Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berla Saya menyatakan bahwa apa
yang telah saya beritahukan di atas adalah benar, lengkap, jelas.

P.01 - -
ddmmyyyy

TANDA TANGAN

* Apabila terdapat Pajak Penghasilan yang harus dibayar sendiri, Wajib Pajak harus melampirkan asli SSP lembar ke-3

9
SPT PPh 22
DEPARTEMEN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA SPT Normal
KEUANGAN R.I. PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SPT Pembetulan Ke-
DIREKTORAT Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan Masa Pajak
JENDERAL PAJAK Pajak Penghasilan Pasal 22 /

BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK

1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :

BAGIAN B. OBJEK PAJAK


Nilai Objek Pajak PPh yang Dipungut
Uraian KAP/KJS
(Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4)
1. Badan Usaha Industri/Eksportir 411122/100
2. Penjualan Barang yang tergolong Sangat Mewah 411122/403
3. Pembelian Barang Oleh Bendaharawan/Badan
Tertentu Yang Ditunjuk 411122/100
4. Nilai Impor Bank Devisa/Ditjen Bea dan Cukai*)
a. API 411122/100
b. Non API 411122/100
5. Hasil Lelang (Ditjen Bea dan Cukai) 411122/100
6. Penjualan Migas Oleh Pertamina / Badan Usaha
Selain Pertamina
a. SPBU/Agen/Penyalur (Final) 411122/401
b. Pihak lain (Tidak Final) 411122/100
7. ………………………………………………………………………………
JUMLAH
Terbilang …………………………….…………………...…………………………………………………………………………………………………………….………………………..……………
*) Coret yang tidak perlu

BAGIAN C. LAMPIRAN

1. Daftar Surat Setoran Pajak PPh Pasal 22 (Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan
Pertamina/Badan Usaha selain Pertamina).
Surat Setoran Pajak (SSP) yang disetor oleh importir atau Pembeli Barang sebanyak: lembar
(Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan Pertamina/Badan Usaha Selain Pertamina).
SSP yang disetor oleh Pemungut Pajak sebanyak:lembar
(Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu, Ditjen Bea dan Cukai).
4. Daftar Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Importir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai).

5. Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai).

6.
Daftar rincian penjualan dan retur penjualan (dalam hal ada penjualan retur). Risalah lelang (dalam hal pelaksanaan lelang).
7. Surat Kuasa Khusus.

8.
BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan Diisi Oleh Petugas
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya SPT Masa Diterima:
beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. Langsung dari WP
PEMUNGUT PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos

Nama 2 0
Tangga

NPWP - tanggal bulan tahun


l

Tanda Tangan & Cap Tanggal 2 0 Tanda Tangan


tanggal bulan tahun

F.1.1.32.02

10
SPT PPh 23
DEPARTEMEN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA SPT Normal
KEUANGAN R.I. PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN/ATAU PASAL 26 SPT Pembetulan Ke-
DIREKTORAT Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan Masa Pajak
JENDERAL PAJAK Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26 /
BAGIAN A. IDENTITAS PEMOTONG PAJAK/WAJIB PAJAK

1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :

BAGIAN B. OBJEK PAJAK


1. PPh Pasal 23 yang telah Dipotong

Uraian KAP/KJS Jumlah Penghasilan Bruto PPh yang Dipotong (Rp)


(Rp)
(1) (2) (4)
(3)
1. Dividen *) 411124/101
2. Bunga **) 411124/102
3. Royalti 411124/103
4. Hadiah dan 411124/100
penghargaan
5. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta ***)
411124/100
6. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultansi dan jasa lain sesuai
dengan PMK-244/PMK.03/2008 :
a.
Jasa Teknik
b. 411124/104
Jasa Manajemen
c.
Jasa Konsultan 411124/104
d.
Jasa lain :****) 411124/104
1) …………………………...……………………………………………………
2) …………………………...……………………………………………………
3) …………………………...……………………………………………………
7. ….…………………………….……………….……….….………….………….……
JUMLAH
Terbilang …………………………………………………………….…………………………………………….………………………..…………………………

2. PPh Pasal 26 yang telah Dipotong

Jumlah Penghasilan Perkiraan


Uraian KAP/KJS Bruto Penghasilan PPh yang Dipotong (Rp)
(Rp) Neto (%)

(1) (2) (3) (4) (5)


1. Dividen 411127/101
2. Bunga 411127/102
3. Royalti 411127/103
4. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan penggunaan
411127/100
harta
5. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan 411127/104
kegiatan 411127/100
6. Hadiah dan penghargaan 411127/100
7. Pensiun dan pembayaran berkala
411127/102
8. Premi swap dan transaksi lindung nilai
9. Keuntungan karena pembebasan utang 411127/100
10. Penjualan harta di Indonesia 411127/100
11. Premi asuransi/reasuransi 411127/100
12. Penghasilan dari pengalihan saham 411127/100
13. Penghasilan Kena Pajak BUT setelah pajak
411127/105
JUMLAH
Terbilang ……………..…………………………………………………………………………………………………………….………………………..………………………
*) Tidak termasuk dividen kepada WP Orang Pribadi Dalam Negeri. ***) Kecuali sewa tanah dan bangunan.
**) Tidak termasuk bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada WP OP. ****) Apabila kurang harap dibuat lampiran tersendiri.

BAGIAN C. LAMPIRAN

1.
Surat Setoran Pajak : lembar. 4. Surat Kuasa Khusus.
2.
Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26. 5.
Legalisasi fotocopy Surat Keterangan Domisili yang masih
3.
Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
berlaku, dalam hal PPh Pasal 26 dihitung berdasarkan tarif
dan/atau Pasal 26 : lembar.
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B).

BAGIAN D. PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN

Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan
Diisi Oleh Petugas
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta SPT Masa Diterima:
lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. Langsung dari WP
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos

Nama
Tanggal

2 0
NPWP - tanggal bulan tahun

Tanda Tangan & Cap Tanggal 2 0 Tanda Tangan


tanggal bulan tahun

F.1.1.32.03 Lampiran IV.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 53/PJ/2009

11
Latihan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan (SPT)!
2. Kapan batas waktu penyampaian SPT?
3. Kriteria apa saja yang menyebabkan SPT dianggap tidak disampaikan?
4. Sebutkan denda (sesuai SPT masing-masing) apabila menyampaikan SPT lewat dari
waktu yang telah ditentukan!
5. Apabila WP membayar pajak melewati batas waktu yang telah ditentukan, sanksi
administrasi apa yang akan dikenakan dan berapa besarannya?
6. Sebelum menyampaikan SPT, WP harus membayar pajak terlebih dahulu. Surat apa
yang digunakan untuk membayar pajak, berapa rangkap harus disiapkan dan untuk
siapa saja masing-masing rangkap tersebut?
7. Andi melaporkan SPT PPh Orang Pribadi tahun 2014 pada tanggal 5 April 2015. Sanksi
administrasi apa yang akan dikenakan terhadap Andi dan berapa besarannya?
8. PPh pasal 23 masa Januari 2016 baru dibayarkan PT.A pada tanggal 30 Mei 2016.
Hitunglah bunga pajak yang harus dibayar PT.A atas keterlambatan pembayaran pajak
tersebut!
9. PT. ABC akan membayar PPh Pasal 23 atas jasa sebesar Rp 3.540.000 untuk bulan
Maret 2016. Buatlah SSP nya!
10. PT. ABC akan membayar pajak tersebut di atas (no.9) pada tanggal 10 April 2016,
tetapi tanggal 10 April 2016 adalah hari Sabtu. Hari dan tanggal berapa PT. ABC bisa
membayar pajak?

12
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yg meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi
untuk periode Tahun Pajak tersebut.
Wajib melakukan pembukuan :
 WP Badan
 WP OP yang peredaran bruto per tahun ≥ Rp 4.800.000.000
 Pencatatan harus dapat menggambarkan antara lain:
 Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yg diterima
dan/atau diperoleh;
 Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.
Wajib melakukan pencatatan :
 WP OP yang peredaran bruto per tahun < Rp 4.800.000.000
10 Ibukota propinsi : Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya,
Denpasar, Manado, Makassar, Pontianak.
Lampiran I
Keputusan Dirjen Pajak
Nomor : KEP-536/PJ./2000
Tanggal : 29 Desember 2000

DAFTAR PERSENTASE NORMA PENGHITUNGAN


UNTUK PEREDARAN USAHA, PENERIMAAN BRUTO
PEKERJAAN BEBAS KURANG DARI Rp. 600.000.000,00

WAJIB PAJAK
PERSEORANGAN
10
NO. KODE JENIS USAHA KOTA
IBU DAERAH
URUT PROP
KOTA LAINNYA
LAINNYA
PROP
10000 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN,
PERBURUAN DAN PERIKANAN
1. 11000 Pertanian tanaman pangan 15 15 15
2. 12111 Kelapa dan kelapa sawit 11.5 11 10
3. 12113 Kopi 11.5 11 10
4. 12131 Tembakau 11.5 11 10
5. 12132 Teh 11.5 11 10
6. 12141 Pertanian tanaman karet 11.5 11 10
7. 12161 Tebu 11.5 11 10

13
13. 17000 Perikan laut.
- Meliputi usaha penangkapan, pengambilan
hasil laut. Pemeliharaan dan pelayanan
perikanan laut yang dilakukan atas dasar balas
jasa atau kontrak, seperti sortasi, gradasi,
persiapan lelang ikan dan lain-lain. 25 23 22
14. 18300 Perikanan darat
- Meliputi usaha budidaya ikan, pemeliharaan,
pembibitan, penangkapan dan pengambilan
hasil serta pelayanan perikanan darat yang
dilakukan atas dasar balas jasa/kontrak. 25 23 22

20000 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


22. 25000 Penambangan dan penggalian garam
- Meliputi usaha penggalian, penguapan garam
di tambak/ empang termasuk usaha
pengumpulan, pembersihan, penggilingan dan
pengolahan dengan cara lain terhadap mineral
tersebut. 11 11 11
30000 INDUSTRI PENGOLAHAN
25. 31110 Pemotongan hewan dan pengawetan daging
- Seperti pemotongan hewan, pemotongan kulit,
penjemuran tulang,pensortiran bulu,
pembuatan sosis, kaldu dan pasta daging. 15 14.5 14
26. 31120 Industri Susu dan Makanan dari Susu.
- Seperti pembuatan susu kental/bubuk/asam,
pembuatan , mentega, keju dan es krim dari
susu 12.5 10 8.5
27. 31130 Industri pengolahan, pengawetan buah-buahan
dan sayur-sayuran.
- Seperti pengalengan, pengasinan, pemanisan,
pelumatan, pengeringan buah-buahan dan
sayur-sayuran. 15 14.5 14
28. 31140 Industri Pengolahan dan Pengawetan ikan dan
sejenisnya.
- Seperti pengalengan, penggaraman,
pengasaman, pembekuan ikan dan sejenisnya. 15 14.5 14
44. 31340 Industri minuman ringan. 15 14.5 14

32000 INDUSTRI TEKSTIL, PAKAIAN JADI DAN KULIT


50. 32100 Industri tekstil 13.5 13 12.5
51. 32200 Industri pakaian jadi, kecuali untuk keperluan
kaki. 13.5 13 12.5
52. 32300 Industri kulit dan barang dari kulit, kecuali untuk
keperluan kaki. 17.5 16.5 16
53. 32400 Industri barang keperluan kaki. 17 16 15

33000 INDUSTRI KAYU DAN BARANG DARI KAYU,


TERMASUK PERABOT RUMAH TANGGA.
54. 33100 Indusri kayu dan barang dari kayu, bambu, rotan
dan kayu. 15 13.5 12.5
55. 33200 Industri perabot serta kelengkapan rumah tangga
dan alat dapur dari kayu, bumbu dan rotan. 15 13.5 12.5

34000 INDUSTRI KERTAS DAN BARANG DARI KERTAS,

14
PERCETAKAN DAN PENERBITAN.
56. 34100 Industri kertas, barang dari kertas dan sejenisnya 14.5 13 12
57. 34200 Industri percetakan dan penerbitan
- Seperti uaha percetakan secara stensil, offset
lithografi untuk segala jenis cetakan termasuk
penjilidan buku dan penerbitan hasil/ barang
cetakan. 14.5 13 12

35000 INDUSTRI KIMIA DAN BARANG-BARANG DARI


BAHAN KIMIA, MINYAK BUMI, BATUBARA, KARET,
DAN PLASTIK.
58. 35100 Industri bahan kimia. 13 12.5 11
59. 35200 Industri kimia lain. 13 12.5 11
60. 35220 Industri Farmasi dan Jamu.
- Seperti pembuatan/fabrikasi dan pengolahan
bahan obat, bahan pembantu dan bahan
pengemas obat, pembuatan dan pengolahan
obat-obatan yang berbentuk jadi, pengolahan
bahan jamu (simplisia) dan macam-macam
jamu (misalnya berbentuk pil, kapsul, bubuk
dan bentuk cairan). 20 19 18
61. 35230 Industri sabun, bahan pembersih keperluan
rumah tangga, kosmetika dan sejenisnya.
- Yaitu pembuatan sabun dalam berbagai bentuk
termasuk industri detergent, bahan pembersih
rumah tangga lainnya dan tapal gigi dan
pembuatan berbagai macam kosmetika kecuali
minyak wangi sintetis dan minyak atsiri. 17 16 15
64. 35500 Industri karet dan barang dari karet. 17.5 16.5 16
65. 35600 Industri barang dari plastik.
- Seperti industri pipa dan slang dari plastik,
industri barang plastik untuk keperluan kaki,
industri barang plastik lembaran, industri
media rekam dari plastik dan indutri barang-
barang plastik lainnya. 17.5 16.5 16

62000 PERDAGANGAN ECERAN


106. 62200 Perdagangan eceran barang-barang kelontong,
supermarket dan warung langsam.
- Yaitu perdagangan eceran macam-macam
hasil industri untuk keperluan rumah tangga,
kantor, sekolah, maupun keperluan
perorangan seperti toko kelontong, toko serba
ada, supermarket dan warung langsam 30 25 20
107. 62310 Perdagangan eceran hasil-hasil pertanian,
peternakan, perikanan, kehutanan dan perburuan.
- Meliputi usaha perdagangan, eceran hasil
pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan
dan perburuan. 20 15 15
108. 62320 Perdagangan eceran hasil industri (bahan)
makanan, minuman dan hasil pengolahan
tembakau.
- Seperti daging segar ataupun yang diawetkan,
susu, buah-buahan, sayur-sayuran dan hasil
perikanan yang diawetkan, macam-macam 25 20 20

15
minyak makan hasil penggilingan biji-bjian
keras (beras, kopi, jagung dan sejenisnya),
macam-macam tepung gula, dan hasil
pengolahan gula, teh, es batu, makanan dari
kedelai, kerupuk, bumbu masak, macam-
macam minuman (keras dan ringan) dan hasil
pengolahan tembakau (rokok, tembakau shag
dan bumbu rokok).
109. 62410 Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi hasil
pemintalan , pertenunan, perajutan, hasil
pengolahan kulit, termasuk barang keperluan
kaki.
- Seperti tekstil, pakain jadi, kain batik, macam-
macam benang, tali-temali, karpet/ permadani
dari bahan tekstil macam-macam hasil
perajutan, kulit/ kulit imitasi, barang-barang
dari kulit dan barang-barang keperluan kaki. 30 25 20
110. 62420 Perdagangan eceran perabotan rumah tangga dan
dapur.
- Seperti furniture (baik dari kayu, rotan, plastik
dan logam), alat-alat perlengkapan dapur,
barang-barang pecah belah dan lain
sejenisnya. 30 25 20
111. 62422 Perdagangan eceran barang-barang elektronik,
perlengkapan listrik, alat komunikasi, fotografi
dan optik.
- Yaitu barang-barang elektronik seperti radio,
kaset/tape recorder, televisi, video, amplifier
dan perlengkapan sound sytem, alat-alat
perlengkapan listrik seperti dinamo,
transformer, macam-macam kabel listrik,
lampu pijar TL, sekring, alat-alat rumah
tangga seperti setrika listrik, alat pengaduk,
kipas angin, alat komunikasi dan optik seperti
fotografi, optik pesawat telepon, telegraf/telex.
Pemancar radio, telecall, intercome dan
sejenisnya. Macam-macam lensa dan kamera,
mikroskop, proyektor dan sejenisnya. 30 25 20

63000 RUMAH MAKAN DAN MINUM


118. 63100 Rumah makan dan minum
- Seperti restoran/rumah makan, night club,
catering, restorasi kereta api, cafetaria, kantin,
warung nasi/kopi dan sejenisnya, tidak
termasuk night club, restoran dan bar yang
merupakan salah satu fasilitas hotel dan
penginapan. 25 20 20

64000 HOTEL DAN PENGINAPAN


119. 64100 Hotel dan penginapan
- Seperti hotel, hostel, motel, losmen, dan
sejenisnya termasuk fasilitas restoran, bar dan
night clubnya. 25 20 20

70000 ANGKUTAN PENGGUDANGAN DAN KOMUNIKASI

16
121. 71200 Angkutan jalan raya 20 15 15
123. 71400 Jasa angkutan darat
- Seperti jalan tol, parkir kendaraan, terminal,
penyewaan mobil/truk tanpa pengemudi. 25 20 20
124. 72100 Angkutan samudera dan perairan pantai
- Seperti pelayaran samudera, pelayaran antar
pulau dan peleyanan pantai. 13.5 13 12.5

80000 KEUANGAN ASURANSI, USAHA PERSEWAAB


BANGUNAN, TANAH DAN JASA PERUSAHAAN.
- Meliputi usaha persewaan/jual-beli barang-
barang tidak bergerak (bangunan dan tanah
yang disiapkan untuk bangunan), real estate
(yang tidak melakukan konstruksi)
yangmenjual tanah, broker dan manager yang
mengurus persewaan pembelian, penjualan
dan penaksiran nilai tanah/bangunan atas
balas jasa/kontrak. 20 17.5 17
140. 82910 Jasa hukum
- Meliputi usaha jasa pengacara/ advoka seperti
lembaga bantuan hukum Peradin, Pusbadhi
dan lain sejenisnya. 51 48.5 48.5
141. 82910 Notaris 55 50 50
142. 82910 Pembuatan akte tanah 55 50 50
143. 82910 Penasehat hukum (advokat) 51 48.5 48.5
144. 82920 Jasa akuntansi dan pembukuan.
- Meliputi usaha jasa pengurusan Tata Buku dan
pemeriksaan, pembukuan seperti kantor-
kantor akuntan dan lembaga konsultan audit
lainnya. 36 35 35

90000 JASA KEMASYARAKATAN DAN SOSIAL


151. 92000 Jasa pendidikan
- Yaitu pendidikan formal mulai dari pra sekolah
(TK), SD, SLTP, SLTA dan Akademi/Perguruan
Tinggi . 30 27.5 25
152. 93210 Jasa Kesehatan 30 27.5 25
153. 93213 Dokter 45 42.5 40

00000 KEGIATAN YANG TIDAK JELAS BATASANNYA DAN


KEGIATAN LAIN YANG BELUM TERLIPUT.
182. 00000 Pedagangan perantara/ komisioner. 40 35 35
183. 00000 Kegiatan lain yang tidak jelal batasannya dan
kegiatan yang belum terliput dalam salah satu
golongan tersebut diatas. 40 35 35

17
Latihan :
1. Hadi tinggal di Jakarta membuka toko kelontong di depan rumahnya yang menyediakan
kebutuhan sehari-hari. Penghasilan bruto / tahun sebesar Rp 30.000.000, berapakah
penghasilan neto Pak Hadi?

2. Wayan tinggal di Denpasar, beliau mempunyai kantor jasa hukum. Penghasilan bruto /
tahun sebesar Rp 50.000.000, berapakah penghasilan neto Pak Wayan?

3. Edi tinggal di Tangerang Selatan, membuka usaha warung nasi. Penghasilan bruto per
bulan adalah sebagai berikut :
Bulan Penghasilan Bruto
Januari Rp 2.000.000
Februari Rp 2.300.000
Maret Rp 2.100.000
April Rp 1.900.000
Mei Rp 2.200.000
Juni Rp 2.300.000
Juli Rp 2.500.000
Agustus Rp 2.400.000
September Rp 2.200.000
Oktober Rp 2.100.000
November Rp 2.300.000
Desember Rp 2.000.000
Berapakah penghasilan neto Edi per tahun?

4. Surya tinggal di Tangerang Selatan, membuka toko handphone di ITC BSD.


Penghasilan bruto per bulan adalah sebagai berikut :
Bulan Penghasilan Bruto
Januari Rp 10.000.000
Februari Rp 12.300.000
Maret Rp 12.100.000
April Rp 11.900.000
Mei Rp 12.200.000
Juni Rp 12.300.000
Juli Rp 12.500.000
Agustus Rp 12.400.000

18
September Rp 12.200.000
Oktober Rp 12.100.000
November Rp 12.300.000
Desember Rp 12.000.000
Berapakah penghasilan neto Surya per tahun?

19
20

Anda mungkin juga menyukai