Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT DAN BAHASA

DALAM FILSAFAT
ANALITIK
Kelompok 2 :
IIN SHAFIRA MIRANDY (30100121006)
SIRAJUDDIN (30100121011)
AINUN AL-INSYIRAH
WAHYU DWI PUTRA
Latar Historis
Filsafat barat berkembang pada abad ke 18 hingga abad ke 20,
dimana terdapat dua aliiran besar yaitu idealisme di Jerman
dan empirisme di Inggris.
Pada pertengahan abad ke-19 aliran idealisme masuk ke
inggris. Pada awal abad ke-20 aliran filsafat ini mengalahkan
dominasi filsafat empirisme yang selama berabad-abad
menjadi ciri utama filsafat di inggris. Sebuta bagi mereka
ialah neoidealisme yang terinspirasi dari filsafat hegelianisme.
Namun mereka tidak bertahan lama, tempatnya diambil oleh
gerakan neorealisme.
Pada awal abad ke-20 neorealisme meninjau kembali metode
Analisa Bahasa, yang membuat mereka mengalihkan
perhatiannya hingga seluruh istilah-istilah termasuk filsafat
analitik mulai digunakan.
Atomisme Logis Russell
Atomisme logis merupakan salah satu teori yang ada dalam aliran filsafat analitik.
Tokohnya ialah Bertrand Russel (1872-1972) dan Ludwig Weittgenstein (1899-1951).
Tujuan filsafat menurut Russel yang merupakan prinsipil untuk memahami filsafat atomisme logis
yaitu:
● Filsafat memiliki tujuan untuk mengembalikan seluruh ilmu pengetahuan kepada Bahasa yang
paling padat dan sederahana.
● Menghubungkan logika dan matematika
● Menganalisis Bahasa untuk mendapatkan mengetahuan.
Menurut Russel “Dalam percobaan yang dilakukan serius tidaklah layak kita menggunakan Bahasa
biasa, sebab susunan Bahasa biasa itu selain buruk juga mengandung makna ganda. Oleh karena itu,
Russel bermaksud meyakinkan bahwa sikap bersikeras atau kepala batu untuk tetap menggunakan
Bahasa biasa dalam mengungkapkan pemikiran kita adalah penghalang besar bagi kemajuan filsafat”.
Atomisme Logis Russel
Menurut Russel dalam dua kalimat yang strukturnya sama akan memiliki struktur logis yang
berbeda, sebab setiap kata dalam kalimat memiliki fungsi logis yang berbeda pula. Misalnya
antara kata kerja (fi’il) dan kata benda (isim) atau kata sifat.
Contohnya :
A dan B hanya dapat dikatakan memiliki corak logis yang sama, jika unsur A mengandung
kesesuaian dengan unsur B, sehingga akibat yang berlaku atau lawan bagi B digantikan pada
A.
Dalam atomisme logis terdapat dua proposisi yaitu proposisi atomis dan proposisi molekuler
atau majemuk.
Wittgenstein I: Meaning
is picture
Meaning is picture (makna adalah gambar) merupakan satu teori yang ada
dalam filsafat analitik yang dinisbatkan oleh pemikiran kefilsafatan
wittgenstein pada periode pertama.
Menurut Wittgenstein, salah satu sumber kekacauan dalam bahasa filsafat ialah
karena tidak adanya tolak ukur yabg dapat menentukan apakah suatu ungkapan
bermakna atau tidak bermakna.
Teori meaning is picture ini memandang bahwa terdapat relasi yang erat dan
mutlak antara bahsa (dunia symbol) dengan dunia fakta diluar Bahasa.
Menurut Wittgenstein, sebuah proposisi harus dapat menunjukkan pengertian
tertentu tentang realitas, sehingga seseorang yang dihadapkan pada proposisi
seperti itu hanya perlu mengatakan "ya" atau "tidak" untuk menyetujui realitas
yang dikandung oleh proposisi tersebut."
Positivisme Logis
Istilah positivism logis merujuk pada pengertian empirisme ilmiah, neopositivisme dan
empirisme logis.
Aliran positivism ini juga dikenal dengan istilah neopositivisme yang dikembangkan
oleh satu kelompok yang diberi nama Wiener Kreis di Austria.
Corak pemikirannya yang utama ialah bersifat positif dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.
Hal yang paling menonjol dari positivisme logis ialah ia menolak filsafat tradisional.
Menurutnya filsafat tradisional menyajikan banyak ungkapan atau pernyataan
(proposisi) yang melebihi tautologi tetapi tidak langsung dapat dibuktikan
kebenarannya.
Terdapat 5 asumsi yang dijadikan dasar pijakan bagi kontruksi positivisme logis yaitu:
• Realitas objektif
• Reduksionisme
• Asumsi bebas nilai
• Determinisme
• Logiko-empirisme
Wittgenstein II : Meaning is Use
Pada periode kedua ini wittgenstein berpendapat bahwa arti sesuatu
pernyataan sangat bergantung pada pemakaian jenis bahasa tertentu
(meaning is use).
Salah satu temuan Wittgenstein II yaitu Language Games. Language
games ini ialah suatu jenis bahasa tertentu yang terdiri dari kata-kata
dan memiliki aturan pemakaiannya tersendiri (tata bahasa).
Ada tiga hal yang ditunjukkan Wittgenstein mengenai kelemahan
Bahasa yang telah digunakan dalam filsafat, yaitu:
• Tidak memperhatikan aturan permainan Bahasa dalam kehidupan
yang lebih luas dan sesungguhnya.
• Adanya kecenderungan mencari sesuatu yang umum pada satuan
yang konkret
• Sering melakukan penyamaran pengartian melalui istilah yang
tidak dapat dipahami.
Aliran Oxford: Ordinary Language Philosophy
Orientasi kajian filsafat ini berada pada bahasa biasa. Menurutnya filsafat harus berpegang
pada prinsip “Don’t ask for the meaning, ask for the use”.
Tokohnya ialah G. Ryle, J. Wisdom, J. Austin, dll.
Ciri umum filsafat analitik Oxford yaitu:
• Pertanyaan utama bagi mereka ialah tentang bagaimana kata-kata dipakai
• Metode yang mengasalkan pemakaian Bahasa kepada satu cara saja
• Filsafat analitis beranggapan bahwa hanya dengan melukiskan pemakaian Bahasa
secara mendetail banyak persoalan dilosof dapat dipecahkan.
Epistemologi Filsafat Analitik
Epistemologi sangat berperan dalam filsafat analitik, dapat dilihat dari gerakan filsafat analitik
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadapa pengaruh perkembangan teori pengetahuan.
Menurut George Edward Moore (1873-1958), akal sehat (common sense) kurang untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar karena itu menurut more bahasa yang bermakna adalah bahasa yang bisa
mengungkapkan pengetahuan yang benar dengan ukuran common sense dan dapat di buktikan
kebenarannya secar
Menurut russell benar atau salahnya suatu pengetahuan sangat tergantung pada benar atau tidaknya
fakta yang dikandung pada pengetahuan itu.Karna faktalah yang membuat kita mempercayai suatu
pernyataan pengetahuan sebagai suatu kebenarana empere.
KESIMPULAN

Atoisme merupakan salah satu teori dalam


filsafat analitik yang di cetuskan oleh Betrand
Russell dalam aomisme logis terdapat dua
proposisi yaitu proposisi atomis dan proposisi
majemuk. selain atomisme logis terdapat juga
positivisme logis yang merujuk pada pengertian

Anda mungkin juga menyukai