Qorny fitriya R(2161201002) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di dalam negeri, baik konsumsi Barang Kena Pajak atau Konsumsi Jasa Kena Pajak. Sesuai dengan legal karakternya sebagai pajak objektif.Ppnbm merupakan jenis pajak yang merupakan satu paket dalam undang" pajak pertambahan nilai Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah - barang yang bukan barang kebutuhan pokok - barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu -barang yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi -barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status Berdasarkan Pasal 5 Ayat (1) UndangUndang PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dikenakan terhadap; (1) penyerahan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. (2) impor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah. Dengan demikian, Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya dikenakan pada saat penyerahan BKP mewah oleh pabrikan (pengusaha yang menghasilkan) dan pada saat impor BKP mewah. Tarif PPNBM Tarif PPnBM ditetapkan paling rendah 10% dan paling tinggi PPnBM 200%*adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang yang tergolong mewah di dalam negeri. Oleh karena itu, barang mewah yang diekspor atau dikonsumsi di luar negeri dikenai PPnBM dengan tarif 0%. PPnBM yang telah dibayar atas perolehan barang mewah yang diekspor tersebut dapat diminta kembali Cara menghitung PPnBM Berikut adalah contoh cara menghitung PPnBM untuk barang mewah. Pak Dani mengimpor BKP (Barang Kena Pajak) mewah dengan nilai impor senilai Rp7.000.000. Sedangkan tarif PPnBM yang dikenakan misalnya 15%. Sehingga diketahui apabila dasar pengenaan PPnBM adalah Rp7.000.000 dengan tarif PPN 10%, maka: PPN=Tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak PPN=10%xRp7.000.000 PPN = Rp700.000 Sedangkan cara menghitung PPnBM adalah: PPnBM = Tarif PPnBM x Dasar Pengenaan Pajak PPnBM=15%xRp7.000.000 TERIMA KASIH!