Anda di halaman 1dari 60

Semester Genap TP 2022 – 2023

Teknik Pembuatan
Sediaan Obat
XI Farmasi Industri

Formulasi
Sediaan
Obat Cair
Type Sediaan Cair
Pendahuluan : Larutan
Zat aktif dan komponen
padat lainnya larut dalam
Sediaan Cair
pembawa membentuk
Dirancang utk pasien yang
sistem yang homogen.
sulit menelan tablet atau
Sistem Despersi
kapsul
Tdd dua fase atau lebih
Dirancang utk menghasilkan
Salah satu fase terdistribusi
efek terapi yang lebih cepat
dalam fase lainnya.
krn zat aktif lebih cepat
Suspensi
diabsorpsi
Zat padat terdistribusi
Pemberian dosis lebih
dalam cairan
fleksibel, krn hanya perlu
Emulsi
menyesuaikan volume
Cairan terdistribusi
sediaan yang diberikan
dalam cairan lainnya
Type Sistem
Sediaan Despersi
Larutan
Cair
Sistem Despersi
Tdd dua atau lebih fase
Salah satu fase terdistribusi
dalam fase lainnya.

Suspensi Emulsi
Zat aktif dan
komponen padat
lainnya larut dalam
pembawa membentuk Cairan terdistribusi
Zat padat terdistribusi
sistem yang homogen dalam cairan lainnya
dalam cairan
Type Sediaan
Cair

Zat padat Air Larut Larutan

Zat padat Air Tidak larut Suspensi

Minyak Air Tidak bercampur Emulsi


Definisi Larutan
FI 3
LARUTAN
Sediaan cair mgd bahan kimia terlarut
Kecuali dinyatakan lain,
untuk larutan (solution) steril yang digunakan sbg obat luar
Harus memenuhi syarat yang tertera pada injeksi
Formularium Nasional
Sediaan cair yang dibuat dgn melarutkan satu jenis obat atau lebih di
dalam pelarut
Dimasukkan ke dalam organ tubuh
FI 4
Sediaan yang mgd satu atau lebih zat kimia yg terlarut
Kesimpulan
Larutan adalah sediaan cair yg mgd satu atau lebih obat dalam pelarut
yg sesuai
Digunakan sbg obat dalam atau obat luar
Harus jernih jika tdk mgd bahan koloidal
Larutan kental dari bahan – bahan berlendir disebut musilago (lendir)
Larutan adalah sediaan cair yg mgd satu atau
lebih obat dalam pelarut yg sesuai
Digunakan sbg obat dalam atau obat luar
Larutan
jika tdk mgd bahan koloidal harus jernih
Larutan kental dari bahan – bahan berlendir
disebut musilago (lendir) Larutan Topikal

Larutan Oral
Guttae auriculares = Solutio otic
= Larutan otik
Collunarium = obat cuci hidung
Guttae Nasales = nose drops
= obat tetes hidung
Potiones = Obat minum Nebula = inhalations = nose spray
Eliksir = obat semprot hidung
Sirup Collutorium = obat cuci mulut
Netralisasi Gargarisma = gargle = obat kumur
Saturasi, pembuatan Ephithemal = obat kompres
Potio effervescent Lotio
Guttae = Obat tetes Litus oris = obat oles bibir
Guttae oris = obat tetes mulut
Larutan Potiones
Oral ( Obat Minum ) Sirup

Potiones ( Obat Minum )


solutio untuk pemakaian dalam / Sirup
per-oral, dapat juga berbentuk Sirup simplex
berbentuk emulsi atau suspensi Mgd 65% gula dlm larutan nipagin
0,25% b/v
Sirup obat
Elixir Mgd satu atau lebih obat,
dgn atau tanpa zat tambahan
Elixir digunakan utk pengobatan
sediaan larutan yang mengandung bahan Sirup pewangi
obat dan bahan tambahan Tdk mgd obat
( pemanis, pengawet, pewarna, pewangi ), Mgd zat pewangi atau penyedap
bau dan rasanya sedap, sebagai pelarut utk menutupi rasa dan bau obat
digunakan campuran air – etanol. Etanol yg tdk enak
berfungsi menambah kelarutan obat.
Dpt di+ glycerol, sorbitol, propilen-glikol.
Pengganti gula digunakan sirup gula.
Netralisasi,
Saturasi dan
Potio Effervescent
Netralisasi, Saturasi dan Potio Effervescent.
a. Netralisasi : obat minum yang dibuat dengan mencampurkan
bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan
larutan bersifat netral.
Contoh : Solutio Citratis Magnesici; Amygdalas Ammonicus.
Pembuatan : Seluruh bagian asa, direaksikan dengan bagian
basa
Bila perlu dipercepat dengan pemanasan
b. Saturasi : obat minum yg dibuat dgn mereaksikan bagian
asam dan bagian basa tapi gas yg terjadi ditahan dlm wadah,
hingga larutan jenuh dgn gas.
c. Potio Effervescent : saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.
Gas CO2 umumnya digunakan untuk pengobatan, menjaga
stabilitas obat, dan kadang² untuk menyegarkan rasa minuman
(corrgensia).
TP Saturasi Guttae
Guttae ( drop )
Guttae atau obat tetes adalah
sediaan cair berupa larutan,
Saturasi, pembuatan suspensi atau emulsi, apabila tidak
Basa dilarutkan dgn ⅔ dinyatakan lain dimaksudkan untuk
bagian air obat dalam
Asam dilarutkan dgn ⅓ Digunakan dengan cara menetes-
bagian air kan, menggunakan penetes yang
⅔ Larutan asam menghasilkan tetesan yang setara
ditambahkan ke dalam dengan tetesan yang dihasilkan
larutan basa penetes baku yang disebtkan oleh
Gas yg terjadi dibuang Farmakope Indonesia
Sisa asam ditambahan Biasanya obat diteteskan ke dalam
melalui dinding botol secara makanan atau minuman atau dapat
hati – hati lalu ditutup diteteskan langsung ke dalam mulut
Dalam perdagangan dikenal
pediatric drop yaitu obat tetes yang
digunakan untuk anak² dan bayi
Larutan Topical

Guttae auriculares = Solutio otic = Guttae Nasales


Collunarium = obat cuci hidung
Larutan otik = nose drops
Larutan dalam air
Lar yg mgd air / glycerine dan = obat tetes hidung
Utk membersihkan rongga
pendispersi Obat tetes utk
hidung
Penggunaan utk telinga rongga hidung
Hrs memperhatikan pH dan
Contoh : Dpt mgd :
isotonis, krn dpt
Larutan Otik benzoacain – antipirin Pensuspensi
menyebabkan rasa perih pd
Larutan Otik Neomisin sulfat Pendapar
mukosa hidung
Larutan Otik Hidrkortison Pengawet

Nebula = inhalations
Collutorium = obat cuci mulut
= nose spray
Larutan pekat dlm air, mgd
= obat semprot hidung
deodoran
Digunakan utk
Antiseptik
disedot melalui hidung atau mulut
Anestesi lokal
Disemprotkan dlm btk kabut ke dlm
astringensia
saluran pernafasan
Digunakan utk cuci mulut
Tetesan atau butiran kabut harus seragam
Memp pH 7 – 9,5
dan sangat halus, shg dpt mencapai
Disimpan dlm botolputih bermulut kecil
bronkioli
Ephithemal = obat kompres
Gargarisma = gargle = Lotio
Digunakan utk
obat kumur Suspensi atau dispersi
Memberikan rasa dingin
Larutan pekat yg hrs utk obat luar
pada tempat yg sakit /
diencerkan dulu Suspensi bahan padat
panas
Digunakan utk halus dgn pensuspensi
Karena radang atau sifat
pencegahan atau yg cocock
perbedaan tekanan osmosis
pengobatan infeksi Emulsi tipe minyak dlm
Mengeringkan luka
tenggorokan atau jalan air dgn surfaktan yg
bernanah
nafas cocok
Contoh
Penandaan hrs tertera Dapat ditambah
Liquor Burowi
Petunjuk pengenceran Zat warna
Solutio Rivanol
Hanya untuk kumur Zat pengawet
Campuran Boorwater –
Tidak ditelan Zat pewangi yg cocok
Rivanol

Litus oris = obat oles bibir


Guttae oris = obat tetes mulut
Cairan agak kental
Obat tetes utk mulut
Disapukan pada bibir
Hrs diencerkan dulu dgn air
Contoh :
Utk dikumur – kumur
Larutan Borax 10% dlm
Tidak utk ditelan
gliserin
Faktor Yg Mempengaruhi Kelarutan

Zat Padat lebih mudah larut bila dipanaskan


Temperatur Bhn – bhn yg tdk boleh dipanaskan
Bhn mudah menguap spt minyak atsiri
Oleum menthae
Kosolvensi Oleum Cinamommmi
Etanol
Bhn mudah terdegradasi
Pe+an Bhn Lain Natrium bikarbonat
Bhn mudah terurai
Pengadukan Asetosal
= Asam asetil salisilat
Salting in
Kelarutan bertambah
krn pe+an bhn lain Utk mempercepat Adalah peristiwa meningkatnya kelarutan
Salting out proses kelarutan karena ada pelarut lain yg membantu atau
Kelarutan berkurang modifikasi pelarut
krn pe+an bhn lain Modifikasi pelarut menggunakan
etanol,
gliserol,
propilen glikol
Utk zat yg tdk larut dlm air, tp larut dlm alkohol
Cara Meningkatkan
Kelarutan

Memperkecil ukuran partikel


Menggunakan pelarut campuran
Memilih zat bentuk garamnya
Codein menggunakan Codein HCl
Pembentukan komplex dari zat yg
sukar larut dlm air
Penambahan Surfaktan
Formula 1 : Sirup Antihistamin Prosedur Pembuatan
Chlorpheniramin maleate 0,4 g
Glycerin 25,0 mL 1. Air sbg pelarut / pembawa, dididihkan
Sirup 83,0 mL kmd didinginkan dlm keadaan tertutup
Sorbitan solution 282,0 mL
2. Timbang zat aktif dan bahan tambahan
Sodium benzoate 1,0 g
3. Zat aktif dan bahan tambahan bentuk
Alkohol 60,0 mL
serbuk dihaluskan dlm mortir
Pewarna – Perasa qs
4. Zat aktif dan bahan tambahan
Purifed water ad 1000,0 ditambahkan sedikit – sedikit ke dlm
mL
pelarut sambil diaduk sampai larut
sempurna
5. Volume palarut berdasarkan kelarutan
Formula 2 : Sirup Ferro Sulfat zat / bahan
Ferrous Sulfat 135,0 g 6. Pencampuran bahan yg sdh larut satu
Citric Acid 12,0 g per satu sambal diaduk sampai
Sorbitan solution 350,0 mL homogen
Glycerin 50,0 mL 7. Penambahan larutan pewarna dan
Sodium benzoate 1,0 g larutan perasa, harus dpt bercampur
Pewarna – Perasa qs dgn pelarut bahan obat
Purifed water ad 1000,0 mL 8. Masukkan ke dlm botol coklat yg sdh
dikalibrasi / ditara
9. Tambahkan sisa pelarut sampai batas
kalibrasi / bobot yg ditentukan
Semester Ganjil TP 2022 – 2023

Teknik Pembuatan
Sediaan Obat
XII Farmasi Industri

Formulasi
Sediaan
Suspensi
1. Utk Formulasi bahan obat yg tdk larut
dlm air
SUSPENSI 2. Pelepasan obat dpt diperpanjang
3. Mengurangi laju degradasi bhn obat yg
rusak krn hidrolisis
4. Dpt diformulasi jadi sediaan cair dgn
Menurut FI 3 rasa dan aroma yg menarik
Sediaan yg mgd bhn obat
padat halus dan tdk larut
Tp terdespersi secara
merata dlm cairan
Kelebihan
pembawa
Tidak terjadi agregasi
Jika mengendap, partikel
Kekurangan
dpt tersuspensi kembali
dgn pengocokan
Suspensi oral dan topikal 1. Bisa terjadi agregasi yi partikel obat
mgd partikel padat 5% – bergabung membentuk endapan keras
50% ( cake ) yg tdk dpt terdespersi kembali dgn
Suspensi Parental mgd pengocokan
partikel padat 0,5% – 25% 2. Proses pembuatan lb rumit dibanding larutan
3. Pd suspensi injeksi, ukuran partikel hrs
benar – benar diperhatikan
Klasifikasi Suspensi berdasarkan
Penggunaan Sistem Pembentukan
Suspensi Oral Sistem Flokulasi
Untuk penggunaan oral Proses sedimentasi cepat
Contoh : Endapan tdk membtk cake
Suspensi antasida = endapan keras dan padat
Suspensi antibiotika Mudah terdespersi kembali dgn pengocokan
Sirup indometasin Wujud kurang menyenangkan, krn sedimentasi cepat
Bhn obat diformulasikan suspensi Pd bag atas terbtk daerah yg jernih
Siprofloksasin Sistem deflokulasi
Chloramfenikol Proses sedimentasi lambat
Brinzolamid Endapan membtk cake yg keras
Suspensi topikal Sukar terdespersi kembali
Untuk penggunaan luar Wujud menyenangkan, krn sedimentasi relative lama
Partikel padat terdespersi dlm Terlihat ada endapan dan cairan atas berkabut
pembawa cair
Sbg sediaan kosmetik misalnya Suspensi kasar Ukuran
Sediaan tabir surya
Sediaan antiprespiran
Ukuran partikel padat lb dari 1,0 μm Partikel
Suspensi koloida
Contoh suspense topikal
Ukuran partikel padat 0,1 – 1,0 μm
Calamin lotio
Sodium Sulfasetamid lotio
Suspensi nano = nano-suspension
Ukuran partikel padat 10 – 1000 nm
Sbg sediaan obat telinga dan mata
Contoh
Metilselulosa Semisintetis Sintetis
Hidroksi-etil-selulosa Contoh
Natrium karboksi metilselulosa Carbopol 934 = Karbomer
pH campuran bersifat asam
Utk menetralkan sifat asam dan
meningkatkan viskositas
ditambah
Bahan Pensuspensi NaOH atau
Tri-etanol-amin = TEA
Bahan Pensuspensi = Suspending Agent
Bahan tambahan yg berfungsi untuk
mendespersikan partikel tidak larut
Alam dalam pembawa
Meningkatkan viskositas shg kecepatan
sedimentasi diperlambat
Contoh Pemilihan suspending agent
Gom / hidrokoloid Xanthan gum Harus tepat, krn ada kemungkinan
Mineral / tanah liat Guar gum berinteraksi dgn bahan obat
Pati = amylum Bentonit Tunggal atau kombinasi
Chondrus Veegum Konsentrasi harus tepat
Gom dpt larut dlm air, mengembang Pemilihan hrs mempertimbangkan
membentuk musilago / lender Bentuk Sediaan Oral atau Topikal
Musilago meningkatkan viskositas cairan, Komposisi kimia
shg suspense lebih stabil Stabilitas pembawa
Inkompatibilitas suspending agent
Prosedur Pembuatan

Formula : 1. Air / pelarut sbg fase dispers,


dididihkan kmd didinginkan dlm
Suspensi Paracetamol keadaan tertutup
2. Timbang zat aktif dan bahan tambahan
Paracetamol 120 mg
3. Suspending agent ( CMC Na )
Sirupus Simplex 30%
ditaburkan di atas air panas, diamkan
CMC Na 0,25%
sampai mengembang, gerus terbentuk
Sorbitol 20%
mucilago
Metil paraben 0,2%
4. Zat aktif dan bahan tambahan bentuk
Propil paraben 0,03%
serbuk dihaluskan dlm mortir
Pewarna – Perasa qs
5. Zat aktif ditambah mucilago gerus
Purifed water ad 5 mL
sampai homogen
6. Tambahkan larutan metil paraben dan
larutan propil paraben
7. Tambahkan sirupus simpleks, sorbitol,
zat warna, flavouring agent
8. Masukkan ke dlm botol coklat yg sdh
dikalibrasi / ditara
9. Tambahkan sisa pelarut sampai batas
kalibrasi / bobot yg ditentukan
Semester Ganjil TP 2022 – 2023

Teknik Pembuatan
Sediaan Obat
XII Farmasi Industri

Formulasi
Sediaan
Emulsi
Karakteristik Emulsi Yang Baik
EMULSI
1. Aman, efektif dan efisien sesuai
tujuan terapi
2. Membentuk system disperse
homogen antara minyak dan air
Suatu dispers dgn fase 3. Stabil dalam penyimpanan, baik
dispersinya tdd bulatan secara fisik maupun kimia
Tetesan fase internal tetap
– bulatan kecil zat cair terdespersi di dalam
yg terdistribusi ke pembawanya
seluruh pembawa yg 4. Memiliki viskositas optimal,
tdk bercampur sehingga
FI 4 : system dua fase, stabilitas dalam penyimpanan
yg salah satu cairannya terjaga
Sediaan dapat dituang
terdespersi dlm cairan dengan mudah
lainnya dlm bentuk 5. Kemasan mendukung
tetesan kecil penggunaan dan stabilitas obat
Emulsi Air dlm Minyak = A/M Emulsi Minyak dlm Air = M/A
= Emulsi Water in Oil = W/O = Emulsi Oil in Water = O/W
Medium pendispers = Fase kontinu = Fase luar Medium pendispers = Fase kontinu = Fase luar
adalah Minyak adalah Air
Fase terdispersi = Fase dalam adalah Air Fase terdispersi = Fase dalam adalah Minyak

Emulsi Air dlm Minyak Emulsi Minyak dlm Air

JENIS Fase pendispers dan Fase terdispers

Klasifikasi Emulsi berdasarkan


Cara Penggunaan
Sediaan steril yg
Oral Topikal Injeksi disuntikkan pada
jaringan
Emulsi type M/A Digunakan pd kulit kulit
Dpt menutupi rasa Menghasilkan efek local Selaput lendir
dan bau yg tdk enak Emulsi tipe M/A atau A/M
Minya jml kecil dan tergantung Contoh : Vit A btk emulsi
terbagi dlm tetesan Sifat fisika-kimia zatnya jika disuntikkan melalui
kecil mudah dicerna Efek terapi yg diinginkan jaringan lb cepat diserap
Fase Air
Di dlm sediaan emulsi
merupakan bagian
yg tdd
Komponen
air
Pelarut yg dapat
Emulsi
bercampur dgn air
Bahan – bahan yg
dpt larut dalam air
Emulgator
Fase Minyak
Bahan yg digunakan agar fase air
tdd dan fase minyak dpt bercampur
Minyak lemak Dpt menurunkan tegangan
Minyak atsiri permukaan minyak dan air
Lemak padat Mengelilingi tetesan terdispersi
Bahan – bahan dgn membentuk lapisan yg kuat
yg dpt larut utk mencegah koalensi dan
dalam lemak pemisahan fase terdispersi
Emulgator
Syarat
1. Dapat bercampur dgn bahan lain
2. Tdk mengganggu stabilitas atau efek zat terapeutik
3. Stabil
4. Tdk toksik pd jumlah yg digunakan
5. Tdk berbau, tdk berasa dan berwarna lemah

Ada 4 kelompok emulgator


1. Elektrolit Emulgator berasal dari :
2. Surfaktan 1. Bahan alam
3. Koloid hidrofil 2. Bahan semisintetis
4. Partikel padat halus, tdk larut 3. Bahan sintetis
A Emulgator Alam

Dari tumbuhan Dari hewan


Emulsi minyak dlm air gelatin
Akasia Kritin
Tragakan Kolesterol
Agar Protein
Chondrus Kuning telur
Dextrum Albumin
Malt ekstrak Putih telur
pektin Kasein
B Emulgator Sintetik
1 Emulgator Anionik 2
Sabun dan senyawa sejenis sabun Emulgator
Senyawa alkali ( Emulgator M/A )
Natrium palmitat Kationik
Natrium Stearat
Benzal-konium-
Senyawa tersulfatasi
bromida
Na lauryl sulfat
Cetrimid
Na setil sulfat
Na stearil sulfat
Senyawa tersulfonasi 3
Na setil sulfonat
Garam dari asam empedu Emulgator
Natrium glikolat
Saponin Nonionik
Alkohol lemak tinggi dan alkohol sterin Emulgator
Alkohol lemak tinggi rantai lurus 3
Alkohol lemak tinggi rantai bercabang Nonionik
Alkohol sterin / sterol ( emulgator A/M )
Ester parsial asam lemak dari alcohol bervalensi banyak ( emulgator A/M )
Etil-mono-stearat
Gliserol-mono-stearate
Gliserol-mono-oleat
Ester parsial asam lemak dari sorbitan ( emulgator A/M )
Span 20
Span 40
Span 60
Ester parsial asam lemak dari poli-oksi-etilen-sorbitan ( emulgator M/A )
Tween 21
Tween 40
Tween 60Tween 61
Emulgator amfoter ( emulgator M/A )
Protein
Lesitin
Alat Pembuat Emulsi
Mortir Stamper Botol
Mortir Emulsi dikocok Colloid Mill
permukaan secara ter – putus²
Memberi
kasar pilihan yg kesempatan pada
Tdd
baik utk emulgator utk rotor
pembuatan bekerja sebelum Stator
emulsi pengocokan berikut permukaan
Homogenizer Mixer Blender penggilingan
yg dpt diatur
Dispersi dua Partikel fase dispers
dihaluskan
Digunakan utk
cairan dipaksa memperoleh
Cara : dimasukkan
masuk melalui derajat dispersi
ke dlm ruang yg
saluran lubang ada pisau berputar yg tinggi
kecil dgn dgn kecepatan
tekanan besar tinggi
Reversible Dapat diperbaiki
Ketidak dapat
Tidak dapat
Stabillan bersifat Irreversible diperbaiki
Emulsi
Bentuk Ketidak Stabillan Emulsi

Breaking
Koalesen Creaming Inversi fase
= Cracking
Diawali dgn pecahnya Emulsi berubah
lapisan pembungkus Dlm emulsi dari type A/M
globul² kecil face dispers, kemudian terbentuk menjadi type
menyatu Fase dispers bergabung M/A
lapisan² dgn
membentuk ( koslesens ), akhirnya Juga sebaliknya
Fase dispers dan konsentrasi Terjadi bila nilai
globul² besar yg ber-beda²
pendispersi memisah kritis rasio
( breaking / cracking ) terlewati

Irreversible Irreversible Reversible Irreversible


Formula : Prosedur Pembuatan
Emulsi Minyak Ikan 1. Air sbg pelarut atau pembawa,
dididihkan kmd didinginkan dlm
Oleum Iecoris Aselli 80 g keadaan tertutup
Gummi Arabicum 30 g 2. Timbang zat aktif dan bahan
Glycerolim 40 g tambahan
3. Dalam lumping masukkan Oleum
Asam Citrat 1g Iecoris Aselli ,
Asam Benzoat 0,3 g 4. + Oleum Cinnamomi, aduk homogen
Tokoferol 0,1 g 5. + Gummi Arabicum, gerus terbentuk
Sirupus Simplex 20 g korpus emulsi
Pasta Orange 2g 6. Perbandingan minyak : emulgator : air
Oleum Cinnamomi 20 gtt =4:2:1
7. Encerkan dgn glycerol sedikit² sambal
Aquadest ad 200 digerus homogen
mL 8. + Larutan Asam Citrat, Larutan Asam
Benzoat, dan Larutan Tokoferol
9. Tambahkan sirupus simpleks dan Pasta
Orange
10.Masukkan ke dlm botol coklat yg sdh
dikalibrasi / ditara
11.Tambahkan sisa pelarut sampai batas
kalibrasi / bobot yg ditentukan
CARA
MEMBEDAKAN
TIPE EMULSI

1. Pengenceran Fase External


2. Cara Pengecatan
3. Konduktivitas Listrik
4. Kestabilan Emulsi Creaming
5. Dengan Kertas Saring
6. Dengan Filter Paper CoCl₂
pengenceran fase external
Setiap emulsi dapat diencerkan
dengan fase eksternal-nya
emulsi tipe O/W dapat
diencerkan dengan air
emulsi tipe W/O dapat
diencerkan dengan minyak
Cara pengecatan
= pemberian warna
Zat warna akan tersebar rata dalam emulsi
bila zat warna tsb larut dalam fase eksternal-nya
Emulsi tipe W/O + larutan Sudan III
memberi warna merah pada emulsi
karena Sudan III larut dalam minyak
Emulsi tipe O/W + larutan metilen blue
dapat memberi warna biru pada emulsi
karena metilen blue larut dalam air
konduktivitas listrik
 Alat yang dipakai kawat dan stop kontak,
kawat dengan tahanan 10 K - ½ watt
lampu neon ¼ watt, Penghantar listrik
dihubungkan secara seri
 Elektroda dicelup dalam cairan emulsi
Lampu neon nyala
emulsi tipe O/W
Lampu neon mati Bukan penghantar listrik
emulsi tipe W/O
Kestabilan emulsi
Creaming
terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan,
lapisan yang satu mengandung
fase dispers lebih banyak
daripada lapisan yang lain.
jika arah creaming nya ke bawah : emulsi A/M
jika arah creaming nya ke atas : emulsi M/A
Dengan kertas saring
Emulsi diteteskan pada kertas saring

kertas saring menjadi basah basah

berarti emulsi tipe O/W Emulsi o/w


timbul noda minyak pada kertas saring
berarti emulsi tipe W/O
Noda
minyak

Emulsi w/o
Dengan Filter paper
CoCl₂
Emulsi diteteskan pada
kertas yang sudah dibasahi
CoCl₂ dan dikeringkan Merah
muda
yang berwarna biru Emulsi o/w
kertas saring menjadi basah
berarti emulsi tipe O/W
warna
timbul noda minyak pada kertas saring tetap

berarti emulsi tipe W/O Emulsi w/o


Semester Ganjil TP 2022 – 2023

Teknik Pembuatan
Sediaan Obat
XII Farmasi Industri

Formulasi
Shampo
SHAMPO

Kosmetik adalah
Bahan / sediaan yg digunakan pada
bagian luar manusia
epidermis Kuku
Rambut Bibir
Organ genital bagian luar
Gigi
Mukosa mulut
Untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan,
memperbaikki bau badan
Untuk memelihara tubuh pada kondisi baik
Shampo
Sejenis cairan, spt sabun
Berfungsi meningkatkan tegangan permukaan kulit kepala shg dpt
meluruhkan kotoran ( = keramas )
Formulasi shampoo yg baik, dpt meminimalisir :
Iritasi mata
Mengontrol ketomebe ( dandruff )
Memperbaiki struktur rambut

Anti-dandruff shampoo
= Shampo anti ketombe
Shampo yg ditujukan untuk mengontrol sel kulit mati di kulit
kepala
Formula hampir sama dgn shampoo lain,
tapi ditambah bahan aktif spt :
Senium sulfida
Zink pirition
Sulfur
Karakteristik Shampo yg baik

1. Pada rambut meninggalkan kesan harum, lembut dan


mudah diatur
2. Warna dan viskositasnya baik
3. Mudah larut dalam air
4. Memiliki daya bersih yg baik tanpa menghilangkan
minyak dari kulit kepala
5. Cepat berbusa, mudah dibilas dan tidak mengiritasi jika
kontak dgn mata
6. Memiliki pH netral atau sedikit basa
7. Tidak mengiritasi tangan dan kulit kepala
8. Harga murah dan terjangkau
Garam
Bahan Baku Shampo Garam = Natrium Klorida = NaCl
Berfungsi mengatur kekentalan
Bahan Aktif = Surfaktan Bila terlalu banyak, produk
Surfaktan anionik terlihat keruh
Surfaktan nonionik Parfum dan Pewarna
Surfaktan kationik Tdk berpengaruh terhadap
Bahan Tambahan produk fungsional
Stearil alcohol Berpengaruh terhadap
Setil alcohol pemasaran, pemilihan parfum
Isopropil miristat dan pewarna yg tepat sangat
Paraffin cair berarti
Bahan Pengawet Air
EDTA = Ethylen Diamine Tetra Menggunakan air de-ionisasi
Acetic = de-ionized water
Natrium Benzoat Bertujuan mencegah terjadinya
Natrium Salisilat reaksi ion
1. Surfaktan ( Bahan Aktif )
Memp kemampuan mengikat dan Surfaktan nonionik
mengangkat kotoran secara kimia Surfaktan tidak mengandung
Dapat menghasilkan busa muatan ion = netral
Dibagi tiga kelompok Dikombinasi dgn surfaktan
Surfaktan anionik anionik
Surfaktan mengandung Mempunyai struktur fatty
muatan ion negative alkanoolanide
 Alkil sulfat  Stanpol
 Poli-oksitilen alkil eter sulfat  Aminon S-01
 Emal E70C  Aminon L-02
 Alksurf ES30 Surfaktan kationik
 Emal TD Surfaktan mengandung muatan
 Mackadet BS ion positif
 Emal 20 C Jarang digunakan karena
 Tiger AOS menimbulkan efek negative
pada mata
2. Bahan Tambahan 3. Bahan Pengawet
Memberi nilai tambah suatu produk Utk mencegah tumbuhnya mikroba
Utk memberi efek lembut pada Yg digunakan
rambut, umumnya menggunakan : EDTA
Stearil alcohol = Ethylen Diamine Tetra Acetic
Setil alcohol Natrium benzoat
Isopropil miristat Natrium salisilat
Paraffin cair
Utk memberi nuansa alami
( back tu nature )
4. Garam
ditambah zat aditif nabati Garam = Natrium Klorida = NaCl
Ekstrak seledri Berfungsi mengatur kekentalan
Lidah buaya Bila terlalu banyak,
Merang produk terlihat keruh
5. Parfum dan Pewarna
Tdk berpengaruh terhadap produk fungsional
Berpengaruh terhadap pemasaran
pemilihan parfum dan pewarna yg tepat sangat berarti

6. Air
Menggunakan air de-ionisasi
= de-ionized water
Bertujuan mencegah terjadinya reaksi ion
Prosedur Pembuatan
Formula : Shampo
Asam Salisilat 3%
Na Lauryl Sulfat 30%
Asam Oleat 20% 1. Asam Oleat, Na Lauryl Sulfat dan
Tri-etanol-amin 10% aquadest dipanaskan di atas
Parfum qs penangas air hg 60°C
Pewarna qs 2. + TEA per-lahan² sambal diaduk
Nipagin 0,2% 3. Masukkan ke dlm botol dan
Aquadest ad 100 biarkan dingin
mL 4. Tambahkan parfum pd suhu 35°C
BAHAN TAMBAHAN PADA
SEDIAAN CAIR ORAL

Pertimbangan
pemilihan bahan Tdd :
1. Pembawa, biasanya air
tambahan 2. Pelarut Kosolvensi
= eksipien 3. Pengawet
1. Karakteristik zat aktif 4. Penutup Rasa
2. Stabilitas obat dlm larutan 5. Peningkat kekentalan
3. Kelarutan obat pada dosis 6. Antioksidant
yg diinginkan 7. Flavoring agent = Perisa
4. Rasa yg dpt diterima 8. Pewarna
5. Kompatibilitas eksipien dgn 9. Larutan Dapar = Peyangga
zat aktif
Eksipien berfungsi menghasilkan
sediaan oral kualitas baik
4. Penutup Rasa
1. Pembawa, biasanya air Utk mengurangi rasa tdk enak
2. Kosolvensi Memberi rasa tertentu sbg ciri
Peristiwa meningkatnya kelarutan produk
zat krn adanya modifikasi pelarut Tdk boleh mempengaruhi khasiat,
3. Pengawet stabilitas dan penampilan sediaan
Untuk mencegah kontaminasi Pemanis Alam :
mikroba dekstrose
Contoh : Fruktose
Ester para-hidroksi-benzoat Sirup cair
Metil paraben manitol
Propil paraben sorbitol
Asam benzoate Pemanis buatan
Asam borat aspartam
Asam sorbat Sakarin
Natrium siklamat
Lanjutan Eksipien 7. Flavoring agent = Perisa
Utk memberi
5. Peningkat kekentalan Utk meningkatkan rasa yg serasi
Contoh : dgn sediaan
Polimer hidrofilik Hrs dpt dietrima oleh konsumen
Derivat selulosa Contoh rasa manis dgn aroma
Asam aglinat buah²an
Polivinil-pirolidon Flavoring agent alami :
6. Antioksidant Madu, bisa terkontaminasi
Senyawa yg dpt menurunkan laju mikroba
reaksi oksidasi Minyak sitrus bebas terpen
Terutama utk sediaan yg mgd Anisi = Pimpinella anisum
lemak / minyak dgn asam lemak Wild chery = Prunis Serotina
tidak jenuh spt Lemon = Citrus limonum
Natrium formaldehid sulfoksilat Jeruk = Citrus aurantinum
Butil hidroksi anisol = BHA Jambu klituk = Guava sp
Butil hidroksi toluene = BHT Leci = Lechea sp
8. Pewarna
Pewarna alami
Ekstrak bagian tumbuhan
Warna hijau dari :
Lanjutan ekstrak daun pandan
Eksipien Ekstrak daun suji
Warna Kuning : dari kunyit
Warna coklat : dari buah
coklat
Warna merah : dari daun jati
Warna orange : dari wortel
Perwarna buatan
FD&C Blue No 1 = Brilliant Blue FCF / E133
FD&C Red No 40 = Alura merah AX / E129
FD&C Yellow No 5 = tartrazine / E102
9. Larutan Dapar = Peyangga
Kombinasi asam atau basa dengan garamnya
Utk mengatur pH
Yg sering digunakan : Dapar asetat
Dapar fosfat
Dapar sitrat
Persiapan Pembuatan Sediaan Cair Pertimbangan Formulasi Sediaan Cair
 Harus menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Kelarutan
Baik = CPOB Modifikasi kimia bahan obat
 Agar sediaan yg dihasilkan : Pengawet
 sesuai dgn tujuan penggunaan Pemanis
 Terjamin kualitas, keamanan dan efikasinya Viskositas
Fasilitas Penampilan sediaan
Disainnya tergantung tipe produk yg dibuat Stabilitas kimia
Hrs mencegah kontaminasi silang atau Peralatan
kontaminasi mikrobiologi Memenuhi kriteria desain pembersih
Hrs luas shg memadai dan memudahkan Utk memfasilitasi proses pembersihan
pergerakan orang yg bekerja dan sanitasi
Bahan Baku Bagian produksi dan pengisian bahan,
Karakteristik kimia dan fisikanya hrs sesuai hrs diidentifikasi dan membuat rincian
spesifikasinya prosedur operasional standar
Spesifikasi hrs menjamin kemurnian, Hrs memperhatikan kebersihan wadah
homogenitas dan bebas kontiminasi mikroba dan alat produksi
Perhatiakn ukuran pertikelnya Utk skala lab, menggunakan gelas kimia,
Air yg digunakan hrs memenuhi persyaratan mortar, stamper, spatula, penangas air,
air utk produksi = purified water cawan proselen dan hand homogenizer
Peralatan lain :
Timbangan analitik
Utk mengukur massa bahan dgn akurasi sp
0,0001 gram Evaluasi Sediaan Cair
Pengaduk Magnetik = Magnetic stirrer Pemeriksaan organoleptik
Menggunakan medan magnet berputar Sediaan didm[an pd temp kamar
shg proses pengadukan cepat Tdk boleh terjadi perubahan btk fisik
Mixer Warna
Berfungsi utk menghomogenkan dan Rasa
memperkecil ukuran partikel bau
lb dominan efek menghomogenkan Krn dpt menyebabkan perubahan
Utk membuat emulsi tipe bets penampilan obat
Homogenizer Penetuan efektivitas pengawet
Memperkecil ukuran face terdispersi Sediaan cair memerlukan antimikroba
Meningkatkan luas permukaan fase Krn pada fase cair mudah tumbuh
minyak mikro-organisme
Meningkatkan viskosita emulsi Maka efektifitas pengawet perlu diuji
Mengurangi terjadinya creaming
Menekan dan memaksa cairan
melalui celah yg sempit dan
dibenturkan ke dinding pd peniti
metal yg ada dlm celah
Tugas
Cari di internet
Formulasi Sediaan Shampo
dan cara Pembuatannya
Kumpulkan paling lambat
Kamis, 19 Agustus 2021, jam 13.00
SELAMAT BELAJAR
TAMAT
Tugas
Cari di internet
Formulasi Sediaan Suspensi
dan cara Pembuatannya
Kumpulkan paling lambat
Kamis, 29 Juli 2021, jam 13.00
SELAMAT BELAJAR
PERTEMUAN KE 02 02 Agustus 2021

T.P.S.O. XII FI

Formulasi
Sediaan
Obat Cair
Tugas
Cari di internet
Formulasi Sediaan Suspensi
dan cara Pembuatannya
Kumpulkan paling lambat
Kamis, 05 Agustus 2021, jam 13.00
SELAMAT BELAJAR
PERTEMUAN KE 03 09 Agustus 2021

T.P.S.O. XII FI

Formulasi
Sediaan
Obat Cair
Tugas
Cari di internet
Formulasi Sediaan Emulsi
dan cara Pembuatannya
Kumpulkan paling lambat
Kamis, 12 Agustus 2021, jam 13.00
SELAMAT BELAJAR
PERTEMUAN KE 04 16 Agustus 2021

T.P.S.O. XII FI

Formulasi
Sediaan
Obat Cair

Anda mungkin juga menyukai