Anda di halaman 1dari 33

KONSUMSI IKAN LAUT TERHADAP

HIPOKALSIFIKASI GIGI TETAP DI PESISIR


UTARA CIREBON

RIZKY DWI ARTIAN


P2.06.25.0.14.027
A. Latar Belakang
Geografis Mundu

Konsumsi Ikan Laut

Pertumbuhan Gigi

Kuantitas
Hipokalsifikasi
peneliti tertarik untuk meneliti tentang konsumsi ikan laut terhadap hipokalsifikasi
gigi tetap anak di pesisir utara cirebon
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah konsumsi ikan laut terhadap hipokalsifikasi gigi tetap di pesisir
utara cirebon ?

C. Keaslian Penelitian
D. Tujuan Penelitian
 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi ikan laut terhadap kuantitas
terhadap hipokalsifikasi gigi tetap di pesisir utara cirebon.

 Tujuan khusus
› Mengetahui konsumsi ikan laut di pesisir utara cirebon.
› Mengetahui kebiasaan konsumsi ikan laut anak.
E. Manfaat Penelitian
Bagi anak dan orang tua
a.Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam mengkonsumsi makanan yang
menyehatkan gigi.
b.Orang tua dapat mengetahui kebersihan gigi dan mulut anaknya.
c.Memberikan manfaat berupa peningkatan pengetahuan mengenai segala ciri dan
karakteristik hipokalsifikasi pada anak.

BagiInstansi politeknik kesehatan tasikmalaya


Menambah kepustakaan di Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Tasikmalaya.
A. GEOGRAFIS MUNDU
 Pengertian Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir merupakan sumberdaya potensial di Indonesia umumnya dan Kabupaten Cirebon Khususnya,
dimana merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Pantai Kapetakan (Bungko) sampai Mertasinga dan Mundu sampai Losari terletak di sebelah utara Kabupaten
Cirebon dengan garis pantai ± 50 Km.
Wilayah ini merupakan tempat menumpuknya berbagai bahan baik berasal dari hulu atau setempat akibat
berbagai macam aktifitas manusia.
A. Pengertian produksi ikan laut
Produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya pada tahun 2011 masing-masing sekitar 5,4 juta
ton dan 6,9 juta ton. Produksi ikan bandeng mengalami kenaikan dari tahun 2007-2011 yaitu sebesar
263.139 ton (2007), 277.471 ton (2008), 328.288 ton (2009), 421.757 (2010) dan 585.242 ton. Jumlah
atau hasil penangkapan para nelayan di Desa Waruduwur Kecamatan Mundu Kabupaten
Cirebon,biasanya memperoleh hasil tangkapannya 2 kg– 4 kg per hari, dengan harga jual yaitu Rp
250.000 per kg untuk rajungan yang sudah dikupas, dan Rp 180.000 untuk Rajungan yang belum
dikupas.
B. Pengertian Kandungan ikan laut
Ikan merupakan bahan makanan yang sangat mudah mengalami kerusakan sehingga memerlukan
penanganan yang khusus untuk mempertahankan mutunya.
No Jenis Ikan / Kinds Kadar Air Kadar Abu Protein Lemak
of Fish (%) (%)
1. Kakap putih (Lates 78.91 1.12 19.90 0.84
calcarifer)

2. Bawal bintang 67.90 1.62 20.67 10.81


(Trachnotu blochii )

3. Cobia 75.50 1.52 18.76 4.32


(Rachycetruon
canadum)
4. Bandeng (Chanos- 73.23 1.53 22.62 2.53
chanos )

5. Kakap merah 75.04 1.72 21.21 1.50


(Luchanus johnii )

6. Kerapu cantrang 77.18 1.20 18.93 2.40


(Epinephelus
fuscoguttatus -
lanceolatus)
A. Kerangka Konsep

Konsumsi Ikan Laut Hipokalsifikasi gigi tetap

B. Pertanyaan penelitian
Bagaimana gambaran konsumsi ikan laut terhadap kuantitas hipokalsifikasi
gigi tetap di pesisir utara cirebon ?
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode deskriptif, yaitu
metode penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan objektif dan digunakan untuk memecahkan atau menjawab suatu permasalahan,
serta dilakukan dengan menempuh langkah – langkah pengumpulan data, klasifikasi,
pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan (Notoatmodjo, 2002).
Penelitian ini dengan melakukan pemeriksaan langsung untuk melihat/mengetahui
terjadinya hipokalsifikasi gigi tetap.
D. Populasi dan Sampel
•Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SDN Api 2 Mundu Kota Cirebon.
•Teknik pengambilan sampel dengan kriteria total sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan keinginan peneliti yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti sendiri.
E. Teknik Pengumpulan Data
•Data primer
Data diperoleh dari hasil pemeriksaan secara langsung terhadap objek penelitian
dengan pengukuran oral hygiene dan pengisian lembar observasi (check list).
•Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku referensi, jurnal-jurnal yang
terkait dengan penelitian ini.
F. Alatdan Bahan Penelitian
1. Alat
a. Alat ukur penelitian
1) Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
pemeriksaan hipokalsifikasi
2) Lembar Observasi
Lembar observasi (check list) terdiri dari 5 pernyataan dengan pilihan
jawaban ‘”ya”dan “tidak” pernyataan dengan jawaban ya diberi skor (1), dan
pernyataan dengan jawaban tidak diberi skor (0), sehingga total nilai yang
akan didapat maksimal (5). Kemudian akan didapat interval 0 dengan kriteria
buruk, 1-2 dengan kriteria sedang , 3-5 dengan kriteria baik.
b. Alat pendukung penelitian
Oral Diagnostik Set
2) Alat tulis
3) Bak instrumen
4) Sterilisator
5) Korentang
2. Bahan
Hand Scoen
Kapas
Alkohol 70%
Tissue
Disclosing solution
Aquadest
Benicide Handuk Kecil
G. Jalan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Persiapan
a). Perizinan dari pihak Lembaga Jurusan Keperawatan Gigi untuk melakukan
penelitian.
b). Perizinan dari Lembaga Pendidikan SDN Api 2 Mundu Kota Cirebon.
c). Persiapan tempat.
Tempat pelaksanaan di SDN Api 2 Mundu Jl. Kalijaga RT 002/001 Desa api 2
Kecamatan lemah wungkuk Kelurahan Pegambiran Kota Cirebon.
d). Persiapan format pemeriksaan.
e). Persiapan alat dan bahan.
2. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Api 2 Mundu Kota CIREBONdengan
melakukan pengukuran konsumsi ikan laut dan mengetahui kuantitas
hipokalsifikasi gigi tetap, pemeriksaan dilakukan satu kali pada anak yang
mengalami hipokalsifikasi gigi tetap di SDN Api 2 Kota Cirebon.
H. Variabel Penelitan
Dalam penelitian ini meliputi dua variabel yaitu :
Variabel bebas adalah ikan laut.
Variabel terikat adalah kuantitas hipokalsifikasi gigi tetap di pesisir utara
cirebon.
I. Definisi Operasional
Definisi
No Variabel Alat Ukur Kategori Skala
Operasional

Salah satu contoh


bahan pangan yang
banyak mengandung
protein,mineral dan
juga termasuk bahan
panganyang mudah
0= Buruk
rusak akibat kadar Lembar Observasi
1. Konsumsi Ikan Laut 1-4= Sedang Ordinal
air yangsangat (check list) 5-1= Baik
tinggi, pH netral,
tekstur lunak
dankandungan gizi
tinggi sehingga
menjadimedia untuk
bakteri.

Mengetahui/melihat Oral Diagnostik Set


Hipokalsifikasi Gigi kuantitas dan Lembar
2.
Tetap hipokalsifikasi pada Pemeriksaan
gigi tetap anak. Hipokalsifikasi
J. Analisa data
Analisa data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsumsi ikan laut terhadap hipokalsifikasi gigi tetap di pesisir
utara Cirebon, dengan menyajikan dalam:
1. Hasil disajikan dalam master tabel.
2. Seluruh rangkaian data diolah dengan distribusi frekuensi.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada seluruh siswa – siswi kelas V SDN Api 2 Mundu Jl. Kalijaga RT 002/001 Desa Api 2

Kecamatan lemah wungkuk Kelurahan Pegambiran Kota Cirebon dengan seluruh populasi dijadikan sampel

penelitian sebanyak 21 anak. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2017.

2. Gambaran Sampel Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kesehatan gigi dan mulut pada kelas V SDN Api

2 Mundu Jl. Kalijaga RT 002/001 Desa Api 2 Kecamatan lemah wungkuk Kelurahan Pegambiran Kota

Cirebon dengan sampel penelitian terdiri dari jenis kelamin, umur, kuantitas hipokalsifikasi dan distribusi

frekuensi konsumsi ikan laut.


Data hasil penelitian disajika dalam bentuk tabel distribusi frekuensi adalah
sebagai berikut :

Tabel 6. Distribusi frekuensi penelitian berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1 Laki-laki 12 57,1

2 Perempuan 9 42,91

  Jumlah 21 100

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa sampel penelitian terbesar adalah berjenis kelamin laki – laki dengan jumlah 12 anak (57,1%).
Tabel 7. Distribusi frekuensi penelitian berdasarkan kelompok umur

No Umur Jumlah Presentase (%)

1 10 – 11 17 80,9
2 12 – 13 4 19,1
  Jumlah 21 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa kelompok umur 10 – 11 adalah

kelompok sampel terbesar dengan jumlah 17 anak (80,9 %).

Tabel 8. Distribusi frekuensi penelitian berdasarkan kuantitas hipokalsifikasi

No Data Jumlah Presentase (%)

1 Terdapat hipokalsifikasi 18 85,7

2 Tidak terdapat hipokalsifikasi 3 14,3

  Jumlah 21 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa sampel penelitian adalah terdapat hipokalsifikasi dengan jumlah terbesar yaitu jumlah 18 anak (85,7 %).
Tabel 9. Distribusi frekuensi konsmsi ikan laut

No Kriteria Jumlah Presentase (%)

1 Buruk (0) 3 14,3

2 Sedang (1 – 4) 18 85,7

2 Baik (5 – 10) 0 0

  Jumlah 21 100

Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil penelitian konsumsi ikan laut terbesar

adalah dengan kriteria sedang (1 – 4) dengan jumlah 18 anak (85,7 %).


B. Pembahasan

Penelitian dilakukan pada seluruh siswa – siswi kelas V SDN Api 2 Mundu Jl. Kalijaga
RT 002/001 Desa Api 2 Kecamatan lemah wungkuk Kelurahan Pegambiran Kota Cirebon dengan
seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sebanyak 21 anak. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 24 Maret 2017.

Hasil pemeriksaan yang diperoleh pada tabel 6 menunjukkan bahwa sampel penelitian terbesar
adalah berjenis kelamin laki – laki dengan jumlah 12 anak dengan persentase (57,1%). Secara
agregat, jumlah penduduk wanita di Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan pria. Sex ratio
(perbandingan jumlah penduduk laki ‐laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk
perempuan) penduduk di Indonesia pada tahun 2005 adalah 100.4. Artinya, setiap 100 penduduk
laki - laki, ada 104 penduduk wanita.
Hasil pemeriksaan yang diperoleh pada tabel 7 menunjukkan bahwa kelompok umur 10
– 11 adalah kelompok sampel terbesar dengan jumlah 17 anak (80,9 %). Hasil pemeriksaan yang
diperoleh pada tabel 8 menunjukkan bahwa hasil penelitian hipokalsifikasi adalah terdapat
hipokalsifikasi dengan jumlah terbesar yaitu 18 anak (85,7 %).
Hasil pemeriksaan yang diperoleh pada tabel 9 menunjukkan bahwa bahwa hasil
penelitian konsumsi ikan laut terbesar adalah dengan kriteria sedang (1 – 4) dengan jumlah 18
anak. Artinya, tiap harinya anak – anak mengkonsumsi ikan minimal 1 – 2 kali / minggu efeknya
dapat mencegah penyakit, menjadi cerdas dan sehat serta mengawasi dan menjaga pola makannya.
Ikan merupakan bahan pangan yang mengandung omega 3 yang sangat baik untuk meningkatkan
kecerdasan. Mengkonsumsi ikan lebih dari tiga kali dalam seminggu atau lebih dari lima kali dalam
seminggu, maka anak akan memiliki otak yang baik (cerdas), daya ingat dan kemampuan belajar
yang tinggi.
Konsumsi ikan laut yang terjadi pada siswa – siswi kelas V SDN Api 2 Mundu kota
Cirebon sudah cukup baik. Namun, karena dari pihak sekolah, orang tua dan masing – masing
individunya kurang perhatian dan patuh dalam menjaga dan memelihara kebersihan gigi dan
mulutnya, maka hampir seluruh siswa –siswinya mengalami hipokalsifikasi gigi. Diharapkan agar
dari pihak sekolah, orang tua dan masing – masing individunya lebih ditambahkan perhatiannya
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
A. Kesimpulan
- Kuantitas hipokalsifikasi pada kelas V SDN Api 2 Mundu Jl. Kalijaga RT 002/001 Desa Api 2
Kecamatan lemah wungkuk Kelurahan Pegambiran Kota Cirebon Tahun 2017 terdapat jumlah anak
yang terkena hipokalsifikasi sebanyak 18 anak (85,7 %).
- Konsumsi ikan laut pada kelas V SDN Api 2 Mundu Jl. Kalijaga RT 002/001 Desa Api 2
Kecamatan lemah wungkuk Kelurahan Pegambiran Kota Cirebon Tahun 2017 sebagian besar anak
mengkonsumsi ikan 1 – 2 kali / minggu dengan kriteria sedang sebanyak 18 anak (85,7 %).
- Kebersihan gigi dan mulut laut pada kelas V SDN Api 2 Mundu Jl. Kalijaga RT 002/001 Desa Api
2 Kecamatan lemah wungkuk Kelurahan Pegambiran Kota Cirebon Tahun 2017 sebesar 85,7 % (18
anak mengalami hipokalsifikasi gigi dari 21 anak yang diperiksa).
B. SARAN
-Bagi kepala sekolah SDN Api 2 Mundu kota Cirebon memberikan dorongan dan masukan kepada
siswa – siswinya lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat terutama dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
-Bagi dinas kesehatan wilayah setempat adanya penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut serta
pemeriksaan secara berkala sehingga kesehatan gigi dan mulut siswa – siswi SDN Api 2 Mundu
kota Cirebon ada peningkatan menjadi lebih baik.
-Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat dijadikan kajian dan pertimbangan dalam melaksanakan
program kesehatan gigi dan mulut secara berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
 
- Amrullah, F., 2012, Kadar Protein dan Ca pada Ikan Teri Asin Hasil Pengasinan dengan Abu Pelapah Kelapa,
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
- Angriani, S., 2014, Uji Kekerasan Permukaan Gigi Geligi Anak yang Berdomisili di Daerah Endemik Fluorosis
dan Daerah Non Endemik Fluorosis, Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin, Makassar.
- Clara, D., 2016, Gambaran Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Karies Gigi Molar Pertama Permanen
pada Anak Usia 11-12 Tahun di SDN 1 Panunggulan Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, KTI, Jurusan
Keperawatan Gigi, Tasikmalaya.
- Departemen Kesehatan, R.I., 2008, Buku Ajar Preventive Dentistry, Forum Komunikasi Jurusan Kesehatan Gigi
Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan., Jakarta.
- Djoharnas, H., 1997, Pola Erupsi Gigi Susu dan Gigi Tetap Pada Anak Desa IDT Kabupaten Pandeglang dan
Serang, Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Komunitas Pencegahan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia,
Depok.
- Fatmasari, D., 2014, Analisis Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir Desa Waruduwur Kecamatan
Mundu Kabupaten Cirebon, Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati,
Cirebon.
- Hafiludin., 2011, Karakteristik Proksimat dan Kandungan Senyawa Kimia Daging Putih dan Daging Merah Ikan
Tongkol (Euthynnus Affinis), Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo, Madura.
- Hafiludin., 2015, Analisis Kandungan Gizi pada Ikan Bandeng yang Berasal dari Habitat yang Berbeda, Program
Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo, Madura.
- Indahyani, E.D., 2008, Peranan karies Gigi Sulung terhadap Patogenesa Karies Gigi Permanen, Bagian Biologi
Mulut dan Pedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Jember.
- Itjiningsih, H.W., 1991, Anatomi Gigi, EGC, Jakarta.
- Kementerian Kelautan dan Perikanan, R.I., 2016, Laporan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun
2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan R.I., Jakarta.
Kementerian Kesehatan, R.I., 2012, Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), Kementerian Kesehatan
R.I., Jakarta.
Machfoedz, I., 2008, Mencegah Kesehatan Gigi dan Mulut Anak - anak Ibu Hamil, Fitramaya, Yogyakarta.
Mardjoeki, H., 2012, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Utara Daerah Kabupaten Cirebon, Jurnal
Ekonomi, http://cdc.untagcirebon.ac.id.
Mariati, W.N., 2015, Penanganan Fluorosis Gigi dengan Menggunakan Teknik Mikrobasi, Program Studi
Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Murtini, T.J., dkk., 2014, Pembentukkan Formaldehid Alami pada Beberapa Jenis Ikan Laut Selama
Penyimpanan dalam Es Curai, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi
Kelautan dan Perikanan Jl. Ks. Tubun Petamburan VI, Indonesia, Jakarta Pusat.
Nilawati, S.N., Nugraheni, A.S., Frieda., 2012, Hubungan Konsumsi Ikan dengan Perkembangan Kognisi Anak
Baduta (12 – 23 Bulan) Studi Kecamatan Gandus Kota Palembang Tahun 2006, Politeknik Kesehatan Depkes
Palembang Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP Semarang.
Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Pati, U.F., 2015, Hubungan Konsumsi Ikan Laut terhadap Prestasi Belajar Siswa SD Inpres Pantai Rua di
Waikabubak Sumba Barat Nusa Tenggara Timur, I Majoring Nutrition, Faculty Of Health Esa Unggul University.
Pudyani, S.P., 2001, Pengaruh Kekurangan Protein Pre dan Posnatal terhadap Mineralisasi Gigi, Bagian
Ortodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Purti, M.H., Herijulianti, E., Nurjanah, N., 2009, Ilmu Pencegahan penyakit Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi, EGC, Jakarta.
Sari, PT.PI., 2013, Pendidikan Kesehatan Sekolah Sebagai Proses Perubahan Perilaku Siswa, Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri, Yogyakarta.
 Setiawan, R., dkk., 2014, Hubungan Pelaksanaan UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid
Sekolah Dasar dan Sederajat di Wilayah Kerja Puskesmas Cempaka Putih Kota Banjarmasin, Program Studi
Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Umum Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Shita, P.D.A., Sulistyani., 2010, Pengaruh Kalsium Terhadap Tumbuh Kembang Gigi Geligi Anak, Bagian
Pedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi, Jember.
Soebroto, I., 2009, Apa yang Tidak Dikatakan Dokter Tentang Kesehatan Gigi Anda, Bookmarks, Yogyakarta.
Soewondo, W., Effendi, H.S., 2014, Erupsi Gigi Sulung pada Anak dengan Riwayat Lahir Prematur, Berat
Badan Lahir Rendah, Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Sopari, A., 2005, Gender dan Kependudukan serta Implikasinya dalam Pembangunan di Indonesia, UGM
Yogyakarta.
Susanti, N.N., Sukmawardani, Y., Musfiroh, I., 2016, Analisis Kalium dan Kalsium pada Ikan Kembung dan
Ikan Gabus, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, Sumedang.
Ulya, N., dkk., 2015, Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Ikan pada Anak Usia 1 – 3 Tahun di
Kota Pekalongan, Jurnal Litbang Kota Pekalongan Vol 8.
Dokumentasi
Thank You...

Anda mungkin juga menyukai