Anda di halaman 1dari 10

Sekularisme Dalam Perkembangan Islam

A. PENGERTIAN SEKULARISME DAN SEKULER


Secara terminologi sekularisme diterjemahkan kedalam bahasa Inggris secularism yang
berarti bersifat keduniaan, non agama atau irreligious ,non spiritual atau unspiritual
seluruhnya berdasarkan dari kata dunia ( world ).
Secara etimologi Seculer dari bahasa latin yang berarti saeculum, yang memiliki dua
konotasi yaitu Time ( masa ) dan Location ( tempat ). Sekuler dalam pengertian waktu
menunjukan kepada “ sekarang “ dan dalam pengertian ruang berarti “ dunia atau duniawi “.
Makna lain dari sekuler dalam pengertian ruang adalah Mundus .
Dalam sejarah Kristen Eropa, kata sekuler dimaknai sebagai pembebasan masyarakat dari
cengkeraman kekuatan Gereja yang sangat kuat di zaman pertengahan. Pembebasan dari
asuhan agama dan metafisika, dari sebuah pengalihan perhatian “ dunia lain “ menuju “ dunia
kini “. Maka tidak sepantasnya kaum kristen menolak sekulerisasi yang menjadi konsukensi
otentik dari kepercayaan Bible. Sewajibnya kaum kristen memelihara sekularisasi ini.
Dengan ini pun Harvey Cox, salah seorang “Penabuh Genderang “ dibarat, membedakan
sekularisasi dan sekularisme. Menurutnya sekularisme adalah nama sebuah ideologi yang
tertutup. Sedangkan sekularisasi lebih membebaskan alam masyarakat dari kontrol agama dan
pandangan yang tertutup.
Sekularisasi didefinisikan sebagai pembebasan manusia pertama dari belenggu agama dan
metafisika yang terlalu mengatur akal dan kehidupan manusia. Kebebasan yang menurutnya
terlepas segala paham berunsurkan agama, menghapus segala mitos, membebaskan segala hal
dari campur tangan nasib, dan bertahan bahwa nasib dunia ada pada tangan pribadi masing-
masing. Karena sudah menjadi sebuah keharusan bagi kaum kristen pun dilarang keras untuk
menolak ajaran ini, melainkan menyokong, mendukung dan memelihara sekularisasi.
Sekularisasi pun dapat diartikan sebagai faham atau pandangan yang berpendirian bahwa moralitas
tidak perlu didasarkan pada ajaran agama. Dengan beberapa devinisi diatas maka, munculah
beberapa perbedaan antara sekularisasi dan sekularisme walaupun sekilas keduanya tampak sama.
B. PENGARUH SEKULARISME DALAM PEMIKIRAN ISLAM
Sekularisme berhasil menguasai kekuasaan Turki, dengan memutuskan sejarahnya sebagai
Dinasti yang pernah bertanding dengan Byzantium. Dibentuklah Turki sebagai negara Republik
dengan mengangkat Mustafa Kemal Ataturk sebagai presiden Republik Turki pada masa itu. Mustafa
Kemal dianggap sebagai peletak dasar sekularisme di Turki. Pembaharuan –pembaharuan besar pun
dilakukannya.
Salah satunya dengan menetapkan enam dasar prinsip Republik Turki atau dikenal dengan “ Nilai
Kemalis “ yaitu : (1) Republikanisme, bahwa negara Turki bersistem demokrasi parlementer yang
dipimpin oleh seorang presiden bukan khalifah atau kesultanan. (2) Nasionalisme, tidak berdasarkan
agama dan ras tetapi berdasarkan pada kewarganegaraan yang sama. (3) Populisme, perlindungan
hak asasi manusia dan kesetaraan didepan hukum.(4) Etatisme, pemerintah berkuasa penuh pada
pengelolaan ekonomi. (5) Sekularisme, menetapkan pemisahan agama dan negara.(6)
Revosionalisme, menerima transformasi secara permanen.
Hal ini pun seperti yang dilakukan Ali Abdur Raziq seorang syaikh Azhar yang menekankan
konsep sekularisme. Seperti yang ia sampaikan bahwa kepemimpinan Rasulullah SAW adalah
kepemimpinan agama dan rohani, bukan kepemimpinan yang berhubungan dengan pemerintahan
atau politik, juga tidak pernah ada niat sedikitpun dalam diri Rasulullah SAW untuk membangun
sebuah negara. Maka sirah nabawiyah yang menyerupai masalah-masalah pemerintahan dan politik,
hanya sebagai sarana untuk memperkuat dakwah Islam.
 
Salah satu fenomena dari hasil pemikiran sekuler yang merebak dalam pemikiran Islam sendiri adalah
heremeneutika. Hermeneutika sendiri berkembang dalam tradisi Kristen dan intelektual barat yang
berdasarkan pada teks bible dan doktrin teologis Kristen yang mengandung banyak sekali masalah.
Salah satu dari sekian banyak pesan sekuler dalam pemikiran Islam adalah bahwa teks Al-Qur’an
yang dikirim untuk bangsa arab pada abad ke tujuh diperlukan formasi baru yang sesuai dengan aspek
budaya serta bahasanya. Karena Al-Qur’an merupakan produk budaya terbentuk dari latar belakang
manusia. Kaum sekuler juga menempatkan posisi nabi Muhammad SAW sebagai penyampai wahyu
oleh karenanya lebih pantas jika nabi Muhammad SAW dinobatkan sebagai “pengarang Al-Qur’an”.
Tudingan mereka bahwasanya Al-Qur’an hanyalah jiplakan dari non-muslim ditekankan dengan
beberapa istilah dalam Al-Qur’an yang menyerupai istilah dalam bible. Seperti sebutan “ Allah “
telah dikenal terlebih dahulu oleh kaum Quraisy sebelum datangnya Islam. Padahal jelas terbukti
bahwa konsep “ Allah “ dalam agama Islam sangat jauh bertentangan dengan konsep jahiliyyah
kaum Quraisy.
Adapun bidang gender yang dibentuk oleh sekuler ini adalah tafsir bias gender. Inilah sebenarnya
yang diinginkan sejak lama oleh kaum Kristen penganut feminisme. Sejak lama berusaha
mendapatkan legitimasi dari bible, mereka ingin agar Tuhannya bersifat Hiya bukan Huwa. Tetapi
mereka tidak berani membuang bible, tetapi mengadakan perombakan terhadap metode-metodenya.
Pada akhirnya problem ini pun diimpor masuk kedalam agama Islam.
C. KRITIK DAN PRESPEKTIF ISLAM
Ideology sekuler akan memberi makna baru terhadap konsep Tuhan,wahyu, alam, kenabian ,
manusia, kepemimpinan, moral dan etika yang telah pasti dalam ajaran agama Islam. Ideologi
sekularisme akan terus menceraikan hubungan antara alam dan Tuhan. Sekalipun Islam mempunyai
sisi dalam pengosongan nilai-nilai, tetapi hal itu lebih diberatkan kepada animisme, takhayul,
khurafat dan mengisinya dengan nilai-nilai Islami, dengan pandangan bahwa alam semesta adalah
tanda-tanda kekuasaan Allah swt.
Begitupun dalam desakralisasi politik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, yang membuang peranan
ulama dalam pemerintahan. Hal ini sangat bertentangan dengan risalah Rasulullah SAW yang
mengajarkan dirinya menjadi pemimpin negara dan kemudian dilanjutkan oleh para khulafa
setelahnya. Seluruhnya memiliki kepribadian yang arif dalam masalah agama. Menceraikan Islam dari
politik akan menghalangi sepak terjang agama Islam dalam masyarakat. Dengan demikian agama
menjadi urusan pribadi bukan publik.
Dalam relativisme sejarah, yang mana hal ini menjadi titik utama dalam pemikiran sekuler juga
bertentangan dalam ajaran Islam. Agama Islam memiliki nilai-nilai kebenaran yang mutlak bukan
hanya untuk masa dahulu, tetapi untuk sekarang dan akan datang, bersifat sepanjang masa.
Penolakan agama Islam atas ide relativisme yang dianut oleh sekularis ini dikarenakan ide ini akan
merelativkan semua system akhlak.
Dapat dipastikan bahwa sekularisme tidak terdapat dalam ajaran Islam, karena bertujuan untuk
memisahkan antara akal dan ilmu, antara agama dan kehidupan. Inilah hal besar yang ditentang oleh
ajaran agama Islam sendiri.
Karena didalam agama Islam sendiri tidak ada pemisahan antara agama dan negara. Dalam Al-Qur’an
telah dipaparkan mengenai politik di zaman para khulafa’ Ar-rasyidin. Definisi politik sendiri menurut
para ulama ialah untuk melanjutkan peran Rasullulah SAW dalam penegakan agama dan pengaturan
dunia.
Dengan melihat konsep sekuler tentang motto bahwa Agama adalah untuk Tuhan sedangkan
Negara adalah untuk semua, adalah keburukan jahiliyyah yang tidak dapat diterima dalam pandangan
Islam. Dalam agama Islam penciptaan segala sesuatu dan pengatur segala urusan bahkan masalah
yang diperbuat oleh manusia termasuk dalam ruang lingkup kehendak dan penguasaannya. Sedangkan
manusia hanyalah khalifah Allah yang mengatur sesuai dengan kehendaknya.
Sebagai khalifah, manusia terikat dengan syari’ahNYA dalam segala perbuatan. Maka sangat tidak
semestinya konsep agama Islam bahwa Allah yang maha pengatur segala urusan dimuka bumi ini
disandingkan dengan konsep pemisah antara agama dan Negara yang ditawarkan oleh sekularisme.
Rasulullah SAW telah merumuskan prinsip Al-Qur’an sebagai refrensi agama landasan atas
pembentukan sebuah Negara dan mewujudkan kehidupan yang kaffah. Karena jika undang-undang
dalam suatu Negara dibentuk berdasarkan syari’at Allah, maka inilah politik agama yang memberi
manfaat dalam kehidupan dunia dan akhirat. Segala aspek kepemimpinan berujung pada segala
kemaslahatan seluruh umat. Tetapi apa yang dibawa oleh kaum sekuler hanya mengatur menurut
peraturan akal untuk mewujudkan kemaslahatan duniawi saja.
D. ANTISIPASI DAN PENANGGULANGANNYA
Dengan virus-virus yang terkandung dalam westernisasi ilmu, maka hanya dengan islamisasi ilmu
lah satu-satunya cara ampuh untuk mengobatinya. Alasan terbesarnya karena inilah tantangan bagi
kaum muslimin, yakni ilmu pengetahuan modern yang tidak netral dan real, yang mana didalamnya
telah terkontaminasi dengan praduga agama, budaya maupun filosofis.
Pandangan hidup ( worldview ) yang berbeda turut mempengaruhi pandangan terhadap ilmu.
Pandangan hidup dalam Islam adalah visi mengenai realitas dan kebenaran yang mana bukanlah
semata-mata tentang alam dan fisik sebagaimana dalam konsep sekuler Barat mengenai dunia.
Pandangan hidup Islam mencakup dunia dan akhirat, dan aspek akhirat bersifat final dimana seluruh
aspek bersumber pada Tauhid dan didukung oleh akal.
Islamisasi pengetahuan melibatkan dua proses yang saling terkait satu dan lainnya, yakni :
pertama, mengisolisir unsur-unsur dan konsep pokok yang membentuk budaya dan peradaban barat.
Karena jika tidak sesuai dengan pandangan hidup Islam, maka pandangan menjadi tidak benar.
Khususnya terhadap ilmu sains modern yang berhubungan dengan nilai-nilai social. Kedua,
memasukkan unsur-unsur Islam beserta konsep-konsep pokok dalam setiap bidang dari ilmu
pengetahuan yang relevant. Maka jika kedua proses ini berhasil digunakan, dengan demikian
Islamisasi akan membebaskan akal manusia dari keraguan, dugaan, dan argumentasi kosong menuju
kepada kebenaran dan keyakinan.

Anda mungkin juga menyukai