Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Agama Islam dikenal sebagai agama yang membawa kebahagiaan dan
kesejahteraan umat, materi, spiritual, baik didunia mau pun diakhirat. Islam adalah
nama dari agama yang dianut oleh orang-orang muslim dan muslimah. Menurut
sejarahnya, kata Islam berasal dari bahasa Arab, aslama yuslimu, artinya bersserah
diri, patuh atau tunduk. Maksud dari ketundukan disini adalah menerima dan
mematuhi atas segala perintah Allah swt dan hukum-hukum menurut ketentuan-
Nya tanpa mempertanyakan kembali, kecuali memahami hikmahnya. Sehingga,
semua aktifitas disegala bidang kehidupan, baik untuk dunia atau pun akhirat dalam
pandnagan Islam bernilai ibadah atau pengabdian kepada Allah. Maka, bagi setiap
muslim/ah tidak ada satu pun bidang aktifitas yang lepas dari agama.
Sejak dahulu hingga sekarang, perkembangan Islam telah memunculkan
berbagai istilah atau berbagai doktrin salah satunya sekularisme. Sekularisme
merupakan suatu istilah yang sebelumnya tidak ada bahkan tidak dikenal dalam
Islam, karena Islam tidak mengenal polarisasi dlaam kehidupan, kecuali sebagai
ajaran yang multi dimensi dengan ijtihad sebagai gerakannya. Akan tetapi, nusia
merupakan mahkluk yang selalu menginginkan perkembangan, seperti ingin tampil
beda atau lebih baik dibandingkan sebelumnya terutama pada aspek materi dan
realitas. Setiap individu ingin menciptakan sesuatu yang baru, maju dan modern.
Meski pun pada realitanya dengan nilai, tata ukuran serta perbandingan yang
digunakan hanya ekspektasi. Namun, karna memiliki persepsi ingin maju dan
modern, sehingga menjadi sesuatu yang dibangga-banggakan. Adanya keadaan
tersebut akan memacu setiap orang untuk melakukan berbagai upaya agar menjadi
lebih maju dan modern, seperti mendobrak nilai-nilai sosial dan budaya serta agama
dan apa pun yang dianggap sebagai penghambat.
Sekularisme merupakan sebuah paham yang hanya mengedepankan pada
kebendaan semata dan memisahkan antara kehidupan dunia dengan akhirat, bahkan
faham ini selalu memperjuangkan hak untuk bebas dari berbagai aturan-aturan dari
ajaran agama, mereka berkeyakinan bahwa semua kegiatan keputusan yang

1
keseluruhannya berada dan dibuat oleh manusia, tidak boleh ada peran dan campur
tangan agama di dalamnya. Sekularisme merupakan sebuah ideologi yang pada
mulanya berkembang di dunia Barat dan kemudian terus menyebar hampir ke
seluruh penjuru dunia tak terkecuali dunia Islam dan juga Indonesia pada
khususnya. Tujuan utama dari paham ini adalah untuk memisahkan antara urusan
manusia dengan urusan Tuhan dalam semua aspek kehidupan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sekuler, sekularisasi dan sekularisme ?
2. Apa sejarah sekularisme ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya sekularisme ?
4. Bagaimana pandangan Islam terhadap sekularisme ?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian sekuler, sekularisasi dan sekularisme
2. Mengetahui sejarah sekularisme
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya sekularisme
4. Menjelaskan pandangan Islam terhadap sekularisme.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sekuler, sekularisasi dan sekularisme
Sekuler merupakan sebuah kata yang diambil dari bahasa Latin Saecelum, yang
memiliki dua konotasi, yaitu waktu dan tempat. Waktu menunjukan makna,
sekarang (present) dan sedangkan tempat dinisbatkan kepada dunia (world). Dalam
bahasa Arab, kata sekular digunakan istilah laa diniyyah atau dunyawiyyah, yang
maknanya tidak hanya lawan ukhrawi saja tetapi memiliki makna yang lebih
spesifik lagi, yakni sesuatu yang tidak ada kaitan dengan dien (agama), atau sesuatu
yang hubungannya dengan agama adalah hubungan lawan. Istilah ini, dimulai pada
pertengahan abad ke-19 yang telah digunakan di dunia barat mengenai kebijakan
khusus terhadap adanya pemisahan antara gereja dan agama. Dalam kamus The
New International Webster’s Compeherensive Dictionary Of The English
Language, mengartikan sekularisme sebagai terkait dengan keduniaan dan menolak
nilai-nilai spiritual, sedangkan sekuler adalah proses penduniaan atau perpindahan
dari sesuatu yang bersifat sakral menuju sekuler.
Sekulerisasi biasanya, disamakan dengan sekulerisme, akan tetapi sebenarnya
antara sekulerisasi dan sekularisme memiliki perbedaan, di mana sekulerisasi
muncul sebagai dampak dari proses modernisasi yang terjadi pada masa pencerahan
yang terjadi di dunia barat pada masa The Age Of Religion yang digantikan dengan
The Age Of Reason (agama ke akal) . Sedangkan, sekulerisme adalah pemusatan
pikiran pada dunia materi lebih banyak, ketimbang dunia spiritual, dalam artian
bahwa masyarakat hanya memikirkan kehidupan duniawi dan benda-benda.
Secara terminologi, kata sekular atau faham sekular dalam Ensiklopedi
Britania, sebagaimana dikutip oleh Dr. Yusuf Qardhawy, bahwa : Sekularisme
adalah sebuah gerakan kemasyarakatan yang bertujuan memalingkan manusia dari
kehidupan akhirat dengan semata-mata berorientasi kepada dunia. Gerakan ini
dilancarkan karena pada abad-abad pertengahan, orang sangat cenderung kepada
Allah dan hari akhirat dan menjauhi dunia. Sekularisme tampil untuk

3
menghadapinya dan untuk membawa kecenderungan manusia yang pada abad
kebangkitan, orang menampakkan ketergantungannya yang besar terhadap
aktualisasi kebudayaan dan kemanusiaan serta kemungkinan terealisasinya ambisi
mereka terhadap dunia.
Menurut, Nursholis Madjid atau lebih dikenal dengan Cak Nur, mendefinisikan
sekuler sebagai zaman sekarang. Sekularisme suatu paham keduniawian,
sedangkan sekulerisasi bukanlah sebagai bentuk penerapan dari sekulerisme atau
mengubah kaum Muslimin menjadi sekuleris. Dari pendapat ahli tersebut dapat
dipahami, bahwa sekulerisme adalah hanya menduniakan nilai-nilai yang
semestinya bersifat dunia dan membebaskan umat Islam yang kecendrungan hanya
pada ukhrawi, namun tidak pada dunia.
Muhammad Tahir Azhary, dalam desertasinya di Fakultas Hukum Universitas
Indonesia yang Berjudul Negara Hukum mendefinisikan Sekularisme sebagai
"paham yang ingin memisahkan atau menetralisir semua bidang kehidupan seperti
politik dan kenegaraan, ekonomi, hukum, social budaya dan ilmu pengetauhan
teknologi dari pengaruh Agama atau hal-hal yang ghaib. Sedangkan sekularisasi,
menurutnya adalah usaha atau proses yang menuju kepada keadaan sekuler atau
proses netralisasi dari setiap pengaruh Agama dan hal-hal yang gaib. Sekuler adalah
sifat-sifat yang menunjuk kepada sesuatu keadaan yang telah memisahkan
kehidupan duniawi dari pengaruh Agama atau hal-hal yang gaib."
Mengenai sekuler, sekulerisasi dan sekulerisme, maka dapat diketahui di antara
ketiganya mempunyai makna yang berbeda-beda. Sekuler dimaknai sebagai masa
kini atau zaman sekarang, sekulerisasi diartikan sebagai suatu proses dari masa lalu
menuju ke sekuler atau masa sekarang, sedangkan sekulerisme merupakan suatu
ideologi yang dilahirkan dari sekulerisasi.1
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa
sekulerisme, merupakan suatu paham atau ideologi yang menganggap bahwa segala
apa pun aktifitas atau perbuatan manusia bukan berdasarkan pada pengaruh agama,

1
file:///C:/Users/USER/Downloads/samsung%20download/37177-ID-kritik-terhadap-
sekularisme-pandangan-yusuf-qardhawi.pdf. hal 3-4

4
melainkan pada sesuatu yang bersifat logika dan adanya bukti yang konkret (fakta),
terutama yang berkenaan dengan politis. Sehingga masyarakat hanya berhaluan
pada dunia tanpa memperdulikan nilai-nilai yang terdapat dalam ajaran agama.
Oleh sebab itulah, sekulerisme menjadi sangat bertentangan dalam agama Islam,
sebab Islam mengajarkan bahwa didunia hanyalah sebagai tempat untuk berladang
untuk itulah Tuhan telah memerintahkan kepada seluruh manusia agar selalu
mengerjakan kebajikan sebagai bekal untuk dikehidupan akhirat kelak, sebagai
implementasinya maka wajib bagi setiap muslim/ah untuk meyakini tentang adanya
hari akhir dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan sunnah.

B. Sejarah Sekularisme
Sekularisme merupakan ideologi yang muncul akibat proses Sekularisasi.
Yang kemudian menjadi perdebatan para ahli sejarah adalah bagaimana proses
munculnya Sekular, Sekularisasi sampai ke Sekularisme.

Awal bergulirnya sekularisasi adalah akibat westernisasi (pembaratan) ajaran


Nabi Isa. Sebagaimana diketahui pada awalnya ajaran Nabi Isa itu masih orisinil,
yakni ajaran tauhid. Banyak orang tidak menyenanginya sehingga pengikut Nabi
Isa selalu dikejar-kejar dan hidup tertekan mencapai rentang waktu sekitar 200
tahun lamanya.

Dalam rentang waktu yang demikian panjang itulah ajaran Nabi Isa mengalami
berbagai macam penyimpangan. Pada masa Kaisar Constantin (306-337 M)
memerintah terdapat dua kubu pengikut Nabi Isa : (1) Pengikut Arius yang menolak
faham Trinitas dan (2) Pengikut Athanasius yang mendukung faham Trinitas.
Untuk mengambil jalan keluar dari pertentangan itu diadakanlah Konsili Nicea
pada tahun 325 M. Tapi konsili ini diakhiri dengan voting dan pengikut Arius
dinyatakan kalah setelah sang Kaisar menyatakan mendukung pengikut Athanasius.
Sejak itulah mulai terjadi penyelewengan ajaran Nabi Isa. Agama yang bersih itu
kini telah tercemari oleh mitologi (ajaran dewa-dewa) Yunani. Semakin lama

5
semakin jauh dari oriinalitasnya, namun pada waktu itu belumlah ada istilah
sekularisme.2

Muncul istilah sekularisme dan fahamnya adalah setelah terjadi pengekangan


oleh gereja yang menyekat pintu pemikiran dan penemuan sains. Pihak gereja
Eropa telah menghukum ahli sains seperti Copernicus, Gradano, galileo dll yang
mengutarakan penemuan saintifik yang berlawanan dengan ajaran gereja.
Kemunculan paham ini juga disebabkan tindakan pihak gereja yang mengadakan
upacara agama yang dianggap berlawanan dengan nilai pemikiran dan moral seperti
penjualan surat pengampunan dosa, yaitu seseorang boleh membeli surat
pengampunan dengan nilai uang yang tinggi dan mendapat jaminan surga walaupun
berbuat kejahatan didunia.

Sekularisme pertama kali muncul di Eropa. Tetapi mulai diperhitungkan


keberadaannya secara politis bersamaan dengan lahirnya revolusi Perancis pada
tahun 1789 M. Kemudian berkembang secara merata dan lebih luas lagi keberbagai
negara di dunia, yaitu terutama dalam bidang politik dan juga dalam bidang
pemerintahan pada abad ke-20 M yang dibawa oleh penjajah dan juga missionaris
Kristen.3

Muhammad Al-Bahy pun menjelaskan bahwa yang menimbulkan munculnya


sekularisme yaitu sebagai berikut:

1. Yang mendorong terjadinya sekularisme pada abad ke-17 dan ke-18 adalah
perebutan kekuasaan antara negara dan gereja. Oleh sebab itulah, pemisahan
antara kedua kekuasaan itu adalah penanggulangan perselisihan, baik secara
legal ataupun filosofis.
2. Yang mendorong terjadinya sekularisme pada abad ke-19 yaitu pembentukan
kekuasaan. Karena itu, pengertian sekularisme tidak sama dengan paham
pemisahan antara gereja dan juga negara, namun semacam penghapusan paham

2
Ensiklopedia Wikipedia di http://www.en.wikipedia.org/wiki/secularism diunduh pada 17
Oktober 2019
3
Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMI, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran (Akar Ideologis
dan Penyebarannya), Jakarta: Al-Ishlahy Press, 1995, H. 286

6
dualisme dengan penghancuran agama sebagai awal mula mencapai kekuasaan
tersendiri, yaitu pada “Kelompok Buruh” atau “sosial” atau “negara” atau
“partai”.
3. Penelitian terhadap alam dan kemajuan llmu pengetahuan yang mana telah
memberanikan kaum intelek sekuler untuk keluar dari wasiat atau dogma
gereja.4

Sedangkan Yusuf Al-Qardhawi pun menjelaskan bahwa sebab-sebab


kemunculan sekularisme didunia Barat Masehi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yang mana diantara lainnya yaitu faktor: faktor agama, pemikiran, psikologi,
sejarah dan realitas kehidupan empiris.

Dr. Camile Al-Hajj mengatakan “ Al-ilmaniyah” (Sekularisme) merupakan


suatu gerakan yang muncul akibat konflik sejarah yang terjadi antara gereja dan
kekuasaan di Eropa. Untuk memisahkan antara agama dan negara disatu sisi serta
memisahkan antara ajaran-ajaran gereja dan ilmu pengetahuan disisi lain.5 Pemisah
itu terjadi akibat ilmu pengetahuan banyak bertentangan dengan doktrin gereja
(Bibel) dan para ilmuan dipaksa untuk tunduk kepada doktrin gereja, sedangkan
doktrin gereja itu sendiri pun penuh dengan masalah bahkan para Teolog Kristen
sendiri pun bingung dalam memahami doktrin agama mereka sendiri.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Sekulrisme

Pendiri sekularisme adalah George Jacob Holyoake kelahiran Birmingham


Inggris, anak pekerja kasar. Kendatipun pada mulanya berpendidikan agama,
kehidupan remajanya yang diliputi dan ditempa oleh situasi sosial politik di tempat
kelahirannya yang keras, sikap Holyoake berubah, dan akhirnya ia kembali terkenal
karena sekularismenya. Perlu dicatat bahwa pada mulanya, sekularisme ini belum
berupa aliran etika dan filsafat, melainkan hanya merupakan gerakan protes sosial
dan politik. 6

4
Pradoyo, Sekularisasi dalam polemik, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1993. H. 19-20
5
Dr. Chamile al-Hajj. A Simplified Encyclipedia of philosophical and Sociological Thought, (Beirut:
Librairie du Liban Publishers, 2000), H. 373
6
M. Solihin, Perkembangan Pemikiran FIlsafat dari Klasik hingga Modern, Bandung:CV.
Pustaka Setia, 2007, hal. 246-247.

7
Sekularisme pertama kali muncul di Eropa. Tapi mulai diperhitungkan
keberadaannya secara politis bersamaan dengan lahirnya revolusi Perancis tahun
1789 M. berkembang merata ke seluruh Eropa pada abad ke-19 M. kemudian
tersebar lebih luas lagi ke berbagai negara di dunia, terutama dalam bidang politik
dan pemerintahan, yang pada abad ke-20 M, dibawa oleh penjajah dan missionaris
Kristen.
Muhammad Al-Bahy menjelaskan bahwa yang menimbulkan munculnya
sekularisme adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya sekularisme pada abad ke-17 dan ke-18 adalah perebutan kekuasaan
antara negara dan Gereja. Karena itu, pemisahan antara kedua kekuasaan itu adalah
penanggulangan perselisihan baik secara legal atau filosofis.
2. Yang mendorong sekularisme abad ke-19 adalah pembentukan kekuasaan.
Karena itu, pengertian sekularisme tidak sama dengan paham pemisahan antara
Gereja dan negara, akan tetapi semacam penghapusan paham dualisme dengan
penghancuran agama sebagai awal mula untuk mencapai kekuasaan tersendiri,
yaitu “kelompok Buruh” atau “sosial” atau “negara” atau “partai”.
3. Penelitian terhadap alam dan kemajuan ilmu pengetahuan telah memberanikan
kaum intelek sekuler untuk keluar dari wasiat atau dogma Gereja.7

Sedangkan Yusuf Al-Qardhawi menjelaskan, bahwa sebab-sebab kemunculan


sekularisme di dunia Barat Masehi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
faktor agama, pemikiran, psikologi, sejarah dan realitas kehidupan empiris.
(1) Bahwa agama Masehi menerima dikotomi kehidupan antara Tuhan dan
Kaisar. Sesungguhnya di dalam agama Masehi terdapat dalil-dalil yang
mendukung ajaran sekularisme, atau pemisahan agama dan negara, ataupun
antara pemerintahan spiritual dan pemerintahan dunia. Masehi mengakui
dualisme kehidupan ini, ia membagi kehidupan itu menjadi dua bagian.
Pertama, kehidupan untuk Kaisar dari satu pihak, yang tunduk kepada
pemerintahan duniawi, atau pemerintahan negara. Kedua, kehidupan untuk

7
Pardoyo, Sekularisasi dalam Polemik, Jakarta;Pustaka Utama Grafiti, cet.I, 1993, h. 37.

8
Tuhan dari pihak lain, yang tunduk kepada kekuasaan spritual, yaitu berada
dibawah pemerintahan Gereja. Pembagian ini tergambar dengan jelas dalam
perkataan Al-Masih a.s. seperti yang diriwayatkan oleh Injil: “berikanlah
Kaisar apa yang menjadi haknya, dan berikan pula kepada Tuhan apa yang
menjadi haknya”. (2) Agama Masehi tidak memiliki perundang-undangan
bagi masalah kehidupan. Dari sisi lain, Masehi tidak memiliki perundang-
undangan tersendiri bagi masalah-masalah yang ada di dalam kehidupan,
yaitu perundang-undangan yang berfungsi untuk memantapkan berbagai
bentuk interaksi di dalam kehidupan, mengatur hubungan yang ada di
dalamnya, dan meletakan dasar-dasar standar tertentu yang adil untuk segala
aktivitas dalam kehidupan. Agama Masehi hanya memiliki konsep spiritual
dan akhlak, yang dimuat di dalam nasehat-nasehat Injil dan dalam perkataan-
perkataan Al-Masih. (3) Kekuasaan Agama Masehi. Bagi sekularisme,
apabila ia memisahkan agama Masehi dari negaranya atau memisahkan
negaranya dari agamanya, pada dasarnya ia tidak menghilangkan agamanya
dan tidak pula mengisolasi kekuasaannya. Sebab, agamanya memiliki
kekuasaan tersendiri yang tegak berdiri. Ia mempunyai kekuatan, kedudukan,
finansial, dan tokoh-tokoh agama. Dengan demikian terdapat dua kekuasaan
di dalam Masehi, yaitu kekuasaan agama, yang dijalankan oleh pendeta dan
tokoh “Akliurus”, dan juga kekuasaan duniawi, yang dijalankan oleh raja
maupun presiden serta para tokoh dan pembantu-pembantu pemerintahan. (4)
Sejarah Gereja, Sesungguhnya sejarah hubungan gereja dengan ilmu,
pemikiran dan kebebasan adalah sebuah sejarah yang menakutkan.
Gereja pernah berada dalam kebodohan yang memusuh ilmu pengetahuan, ia juga
pernah bergelut dengan khurafat sehingga menentang pemikiran, juga pernah
bertindak sewenang-wenang dan menentang kebebasan, pernah berkonspirasi
dengan kaum feodalistik menentang rakyat sehingga rakyat pun bangkit
melakukakan revolusi terhadapnya. Mereka menuntut kebebasan dari para petinggi
pemerintahan secara langsung, dan mereka pun menganggap bahwa pengisolasian

9
agama dari negara adalah sebuah upaya bagi rakyat di dalam menentang
keterkungkungan mereka.8
D. Pandangan islam terhadap sekularisme
Sekularisme di Dunia Islam bukanlah menjadi sesuatu yang asing lagi, dapat
dikatakan bahwa sekularisme kini telah menjadi bagian dari tubuhnya atau bahkan
menjadi tubuhnya itu sendiri. Ibarat sebuah virus yang menyerang tubuh manusia,
dia sudah menyerang apa saja dari bagian tubuhnya itu. Bahkan yang lebih hebat,
virus itu telah menghabisi seluruh tubuhnya dan menjelma menjadi wujud sosok
baru, sehingga sudah sulit sekali dikenali wujud aslinya9.
Islam selalu menolak penerapan apapun mengenai sekular, sekularisasi atau
sekularisme, karana hal ini bukan milik Islam dan kebanyakan bertentangan dengan
apa yang ada pada Islam itu sendiri, Dengan kata lain, Islam menolak secara total
manifestasi dan arti sekularisme dalam segi apapun, sebab sekularisasi bagaikan
racun yang bersifat mematikan terhadap keyakinan yang benar (iman).
Apabila paham atau ideologi ini masuk kedalam ranah pemikiran di dunia Islam
maka akan terjadi pemisahan otoritas Tuhan dan Makhluk yang akan
mengakibatkan urusan-urusan duniawi manusia hanya diurus oleh manusia saja dan
tidak lagi mementingkan keberadaan Tuhan atau kehidupan setelah dunia. Bahaya
yang ditimbulkan dari sekularisme terhadap dunia Islam sangat banyak seperti,
bahwa Islam tidak sesuai peradaban dan hanya akan mengakibatkan kemunduran,
menghalangi campur tangan Tuhan (agama) dalam persoalan duniawi, aspek
kehidupan politik, ekonomi, budaya dan sebagainya tidak perlu didasarkan pada
agama, ormas parpol maupun negara tidak perlu berbasis agama, negara tidak usah
mengurus agama karena agama urusan pribadi dll.
Bagi umat Islam, melihat dampak yang seperti itu akan sangat miris, ketika pada
akhirnya Islam akan di anak tirikan oleh negara. Ketika Islam sudah dipandang
tidak begitu penting untuk mencampuri urusan negara.

8
Yusuf Al-Qardhawi, Islam dan Sekularisme diterjemahkan dari buku: Al-Islam wal Ilma‟niyah
wajhan lil wajhin, (Bandung:Pustaka Setia, cet.I, 2006), hlm. 69-75
9
http://www.academia.edu/4805097/Islam_dan_Sekularisme?login=&email_was_taken=true,

10
Hal senada dikemukakan almarhum Prof Dr H Mohammad Rasjidi. Rasjidi
beranggapan bahwa sekularisme dan sekularisasi membawa pengaruh merugikan
bagi Islam dan umatnya. Karena itu, keduanya harus dihilangkan. Baginya,
pemikiran baru itu memang dapat menimbulkan dampak positif, seperti
membebaskan umat dari kebodohan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
sekuler adalah proses penduniaan atau perpindahan dari sesuatu yang bersifat
sakral menuju sekuler. Sedangkan Sekulerisasi biasanya, disamakan dengan
sekulerisme, akan tetapi sebenarnya antara sekulerisasi dan sekularisme memiliki
perbedaan, di mana sekulerisasi muncul sebagai dampak dari proses modernisasi
yang terjadi pada masa pencerahan yang terjadi di dunia barat pada masa The Age
Of Religion yang digantikan dengan The Age Of Reason (agama ke akal)
Sedangkan, sekulerisme adalah pemusatan pikiran pada dunia materi lebih banyak,
ketimbang dunia spiritual, dalam artian bahwa masyarakat hanya memikirkan
kehidupan duniawi dan benda-benda.
Sekularisme pertama kali muncul di Eropa. Tetapi mulai diperhitungkan
keberadaannya secara politis bersamaan dengan lahirnya revolusi Perancis pada
tahun 1789 M. Kemudian berkembang secara merata dan lebih luas lagi keberbagai
negara di dunia, yaitu terutama dalam bidang politik dan juga dalam bidang
pemerintahan pada abad ke-20 M yang dibawa oleh penjajah dan juga missionaris
Kristen.
Muhammad Al-Bahy menjelaskan bahwa yang menimbulkan munculnya
sekularisme adalah sebagai berikut :
1. Terjadinya sekularisme pada abad ke-17 dan ke-18 adalah perebutan
kekuasaan antara negara dan Gereja. Karena itu, pemisahan antara kedua
kekuasaan itu adalah penanggulangan perselisihan baik secara legal atau filosofis.
2. Yang mendorong sekularisme abad ke-19 adalah pembentukan kekuasaan.
Karena itu, pengertian sekularisme tidak sama dengan paham pemisahan antara
Gereja dan negara, akan tetapi semacam penghapusan paham dualisme dengan
penghancuran agama sebagai awal mula untuk mencapai kekuasaan tersendiri,
yaitu “kelompok Buruh” atau “sosial” atau “negara” atau “partai”.
3. Penelitian terhadap alam dan kemajuan ilmu pengetahuan telah
memberanikan kaum intelek sekuler untuk keluar dari wasiat atau dogma Gereja.

12
Islam selalu menolak penerapan apapun mengenai sekular, sekularisasi atau
sekularisme, karana hal ini bukan milik Islam dan kebanyakan bertentangan dengan
apa yang ada pada Islam itu sendiri, Dengan kata lain, Islam menolak secara total
manifestasi dan arti sekularisme dalam segi apapun, sebab sekularisasi bagaikan
racun yang bersifat mematikan terhadap keyakinan yang benar (iman).

B. Saran
Tentunya dalam penguraian dan penjelasan makalah ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu kami sebagai penyusun mengharapkan adanya
saran dan kritikan, terutama kepada dosen pengajar, yang bersifat
mendukung/membangun makalah ini agar lebih baik untuk masa-masa selanjutnya.

13

Anda mungkin juga menyukai