Anda di halaman 1dari 75

METODE PELAKSANAAN

Revitalisasi Situ Rawa Lumbu; Jawa Barat; Kota Bekasi; 1 Situ; 0,012 juta m3;f;k;syc
BAB I
KONDISI UMUM
1.1. PENDAHULUAN

1.1.1 Nama Proyek


Nama paket pekerjaan proyek adalah Revitalisasi Situ Rawa Lumbu; Jawa Barat; Kota Bekasi; 1 Situ; 0,012 juta m3;f;k;syc
Uraian Singkat Pekerjaan
• Pekerjaan Persiapan
• Pekerjaan Tanah
• Pekerjaan Pelimpah/Spillway
• Pekerjaan Pintu Air
• Pekerjaan Saluran Inlet
• Pekerjaan Tanggul
• Pekerjaan Paving Block
• Pekerjaan Saluran Gendong
• Rumah Jaga
• Pekerjaan Jalan
• Pekerjaan Lain-lain
• Pekerjaan Lansekap
1.1.2. Pemberi Kerja
SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN BBWS CILIWUNG CISADANE
1.1.3. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN Tahun Anggaran 2022

1.1.4. Jenis Kontra

Jenis kontrak yang digunakan adalah Kontrak Harga Satuan.

1.1.5. Waktu Penyelesaian Pekerjaan

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 240 (Dua Ratus Empat Puluh ) hari kalender.

1.1.6. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan konstruksi yang termasuk dalam lingkup Revitalisasi Situ Rawa Lumbu; Jawa Barat; Kota Bekasi; 1 Situ; 0,012 juta m3;f;k;syc ini antara lain : Pekerjaan
Persiapan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Perkuatan Tebing, Pekerjaan Jalan Pedestarian dan Pekerjaan Penataan taman.

1.1.7. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan terletak di kota bekasi, provinsi jawa barat. Jarak lokasi pekerjaan dari jakarta ± 30 km, transportasi kelokasi dapat dilakukan dengan menggunakan
kenderaan roda empat dengan kondisi jalan baik.
Peta Lokasi Pekerjaan

Situ Rawa Lumbu,


Jawa Barat, Kota
Bekasi
LOKASI PEKERJAAN
1.1.7. Kebutuhan Alat

Daftar kebutuhan alat untuk pelaksanaan pekerjaan sbb:

No. Jenis Kapasitas Jumlah


1 Excavator Long Arm 0,4 m3 2
2 Excavator Standar 0,8 m3 1
3 Ponton Alat 1
4 Ponton Angkut 4 m3 1
5 Dump Truck 5 m3 3
6 Vibro Roller 5 Ton 1
7 Crane + PILE DRIVER 3 Ton 1
1.2. DASAR RENCAN PELAKSANAAN

1.2.1. Umum

Semua pekerjaan dalam kontrak ini akan dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan.

1.2.2. Jadwal Pelaksanaan

1.2.2.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Jadwal pelaksanaan Revitalisasi Situ Rawa Lumbu; Jawa Barat; Kota Bekasi; 1 Situ; 0,012 juta m3;f;k;syc ini didasarkan pada waktu pelaksanaan sesuai yang
tercantum dalam dokumen pengadaan yaitu 240 (Dua Ratus Empat Puluh) hari kalender. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada lampiran jadwal
pelaksanaan, termasuk jadwal peralatan, material dan tenaga.

1.2.2.2. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan pekerjaan mengilustrasikan urutan pelaksanaan pekerjaan secara umum yang saling berkaitan. Urutan pelaksanaan dapat dilihat detailnya
pada Jadwal Pelaksanaan.

1.2.3.1. Hari Kerja Efektif

Hari kerja efektif sangat penting dibutuhkan untuk menyusun rencana pelaksanaan konstruksi. Pelaksanaan pekerjaan memungkinkan dilaksanakan dalam 2 shift
kerja (shift siang dan malam) sesuai kondisi lapangan dan atas ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan.
1.2.3.2. Kriteria Perhitungan Hari Kerja Efektif
Kriteria yang digunakan untuk memperhitungkan jumlah hari kerja efektif antara lain:
1. Hari Libur
Hari libur rutin diasumsi selama 4 (empat) hari per bulan pada hari Minggu.
2. Hari Libur Resmi Pemerintah
Perayaan resmi, hari-hari libur dan upacara keagamaan atau lainnya sesuai dengan penetapan hari libur nasional oleh Menteri Agama dan yang ditentukan
oleh Pemerintah setempat.
3. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin peralatan/ plant dijadwalkan 1 (satu) hari per bulan yaitu dijadwalkan bersamaan dengan hari libur rutin.
Flow Chart Administrasi Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum
START
  A
Dokumen Kontrak Pelaksanaan Item Pekerjaan
Pemborongan
No

Ok

Koordinasi/rundingan dg Direksi Request Item Pekerjaan Berikutnya


Pemahaman Ketentuan Dokumen
pengawas & Konsultan Pengawas Kontrak
No

Ok
Pelaksanaan Item Pekerjaan Berikutnya

Survey Bersama & Pengukuran No


Keterangan :
Ok
Request Item Pekerjaan Berikutnya dan = Cek :
Engineering & Addendum Kontrak seterusnya - Shop Drawing & BQ
 
- Spesifikasi teknis
PELAKSANAAN Pelaksanaan Item Pekerjaan Berikutnya (termasuk Inspeksi &
PEKERJAAN dan seterusnya
Test  Pengendalian
No Mutu)
 
Request For Inspection/work Ok - Approved Konsultan
Pengawas&Owner
FINISH  
 
 
A
1.2.4. Pengendalian Mutu

Mutu/ kualitas pekerjaan merupakan sesuatu yang sangat penting. Untuk menjamin kualiatas pekerjaan sesuai spesifikasi maka dalam tiap proses dan progress

pelaksanaan pekerjaan dari penentuan bahan, pengukuran dan pelaksanaan konstruksi selalu mengacu pada spesifikasi/ ketentuan yang terdapat dalam dokumen

pengadaan dan gambar teknis atau ditentukan lain oleh pihak Pemberi Tugas. Bila diperlukan setiap material akan dilakukan test laboratorium untuk memastikan

kualitas/ mutu dari material/ bahan yang dipakai.

Spesifikasi teknis dan kententuan-ketentuan proyek dapat dilihat pada dokumen pengadaan dan gambar teknis.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. PEKERJAAN BANGUNAN DAN FASILITAS SEMENTARA PROYEK

2.1.1. Kantor Proyek dan Bangunan Penunjang

2.1.1.1. Lingkup

Bangunan kantor proyek meliputi: Kantor Direksi, Kantor Kontraktor, Barak pekerja/ Bedeng, Workshop/ Bengkel, Gudang, dll.

2.1.1.2. Lokasi

a. Acuan

• Lokasi pekerjaan memanjang

• Terdapat cukup banyak lahan kosong di sekitar lokasi proyek.

• Pemilihan lokasi kantor proyek dan bangunan penunjang dengan mempertimbangkan kondisi & keberadaan lalu lintas eksisting, waktu tempuh, kondisi sosial atau
ditentukan lain oleh Direksi.  

b. Pemilihan Lokasi

• Pengadaan lokasi kantor proyek dan bangunan pelengkapnya dengan menyewa lahan kosong disekitar lokasi pekerjaan.
c. Konstruksi

Konstruksi kantor proyek dan fasilitasnya berupa bangunan sementara yang direncanakan dapat dibuat dan dibongkar secara mudah ketika proyek telah selesai dan
tidak memerlukan alokasi dana yang besar tetapi tetap mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan para penggunanya selama proyek berlangsung.

Rencana Konstruksi

Tabel kebutuhan lahan kantor proyek dan bangunan penunjang.


Direksi Keet Pool Alat Gudang BBM

Pos Security K3 Office Gudang

PINTU MASUK DAN PAGAR PROYEK Rambu Rambu K3


Fabikrasi Area
2.1.1. Pemasangan rambu-rambu

APK

• Barrier
• Safety line
• Traffic Cone APK yang disediakan sesuai dengan
• kebutuhan terkait potensi bahaya yang
Guardriles
ada.
• Pagar
• Rambu Lalu lintas
2.1.2. Konstruksi Pendukung

2.1.2.1. Papan Nama Proyek


 Papan nama dibuat dari bahan aluminium atau multiplek dengan tiang besi hollow atau kaso dengan ukuran sesuai spesifikasi serta dituliskan data yang diperlukan
atau ditentukan lain oleh Direksi.
 Penempatan papan nama proyek di dalam lokasi proyek pada tempat yang mudah terlihat umum.
 Jumlah papan nama proyek sesuai spesifikasi. Lebar disesuaikan

Tinggi disesuaikan
Tinggi disesuaikan
2.1.2.2. Pagar proyek
 Lokasi kantor proyek akan dipagari keliling setinggi ± 2 m, untuk lokasi proyek akan dipagari pada lokasi-lokasi tertentu sesuai kondisi lapangan.
 Konstruksi menggunakan rangka dari balok kayu atau besi dengan penutup plat seng dan finishing menggunakan cat, banner atau ditentukan lain oleh Direksi.

LAMPU BERKEDIP
2.2. MOBILISASI DEMOBILISASI

2.2.1. Umum

Secara umum mobilisasi sumber daya (alat, tenaga, material) akan menggunakan jalur darat. Perjalanan darat dapat ditempuh melalui jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten dan jalan yang lain yang ada di sekitar lokasi proyek.

Lokasi Proyek Situ Rawa Lumbu


2.2.2. Mobilisasi Alat Berat

 Alat berat secara umum akan didatangkan dari daerah sesuai dokumen penawaran melalui jalur darat dengan menggunakan trailer, truck atau
sejenisnya.

 Schedule mobilisasi alat berat dilakukan secara bertahap sesuai dengan schedule pekerjaan yang dilaksanakan. Schedule penggunaan peralatan
secara lengkap dapat dilihat dalam dokumen penawaran. 

Gbr. Ilustrasi Mobilisasi Peralatan

Gbr. Contoh Visualisasi Transportasi Peralatan


2.2.3. Mobilisasi Tenaga

 Tenaga pekerja dalam proyek ini sebagian akan diambil dari tenaga kerja lokal disekitar lokasi proyek.

 Tenaga tukang yang mempunyai spesialisasi khusus akan didatangkan dari daerah lain sesuai dengan kebutuhannya.

 Untuk lokasi pekerjaan yang cukup jauh, mobilisasi pekerja dari base camp ke lokasi pekeraan dilakukan secara kolektif dengan
truck, mobil bak (pick up) atau sejenisnya.
2.2.4. Mobilisasi Material

2.2.4.1. Umum
Pada umumnya transportasi material ke lokasi proyek menggunakan truk. Material akan didatangkan dari daerah sesuai yang tercantum dalam
dokumen penawaran.
Material akan ditempatkan di gudang untuk kemudian diambil/ dipindahkan secara bertahap ke lokasi proyek sesuai kebutuhan (semen, pintu air,
dll) atau langsung ditempatkan di lokasi pekerjaan (tanah timbunan, dll).

 
2.2.4.2. Pengadaan Material

Proses pengadaan material secara umum dapat digambarkan sbb:


a. Berita Acara Pengadaan
 Kepala proyek menyetujui berita acara pengadaan material
 Konfirmasi dari penyedia material
b. Pengiriman Material
 Orang yang berwenang (penyedia/ pengantar material) memberitahukan petugas lapangan.
c. Pelaporan
 Petugas lapangan mengkofirmasikan kedatangan material kerja ke petugas logistik atau pihak yang berwenang.

Gbr. Ilustrasi Pelaporan Material


 
d. Pengecekan Material

 Petugas logistik mengecek material yang datang dengan mengacu pada buku pesanan / permintaan barang
 Jika barang sesuai dengan volume pemesanan dan spesifikasi teknis, maka material diturunkan dan jika tidak sesuai, maka petugas berhak menolak
 Petugas mengatur penumpukan ataupun letak material dan metode penurunkan dan kerapihan material

Gbr. Ilustrasi Pengecekan Material


 
e. Pengadaan Material Selesai

 Setelah selesai, selanjutnya surat jalan/ berkas penerimaan barang akan ditanda tangani oleh petugas
 Petugas logistik dan keamanan mengecek bak kendaraan dan muatannya harus kondisi kosong (jika material diterima)
 Selanjutnya Petugas keamanan mencatatan buku keluar – masuk kendaraan sesuai procedur yang berlaku

Gbr. Proses Pengadaan Selesai


 
2.3. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

2.3.1. UMUM

 PT GUNA ROGATE INDAH mempunyai komitmen bersama untuk menjalankan proses bisnis dengan mengacu persyaratan standar sistem manajemen ISO 14001,
OHSAS 18001 & SMK3, dalam rangka meminimalisir risiko yang berkaitan dengan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan pencemaran lingkungan.

 Rencana K3LK pt guna rogate indah ini disesuaikan dengan prosedur sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang kegiatannya dimulai dari identifikasi
aspek K3, pengujian, dan pengendalian risiko serta melakukan tindak lanjut identifikasi aspek K3 dengan membuat program pengelolaan K3 yang mengacu kepada
tujuan/sasaran K3.

 Rencana K3LK PT GUNA ROGATE INDAH juga menyesuaikan dengan prosedur sistem manajemen lingkungan yang kegiatannya dimulai dari identifikasi aspek dan
dampak lingkungan serta melakukan pemantauan dampak lingkungan hidup dengan menyesuaikan peraturan-peraturan yang berlaku.

 Penyusunan rencana K3LK PT GUNA ROGATE INDAH berdasarkan dengan siklus implementasi K3L yaitu: perencanaan, implementasi dan operasi, pengukuran, dan
pengkajian manajemen yang dilakukan secara berkesinambungan demi mencapai tujuan dan sasaran K3L. Pelaksanaan rencana K3LK ini juga disesuaikan dengan
undang-undang yang berlaku di tingkat nasional maupun daerah dimana proyek dilaksanakan.
Flow Chart Prosedur K3
2.3.2. Perencanaan K3L

 Identifikasi aspek K3, pengujian dan pengendalian risiko


identifikasi aspek K3 pengujian dan pengendalian risiko bertujuan untuk melakukan identifikasi terkait bahaya ditempat kerja, melakukan penilaian terhadap
risiko, serta melakukan pengendalian bahaya ditempat kerja.
 Identifikasi aspek dan dampak lingkungan
identifikasi aspek dan dampak lingkungan yang dilakukan PT GUNA ROGATE INDAH didasarkan pada project work item di dalam bill of quantity (BQ), fasilitas umum
(MCK), aktivitas perkantoran, aktivitas perbengkelan (fabrikasi), dan lain-lain.
2.3.3. Rencana K3 Lapangan

 Dalam pelaksanaan pekerjaan di identifikasi terlebih dahulu faktor-faktor yang dapat terjadi kecelakaan kerja dalam semua jenis pekerjaan baik yang ringan ataupun

berat. Kemudian akan dievaluasi dan dilakukan pecegahan sehingga meminimalisasi kan terjadinya kecelakaan atau tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident).

 Dalam lokasi proyek, agar dapat membuat suasana proyek menjadi bersih dan terciptanya kesehatan kerja baik dalam lingkungan proyek ataupun para pekerjanya

maka dilakukan pembersihan sampah dan benda tidak terpakai lainnya dilakukan secara rutin dan diangkut keluar lokasi proyek dengan menggunakan truck, untuk

menjamin lahan kerja yang baik dan terciptanya kerja yang sehat dan lancar. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lokasi kerja dilakukan penyediaan tempat-

tempat pembuangan sampah dipisah berdasarkan jenis sampah tersebut (organic, non organic, BBB), toilet sementara, kotak P3K dan ruang P3K.

 Untuk menjamin keamanan lokasi base camp proyek dilakukan dengan cara menjaga atau memperbaiki pagar pengaman proyek yang telah ada, membuat gardu /

pos jaga berikut personel dan penjagaan pada setiap pintu masuk, penertiban dengan menggunakan kartu identitas, pengaturan sistem mobilisasi dan demobilisasi

alat dan barang serta ditunjang dengan cara koordinasi dengan pemerintah dan aparat keamanan atau kepolisian setempat. Selain itu juga di pasangkan rambu-rambu

agar baik para pekerja, staff ataupun tamu dapat mengikuti petunjuk tersebut.
2.3.4. Sasaran dan Program K3

a. Untuk mengukuhkan komitmen manajemen PT. GUNA ROGATE INDAH mencanangkan adanya mutu pekerjaan dan pelayanan serta keselamatan dan

kesehatan kerja yang dilaksanakan dan terpelihara disemua tingkatan proses sehingga dapat memberikan jaminan yang pasti terhadap setiap bentuk jasa

konstruksi yang diberikan.

b. Dan untuk itu manajemen telah menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang menjadi pilihan bagi terciptanya suatu jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja dan kepuasan bagi perusahaan, karyawan serta customer melalui serangkaian kegiatan proses yang terstruktur dan

meningkat secara terus menerus di semua lini di PT. GUNA ROGATE INDAH yang menjadi standar pelaksanaan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

serta nantinya diharapkan penerapannya dapat dilaksanakan dengan baik secara efektif.

c. Sistem manajemen ohsas yang digambarkan dalam manual ohsas (m-ohsas) nantinya dijabarkan dalam kebijakan & sasaran ohsas, prosedur ohsas disetiap

tingkatan fungsi serta dokumen penunjang lainnya yang mencakup kegiatan penanganan dan pemeliharaan jasa konstruksi di PT. GUNA ROGATE INDAH,

dalam hal pemenuhan dan kesesuaian dengan persyaratan standar internasional sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2.3.5. Peralatan dan Perlengkapan K3

Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang kemungkinan bisa terjadi dalam
proses konstruksi.

Gbr. Personal Protective Equipment


2.3.4. Sasaran dan Program K3

Peralatan/ Perlengkapan Perlindungan Diri Atau Personal Protective Equipment (PPE) Yang Digunakan Oleh Pekerja Dalam Lingkungan Proyek Antara Lain:

  1. Topi Pelindung /Helm


 
Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindug kepala dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi
untuk mengunakannya dengar benar sesuai peraturan. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari
atas, baik berupa peralatan atau material konstruksi. Untuk mengantisipasi kedisiplinan para pekerja dalam menggunakannya
yang masih rendah, maka akan selalu diingatkan setiap hari dalam kegiatan briefing dan tool box meeting lapangan
 
  2. Sepatu Keselamatan Kerja
 
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol
yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari
bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.
 
  3. Rompi Keselamatan /Pakaian Kerja
  Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa
  melukai badan. Salah satu jenis rompi sebagai APD yang baik adalah yang berbahan poliester dan mampu memantulkan cahaya
dengan tambahan reflector.
Selain itu, megingat karakter lokasi konstruksi yang pada umumnya berada pada area genangan air, maka proyek juga
menyediakan pakaian pengaman berupa life jacket /pelampung agar dapat mengantisipasi terjadinya hanyut pada saat pekerjaan di
bawah air.

  4.  
Pelindung Mata /Kacamata Kerja
  Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin.
Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu
diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.
  5. Pelindung Jatuh /Safety Harness
  Safety harness pada dasarnya adalah bagian dari sabuk keselamatan yang wajib digunakan oleh orang yang harus berhadapan
dengan ketinggian.
Supaya fungsinya dapat dirasakan secara maksimal, umumnya penggunaan harness juga dilengkapi dengan berbagai peralatan
lain, seperti decender, rope clamp, dan karabiner.
 
  6. Sarung Tangan
  Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi
  tangan dari benda-benda keras dan tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan
adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti medorong gerobak cor secara terus-menerus
dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.

  7. Pelindung Pernapasan /Masker


  Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material
  konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan
memotong, mengampelas, mengerut kayu.

  8. Peralatan K3/ Kotak P3K


  Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan
  pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan
pertama, mengingat tindakan preventif jauh lebih baik dan murah daripada mengobati setelah kejadian.

  9. Rambu-rambu dan Petunjuk Safety


  Pekerjaan ini dilakukan di awal dan selama proses pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Rambu-rambu dan petunjuk dipasang
  pada lokasi dimana rambu dimaksud dan berguna sebagai Tanda / peringatan bagi para pekerja atau pihak lain.
2.4. PENGENDALIAN LINGKUNGAN PROYEK

2.4.1. UMUM

Kontraktor akan berkoordinasi dengan pihak Direksi untuk melakukan pendataan dan memberikan tanda pengenal khusus (ID card, seragam, dsb.) kepada setiap pihak/
orang yang terkait dalam pelaksanaan proyek serta akan dibuat peraturan-peraturan/ tata tertib yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
2.4.2. Protokol Kesehatan New Normal
BAB III
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Galian tanah di situ/ waduk

1. Secara simultan galian akan dilaksanakan dari area yang berada pada tengah lokasi pekerjaan lalu secara simultan menepi ke belakang ke
arah tanggul.
2. Hasil galian tanah Exca long arm diatas ponton langsung diletakkan ke disposal sementara pada pinggir waduk dan dirapikan dengan
bulldozer atau langsung ke dumptruck. Kemudian mengangkat hasil galian ke disposal area yang telah ditentukan.
3. Pada bagian waduk yang jauh dari pinggir waduk, hasil galian tanah Exca long arm diangkut dengan barge (perahu ponton) terlebih dahulu
kemudian ditarik dengan Lengan excavator lalu di hauling menuju dumptruck di pinggir waduk untuk mengangkat hasil galian ke disposal
area yang telah ditentukan.

5. Bulldozer D65 Menggusur tanah / perapian


Ponton 20ton
Excavator 2
Dump Truck
Bulldozer
Excavator 1 (long arm)+ Ponton 20ton

Gbr. Ilustrasi Pekerjaan Galian Situ Waduk


 
1. Excavator diatas Ponton Bersama-sama dengan Ponton angkut bergerak menggunakan lengan excavator dari tepi menuju titik penggalaian
2. Excavator diatas ponton menggali sedimen dan hasil galian di Muat diatas ponton angkut.
3. Hasil galian Sedimen diatas ponton di bawah ke tepi waduk

Ponton 20ton
Excavator 1 (long arm)+ Ponton 20ton

Gbr. Ilustrasi excavator menggali sedimen dan di muat ke ponton


 
1. Hasil galian Sedimen Excavator diangkut dengan barge (perahu ponton) terlebih dahulu kemudian diarahkan ketepi Waduk lalu di hauling menuju
dumptruck di pinggir waduk untuk mengangkat hasil galian ke disposal area yang telah ditentukan.

Dump Truck

Excavator 2

Gbr. Ilustrasi excavator hauling hasil galian sedimen ke dumptruck


 
3.2. DT Angkut Material Atau Hasil Galian Sejauh 5 KM dan 10 KM

Pekerjaan buangan tanah hasil galian yaitu memindakan tanah hasil galian yang dengan menggunakan dump
truck sejauh 5 km dan10 km dari areal lokasi pekerjaan ke tempat pembuangan (disposal area ) yang disetujui
oleh direksi lapangan dan diratakan dengan menggunakan alat Bulldozer atau excavator PC 200.

Gbr. Pekerjaan Hauling Hasil Striping


3.3. Timbunan Tanah Didatangkan Dari Luar

Pekerjaan timbunan tanah dari luar adalah pekerjaan timbunan yang menggunakan tanah yang didatangkan dari Borrow Area yang
disetujui direksi pekerjaan, kemudian diratakan setebal 0,20 m menggunakan Bulldozer, hamparan tanah timbunan disiram air dengan
Water Tank sesuai kebutuhan dan dipadatkan menggunakan vibro roller 5-8 ton hingga memenuhi standar proctor yang disyaratkan dan
dibentuk sesuai ukuran dimensi dan elevasi seperti terlihat pada gambar rencana.
3.4. Pekerjaan Bangunan Pelimpah/Spillway

1. Galian Struktur Pondasi Bangunan Pelimpah dilaksanakan dengan excavator atau tenaga manual sesuai gambar kerja
2. Pemancangan cerucuk kayu Dolken 10 -15 cm dengan menggunakan excavator sedalam 3 meter
3. Pekerjaan Pasangan batu kali konstruksi bangunan pelimpah sesuai gambar kerja
4. Finishing plesteran dan siaran pada pasangan batu kali
5. Pemasanagan pintu sorong sesuai gambar kerja
6. Pekerjaan pembesian dan pengecoran plat pelayanan
3.5. Pekerjaan Saluran Inlet

1. Galian pondasi saluran inlet (box culvert) dilaksanakan dengan excavator dan finishing tenaga manusia
sesuai elevasi gambar kerja .
2. Cor Lantai Kerja beton B0 Sesuai elevasi gambar kerja
3. Pemasangan box culvert dengan excavator dibantu tenaga manusia
4. Timbunan tanah Kembali dilaksanakan disamping box culvert
5. Untuk lokasi jalan kampung di cor dengan beton K- 300 Sesuai Elevasi gambar kerja
6. Hand Rail dipasang pada kanan kiri box culvert
3.6. Pekerjaan Pasangan Batu Kali (1:4)

Pekerjaan Pasangan Batu dilaksanakan untuk konstruksi talud tebing kanal atau bangunan yang terdiri dari pondasi / koperan, talud saluran dan lantai
yang pengerjaannya diawali dari pemasangan pada bagian koperan, dilanjutkan bagian tembok / talud saluran kanal dan lantai.

Pemasangan dilakukan dengan cara batu disusun sedemikian rupa dengan terlebih dahulu diberi alas mortar setebal 3 cm. rongga antara batu yang satu
dengan lainnya diisi dengan mortar sebagai pengikat dengan adukan mortal 1 pc : 4 ps.

1. Urutan Pelaksanaan
Setelah galian struktur selesai dilanjutkan pekerjaan lantai kerja sesuai spesifikasi.

Hauling/ pengangkutan material batu dari quarry dengan menggunakan dump truck. Material yang telah diturunkan dari dump truck kemudian dipindahkan
menggunakan excavator atau bantuan pekerja ke area pekerjaan.

Pembuatan bowplank sesuai profil bangunan

Setelah setting out dilanjutkan pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3 - 5 cm, kemudian menyusun batu
diatas hamparan dengan jarak 2- 3 cm (tidak bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan. Isi rongga diantara
batu-batu dengan adukan sampai penuh/ mampat.
Penghentian pelaksanaan dibuat bertangga agar sambungan pasangan lama dan pasangan berikutnya bisa terjadi satu ikatan yang kuat.

Pekerjaan penyusunan batu parallel dengan pemasangan ankur, Wheephole, stek, dsb.
PENGADAAN MATERIAL BATU
3.7. Pelesteran Dan Siaran

Secara umum pelaksanaan plesteran dilaksanakan pada tahap akhir konstruksi setelah pasangan batu dan pekerjaan beton selesai.
Tetapi untuk efisiensi waktu dapat dilaksanakan secara simultan dengan pekerjaan pasangan batu.

Untuik pelaksanaan pekerja plesteran 1 PC : 3 Ps dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Semua bagian yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air.

b. Pencampuran semen dan pasir pasang dilakukan sesuai dengan takaran yang disyaratkan dalam spesifikasi.

c. Plesteran dilakukan secara manual dengan ketebalan sesuai yang disyaratkan.

d. Selama masa pelaksanaan harus selalu dilakukan kontrol dengan alat bantu jidar/mistar aluminium dengan panjang minimal 3
meter.
3.8. Kisdam dan Dewatering

• Untuk Pekerjaan dinding penahan tanah digunakan kisdam dari sandbag dan dilakukan pemompaan dengan
submersible pump.

submersible pump

Sandbag

Gbr. Ilustrasi Pekerjaan Kisdam dan Dewatering


 
3.9. Pemancangan Mini Pile

Ilustrasi Pemancangan Mini Pile 20 x 20 L 4 meter


Asumsi :

• - Material minipile yang telah siap ada dekat lokasi pemancangan.

• - Pemancangan dengan mengunakan crane dan alat pancang

• - Pemancangan dihentikan setelah kalendering sesuai rencana.

• - Peralatan : Pile Driver, Crane, Genset dan alat bantu.

 Minipile diusahakan menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah
ditentukan, tanpa kerusakan dengan acauan data kalendering. Bilamana elevasi akhir kepala minipile berada di bawah
permukaan tanah asli, maka galian akan dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus akan
diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian di luar batas-batas yang ditunjukkan dalam Gambar.
 Kepala minipile akan dilindungi dengan bantalan topi atau mantel. Palu, topi baja, bantalan topi, katrol dan minipile harus
mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak dengan tepat satu di atas lainnya. Minipile akan dipancang secara sentris
dan diarahkan dan dijaga dalam posisi yang tepat. Semua pekerjaan pemancangan harus dihadiri oleh Direksi Pekerjaan
atau wakilnya, dan palu pancang tidak akan diganti dan dipindahkan dari kepala minipile tanpa persetujuan dari Direksi
Pekerjaan atau wakilnya.

 Minipile akan dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, atau ditentukan dengan pengujian pembebanan sampai mencapai ke dalaman penetrasi akibat beban pengujian
tidak kurang dari dua kali beban yang dirancang, yang diberikan menerus untuk sekurang-kurangnya 60 mm.

 Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala minipile tidak boleh lebih tinggi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan setelah pemancangan minipile uji. Posisi tersebut dapat lebih tinggi
jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
 Bilamana ketentuan rancangan tidak dapat dipenuhi, maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menambah jumlah
minipile dalam kelompok tersebut sehingga beban yang dapat didukung setiap minipile tidak melampaui kapasitas daya
dukung yang aman, atau Direksi Pekerjaan dapat mengubah rancangan bangunan bilamana dianggap perlu.

 Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis uap atau diesel atau gravitasi, dengan berat palu pada jenis gravitasi tidak
kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya, tetapi sama sekali tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat
tiang beserta topi pancangnya, dan minimum 2 ton untuk minipile beton.

 Tinggi jatuh palu tidak melampaui 1,5 meter atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Alat pancang
dengan jenis uap atau diesel yang disetujui, harus mampu memasukkan minipile tidak kurang dari 3 mm untuk setiap
pukulan pada 15 cm dari akhir pemancangan dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari
rumus pemancangan yang disetujui, yang digunakan oleh Kontraktor.

 Alat pancang uap, angin atau diesel yang dipakai memancang minipile beton harus mempunyai enerji per pukulan, untuk
setiap gerakan penuh dari pistonnya tidak kurang dari 635 kgm untuk setiap meter kubik beton minipile tersebut.
 Penumbukan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan akan dibatasi sampai 1,5 meter. Penumbukan dengan tinggi
jatuh yang lebih kecil digunakan bilamana terdapat kerusakan pada minipile. Kasus-kasus berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :

• Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang dalam terjadi pada setiap penumbukan.

• Bilamana serangkaian penumbukan minipile untuk 10 kali pukulan terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan,
penumbukan ulangan harus dilaksanakan dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah minipile hampir berhenti
penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus dilakukan

• Prosedur pemancangan minipile Yang Cacat tidak akan mengijinkan minipile mengalami tegangan yang berlebihan sehingga dapat
mengakibatkan pengelupasan dan pecahnya beton, pembelahan, pecahnya, atau deformasi baja. Manipulasi minipile dengan
memaksa minipile kembali ke posisi yang sebagaimana mestinya, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, adalah keterlaluan, dan tak
akan diijinkan. Minipile yang cacat akan diperbaiki atas biaya Kontraktor.

• Bilamana pemancangan ulang untuk mengembalikan ke posisi semula tidak memungkinkan, minipile akan dipancang sedekat
mungkin dengan posisi semula, atau minipile tambahan akan dipancang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
3.10. Pekerjaan tanggul dindin penahan tanah Beton K-225 (Ready Mix)

Pekerjaan beton K-225 Ready Mix dilaksanakan untuk konstruksi dinding penahan tanah
Persiapan lahan cor sebelum pelaksanaan pengecoran sebagai berikut :
 Area yang akan di cor harus sudah mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
 Memeriksa kesiapan pekerjaan pembesian antara lain jumlah, dimensi dan posisinya.
 Memeriksa kebersihan lahan cor, tidak boleh ada serbuk kayu, (terutama pada pertemuan balok dan kolom), potongan-potongan kaso, multiplex, kawat besi beton,
puntung rokok dan lain-lain.
 Memeriksa kesiapan pekerjaan bekisting antara lain dimensi, as dan apabila dikehendaki menambah perkuatan pada titik-titik tertentu, dan apabila pada lahan
pengecoran masih terdapat lubang-lubang, tutup lubang-lubang tersebut dengan busa atau lakban untuk menghindari keropos karena keluarnya air semen.
 Stop cor harus dicek kesiapan dan elevasinya (untuk pengecoran kolom dan dinding beton). 
 Pemasangan barikade pada area yang akan dicor agar tidak terganggu oleh kegiatan pekerjaan lain.
  Untuk keselamatan kerja, pada pengecoran di ketinggian dengan area yang terbuka, pada bagian sisi luar dipasang pagar yang dapat terbuat dari besi ataupun kayu.
 Perlu disiapkan area pembuangan kelebihan beton, sebaiknya kelebihan tersebut dapat dimanfaatkan.
Pengecoran yang dilaksanakan haruslah memperhatikan  :
 Panjang selang tremi yang dipakai diatur sesuai tinggi kolom, jatuhnya beton dari ujung selang tremi tidak boleh lebih dari 1,5 m, untuk menghindari segregasi.
 Penggunaan vibrator sangat menentukan kualitas beton, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat juga ditambah dengan pemukulan bekisting dengan palu
karet.
 Selama proses pengecoran kelurusan dan lot bekisting harus diperhatikan/. diperiksa
Dinding Penahan tanah beton K-225 (Ready Mix)

Concret pump
Truk mixer

Gbr. Ilustrasi Pekerjaan Ready mix


 
3.11. Pekerjaan Bekesting

• Secara umum bekisting dengan metode perancah


• Pada pelaksanaan pekerjaan beton akan menggunakan beberapa tipe bekisting dari bahan kayu dan multiplek
tergantung dengan jenis konstruksinya.
• Pada pemasangannya bekisting ini akan dilengkapi separator, form tie/ tie rod dan balok support lainnya.
• Ukuran panel bekisting dibuat dengan standart 1.2 m x 2.4 m dan untuk lokasi yang membutuhkan ukuran
tertentu akan disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
• Sebelum dilakukan pemasangan dilapangan permukaan bekisting bagian yang terkena concrete akan diolesi oil
form atau sejenisnya

Multiplex 12mm
Balok Kaso 5/7
3.12. Pekerjaan Pintu sorong (1.0 x 1.5)

1 4 5

Frame samping (side frame) dimasukkan Setel frame dasar dan frame samping sesuai
Pastikan dudukan pintu telah sesuai kedalam block out nya menggunakan alat gambar kerja dan pastikan pengelasan
dengan gambar rencana bantu angkat (katrol) sesuai prosedur
2 3 6

Frame dasar (seal beam) dimasukkan


kedalam block out nya menggunakan Pasang dan setel daun pintu (gate
Erection pintu dibantu dengan alat bantu angkat
alat bantu angkat (katrol) leaf) sesuai gambar kerja
(katrol)
3.13. Pekerjaan Saluran Gendong

• Saluran gendong diawali dengan galian tanah pada sisi luar jogging track berupa U-Ditch
50 x 50
• Kemudian dilaksanakan Urugan Pasir pada dasar U- Ditch setebal 10 cm
• Pemasangan U-Ditch dilaksanakan dengan bantuan excavator dan tenaga manusia
• Sambungan antar U-Ditch menggunakan campuran mortar

• Pekerjaan U-Ditch dimulai dengan melakukan pengukuran dan membuat patok ukur tetap yang menjadi pedoman
bagi pengukuran-pengukuran lanjutan.

• Patok tetap ini, dibuat di luar garis bangunan yang akan dibangun agar tidak hilang selama pelaksanaan.

• Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan

• Urug pasir di ratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk
pemadatan, kemudian pasir urug dipadatkan

• Pasang bowplank bantu untuk membantu kelurusan pemasangan saluran precast dan level permukaan saluran rata.

• Pemindahan saluran precast (saluran U) ke dalam galian yang telah disiapkan sebelumnya, Pemindahan dilakukan
dengan alat bantu seperti excavator.

• Saluran U di atur kelurusan dan level permukaan salurannya dibantu dengan menggunakan benangan bowplank.

• Celah antara galian dan saluran precast di urug kembali dengan tanah bekas galian, dan sisa galian yang tidak
digunakan sebagai bahan urugan dibuang atau diratakan di sekitar saluran.
3.14. Pemasangan Kanstin dan Paving Block

Penghamparan dan Pemadatan Lapisan Pasir


• Pekerjaan lapisan pasir harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita butuhkan.
Profil lapisan permukaan dari Pasir juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang
kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk mengalirkan aliran air kesaluran.
• Perkerasan landasan bawah harus benar- benar baik dan padat dapat menggunakan pasir dengan
ketebalan sesuai gambar kerja.
Kanstin/Penguat Tepi (Kerb).
• Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan.
• Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga
paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
Drainage/Saluran Air
• Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum
pemasangan paving dilakukan.
• Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan
setelah paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena
harus membongkar paving yang sudah terpasang.
Cara Pemasangan Paving
• Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base. Lapisan
pasir dengan tebal 5 cm berfungsi untuk meratakan pada saat pemasangan.
• Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam
dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
• Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas lapisan
pasir alas (laying course).
• Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita
arahkan melintang kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang
tersebut.

Pasir
• Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir alas. Hindari
terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan
spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
3.15. Pekerjaan Rumah Jaga

• Lokasi pembangunan rumah jaga sesuai yang di tetapkan oleh direksi


• Material yang digunakan sesuai spesifikasi yang ditetapkan oleh direksi
• Rumah jaga dilengkapi dengan penyambungan listrik PLN
3.16. Pekerjaan Land scape

Pekerjaan Land scape terdiri atas :


1 Papan Informasi dan peringatan situ
2 Penataan Taman
3 Pompa Air Mancur
4 Kursi Taman (Precast beton 200x60x40 cm)
5 Tiang Lampu Taman
6 Lampu Taman LED 100 Watt
Item Pekerjaan dan volume
7 Instalasi Listrik Lampu Taman
sesuai dengan gambar kerja
8 Lampu Sorot Papan Nama
9 Pembuatan Huruf Nama Situ
10 Pembuatan Mainan Anak-Anak
11 Gapura Situ
12 Penyambungan Listrik/ Panel Taman 5.500 watt

 Pekerjaan diatas sesuai gambar kerja yang telah disetujui oleh direksi pekerjaan
 Untuk penataan taman dimulai dari pengadaan tanah humus, Penanaman rumput, Penanaman Semak-semak dan pohonsesuai gambar kerja termasuk perawatannya
PENUTUP

Dengan adanya kerjasama antara semua pihak dengan disertai pengawasan dan pengendalian
mutu yang baik, diharapkan agar hasil proyek dapat sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang
disyaratkan, sehingga semua pihak dapat menerima dengan baik hasil akhir dari pelaksanaan
proyek ini.

JAKARTA, 18 JANUARI 2022


PT. GUNA ROGATE INDAH
 
 
 
FARID FAYEDI
DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai