Dislokasi Ankle FIX
Dislokasi Ankle FIX
PppopPembimbing:
dr. Johanes A Sp. OT (K) Spine
DEPARTEMEN BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2023
Pendahuluan
Trauma sendi pergelangan kaki dan terutama dari sendi
talo-cruralnya, adalah trauma yang sering sekali terjadi.
Neglected dengan atau tanpa dislokasi yang tidak ditangani
atau ditangani dengan tidak semestinya sehingga
menghasilkan keadaan keterlambatan dalam penanganan,
atau kondisi yang lebih buruk.
Dislokasi dimana terjadinya pergeseran secara total dari
permukaan sendi dan tidak lagi bersentuhan.
Dari sebuah studi pada:
- Laki-laki 71,8%
- Penderita berusia 15-29tahun 46,8%
- Berolahraga 48,3%
- usia berusia >60tahun.
BAB II
Laporan Kasus
Identitas Pasien
● Nama Inisial : Tn. B.W
● Umur : 47 tahun
● Tanggal Lahir : 16-11-1976
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Alamat : Dok V
● Pendidikan : Strata satu (S1)
● Pekerjaan : PNS
● Suku Bangsa : Doreri (Papua)
● Agama : Kristen Protestan
● Status Perkawinan : Menikah
● Nomor DM : 562516
● Tanggal MRS : 12-03-2023
Anamnesis
Keluhan Utama
• Pasien merupakan pasien rujukkan RSUD Manokwari. Datang dengan luka robek di mata kaki sebelah kanan setelah jatuh dari tangga saat
mengganti bola lampu. Pasien jatuh dengan pijakan kaki terlipat ke dalam dan luka terkena anak tangga. Pada saat kejadian pasien mengaku
seperti mendengar suara seperti ada suara patah pada telapak kaki kanan. Kejadian ini berlangsung sekitar ± 1 minggu yang lalu. Saat ini pasien
merasakan nyeri pada luka. Pada saat berada di Rumah Sakit Manokwari, pasien mengaku hanya dilakukan penanganan pembersihan luka dan
pemberian antibiotik. lalu dirujuk dikarenakan tidak ada Spesialis orthopedi di RS tersebut. Mual dan muntah disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit dahulu
• Riwayat Hipertensi, Riwayat diabetes melitus, riwayat jantung, penyakit paru dan alergi:
disangkal (-)
Riwayat Kebiasaan :
Riwayat Operasi :
Tanda Vital :
4 Tekanan darah : 130/70 mmHg
Suhu : 36,7°C
Status GGGGGgGeneralis
● Mulut : Sianosis/kebiruan(-), bibir kering (+)
● Cor : Konfigurasi jantung dalam batas normal, BJ I-II normal,Reguler (+) mur-mur(-), gallop
(-)
● Abdomen : Datar (+), bising usus (+),hepar lien tak teraba besar(-), nyeri tekan (-)
1 Miksi (+)
2 Defekasi (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Hemaglobin L 11,6 g/d L 13,6-17,3
Hematologi Hematokrit L 34,2 % 41,3-52,1
Hemaglobin L 11,6 g/dL 13,6-17,3 Hitung Jumlah Leukosit H20,02 103 /uL 4,79-11,34
Hematokrit L 34,2 % 41,3-52,1 Hitung Jumlah Trombosit H 561 103 /uL 216-451
Hitung Jumlah Eritrosit 4,20 106 /uL 4,11-5,55
Hitung Jumlah Leukosit H20,02 103 /uL 4,79-11,34
PDW L 6,6 fL 9,6 - 15,2
Hitung Jumlah Trombosit H 561 103 /uL 216-451
MPV L 7,3 fL 9,6 - 15,2
Hitung Jumlah Eritrosit 4,20 106 /uL 4,11-5,55
Hitung Jenis Leukosit
PDW L 6,6 fL 9,6 - 15,2 Sel Basofil 0,4 % 0-1
MPV L 7,3 fL 9,6 - 15,2 Sel Eosinofil 3,4 % 0,7-5,4
Hitung Jenis Leukosit Sel Neutrofil H 76,3 % 42,5-71,0
Sel Basofil 0,4 % 0-1 Sel Limfosit L 15,4 % 20,4-44,6
Kesan:
Pergeseran artikula pada
calcaneus dan talus
bone
Diagnosa & Rencana Tindakan
Diagnosa
1st Neglected Open Fraktur Dislokasi
Ankle Dextra
Rencana Tindakan
2nd Open Reposisi, debridement dan ORIF
FOLLOWW UUUUUUUUUUUuUP PRE
OPERASI
Tanggal S O A P
13/03/2023 Nyeri pada ankle, luka KU: TSS Neglected IVFD Nacl 0,9%
basah, bone expose (+) Kes: CM 1500cc/24jam
TD : 120/70mmHg Open fraktur Metronidazole
N:69 x/m Dislokasi 3x500mg/8jam
R: 23 x/m Inj. Ceftriaxone
SB: 36,6◦C Ankle Dextra 2x1gr/12jam
SpO2: 98% Inj. Ranitidin
2x50mg/12jam
Ganti verban setiap
hari
Konsul Penyakit
dalam
Konsul Jantung
Konsul anestesi
Persiapan operasi
apabila keadaan
membaik
14/03/2023 Nyeri pada ankle, luka KU: TSS Neglected IVFD Nacl 0,9%
basah, bone expose (+) Kes: CM 1500cc/24jam
TD : 130/80mmHg Open Fraktur Metronidazole
N:65 x/m Dislokasi 3x500mg/8jam
R: 22 x/m Inj. Ceftriaxone
SB: 36,9◦C Ankle Dextra 2x1gr/12jam
SpO2: 98% Inj. Ranitidin
2x50mg/12jam
Konsul Jantung
Konsul anestesi
Persiapan operasi
apabila keadaan
membaik
15/03/2023 Nyeri pada ankle, luka KU: TSS Neglected IVFD Nacl 0,9%
basah, bone expose (+) Kes: CM 1500cc/24jam
TD : 120/80mmHg Open Fraktur Metronidazole
N:74 x/m Dislokasi 3x500mg/8jam
R: 24 x/m Inj. Ceftriaxone
SB: 36,8◦C Ankle Dextra 2x1gr/12jam
SpO2: 99% Inj. Ranitidin
2x50mg/12jam
Konsul anestesi
Persiapan operasi
apabila keadaan
membaik
16/03/2023 Nyeri pada ankle, luka KU: TSS Neglected IVFD Nacl 0,9%
basah, bone expose (+) Kes: CM 1500cc/24jam
TD : 120/80mmHg Open Fraktur Metronidazole
N:68 x/m Dislokasi 3x500mg/8jam
R: 22 x/m Inj. Ceftriaxone
SB: 37,4◦C Ankle Dextra 2x1gr/12jam
SpO2: 98% Inj. Ranitidin
2x50mg/12jam
Operasi hari ini
LAPORAN OPERASI (16/03/2023)
• Pasien dalam posisi supinasi di atas meja operasi dalam spinal anestesi
• Desinfeksi dan prosedur drapping secara steril
• Dilakukan insisi => terdapat dislokasi regio ankle
• Dilakukan debridement, buang jaringan
• Dilakukan reposisi (ORIF)
• Jahit luka operasi
• Tampak defek pada bagian dorsolateral pedis dextra
• Pasang book Slap
• Operasi selesai
TERAPI POST OPERASI
Terapi yang diberikan, yakni :
Ad Vitam : ad bonam
Perdarahan.
Arteri-arteri berasal dari rami malleolares
arteriae fibularis dan arteria tibialis posterior
dan anterior.
Persarafan.
Saraf-saraf berasal dari nervus tibilais dan nervus fibularis profundus, cabang
nervus fibularis communis
Pergerakan
• Fleksio (jari-jari kaki menuju ke atas) dan plantar fleksio (jari-jari menuju ke
bawah).
• Dorsofleksio dikerjakan oleh m. tibialis anterior, m. extentor hallucis longus,
m. extensor digitorum longus, dan m. peroneus tertius.
• Peristiwa inidibatasi oleh tegangnya tendon calcaneus, serat-serat posterior
lig. Mediale, dan lig. Calcaneofibulare. Plantarfleksio dikerjakan oleh m.
gastrocnemius, m. soleus, m. plantaris, m. peroneus longus, m. peroneus
brevis, m. tibialis posterior, m. pleksor digitorum longus, dan m. fleksor
hallucis longus.
• Peristiwa ini dibatasi oleh tegangganya otot berlawanan, serat-serat anterior
lig. mediale, dan lig. talofibulare anterius
● selama dorsofleksi sendi pergelangan kaki, bagian anterior yang lebih lebar
dari trochlear tali dipaksakan di antara malleolus medialis dan lateralis, yang
menyebabkannya agak terpisah dan mengencangkan ligamen art. tibiofibularis
inferior.
● edangkan bila sendi pergelangan kaki dalam keadaan plantar fleksio
sempurna, ligamen dari art. tibiofibularis inferior kurang diregangkan, dan
memungkinkan sedikit rotasi, abduksio, dan aduksio.
Klasifikasi
1.Dislokasi kongenital
• Hal ini terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan seseorang, paling sering terlihat
pada daerah panggul (hip)
• Hal ini dapat terjadi akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang
3.Dislokasi traumatik
Dislokasi Kronis
• Dislokasi kronis dapat dibedakan menjadi dislokasi rekuren,
berkepanjangan atau Prolonged dan kebiasaan atau Habitual.
Pada dislokasi rekuren penderita sering mengalami dislokasi
namun tidak dapat mereposisi sendiri. Pada dislokasi
berkepanjangan dapat timbul bila dislokasi akut didiamkan saja
Patofisiologi
Mekanisme dari dislokasi ini terjadi sebagai kombinasi dari posisi plantar flexi
pada bagian pergelangan kaki namun kaki juga mengalami baik inversi maupun
eversi agar dapat menahan beban.
Penegakan Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan fisik :
(look, feel, move)
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium
dan foto radiologi
GGGGGGGgejala klinis
• Adanya mati rasa atau tebal dan kesemutan pada daerah persendian
• Adanya rasa nyeri terutama bila sendi tersebut digunakan atau diberikan beban
• Sendi tidak pada posisi sebenarnya, adanya perubahan warna maupun bentuk (adanya
deformitas yaitu hilangnya tonjolan tulang yang normal)
• Dislokasi posterior merupakan kondisi yg paling umum pada dislokasi ankle. Talus
yang bergerak kearah posterior menghasilkan distrupsi sindemosis tibiofibular (jenis
sendi dengan tulang-tulang yang disatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang membentuk
membran atau ligamen antarulang) pada dislokasi posterior.
•Kondisi dislokasi anterior terjadi akibat tekanan
posterior menyebabkan tibia menjadi dorsofleksi.
•Dislokasi lateral terjadi akibat tekanan inversi atau
rotasi internal-eksternal dari ankle. Kondisi ini sering
disertai adanya fraktur maleolus lateralis atau fraktur
tibia.Dan dislokasi superior disertai dengan fraktur
kalkaneus sehingga perlu dievaluasi adanya injuri spina
Pemeriksaan Penunjang
RADIOLOGI
● X-Ray
● CT
● MRI
● Arteriogram
Penatalaksaan
● Relokasi :
Reposisi tidak dapat dilakukan jika penderita mengalami rasa nyeri yang hebat,
disamping tindakan tersebut tidak nyaman terhadap penderita bahkan dapat
menyebabkan syok neurogenik, ataupun menimbulkan fraktur.
• Imobilisasi : sendi diimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar tetap dalam posisi stabil, beberapa hari beberapa minggu setelah
reduksi gerakan aktif lembut tiga sampai empat kali sehari dapat
mengembalikan kisaran sendi, sendi tetap disangga saat latihan.
Dirujuk : Dislokasi yang kadang disertai oleh cederanya ligamen bahkan fraktur pada
tulang yang dapat semakin memperparah hal tersebut, maka untuk mencegah hal
tersebut setelah dilakukan pemeriksaan dan penanangan awal maka perlu dilakukan
rujukan segera kepada spesialis ortopedi sehingga dapat diperiksa dan ditangani lebih
lanjut
Indikasi untuk dilakukan operasi atau
pembedahan diantaranya :
Sehingga dapat diambil kesimpulan yakni, diagnosa pasien ini sudah tepat
berdasarkan teori baik anamnesa, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan
penunjang yakni didiagnosa dengan “ neglected open dislokasi ankle dextra”
Tatalaksana...
KASUS TEORI
Pada pasien ini diberikan tatalaksana •Penatalaksanaan kasus dislokasi
medikamentosa berupa pemberian obat anterior ankle dapat dilakukan
antibiotik yakni ceftriaxon dan juga secara konservatif dan operatif
metronidazole, selain itu pasien juga •Pilihan terapi konservatif berupa
dilakukan operasi yakni reposisi tertutup dengan manuver
reposisi,debridement dan juga ORIF Kocher dilanjutkan immobilisasi
(Open Reduction and Internal Fixation) dengan verban Velpeau atau
collar cuff selama lebih kurang 3
minggu.
•Pada dislokasi yang tidak dapat
direposisi secara tertutup maka
akan dilakukan tindakan operatif
Kesimpulan
1. Diagnosa pada pasien ini sudah tepat yaitu
neglected open dislokasi ankle dextra sesuai
dari anamnesa mekanisme terjadinya dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang yang dilakukan.
2. Tatalaksana pada pasien ini sudah tepat
yaitu reposisi, debridement, dan Orif (Open
reduction and internal fixation) dan juga
sesuai dengan pemeriksaan fisik pada pasien.
TERIMAK
ASIH