Anda di halaman 1dari 60

Laporan Kasus

Neglected open dislokasi ankle dextra


Oleh :
Nelson Y Arenu

PppopPembimbing:
dr. Johanes A Sp. OT (K) Spine

DEPARTEMEN BEDAH
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2023
Pendahuluan
Trauma sendi pergelangan kaki dan terutama dari sendi
talo-cruralnya, adalah trauma yang sering sekali terjadi.
Neglected dengan atau tanpa dislokasi yang tidak ditangani
atau ditangani dengan tidak semestinya sehingga
menghasilkan keadaan keterlambatan dalam penanganan,
atau kondisi yang lebih buruk.
Dislokasi dimana terjadinya pergeseran secara total dari
permukaan sendi dan tidak lagi bersentuhan.
Dari sebuah studi pada:
- Laki-laki 71,8%
- Penderita berusia 15-29tahun 46,8%
- Berolahraga 48,3%
- usia berusia >60tahun.
BAB II
Laporan Kasus
Identitas Pasien
● Nama Inisial : Tn. B.W
● Umur : 47 tahun
● Tanggal Lahir : 16-11-1976
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Alamat : Dok V
● Pendidikan : Strata satu (S1)
● Pekerjaan : PNS
● Suku Bangsa : Doreri (Papua)
● Agama : Kristen Protestan
● Status Perkawinan : Menikah
● Nomor DM : 562516
● Tanggal MRS : 12-03-2023
Anamnesis

Keluhan Utama

• luka robek dikaki sebelah kanan

1.Riwayat penyakit sekarang :

• Pasien merupakan pasien rujukkan RSUD Manokwari. Datang dengan luka robek di mata kaki sebelah kanan setelah jatuh dari tangga saat
mengganti bola lampu. Pasien jatuh dengan pijakan kaki terlipat ke dalam dan luka terkena anak tangga. Pada saat kejadian pasien mengaku
seperti mendengar suara seperti ada suara patah pada telapak kaki kanan. Kejadian ini berlangsung sekitar ± 1 minggu yang lalu. Saat ini pasien
merasakan nyeri pada luka. Pada saat berada di Rumah Sakit Manokwari, pasien mengaku hanya dilakukan penanganan pembersihan luka dan
pemberian antibiotik. lalu dirujuk dikarenakan tidak ada Spesialis orthopedi di RS tersebut. Mual dan muntah disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit dahulu
• Riwayat Hipertensi, Riwayat diabetes melitus, riwayat jantung, penyakit paru dan alergi:
disangkal (-)

Riwayat penyakit keluarga


• Riwayat Hipertensi, Riwayat diabetes melitus, riwayat jantung, penyakit paru, alergi dan
kanker : disangkal (-)

Riwayat Kebiasaan :

• Memiliki kebiasaan mengkonsumsi alcohol ± 2 tahun dan seorang perokok aktif.

Riwayat Sosial Ekonomi


• Pasien merupakan seorang PNS, tinggal bersama istri dan anak, dan merupakan
pengguna fasilitas BPJS

Riwayat Operasi :

• Riwayat menjalani operasi disangkal


Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan U umum :
Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos
2 mentis
GGGGGGGGGgcs: E4
3 V5 M6

Tanda Vital :
4 Tekanan darah : 130/70 mmHg 

Nadi  : 93x/ menit, reguler, isi dan tegangan cukup


Frekuensi nafas : 22x/ menit

Suhu  : 36,7°C 
Status GGGGGgGeneralis

● Kulit  : Turgor kulit baik (+)

● Kepala : Normochepal, pitting edema (-)

● Mata : Pupil bulat isokor(+/+), reflek cahaya(+/+),konjunctiva anemis(+/+), sklera ikterik (-).

● Hidung  : Nafas cuping  (-/-), septum deviasi (-), jejas(-), Perdarahan (-)

● Telinga  : Jejas (-/-), gangguan pendengaran (-), perdarahan (-)

● Mulut  : Sianosis/kebiruan(-), bibir kering (+)

● Tenggorokan  : T 1 , Faring hiperemis (-), ulkus (-),

● Leher  : deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)


● Thorax :

● Pulmo: ikut gerak nafas(+),suara nafas vesikuler(+),suara tambahan : ronki -/-,wheezing-/-

● Cor  : Konfigurasi jantung dalam batas normal, BJ I-II normal,Reguler (+) mur-mur(-), gallop
(-)

● Abdomen   : Datar (+), bising usus (+),hepar lien tak teraba besar(-), nyeri tekan (-)

●Extremitas : superior  inferior

●Sianosis  - / -  - / -

●Akral dingin  - / -  - / -

●Edema  - / -  + /-

●Ulkus -/- +/+

●Cap.refill < 2’’ / < 2’’  < 2’’ / < 2’’


Status Lokalis
● Status Lokalis ankle joint dextra
● Look : Deformitas (+) pada pergelangan kaki, dan
pergelangan kaki kanan tidak sama dengan kaki kiri,
bengkak (+), jejas (+), tampak ulkus (+), darah (-)

● Feel : Kebas (+), tenderness (+), krepitasi (+)

● Move : ROM terbatas


Status Vegetatif

1 Miksi (+)

2 Defekasi (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Hemaglobin L 11,6 g/d L 13,6-17,3
Hematologi Hematokrit L 34,2 % 41,3-52,1

Hemaglobin L 11,6 g/dL 13,6-17,3 Hitung Jumlah Leukosit H20,02 103 /uL 4,79-11,34

Hematokrit L 34,2 % 41,3-52,1 Hitung Jumlah Trombosit H 561 103 /uL 216-451
Hitung Jumlah Eritrosit 4,20 106 /uL 4,11-5,55
Hitung Jumlah Leukosit H20,02 103 /uL 4,79-11,34
PDW L 6,6 fL 9,6 - 15,2
Hitung Jumlah Trombosit H 561 103 /uL 216-451
MPV L 7,3 fL 9,6 - 15,2
Hitung Jumlah Eritrosit 4,20 106 /uL 4,11-5,55
Hitung Jenis Leukosit
PDW L 6,6 fL 9,6 - 15,2 Sel Basofil 0,4 % 0-1
MPV L 7,3 fL 9,6 - 15,2 Sel Eosinofil 3,4 % 0,7-5,4
Hitung Jenis Leukosit Sel Neutrofil H 76,3 % 42,5-71,0
Sel Basofil 0,4 % 0-1 Sel Limfosit L 15,4 % 20,4-44,6

Sel Eosinofil 3,4 % 0,7-5,4 Sel Monosit 4,5 % 3,6-9,9

Sel Neutrofil H 76,3 % 42,5-71,0 NLR H 4,95 <3,13


IG % 5,2 %
Sel Limfosit L 15,4 % 20,4-44,6
Sel Monosit 4,5 % 3,6-9,9
Koagulasi
NLR H 4,95 <3,13
PT 11,4 detik 10,2-12.1
IG % 5,2 % APTT 28,5 detik 24,8-34,4
Kimia darah
Koagulasi Glukosa Darah Sewaktu 136 mg/dL <= 140
PT 11,4 detik 10,2-12.1 SGOT 16,4 U/L <= 40

APTT 28,5 detik 24,8-34,4 SGPT 19,4 U/L <= 41


BUN L 6,1 mg/dL 7-18
Kimia darah
Creatinin H 1,02 mg/dl <= 0,95
Glukosa Darah Sewaktu 136 mg/dL <= 140
Na,K,Cl
SGOT 16,4 U/L <= 40
Natrium darah 135,10 mEq/L 135-148
SGPT 19,4 U/L <= 41
Kalium darah 3,54 mEq/L 3,50-5,30
BUN L 6,1 mg/dL 7-18 CL darah H 106,50 mEq/L 96-106
Creatinin H 1,02 mg/dl <= 0,95 Calcium Ion L 1,02 mEq/L 1,15-1,35
Na,K,Cl
Natrium darah 135,10 mEq/L 135-148
Kalium darah 3,54 mEq/L 3,50-5,30
CL darah H 106,50 mEq/L 96-106
Calcium Ion L 1,02 mEq/L 1,15-1,35
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Hematologi
Koagula
Hemoglobin 11.6 g/dL 13.6-17.3 PT 11,4 Detik 10,2-12,1
APTT 28.5 Detik 24,8-34,4
Hematokrit 36. 2 % 41,3- 52,1

Hitung jumlah leukosit 20.2 10ᵌ 4.79-11.34 Kimia Darah


Glukosa darah sewaktu 136 Mg/dL <=140
Hitung jumlah Trombosit 561 10ᵌ 216-451

16,4 U/L <=40


SGOT
hitung jumlah Eritrosit 4,20 10ᵌ 4.11-5.55
- PDW 6.6 fL 9.6-15.2 SGPT 19,4 U/L <=41
- MPV 7.6 fL
BUN 6,1 Mg/dL 7-18
Creatinin
Hitung jenis leukosit 1,2 mg/dL <=O,95

Sel basofil 0,4 % 0,1


Sel Eosinofil 3,4 % 0,7-5,4
Sel l Neutrofil 76,3 % 42,5 71,0
Sel limfosit 15,4 % 20,4-44,6
Monosit 4,5 % 3,6-9,9
Pemeriksaan Radiologi

Kesan:
Pergeseran artikula pada
calcaneus dan talus
bone
Diagnosa & Rencana Tindakan

Diagnosa
1st Neglected Open Fraktur Dislokasi
Ankle Dextra
Rencana Tindakan
2nd Open Reposisi, debridement dan ORIF
FOLLOWW UUUUUUUUUUUuUP PRE
OPERASI
Tanggal S O A P
13/03/2023 Nyeri pada ankle, luka KU: TSS Neglected  IVFD Nacl 0,9%
basah, bone expose (+) Kes: CM 1500cc/24jam
TD : 120/70mmHg Open fraktur  Metronidazole
N:69 x/m Dislokasi 3x500mg/8jam
R: 23 x/m  Inj. Ceftriaxone
SB: 36,6◦C Ankle Dextra 2x1gr/12jam
SpO2: 98%  Inj. Ranitidin
2x50mg/12jam
 Ganti verban setiap
hari
 Konsul Penyakit
dalam
 Konsul Jantung
 Konsul anestesi
 Persiapan operasi
apabila keadaan
membaik
14/03/2023 Nyeri pada ankle, luka KU: TSS Neglected  IVFD Nacl 0,9%
basah, bone expose (+) Kes: CM 1500cc/24jam
TD : 130/80mmHg Open Fraktur  Metronidazole
N:65 x/m Dislokasi 3x500mg/8jam
R: 22 x/m  Inj. Ceftriaxone
SB: 36,9◦C Ankle Dextra 2x1gr/12jam
SpO2: 98%  Inj. Ranitidin
2x50mg/12jam
 Konsul Jantung
 Konsul anestesi
 Persiapan operasi
apabila keadaan
membaik
15/03/2023 Nyeri pada ankle, luka KU: TSS Neglected  IVFD Nacl 0,9%
basah, bone expose (+) Kes: CM 1500cc/24jam
TD : 120/80mmHg Open Fraktur  Metronidazole
N:74 x/m Dislokasi 3x500mg/8jam
R: 24 x/m  Inj. Ceftriaxone
SB: 36,8◦C Ankle Dextra 2x1gr/12jam
SpO2: 99%  Inj. Ranitidin
2x50mg/12jam
 Konsul anestesi
 Persiapan operasi
apabila keadaan
membaik
16/03/2023 Nyeri pada ankle, luka KU: TSS Neglected  IVFD Nacl 0,9%
basah, bone expose (+) Kes: CM 1500cc/24jam
TD : 120/80mmHg Open Fraktur  Metronidazole
N:68 x/m Dislokasi 3x500mg/8jam
R: 22 x/m  Inj. Ceftriaxone
SB: 37,4◦C Ankle Dextra 2x1gr/12jam
SpO2: 98%  Inj. Ranitidin
2x50mg/12jam
 Operasi hari ini
LAPORAN OPERASI (16/03/2023)

• Pasien dalam posisi supinasi di atas meja operasi dalam spinal anestesi
• Desinfeksi dan prosedur drapping secara steril
• Dilakukan insisi => terdapat dislokasi regio ankle
• Dilakukan debridement, buang jaringan
• Dilakukan reposisi (ORIF)
• Jahit luka operasi
• Tampak defek pada bagian dorsolateral pedis dextra
• Pasang book Slap
• Operasi selesai
TERAPI POST OPERASI
Terapi yang diberikan, yakni :

IVFD RL 1500cc/24jam % 20 tpm


Inj. Hypobhac 2x200mg/12jam/ iv

Inj. Ketorolac 3x 30mg/8jam/ iv


Inj. Ceftriaxone 2x1gr/12jam/iv
Observasi tanda-tanda vital
Observasi kaki kanan

Elevasi kaki kanan


Boleh makan-minum
Pro RO ankle dextra AP+Lateral
Follow Up Post OP
Tgl S O A P
17/3/23 Nyeri pada kaki KU: TSS Neglected open  IVFD RL
kanan post operasi Kes: CM dislokasi ankle 1500cc/24jam % 20
(+) TD : 100/80mmHg dextra dan soft tpm
N: 60 x/m tissue defect  Inj. Hypobhac
R: 22 x/m 2x200mg/12jam/ iv
SB: 37,0◦C  Inj. Ketorolac 3x
SpO2: 98% 30mg/8jam/ iv
 Inj. Ceftriaxone
2x1gr/12jam/iv
18/3/23 Nyeri pada kaki KU: TSS Neglected open  IVFD RL
kanan post operasi Kes: CM dislokasi ankle 1500cc/24jam % 20
(+) TD : 110/70mmHg dextra dan soft tpm
N: 68 x/m tissue defect  Inj. Hypobhac
R: 23x/m 2x200mg/12jam/ iv
SB: 36,5◦C  Inj. Ketorolac 3x
SpO2: 98% 30mg/8jam/ iv
 Inj. Ceftriaxone
2x1gr/12jam/iv
19/3/23 Nyeri pada kaki KU: TSS Neglected open  IVFD RL
kanan post operasi Kes: CM dislokasi ankle 1500cc/24jam % 20 tpm
(-) TD : 110/80mmHg dextra dan soft  Inj. Hypobhac
N: 70 x/m tissue defect 2x200mg/12jam/ iv
R: 22 x/m  Inj. Ketorolac 3x
SB: 37,0◦C 30mg/8jam/ iv
SpO2: 98%  Inj. Ceftriaxone
2x1gr/12jam/iv
 Rencana pulang besok
bila membaik
20/3/23 Nyeri pada kaki KU: TSS Neglected open  Cefixime 2x200mg p.o
kanan post operasi Kes: CM dislokasi ankle  Ranitidine 2x150mg p.o
(-) TD : 120/80mmHg dextra dan soft  Meloxicam 3x15mg p.o
N: 60 x/m tissue defect  BPL
R: 24 x/m
SB: 37,4◦C
SpO2: 99%
Tgl S O A P
17/3/23 Nyeri pada kaki KU: TSS Neglected open  IVFD RL
kanan post operasi Kes: CM dislokasi ankle 1500cc/24jam % 20
(+) TD : 100/80mmHg dextra dan soft tpm
N: 60 x/m tissue defect  Inj. Hypobhac
R: 22 x/m 2x200mg/12jam/ iv
SB: 37,0◦C  Inj. Ketorolac 3x
SpO2: 98% 30mg/8jam/ iv
 Inj. Ceftriaxone
2x1gr/12jam/iv
18/3/23 Nyeri pada kaki KU: TSS Neglected open  IVFD RL
kanan post operasi Kes: CM dislokasi ankle 1500cc/24jam % 20
(+) TD : 110/70mmHg dextra dan soft tpm
N: 68 x/m tissue defect  Inj. Hypobhac
R: 23x/m 2x200mg/12jam/ iv
SB: 36,5◦C  Inj. Ketorolac 3x
SpO2: 98% 30mg/8jam/ iv
 Inj. Ceftriaxone
2x1gr/12jam/iv
19/3/23 Nyeri pada kaki KU: TSS Neglected open  IVFD RL
kanan post operasi Kes: CM dislokasi ankle 1500cc/24jam % 20 tpm
(-) TD : 110/80mmHg dextra dan soft  Inj. Hypobhac
N: 70 x/m tissue defect 2x200mg/12jam/ iv
R: 22 x/m  Inj. Ketorolac 3x
SB: 37,0◦C 30mg/8jam/ iv
SpO2: 98%  Inj. Ceftriaxone
2x1gr/12jam/iv
 Rencana pulang besok
bila membaik
20/3/23 Nyeri pada kaki KU: TSS Neglected open  Cefixime 2x200mg p.o
kanan post operasi Kes: CM dislokasi ankle  Ranitidine 2x150mg p.o
(-) TD : 120/80mmHg dextra dan soft  Meloxicam 3x15mg p.o
N: 60 x/m tissue defect  BPL
R: 24 x/m
SB: 37,4◦C
SpO2: 99%
Prognosis

Ad Vitam : ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanactionam : dubia ad bonam


BAB III
Tinjauan
PustakaJJJ
Definisi

Neglected dengan atau tanpa


disloksi adalah suatu dengan atau
Dislokasi ankle adalah suatu kondisi
tanpa dislokasi yang tidak ditangani
yang ditandai oleh kerusakan dan
atau ditangani dengan tidak
robeknya jaringat ikat sekitar sendi
semestinya sehingga menghasilkan
pergelangan kaki dengan
keadaan keterlambatan dalam
perpindahan tulang.
penanganan, atau kondisi yang
lebih buruk dan bahkan kecacatan
Etiologi
● Cedera olahraga
● Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga
● - Patologis : terjadinya ‘tear’ ligament dan kapsul articuler yang merupakan
komponen vital penghubung tulang
ANATOMI
Sendi pergelangan kaki terdiri atas sebuah kantung yang
dibentuk poleh ujung-ujung bawah tibia dan fibula, yang
cocok dengan bagian atas corpus tali. Talus dapat digerakkan
pada sumbu transversal dengan cara mirip engsel, karena itu
pergelangan kaki tergolong sendi sinovial jenis engsel.
Permukaan
Articular
Ujung-ujung distal tibia dan
fibula membentuk sebuah sosok
(lekuk dalam) yang mencakup
talus. Permukaan medial
malleolus lateralis bersendi
dengan permukaan lateral talus.
Tibia bersendi dengan talus di
dua tempat, yaitu permukaan
inferior tibia membentuk atap
sosok tadi, malleolus medialis
tibia bersendi dengan permukaan
medial talus.
Ligamentum
Di sebelah medial capsula fibrosa diperkuat oleh ligamentum mediale
(deltoideum) yang sangat kuat dengan puncaknya (proksimal) melekat pada
malleolus medialis. Di bawah (inferior), serat-serat dalamnya melekat pada
daerah non-artikular permukaan medial corpus tali; serat-serat superfisial
melekat pada sisi medial talus, sustentaculum tali (ligamentum tibiotalare
anterius dan ligamentum tibiotalare posterius), ligamentum calcaneonaviculare
plantare (ligamen tibiocalcaneum) dan tuberosistasossis navicularis
(ligamentum tibionaviculare). Ligamentum tibionaviculare, ligamentum
tibiotalare anterius dan ligamentum tibiotalare posterius, dan ligamen
tibiocalcaneum merupakan bagian- bagian yang membentuk ligamentum
mediale atau deltoideum
Ligamentum
Di sebelah lateral capsula fibrosa diperkuat oleh ligamentum lateral yang lebih
lemah dari ligamentum mediale yang terdiri tiga bagian:4,5
•Ligamentum talofibulare anterius yang lemah, carik yang pipih yang berjalan dari
melleolus lateralis ke permukaan lateral tallus.
•Ligamentum talofibulare posterius, berkas tebal dan cukup kuat, melintas
horisontal dalam arah medial, sedikit posterior terhadap fossa malleoli ke
tuberculum laterale tali.
•Ligamentum calcaneofibulare, seutas tali yang bulat, melintas dalam arah
posteroinferior dari ujung malleolus lateralis ke permukaan lateral calcaneus.
Membrana Sinovial.
Membran ini melapisi simpai dan berjalan sedikit ke atas di depan ligamentum
interosseum artikulasio tibiofibularis inferior.

Perdarahan.
Arteri-arteri berasal dari rami malleolares
arteriae fibularis dan arteria tibialis posterior
dan anterior.

Persarafan.
Saraf-saraf berasal dari nervus tibilais dan nervus fibularis profundus, cabang
nervus fibularis communis
Pergerakan
• Fleksio (jari-jari kaki menuju ke atas) dan plantar fleksio (jari-jari menuju ke
bawah).
• Dorsofleksio dikerjakan oleh m. tibialis anterior, m. extentor hallucis longus,
m. extensor digitorum longus, dan m. peroneus tertius.
• Peristiwa inidibatasi oleh tegangnya tendon calcaneus, serat-serat posterior
lig. Mediale, dan lig. Calcaneofibulare. Plantarfleksio dikerjakan oleh m.
gastrocnemius, m. soleus, m. plantaris, m. peroneus longus, m. peroneus
brevis, m. tibialis posterior, m. pleksor digitorum longus, dan m. fleksor
hallucis longus.
• Peristiwa ini dibatasi oleh tegangganya otot berlawanan, serat-serat anterior
lig. mediale, dan lig. talofibulare anterius
● selama dorsofleksi sendi pergelangan kaki, bagian anterior yang lebih lebar
dari trochlear tali dipaksakan di antara malleolus medialis dan lateralis, yang
menyebabkannya agak terpisah dan mengencangkan ligamen art. tibiofibularis
inferior.
● edangkan bila sendi pergelangan kaki dalam keadaan plantar fleksio
sempurna, ligamen dari art. tibiofibularis inferior kurang diregangkan, dan
memungkinkan sedikit rotasi, abduksio, dan aduksio.
Klasifikasi
1.Dislokasi kongenital

• Hal ini terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan seseorang, paling sering terlihat
pada daerah panggul (hip)

2.Dislokasi spontan atau patologik

• Hal ini dapat terjadi akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang

3.Dislokasi traumatik

• Dislokasi traumatik adalah suatu kedaruratan ortopedi, yang memerlukan pertolongan


segera. Hal ini membuat sistem vaskularisasi terganggu, susunan saraf rusak dan serta
kematian dari jaringan. Trauma yang kuat membuat tulang keluar dari posisi anatomisnya
dan mengganggu jaringan lain seperti merusak struktur sendi, ligamen, saraf, dan sistem
vaskular. Seringkali terjadi pada orang dewasa. Bila tidak ditangani dengan segera dapat
terjadi nekrosis avaskuler (kematian jaringan akibat anoksia dan hilangnya pasokan darah)
dan paralisis saraf.
Berdasarkan tipe kliniknya, terbagi
:
Dislokasi akut
• Umumnya dapat terjadi pada bagian bahu, siku tangan dan
panggul. Dislokasi ini dapat juga disertai nyeri akut serta
pembengkakan di sekitar sendi.

Dislokasi Kronis
• Dislokasi kronis dapat dibedakan menjadi dislokasi rekuren,
berkepanjangan atau Prolonged dan kebiasaan atau Habitual.
Pada dislokasi rekuren penderita sering mengalami dislokasi
namun tidak dapat mereposisi sendiri. Pada dislokasi
berkepanjangan dapat timbul bila dislokasi akut didiamkan saja
Patofisiologi

● Trauma kecelakaan atau cedera saat berolahraga atau melakukan


aktivitas dapat mengkompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi
sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan
selanjutnya yaitu terjadinya penekanan pada jaringan tulang yang
terdorong ke depan sehingga merobek kapsul sehingga tulang dapat
berpindah dari posisi normal dan menyebabkan dislokasi.
Sedangkan untuk dislokasi kebiasaan atau habitual dislocation
penderita dapat berulang-ulang mengalami dislokasi dan dapat
mereposisi sendi tersebut sendiri.
Dislokasi berdasarkan daerah anatomi
1.Dislokasi sendi bahu (shoulder joint)

2. Dislokasi sendi siku tangan (elbow joint)

3. Dislokasi sendi panggul (hip joint)

4. Dislokasi sendi lutut (kneecap joint)

5. Dislokasi sendi pergelangan kaki (ankle


joint)
Dislokasi Ankle
Joint
Dislokasi pergelangan kaki (ankle) adalah suatu kondisi dimana rusaknya
dan robeknya jaringan konektif di sekitar pergelangan kaki disertai dengan
berubahnya posisi tulang dalam suatu daerah persendian.

Dalam pergerakannya, stretching atau pemanasan yang berlebihan dapat


merusak dari jaringan konektif yang ada, sehingga tulang pada persendian
ini dapat keluar dari posisi normalnya atau mengalami dislokasi.

Mekanisme dari dislokasi ini terjadi sebagai kombinasi dari posisi plantar flexi
pada bagian pergelangan kaki namun kaki juga mengalami baik inversi maupun
eversi agar dapat menahan beban.
Penegakan Diagnosis

Anamnesa

Pemeriksaan fisik :
(look, feel, move)

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium
dan foto radiologi
GGGGGGGgejala klinis
• Adanya mati rasa atau tebal dan kesemutan pada daerah persendian

• Adanya rasa nyeri terutama bila sendi tersebut digunakan atau diberikan beban

• Pergerakan dari sendi terbatas

• Terdapat bengkak dan kebiruan atau memar pada daerah persendian.

• Sendi tidak pada posisi sebenarnya, adanya perubahan warna maupun bentuk (adanya
deformitas yaitu hilangnya tonjolan tulang yang normal)

• Dislokasi posterior merupakan kondisi yg paling umum pada dislokasi ankle. Talus
yang bergerak kearah posterior menghasilkan distrupsi sindemosis tibiofibular (jenis
sendi dengan tulang-tulang yang disatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang membentuk
membran atau ligamen antarulang) pada dislokasi posterior.
•Kondisi dislokasi anterior terjadi akibat tekanan
posterior menyebabkan tibia menjadi dorsofleksi.
•Dislokasi lateral terjadi akibat tekanan inversi atau
rotasi internal-eksternal dari ankle. Kondisi ini sering
disertai adanya fraktur maleolus lateralis atau fraktur
tibia.Dan dislokasi superior disertai dengan fraktur
kalkaneus sehingga perlu dievaluasi adanya injuri spina
Pemeriksaan Penunjang
RADIOLOGI
● X-Ray
● CT
● MRI
● Arteriogram
Penatalaksaan
● Relokasi :
Reposisi tidak dapat dilakukan jika penderita mengalami rasa nyeri yang hebat,
disamping tindakan tersebut tidak nyaman terhadap penderita bahkan dapat
menyebabkan syok neurogenik, ataupun menimbulkan fraktur.

• Imobilisasi : sendi diimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar tetap dalam posisi stabil, beberapa hari beberapa minggu setelah
reduksi gerakan aktif lembut tiga sampai empat kali sehari dapat
mengembalikan kisaran sendi, sendi tetap disangga saat latihan.

Dirujuk : Dislokasi yang kadang disertai oleh cederanya ligamen bahkan fraktur pada
tulang yang dapat semakin memperparah hal tersebut, maka untuk mencegah hal
tersebut setelah dilakukan pemeriksaan dan penanangan awal maka perlu dilakukan
rujukan segera kepada spesialis ortopedi sehingga dapat diperiksa dan ditangani lebih
lanjut
Indikasi untuk dilakukan operasi atau
pembedahan diantaranya :

1.Pada seseorang dengan dislokasi yang


disertai fraktur di daerah sekitar persendian
2.Pada dislokasi yang tidak dapat direposisi
secara tertutup
3.Pada dislokasi yang memilki resiko
ketidakstabilan dari sendi berulang,
osteonekrosis, serta arthritis pasca trauma
KOMPLIKASI
1. Cedera pada saraf
2. Cedera pada pembuluh darah di tulang,
bahkan dapat menyebabkan
avaskulernekrosis (osteonekrosis).
3. Fraktur dislokasi, yang akan semakin
memperburuk keadaan dari pasien
Prognosis
Prognosis dislokasi sendi pada umumnya baik
apabila tidak terdapat komplikasi lebih lanjut,
dimana hal tersebut didukung dengan
dilakukannya fisioterapi yang rutin pada daerah
persendian tersebut sehingga fungsi dari sendi
dapat kembali normal dalam beberapa bulan.
BAB IV
Pembahasan
Apakah Ya, Sudah tepat, yakni didiagnosa
dengan
diagnose pasien
neglected open dislokasi ankle dextra
ini sudah tepat?

Ya, sudah tepat. Yakni


Apakah dilakukan
tatalaksana Pro debridement, ORIF dan
pasien ini sudah reposisi
tepat?
Resume
Pasien merupakan pasien rujukkan RS Manokwari. Datang dengan luka robek di mata kaki sebelah kanan
setelah jatuh dari tangga saat mengganti bola lampu. Pasien jatuh dengan pijakan kaki terlipat ke dalam dan
luka terkena anak tangga. Pada saat kejadian pasien mengaku seperti mendengar suara seperti ada suara
patah pada telapak kaki kanan. Kejadian ini berlangsung sekitar ± 1minggu yang lalu. Saat ini pasien
merasakan nyeri pada luka. Pada saat berada di Rumah Sakit Manokwari, pasien mengaku hanya dilakukan
penanganan pembersihan luka dan pemberian antibiotik. lalu dirujuk dikarenakan tidak ada Spesialis
orthopedi di RS tersebut. Mual dan muntah disangkal oleh pasien.
Pada Status Lokalis ankle joint dextra didapatkan :
Look : Deformitas (+) pada pergelangan kaki, dan pergelangan kaki kanan tidak sama dengan kaki kiri,
bengkak (+), jejas (+), tampak ulkus (+), darah (+)
Feel : Kebas (+), tenderness (+), krepitasi (+)
Move : ROM terbatas
Diagnosa : Neglected Open dislokasi dextra
KASUS TEORI

1.Pasien mengeluhkan pergelangan Gejala klinis pada neglected dislokasi


kaki kanan tidak dapat digerakan dan ankle yang biasanya didapatkan pada
terasa nyeri anamnesa:
2.Pergelangan kaki kanan sulit 1.Pasien datang dengan suatu
digerakkan sejak ± 1bulan yang lalu. trauma.
Hal ini terjadi dikarenakan pasien 2.Didapatkan nyeri yang hebat serta
mengalami cedera trauma ketika gangguan pergerakan sendi kaki.
menjadikan kaki sebagai pijakan Daerah yang mengalami dislokasi
bertumpu ketika terjatuh tetapi akan ditopang dengan kaki lainnya
mengenai anak tangga untuk mengurangi pergerakan dan
Pasien dilakukan pertolongan awal di nyeri yang muncul
rumah sakit dan akhirnya dirujuk 3.Tidak ditangani atau ditangani
pada TS orthopedi di rumah sakit dengan tidak semestinya sehingga
rujukan mengalami ketelambatan dalam
penanganan atau kondisi yang lebuh
buruk
pada pemeriksaan fisik didapatkan :
KASUS TEORI

Look : Pada pemeriksaan fisik:


Deformitas (+) pada pergelangan kaki, dan Inspeksi:
pergelangan kaki kanan tidak sama dengan Terdapat perubahan posisi anggota gerak,
kaki kiri, bengkak (+), jejas (+), tampak ulkus dimana terdapat tonjolan pada bagian depan
(+), darah (+) ankle akibat tibia yang bergeser ke arah
Feel : anterior
Kebas (+), nyeri tekan (+), krepitasi (+) •Ekspresi wajah terlihat kesakitan akibat
Move: ROM terbatas menahan nyeri
•Tidak terdapat luka pada daerah trauma
•Didapatkan ankle terdapat nyeri tekan, dan
adanya gangguan gerak sendi kaki
Palpasi:
•Nyeri tekan (+)
•Krepitasi (+) Pergerakan:
•Setiap pergerakan akan menyebabkan nyeri.
Penderita tidak mampu menggerakkan kakinya
Ada keterbatasan/ketidakmampuan dalam
melakukan suatu gerakan.
Pada pasien ini juga dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
darah lengkap dan juga foto radiologi, hal ini guna menunjang dalam
menegakkan diagnosa. Dan dalam teori, pemeriksaan penunjang yang dapat
menegakkan diagnosa dislokasi ini yakni pemeriksaan darah lengkap dan juga
foto radiologi pada ankle joint tersebut atau bagian tulang yang mengalami
dislokasi.

Sehingga dapat diambil kesimpulan yakni, diagnosa pasien ini sudah tepat
berdasarkan teori baik anamnesa, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan
penunjang yakni didiagnosa dengan “ neglected open dislokasi ankle dextra”
Tatalaksana...
KASUS TEORI
Pada pasien ini diberikan tatalaksana •Penatalaksanaan kasus dislokasi
medikamentosa berupa pemberian obat anterior ankle dapat dilakukan
antibiotik yakni ceftriaxon dan juga secara konservatif dan operatif
metronidazole, selain itu pasien juga •Pilihan terapi konservatif berupa
dilakukan operasi yakni reposisi tertutup dengan manuver
reposisi,debridement dan juga ORIF Kocher dilanjutkan immobilisasi
(Open Reduction and Internal Fixation) dengan verban Velpeau atau
collar cuff selama lebih kurang 3
minggu.
•Pada dislokasi yang tidak dapat
direposisi secara tertutup maka
akan dilakukan tindakan operatif
Kesimpulan
1. Diagnosa pada pasien ini sudah tepat yaitu
neglected open dislokasi ankle dextra sesuai
dari anamnesa mekanisme terjadinya dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang yang dilakukan.
2. Tatalaksana pada pasien ini sudah tepat
yaitu reposisi, debridement, dan Orif (Open
reduction and internal fixation) dan juga
sesuai dengan pemeriksaan fisik pada pasien.
TERIMAK
ASIH

Anda mungkin juga menyukai