Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap

Pengetahuan Sikap Keterampilan


Dan Perilaku Wanita Usia Subur Di Desa
Silva Rahayu Tahun 2023

NUR FITRIANA WIRA


ASERI
Dosen Pembimbing 1 NIM. P07224322149 Dosen Pembimbing 2
Ns. Lukman Nulhakim, S.Kep.,M.Kep Nursyahid Siregar,M.Keb
NIDN. 4020047801 NIDN. 0114059002
ABSTRAK

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan


Sikap Keterampilan Dan Perilaku Wanita Usia Subur
Di Desa Silva Rahayu Tahun 2023

Nur Fitriana Wira Aseri 1), Ns. Lukman Nulhakim 2), Nursyahid Siregar 3)
1)
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Kebidanan, Poltekkes Kaltim
2)
Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kaltim
3)
Dosen Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kaltim
E-mail: Fitriana.fa772@gmail.com , Phone: 082218595106

Pendahuluan: Tingginya angka wanita yang terkena kanker payudara


diakibatkan kurang pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini kanker
payudara. Pendidikan Kesehatan, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
diberikan kepada masyarakat khususnya wanita subur agar terbentuk
pengetahuan, sikap, keterampilan dan perilaku tentang bahaya kanker
payudara.
Tujuan : Penelitian ini yaitu untuk Mengetahui Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Sikap Keterampilan
Dan Perilaku Wanita Usia Subur di Desa Silva Rahayu tahun 2023
Metode : Metode Penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain
pretest-postest, populasi adalah wanita usia subur yang berdomisili di Desa
Silva Rahayu. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling
sebanyak 30 orang.
Hasil : Hasil Penelitian Terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan,
sikap, keterampilan dan perilaku wanita usia subur sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai p-value 0,000 < α 0,05 (uji
Wilcoxon Signed Rank Test). Sebagian besar responden memiliki nilai
posttest lebih tinggi daripada nilai pretest.
Pembahasan : Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan
gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya kanker
payudara ini akan timbul suatu gejala yang dapat mnyebabkan suatu
perubahan pada payudara seseorang. Maka dari itu dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara berkala guna
mendeteksi dini kanker payudara.
Kesimpulan : Terdapat peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan,
dan perilaku Sadari setelah diberikan pendidikan kesehatan. Diharapkan
petugas Puskesmas dapat selalu mengawasi pemeriksaan Sadari agar
pencegahan kanker payudara semakin meningkat.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Sadari, Wanita Usia Subur,


Pengetahuan,Sikap,Keterampilan,Perilaku
HASIL
PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
a. Usia

Menurut (Notoatmodjo, 2020), usia adalah faktor yang berperan penting


dalam meningkatkan pengetahuan seseorang. Bertambahnya usia
mempengaruhi kemampuan penyerapan informasi sekaligu
mengembangkan aspek fisik dan psikologi (mental). Terkait penelitian ini,
usia memiliki pengaruh yang besar jika dibarengi dengan pemberian
wawasan. Dalam usia wanita usia subur saat ini pemberian pendidikan
kesehatan dan informasi terbaru dan diiringi dengan praktek mampu
meningkatkan pengetahunan secara efektif.

Menurut asumsi peneliti, peningkatan usia berefek pada perkembangan


pengetahuan dimana daya tangkap, pola pikir, dan kemampuan mengambil
keputusan yang baik membuat wanita usia subur mampu berpikir lebih baik
dan tingkat keingintahuannya semakin besar. Pada penelitian ini terlihat
distribusi frekuensi berdasarkan usia tidak berpengaruh atau tidak
menimbulkan bias terhadap daya tangkap dan pola pikir wanita usia subur
mengenai pengetahuan Sadari.
b. Pendidikan Terakhir

Menurut (Zumaro, 2022), pendidikan merupakan salah satu faktor yang


berpengaruh dalam melahirkan perilaku kesehatan. Tingkat pendidikan
apapun jenjangnya menjadi tolak ukur dalam pengembangan persepsi,
respon atau kecepatan tanggap seseorang mengenai suatu informasi.
Selain itu pendidikan yang lebih tinggi dapat membantu membuka wawasan
dan cenderung memudahkan seseorang dalam menerima suatu perubahan
baru disekitarnya

Menurut asumsi peneliti, perbedaan tingkat pendidikan wanita usia


subur dapat mempengaruhi penyerapan informasi Sadari yang diberikan
petugas penyuluhan. Semakin tinggi pendidikan kemampuan penyerapan
informasi dan mengolah pengetahuan yang didapat untuk dijadikan perilaku
Sadari semakin tinggi. Pada penelitian ini terlihat distribusi frekuensi
berdasarkan pendidikan formal tidak berpengaruh atau tidak menimbulkan
bias karena pemberian materi Sadari ini berlangsung secara informal.
c. Pekerjaan

Penelitian terdahulu dari (Alam et al., 2021) terkait pekerjaan


responden menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh pekerjaan
seseorang terhadap perilaku Sadari. Menurut asumsi peneliti, pekerjaan
seseorang tidak ada kaitan dengan terbentuknya perilaku Sadari
dikarenakan hal ini berhubungan dengan pengetahuan bukan terkait waktu
seseorang baik bekerja atau tidak. Meskipun wanita usia subur tidak
bekerja ataupun bekerja, dia dapat mempelajari Sadari juga melalui
website ataupun sosial media jika dia mau.

Pada penelitian ini terlihat distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan


tidak berpengaruh atau tidak menimbulkan bias terhadap terbentuknya
perilaku Sadari.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Tentang Sadari
di Desa Silva Rahayu Tahun 2023
Pretest Posttest
Kategori
n % n %
Positif 30 100 30 100
Negatif 0 0 0 0
Total 30 100 30 100

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keterampilan Tentang


Sadari di Desa Silva Rahayu tahun 2023
Pretest Posttest
Kategori
n % n %
Baik 0 0 23 76
Cukup 0 0 7 24
Kurang 30 100 0 0
Total 30 100 30 100
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Wanita Usia
Subur Tentang Sadari di Desa Silva Rahayu tahun 2023
Pretest Posttest
Kategori
N % n %
Perilaku Melakukan
Sadari Setelah 0 0 26 86,7
Penyuluhan
a. Analisis Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Pendidikan
Kesehatan Tabel 4. 6
Hasil Uji Wilcoxon Pengetahuan Tentang Sadari
n % Mean Z
Rank
Posttest- Negatif 1 3,3 4,00 -
pretest 4,571
pengetahuan Positif 27 90 14,89
Ties 2 6,7
Total 30 100

Tingkat pengetahuan mengenai kanker payudara dianggap berpengaruh terhadap


perilaku SADARI. Hal ini karena pengetahuan merupakan domain utama yang
memengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan dan membentuk tindakan
seseorang (Nisa et al., 2022). Selaras itu dalam penelitian Purba dkk (2019) menyatakan
terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan wanita usia produktif
tentang SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara dengan nilai p-value 0,000 <
0,05.
Asumsi peneliti terkait pengetahuan yaitu penyerapan informasi baru (peningkatan
pengetahuan) pada WUS tentang Sadari dapat meningkatkan kesadaran diri tentang
bahaya kanker payudara. Hal ini sesuai dengan hasil yang dijabar pada nilai mean rank uji
Wilcoxon terlihat hasil bahwa adanya peningkatan poin dari 4,00 ke 14,89 yaitu sebanyak
10,89 poin dan untuk nilai p-value adalah 0,000 lebih kecil daripada 0,05, maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Pada hasil ini terlihat bahwa pengetahuan memang memiliki
pengaruh yang baik terhadap peningkatan perilaku Sadari WUS.
b. Analisis Perbedaan Sikap Sebelum dan Sesudah Pendidikan
Kesehatan
Tabel 4. 7
Hasil Uji Wilcoxon Sikap Tentang Sadari
n % Mean Z p-
Rank value
Posttest- Negatif 1 3,3 1,50 -4,758 0,000
Pretest Positif 29 96,7 15,98
Sikap Ties 0 0
Total 30 100

Penelitian (Purba & Simanjuntak, 2019) mendapatkan hasil bahwa terjadi


peningkatan sikap WUS terhadap resiko kanker payudara setelah diberikan. Dilihat dari sikap
sebelum diberikan pendidikan kesehatan mayoritas negatif sebayak (82,4%) dan sikap
sesudah diberikan pendidikan kesehatan mayoritas positif sebanyak (88,2%), yang berarti
sikap sebelum diberikan pendidikan kesehatan lebih kecil dari sikap setelah diberi
pendidikan kesehatan.
Asumsi peneliti terkait sikap WUS terkait pentingnya menjaga kesehatan organ tubuh
dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan resiko kanker
payudara. Selain itu sikap dapat membantu meningkatkan motivasi pembelajaran sekaligus
bisa mempraktekkan Sadari dalam kehidupan sehari-hari. Adanya sikap dapat melahirkan
kebiasaan baru dalam mengamati ada atau tidak ketidaknormalan yag terjadi di payudara
sendiri. Sehingga resiko kanker payudara dapat segera terdeteksi pada WUS. Hal ini sesuai
dengan hasil nilai mean rank pada uji Wilcoxon terlihat hasil bahwa adanya peningkatan
poin dari 1,50 ke 15,98 yaitu sebanyak 14,48 poin dan untuk nilai p-value adalah 0,000 lebih
kecil daripada 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sikap membantu meningkatkan kemunculan perilaku Sadari
c. Analisis Perbedaan Keterampilan Sebelum dan Sesudah

Pendidikan Kesehatan
Tabel 4. 8

Hasil Uji Wilcoxon Keterampilan Tentang Sadari


n % Mean Z p-
Rank value
Posttest- Negatif 0 0 0,00 - 0,000
Pretest 4,791
Keterampilan Positif 30 100 15,50
Ties 0 0
Total 30 100

Keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan
koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan bergerak dari yang teramat sederhana ke yang
sangat kompleks (Winarti & Munawaroh, 2019). Menurut Gordon (dalam Rohmaniyah et al., 2023),
skill merupakan kemampuan untuk mengoperasikan pekerjaan secara mudah dan tepat. Definisi
keterampilan menurut Gordon cenderung mengarah pada aktivitas psikomotor dalam mengasah
suatu kemampuan.
Asumsi Peneliti tentang keterampilan adalah sebuah proses pengulangan tindakan atau
kegiatan yang bertujuan menguasai. Dalam penelitian ini pemberian informasi Sadari sekaligus
praktek bertujuan agar WUS dapat melakukan Sadari dirumah secara rutin. Media leaflet hanya
menjembatani para WUS untuk tetap melakukan Sadari. Pengulangan perilaku Sadari akan
menghasilkan keterampilan yang baik dan sesuai dengan prosedur pemeriksaan. Hal ini sesuai
dengan nilai mean rank pada uji Wilcoxon terlihat hasil bahwa adanya peningkatan poin dari 0,00
ke 15,50 yaitu sebanyak 15,50 poin dan untuk nilai p-value adalah 0,000 lebih kecil daripada 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain terdapat perbedaan antara keterampilan Sadari
sebelum adanya pendidikan kesehatan dengan sesudah ada pendidikan kesehatan.
d. Analisis Perbedaan Perilaku Wanita Usia Subur Sebelum dan Sesudah
Pendidikan Kesehatan
Tabel 4. 9

Hasil Uji Wilcoxon Perilaku Tentang Sadari


n % Mean Z p-
Rank value
Posttest- Negatif 0 0 0,00 -4,791 0,000
pretest Positif 26 86,7 13,50
Perilaku Ties 4 13,3
Total 30 100

Perilaku adalah seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan


respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini
(Sunyoto & Yanuar, 2022). (Notoatmodjo, 2020) menyatakan bahwa perilaku manusia pada
hakekatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia baik yang diamati maupun tidak
dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Asumsi peneliti tentang perilaku yaitu perilaku sadari dapat terbentuk dari berbagai
faktor salah satunya adanya pengetahuan sebelumnya tentang bahaya kanker payudara dari
berbagai media. Pengetahuan ini melahirkan sikap positif terhadap penyerapan informasi
Sadari. Setelah informasi ini diolah, WUS melakukan pemeriksaan payudaranya sendiri.
Pemeriksaan berulang kali melahirkan keterampilan yang terasah untuk memeriksa setiap
bagian payudara. Jika kegiatan berlanjut terus menerus, maka perilaku Sadari dapat muncul
setiap saat. Hal ini sesuai dengan mean rank pada uji Wilcoxon terlihat hasil bahwa adanya
peningkatan poin dari 0,00 ke 15,50 yaitu sebanyak 15,50 poin dan untuk nilai p-value adalah
0,000 lebih kecil daripada 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain terdapat
perbedaan antara perilaku Sadari sebelum adanya pendidikan kesehatan dengan sesudah
ada pendidikan kesehatan.
Kesimpulan

1. Karakteristik Responden Wanita Usia Subur yaitu Umur, Pendidikan dan


Pekerjaan di Desa Silva Rahayu dapat disimpulkan bahwa Sebagian Besar
responden berusia 32-40 tahun sebanyak 12 orang responden (40%),
Sedangkan pada kategori pendidikan tamatan SMA sebanyak 12 orang
responden (40%), dan Pada kategori pekerjaan terdapat 30 responden
yang tidak bekerja (100%).
2. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada pengetahuan didapatkan
hasil yaitu sebagian besar termasuk kategori cukup yaitu 15 responden
(50%), Pada sikap sebelum adanya pendidikan kesehatan mendapatkan
hasil yaitu sikap positif dari 30 orang responden (100%). Pada
Keterampilan Sadari 30 responden dengan keterampilan kurang (100%)
dan perilaku Sadari sebelum adanya pendidikan kesehatan mendapatkan
hasil bahwa tidak satupun responden yang berperilaku Sadari
Kesimpulan

3. Setelah diberikan pendidikan kesehatan terdapat peningkatan pengetahuan


Sadari yaitu 28 orang responden dengan kategori baik (93,3%), Pada sikap
Sadari setelah diberikan pendidikan kesehatan menunjukkan sikap positif dari
30 orang responden (100%). Pada keterampilan Sadari setelah adanya
pendidikan kesehatan mendapatkan hasil 23 responden pada kategori
keterampilan baik (76,66%). Pada perilaku Sadari setelah adanya pendidikan
kesehatan terdapat 26 orang responden yang berperilaku Sadari (86,7%).

4. Berdasarkan uji Wilcoxon Signed Rank Test pada pengetahuan, sikap,


keterampilan dan perilaku mendapatkan hasil yang sama dimana nilai p-value
0,000 lebih rendah dibandingkan ketentuan yaitu 0,05 sig. Maka dapat
disimpulkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang Sadari terhadap
pengetahuan sikap keterampilan dan perilaku wanita usia subur di Desa Silva
Rahayu
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
TERIMA
KASIH
NUR FITRIANA WIRA
ASERI
NIM. P07224322149

Anda mungkin juga menyukai