Anda di halaman 1dari 54

Strategi Program KIA

dalam Peningkatan Pelayanan KB


untuk Menurunkan AKI
Direktorat Gizi KIA-Ditjen Kesehatan Masyarakat

15 Maret 2023
Analisa Situasi Kesehatan WUS,
Ibu
AKI dan AKB di Negara-negara ASEAN

Angka Kematian Ibu Negara-Negara ASEAN Angka Kematian Bayi (AKB) Negara-Negara ASEAN

49 AKB Survey Demografi


AKI 177/100.000 KH Kesehatan Indonesia tahun
Perkiraan jumlah 2017 = 24/1000 KH
kematian ibu : 8561
39

25

21 21

17

9,6
8
7,3

2,2

Lao PDR Myanmar Cambodia Indonesia Philippines Vietnam Brunei Malaysia Thailand Singapore

Sumber: Trends in maternal mortality 2000 to 2017: estimates by Sumber : ASEAN Statistical Yearbook 2020, ASEAN Secretariat,
WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank Group and the United Nations December 2020
Population Division. WHO, 2019.
Diprediksi dg AKI 177/100.000 KH jumlah kematian Ibu pertahun:
AKI dan AKB Indonesia hampir mencapai target RPJMN & SDGs

AKI per 100.000 Kelahiran Hidup


390
360 359
334
307 305
259
228
189 183

70

1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 2020 2024 2030

Target RPJMN Target SDGs

AKI per 100.000 Kelahiran Hidup berdasarkan Provinsi

Sumber: SDKI, SP, SUPAS, LFSP 4


AKI dan AKB Indonesia hampir mencapai target RPJMN & SDGs

AKB per 1.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Neonatus per 1000 Kelahiran Hidup
57
30
46 26

35 34 20
32 19 19
Target RPJMN Target SDGs Target RPJMN
24 15

16.85 16 9.3 10
12

1995 1999 2003 2007 2012 2017 2020 2024


1995 1999 2003 2007 2012 2017 2020 2024 2030

38.17 37.06
Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Per Provinsi
29.82 29.47 29.21 28.61
27.72
25.67 24.64
23.29
19.73 19.41
18.28 18.2 17.95 17.47 17.23 17.22 16.99 16.85
16.78 16.75 16.65 16.35 15.69 15.69 15.51
13.83 13.56 13.49 13.31 13.26 12.77
10.9 10.38

A T U LO AT A AH UR T A LU EH RA AN AH
T RA AN BI IA AN G RA T
AU NG UR N T UR U LI AH A A
U RA UK TA AR AR RA AR KU AC A RA M S UN RA RI NT
E RA RI
A BA RT RT
P BA AL UT NG TI
M
BA GG UT AT NG BA TA AT JA NE AT LIT UT
A
BA PU TI
M
BA TI
M NG KA KA
A ON IB TE NG EL TE IU EL DO EL M BA N TE A A
P A M R S U I RA RA E N E A IS AN ES S S BE AN ER
A LA AN A A UA GY IJ
PU GO
E UK ES A A IT
B ER ES
N T N IN A
KA T T AW W LA
A
DK
PA LA
W
AL W GG GG ES AT TA AN AW TA ER AN AT AN J JA U JA
W YO
SU M LA EN EN M LA
W AN UL AN AT NG M KE
P A
U A W
SU LIM S BA LIM SU LIM EW
S T T L S U LIM KA LIM SU
M
KA KA
SA SA SU KA KA
N IM
NU NU UA I ST
LA
PU AH
KE ER
DA

Sumber: SDKI, SP, SUPAS, LFSP 5


Jumlah & prevalensi kematian maternal di Indonesia
Jumlah Kematian Maternal
5 provinsi menyumbang 50%
417
kematian ibu
319

1. Jawa Barat
210

132
2. Jawa Timur
115 105
3. Jawa Tengah
78 73 68 67 65 64 63 59 54 52 49 45 45
39 38 35 32 30 27 25 23 21 20 14 13 13 8 2 4. Banten
5. Sulawesi Selatan

Prevalensi Kematian Maternal

0,12% 0,11% 5 provinsi prevalensi kematian


0,09% 0,09%0,09%
ibu tertinggi
0, 08%0,08% 0,08%0, 0 7%0,07%0,06%0,06%
1. Papua
0,06% 0,06%0,06%0,06%0,06% 0, 06% 0,05% 0,05% 0,05%0,05%0,05% 0,05%0,04% 0,04%0,04%0,04%0,04% 0,04%

0,03%0,02%0,02%
2. Sulawesi Barat
0,00%
3. Kep. Bangka Belitung
4. Kalimantan Utara
5. Kalimantan Timur

Sumber: Maternal Perinatal Death Notification (MPDN) s/d 21 September 2022 4


Penyebab Kematian Ibu

31.90%
26.90%

18.50%
11.80%
5.00% 4.20%
1.70%
i tri tri
ns ny
a a n
ila
n ed
r te ts e ste
i n g ur m m
in
pe ob ob la gu ha r
hi
an on etri ke ke
dete
an a h
si
n
bs
t
sc
a
ad
a
Un
g u ar ika o a p
ng rd l si si
p si
Ga Pe m
p
l ika a f ek
Ko p ik In
m pl
Ko Ko
m

Komplikasi non-obstetri: penyakit jantung, diabetes melitus, penyakit


ginjal, HIV/AIDS, pneumonia dan TB, hipertensi, dll.

Komplikasi obstetri: Muntah berlebihan, diabetes dalam kehamilan,


gangguan plasenta, emboli (sumbatan pembuluh darah), dll.

SRS, 2018 7
76% kematian ibu terjadi di fase persalinan & pasca persalinan
Namun, faktor-faktor risiko persalinan terjadi mulai dari fase sebelum & saat hamil

1 2 3 4

Sebelum Hamil Saat Hamil Persalinan Pasca Persalinan


Proporsi
Kematian - 24% 36% 40%

Penyebab 32% sepsis (infeksi) 65% perdarahan 26% sepsis (infeksi)


Kematian
24% hipertensi 14% ruptur uterus 15% perdarahan
28% lain-lain 11% hipertensi 29% lain-lain (abortus,
(perdarahan, abortus, komplikasi obstetrik,
komplikasi obstetrik, \ penyakit komplikasi non
penyakit komplikasi non obstetrik)
obstetrik)

Faktor risiko 23,9% WUS anemia 48,9% bumil anemia


kehamilan &
persalinan 21,3% WUS hipertensi 12,7% bumil hipertensi
14,5 % WUS KEK 17,3% bumil KEK

Sumber: EMNC (2019), Riskesdas (2007, 2013, 2018) 8


WUS: wanita usia subur; KEK: kekurangan energi kronis
Kondisi Kesehatan Masa Sebelum Hamil
Tujuan

Mempersiapkan pasangan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat

Masyarakat menganggap
70% Catin akan hamil dalam 1 Banyaknya calon kehamilan kedua dan
tahun pertama setelah pengantin dan WUS seterusnya lebih mudah
pernikahan (angka infertilitas dengan masalah dan tidak berisiko
Indonesia 15-25%) kesehatan yang berisiko daripada kehamilan
jika hamil pertama

Penyakit Tidak Menular Masalah Gizi (Riskesdas, 2018) Penyakit Menular


1. Hipertensi 1. Kurang Energi Kronis Keluarga Berencana
36,85% pd perempuan (Riskesdas, 2018)
1. HIV/AIDS
31,8% pada WUS (15-49 tahun) 12.177 kasus baru ODHA pada usia 25 - 49
1. 4 Terlalu (Riskesdas, 2013)
2. Diabetes Melitus 17,3% pada Ibu hamil tahun (Lap rutin Jan-Juni 2021) Terlalu muda & Terlalu tua
1,78% pd perempuan (Riskesdas, 2018) 2. Anemia 32,5%,
2. TB (Riskesdas 2018)
3. Jantung 30% pada Remaja
0,4% pada perempuan
Terlalu dekat 9%
1,6% pd perempuan (Riskesdas, 2018) 48,9% pada Ibu hamil Terlalu banyak 32,4%
0,5% pada laki-laki
4. SLE 3. Obesitas 2. Kehamilan tidak diinginkan
29% pada perempuan usia > 18 tahun 3. Hepatitis 7% (SDKI 2017)
0,5% populasi, lbh banyak pada perempuan
14,5% pada laki-laki usia > 18 tahun 0,39% pada perempuan (Riskesdas 2018)
usia produktif (prof Handono Kalim, 2016)
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas
Tujuan

Memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.

Kematian Ibu
Saat Hamil 24% Pasca Persalinan 40%
Persalinan 36%
32% sepsis (infeksi) 26% sepsis (infeksi)
65% perdarahan
24% hipertensi 15% perdarahan
14% ruptur uterus
28% lain-lain 29% lain-lain
11% hipertensi

Deteksi Dini Faktor Risiko Belum Optimal Rujukan Persalinan Tidak Terencana Kesiapan Fasyankes Rujukan
1. Kualitas Pelayanan ANC 1. Multiple Referral 1. Keterbatasan SDM (Rifaskes, 2019)
2,7% ANC memenuhi standar 10T (Sirkesnas 2016) 76% ibu harus dirujuk lagi ke fasyankes lain 750 Puskesmas tidak memiliki dokter umum
(EMNC, 2019) 105 Puskesmas tidak memiliki bidan
2. Pemberi Layanan ANC
84% ANC oleh bidan. Bidan tidak memiliki
2. Terlambat dirujuk 2. Fasilitas kegawatdaruratan belum memadai (Rifaskes,
31% terlambat dirujuk (EMAS, 2016) 2019, ASPAK 2020, Data Rutin)
kompetensi deteksi penyakit non obstetric
3. Stabilisasi Prarujukan 41 kab/kota tidak memiliki unit transfusi darah (UTD) / bank
(Riskesdas 2018)
9% pasien dirujuk yang dilakukan stabilisasi darah rumah sakit (BDRS)
(EMAS, 2016) 2458 Puskesmas mampu PONED dari total 4119 Puskesmas
rawat inap
TEMPAT ANC DAN PERSALINAN (Riskesdas 2018)
% Tenaga Pemberi Layanan ANC % Tempat Persalinan
Perempuan 10-54 Tahun
% Tempat ANC
13,4
50
45.3
29% 18%
Dokter Sp.OG Praktek Bidan RS Swasta
40
0,5
30 Dokter
16% 15%
Rumah RS Pemerintah

20 82,4
14.6
12.511.3
10.1 Bidan
12%
Puskesmas/
5%
10 Klinik
3.1 2.9 Pustu/Pusling
0.3
0 0,5

4% 1%
sy s
ol s

La sta
a
du
Pu sk an

ik NC
Kl ak S
P o nde
/P ma

Tid R

ny

Perawat
Pu Bid

an

a
in A

in
stu es

Sw
i
r/

Polindes/
te

Praktek
ok
kD

Tidak ANC 3,1 Poskesdes Dokter


te
ak
Pr
CAPAIAN INDIKATOR RPJMN TERKAIT KIA
MATERNAL & NEONATAL PROV. JAWA TENGAH
120

100 96.14
90.37 92.3
86.16 87.84 87.18
82.94
80
70.67

60

40

20

0
K4 K6 PF KN Lengkap

Semua cakupan program Provinsi Indonesia Jawa Tengah

Jateng 2023 di-atas capaian cakupan Sumber : Komdat Kesmas, 2022


nasional
Kebijakan dan Strategi
Indikator RPJMN Tahun 2020-2024
Saat ini di Indonesia, pelayanan kontrasepsi dan keluarga berencana diatur dalam
beberapa peraturan yang menjadi dasar hukum

UU No. 52 Tahun 2009


Undang Undang

Pepres No. 19/2016 tentang Perubahan atas Perpres No 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
•Pasal 21: Manfaat pelayanan promotif dan preventif salah satunya pemberian pelayanan KB, meliputi konseling, pelayanan
kontrasepsi bekerjasama dengan BKKBN.
Peraturan Presiden •Pasal 22: Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan salah satunya meliputi pelayanan KB, tidak termasuk pelayanan KB
yang telah dibiayai pemerintah

Permenkes No. 28/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN

Permenkes No. 64/2016 tentang Perubahan Permenkes No. 52/2016 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan:
Tarif INA CBGs untuk persalinan vaginal dengan sterilisasi dan/atau dilatasi dan kuret terdapat pada INA CBGs
Peraturan Menteri kode “O”.
Kesehatan
Permenkes No. 21/2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
Pasal 5 ayat (1); Pasal 13 ayat (1) dan (3)
Sasaran pelayanan Kesehatan masa sebelum Hamil adalah remaja, calon pengantin, dan/atau pasangan usia subur

16
Pelayanan Kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi agama, norma budaya, etika, serta
segi kesehatan.

Pelayanan Kontrasepsi meliputi:


1. kegiatan prapelayanan kontrasepsi;
2. tindakan pemberian Pelayanan Kontrasepsi; dan
3. kegiatan pascapelayanan kontrasepsi
Pelayanan
Kontrasepsi
Kegiatan prapelayanan kontrasepsi meliputi:
1. pemberian komunikasi, informasi dan edukasi;
2. pelayanan konseling;
3. penapisan kelayakan medis; dan
4. permintaan persetujuan tindakan tenaga kesehatan
Permenkes 21/2021

1. menyiapkan kesehatan remaja,


calon pengantin, dan/atau pasangan
usia subur pada masa sebelum
hamil;
2. menjamin kesehatan ibu sehingga
Pelayanan mampu melahirkan generasi
Skrining
kesehatan yang sehat dan berkualitas;
calon Pelayanan
Edukasi esensial Rujukan
pengantin,
imunisasi, medis 3. menjamin tercapainya kualitas hidup dan
kehamilan
tablet
tambah
pemenuhan hak-hak reproduksi;
darah
4. menjamin kualitas Pelayanan
Kontrasepsi; dan
5. mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir.
6
Permenkes 25/2014

1. menyiapkan kesehatan remaja, calon


pengantin, dan/atau pasangan usia
subur pada masa sebelum hamil;
Pelayana 2. menjamin kesehatan ibu sehingga
Skrining
n mampu melahirkan generasi yang sehat
bayi baru
kesehata
Edukasi
lahir,
n esensial
Pelayana
Rujukan
dan berkualitas;
tumbuh n medis
kembang
imunisasi 3. menjamin tercapainya kualitas hidup
bayi
, vitamin dan pemenuhan hak-hak reproduksi;
A
4. menjamin kualitas Pelayanan
Kontrasepsi; dan
5. mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir.
Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat


a b c d
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor a ketahanan b

6 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit kapabilitas layanan sekunder & farmasi & alat tanggap darurat
kategori utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab layanan primer tersier kesehatan Jejaring nasional
utama gizi seimbang, olah menjadi 14 kematian tertinggi di Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, antigen dan tiap sasaran usia, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, jejaring negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & perluasan skrining stunting, & kec., penyediaan 40 pengampuan 6 rutin, top 10 obat, cadangan
kebersihan cakupan di peningkatan ANC obat esensial, layanan unggulan, top 10 alkes by tanggap darurat,
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM kemitraan dengan volume & by value. table top exercise
penyakit, & bayi. kesehatan primer world’s top healthcare kesiapsiagaan krisis.
kepatuhan centers.
pengobatan

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes
adil; dan pemanfaatan yang lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.

20
Program penurunan AKI AKB
Level Program Sasaran
Gerakan masyarakat ibu hamil sehat
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
Masyarakat 1 Strategi komunikasi perubahan prilaku sayangi ibu hamil, Media kelas ibu hamil, Penyebarluasan informasi media
baru lahir
edukasi, Jambore kader.
Skrining layak hamil
2 Catin dan PUS Perempuan
Catin dan Pasangan Usia Subur Perempuan melakukan skrining layak hamil
Tatalaksana Catin dan PUS Perempuan Tidak Layak Hamil Catin dan PUS Perempuan
3
Pelayanan KB, penanganan masalah kesehatan (anemia, hipertensi, obsesitas)
Skrining kehamilan
4 Ibu hamil
Pelaksanaan antenatal care dengan dokter, termasuk skrining preeclampsia, IMT dan penggunaan USG
FKTP Tatalaksana ibu hamil komplikasi medis
5 Ibu hamil
Rujukan ibu hamil dengan komplikasi termasuk preeklampsia, obesitas dan diabetes
Skrining bayi baru lahir
6 Pelayanan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK), Skrining Penyakit Jantung Bayi baru lahir
Bawaan (PJB) kritis
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
7 baru lahir
Persalinan normal (*persalinan dengan penyulit untuk daerah terpencil), manajemen BBLR ≥ 2.000 gram – 2.500 gram

Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi


Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensi (PONEK)
FKRTL 8 baru lahir
Persalinan dengan penyulit, manajemen BBLR < 2.000 gram

Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi


Program Bantu Rujuk
9 baru lahir
Sistem Informasi Rujukan pelayanan maternal neonatal (termasuk Sisrute), penyediaan Tempat Tunggu Kelahiran

FKTP & Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi


10 Audit Maternal Perinatal Surveilans Response
FKRTL baru lahir

Dashboard AKI AKB 21


Data kematian (MPDN) Cakupan Intervensi (Komdat kesmas, BPJS Kes) Kesiapan Faskes (ASPAK, SISDM)

KB DAN KEMATIAN IBU DAN ANAK

64,2% *
Jumlah kematian ibu
44%
telah
CPR Global (2012)

100% **
Jumlah kehamilan tak direncanakan
(unintended pregnancy)
70%
Bila seluruh kebutuhan
kontrasepsi modern terpenuhi akan 74%
Jumlah aborsi yang tidak aman
(unsafe abortion)

(met need for modern


contraceptives)
+ Jumlah kematian ibu

25%
* Ahmed et al, the Lancet 2012
Jumlah kematian bayi baru lahir
** WomenDeliver
18%
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas. (UU No 52/2019)

Tujuan: Sasaran:

Menunda kehamilan (usia klien < 20 tahun, atau klien yang memiliki masalah kesehatan) Pasangan Suami Istri

Tindakan pemberian pelayanan kontrasepsi


dilakukan pada:
Mengatur jarak kehamilan (minimal 2 tahun) pada usia 20-35 tahun

a. Masa interval
b. Pascapersalinan
c. Pascakeguguran
Pada klien yang berusia lebih dari 35 (tiga puluh lima) tahun diharapkan tidak hamil lagi
d. Pelayanan kontrasepsi darurat
KELAYAKAN MEDIS PENGGUNA
KONTRASEPSI
Tiga pesan utama menuju kehamilan sehat dengan mengatur jarak kehamilan adalah:
1. Setelah persalinan, direkomendasikan menunggu 2 tahun untuk kembali hamil
2. Setelah abortus, wanita seharusnya menunggu 6 bulan sebelum hamil kembali
3. Wanita seharusnya menunggu hingga usia 18 tahun untuk kehamilan pertama
Kehamilan dapat meningkatkan risiko medis pada keadaan berikut ini:
Hipertensi, Diperlukan upaya/data:
a. Deteksi faktor risiko
Diabetes mellitus, kehamilan
HIV/AIDS,
Penyakit jantung iskemik, b. Riwayat persalinan/
Sirosis Hati, kehamilan sebelumnya
Stroke, Hepatoma,
Penyakit katup jantung dg hipertensi, Trofoblasganas,
Kanker payudara, Anemia bulansabit,
Kanker endometrium/ovarium, Skistosomiasis dengan fibrosis hati,
Tuberkulosis.
Penyakit menular seksual (PMS),
PERANAN KBPP DALAM
MENURUNKAN AKI. AKB DAN TFR
Untuk mencegah kematian pada ibu dan bayi, Kemenkes melaksanakan 4
Strategi Utama

STRATEGI PENYELAMATAN IBU DAN BAYI

1 2 3 4
Masa Sebelum Masa Kehamilan Masa Persalinan dan Masa Pasca
Hamil bayi baru lahir Persalinan
Edukasi gizi dan kesehatan Mencegah komplikasi dan Seluruh penolong persalinan memiliki Edukasi dan pelayanan esensial bagi
reproduksi bagi remaja putri, calon melakukan deteksi dini & pengetahuan, keterampilan, dan ibu nifas dan bayi serta tatalaksana pra
pengantin dan dan pasangan usia perawatan penyulit kehamilan peralatan yang memadai untuk rujukan dan rujukan.
subur tentang perencanan dengan tepat. melaksanakan persalinan yang bersih
kehamilan sehat; deteksi dini / dan aman, serta pelayanan komplikasi
skrining dan pelayanan kesehatan dan kegawatdaruratan ibu dan bayi.

Pelayanan kesehatan primer dan rujukan

Pemenuhan hak dasar setiap perempuan dan anak

27
EDUKASI
Kelas Ibu
Edukasi Catin
Tujuan
• Meningkatkan pengetahuan calon
pengantin dan PUS terkait
kesehatan dan hak reproduksi,
mempersiapkan kehamilan yang
sehat, penyakit-penyakit yang
perlu diwaspadai, pencegahan
KDRT, serta informasi lainnya yang
dibutuhkan oleh catin dan PUS
• Meningkatkan kesadaran calon
pengantin dan PUS dalam
menjaga kesehatan diri dan
pasangan serta calon bayi yang
akan dilahirkan
Konsep Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
Bagi Catin dan PUS
Pengobatan/
berisiko tinggi
tatalaksana Sembuh/
dan penyakit
Identifikasi bermasalah Penundaan terkontrol
kesehatan Ingin
Faktor hamil
kehamilan
Catin risiko
dan (+), dengan
kontrasepsi
PUS tidak
Lepas
berencana
sehat kontrasepsi
untuk hamil

Sehat Kehamilan
sehat

Hamil dengan
pengawasan ketat
• Poliklinik
• Program P2P (PTM, HIV, TB,
Ibu dan Anak Sehat
Hepatitis)
• Yankespro catin
KONDISI IDEAL Layak Hamil
UNTUK
Tidak mempunyai riwayat dan/atau
HAMIL SEHAT sedang menderita penyakit kronis atau
penyakit dalam kondisi terkontrol, seperti
Usia antara darah tinggi, diabetes, kanker, masalah
20 – 35 tahun kejiwaan dll

Tinggi badan Status gizi normal / Baik perempuan maupun pasangannya


≥ 145 cm IMT 18,5 – 25,0 tidak mengidap penyakit menular dan
penyakit menular seksual seperti TB Paru,
Tidak KEK / Tidak Anemia / Malaria, IMS, dll, atau penyakit dalam
LiLA ≥ 23,5 cm Hb ≥ 12 g/dL kondisi terkontrol seperti HIV, Hep B

Jumlah anak Jarak antar kehamilan


Sebaiknya calon pengantin perempuan
≤ 2 orang ≥ 2 tahun
dan calon pengantin laki-laki tidak sama-
sama mempunyai penyakit atau
Tidak mempunyai riwayat obstetri yang
pembawa sifat Talasemia atau hemofillia
buruk pada kehamilan sebelumnya
Persiapan Melahirkan (Bersalin)
Rujukan Lebih Dini

Skrining Layak Hamil


bagi Catin, Surveilans Ibu Hamil, Skrining Ibu Nifas, Bayi
Skrining Ibu Hamil
Nifas, Bayi Baru Lahir Baru Lahir
PUS Perempuan
Catin 3 bulan sebelum menikah H1 H2 H3 H4 H5 Dst K1 K2 K3 K4 K5 K6 KF1 KF2 KF3 KF4
PUS Perempuan 1x dalam setahun Tanda bahaya Pemeriksaan 10 T, USG Bagan Tata Laksana Terpadu Nifas

Layak hamil - Pemeriksaan 10T :


• Usia antara 20 – 35 tahun • T1: TB dan BB
• IMT 18,5 – 25,0 • T2: TD
• Tinggi badan ≥ 145 cm • T3: LiLa
• Tidak KEK / LiLA ≥ 23,5 cm • T4: TFU
• Tidak Anemia/ Hb ≥ 11 g/dL • T5: DJJ Janin
• T6: Status TT
• Jumlah anak ≤ 2 orang
• T7: Tablet Fe
• Jarak antar kehamilan ≥ 2 tahun • T8: Tes Lab (Gol darah, Hb,
• Tidak riwayat obstetri buruk GDS, Sifilis, HIV, HepB,
• penyakit dalam kondisi Malaria, Proteinuri, Sputum
terkontrol, seperti darah tinggi, BTA)
diabetes, kanker, masalah • T9: Tatalaksana Kasus
kejiwaan dll • T10: Temu wicara konseling

RUMAH, PUSKESMAS RUMAH, POSYANDU PUSKESMAS, FKTP

• Mandiri •Keluarga •Dokter


• Nakes •Kader •Bidan
2001: Focused Antenatal Adaptasi di Indonesia: 6 kali kontak
Care (FANC) Model 2 kali kontak dengan dokter 
 4 kali kontak (TM-1 & TM-3)

2016 WHO ANC Model


 Positive pregnancy experience
 8 kali kontak
​ Pelayanan Ibu Hamil : PELAYANAN ANTENATAL (ANC) TERPADU

Pemeriksaan DOKTER
1x 1x pada Trimester 1
Trimester 1 (untuk skrining kesehatan
ibu seutuhnya), termasuk
ANC
6x
USG terbatas
2x
4x (2x oleh Dokter) Trimester 2

ANC dilaksanakan minimal 6x


Pemeriksaan DOKTER
selama masa kehamilan 3x 1x pada Trimester 3
Trimester 3
(untuk skrining persalinan
termasuk USG terbatas )

Peningkatan Peran Dokter Melalui Buku KIA :

 Media komunikasi antar nakes dan media KIE ibu dan keluarga
 Terdapat lembar skrining yang harus diisi dokter saat TM 1 dan TM 3
 Terdapat skrining pre eklamsi untuk deteksi dini PE/Eklamsi
 Lembar ringkasan dokter spesialis apabila ibu dirujuk
KERANGKA KONSEP PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

10T Masalah psikologis


dan kejiwaan

Pemeriksaan DOKTER ANC dilaksanakan minimal 6x selama masa kehamilan Pemeriksaan dokter 1x
1x pada Trimester 1 Trimester Trimester Trimester
pada Trimester 3 (1
(untuk skrining 1 2 3 bulan sebelum
kesehatan ibu HPL/ditentukan rujukan
seutuhnya) 1x 2x 3x terencana)
Notes: Pedoman ANC, Pedoman PPIA, buku KIA
Standar pelayanan antenatal terpadu minimal adalah sebagai berikut
(10T)
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus difteri (Td) bila diperlukan
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan darah, tes triple eliminasi (HIV,
Sifilis dan Hepatitis B,) malaria pada daerah endemis .Tes lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi
seperti :gluko-protein urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA), kusta, malaria daerah
non endemis, pemeriksaan feses untuk kecacingan, pemeriksaan darah lengkap untuk deteksi dini
talasemia dan pemeriksaan lainnya.
9. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan
10. Temu wicara (konseling (termasuk Konseling KB dan konseling pemberian ASI))
Dilakukan dengan menggunakan alat bantu
pengambilan keputusan (ABPK)
EVALUASI FAKTOR RISIKO
PELAYANAN ANTENATAL
(MIN 2 KALI OLEH DOKTER)
Ringkasan Pelayanan Persalinan
Perawatan Ibu Nifas
INTEGRASI BERBAGAI PROGRAM DALAM
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
1. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
2. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Anemia dan KEK)
3. Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
4. Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA)
5. Eliminasi Sifilis Kongenital
6.
} 3E (Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan Hep B dari Ibu ke Anak

Pencegahan Penularan Hepatitis dari Ibu ke Anak


7. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISK dalam kehamilan
8. Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC)
9. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil
10.Pencegahan Kecacingan pada Ibu Hamil
42
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu Ke Anak (Permenkes No. 52
Tahun 2017)

Setiap ibu hamil yang positif HIV, atau Sifilis atau Hepatitis B
wajib diberikan tatalaksana sesuai standar meliputi pemberian
terapi, pertolongan persalinan di fasilitas pelayanan keshatan,
konseling menyusui dan konseling KB.
INTEGRASI TB DALAM
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Pada kunjungan pertama ANC semua ibu hamil dilakukan :


1. Anamnesa ibu dengan gejala utama yaitu : Batuk berdahak ≥ 2
minggu disertai gejala tambahan :
sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, BB turun,
berkeringat malam hari tanpa aktifitas, demam meriang ≥ 1 bln, ada
riwayat kontak dengan penderita TB
2. Bagi yg dicurigai, dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan BTA
3. Pemberian terapi pada ibu hamil yang BTA positif oleh dokter

Pemberian obat sama dengan OAT pasien umum, kecuali Streptomycin tidak boleh
Bidan tetap melakukan pemantauan minum OAT pada ibu hamil bersama dengan
petugas TB
KETERPADUAN PROGRAM PTM DALAM LAYANAN ANTENATAL

PENEMUAN FAKTOR RISIKO PTM


• Skrining Pre eclampsia  ada dalam buku KIA
• Antenatal Dengan Riwayat Diabetes  GDS pada K3
• Antenatal Dengan Riwayat Thalasemia
• Pemeriksaan Hb, trombo, leuco, MCV dan MCH pada K1 dan
K6
Kunjungan Nifas dan
Kunjungan Neonatal
Kunjungan Pasca Salin UPDATE
2020
Kunjunga
n Nifas

6 jam-3
3-28 hari 8-42 hari Kunjungan nifas
hari dan neonatal

6 jam -48
3-7 hari 8-28 hari 29-42 hari
hari
Kunjunga
n
Neonatal

6 jam-2
3-7 hari 8-28 hari
hari
PELAYANAN KESEHATAN PASCA PERSALINAN
SETELAH MASA NIFAS
PERSALINAN
(0 - <6 jam) KF1 (6-48 jam) KF2 (3-7 hari) KF3 (8-28 hari) KF4 (29-42 hari)
Contoh Bagan Skrining Nifas
Petugas: Petugas: Petugas: Petugas: Petugas :
 Pemantauan  Pemantauan tanda  Pemantauan  Pemantauan  Pemantauan
tanda vital vital dan kegawat- tanda vital dan tanda vital dan tanda vital dan
dan kegawat- daruratan kegawat- kegawat- kegawat-
daruratan  Skrining dengan daruratan
Bagan Tata Laksana daruratan daruratan
 Pemantauan  Skrining dengan
Terpadu Nifas Bagan Tata  Skrining dengan  Skrining
kontraksi (koordinasi antara Laksana Bagan Tata dengan Bagan
uterus bidan –dokter) Terpadu Nifas Laksana Tata Laksana
 Pemantauan  Skrining kejiwaan (koordinasi Terpadu Nifas Terpadu Nifas
perdarahan (trias depresi) antara bidan – (koordinasi (koordinasi
 Inisiasi  KIE nifas dokter) antara bidan – antara bidan –
Menyusu  KB PP (bila belum  KIE nifas dokter) dokter)
Dini terpasang  KB PP (bila
 Skrining 3 Eliminasi belum  KIE nifas  KIE nifas
TENTUKAN KLASIFIKASI  KBPP  KB PP (bila  KB PP (bila
1. Kotak merah muda, ibu harus dirujuk. (atas indikasi) terpasang )
2. Kotak kuning, petugas kesehatan harus
belum belum
waspada dan memantau terpasang ) terpasang )
perkembanganan kesehatan ibu agar  Skrining
tidak jatuh dalam kotak merah muda, dan status T
tata laksana dilakukan oleh dokter umum.
3. Kotak hijau artinya kondisi kesehatan ibu
dalam keadaan aman , pemantauan oleh
bidan
Catatan : Ibu dipulangkan minimal 24 jam pasca persalinan normal
PENATA-
LAKSANAAN
KEHAMILAN DAN
PERSALINAN
DENGAN
PENYULIT
KERANGKA PENDEKATAN MULTISEKTOR
INTERVENSI MULTISEKTOR

INTERVENSI SENSITIF
INTERVENSI SPESIFIK • Wajib belajar 12 tahun
• ANC sesuai standar INTERVENSI KESEHATAN • Pencegahan
• KB Pernikahan Anak
• Rumah Tunggu Kelahiran • Peningkatan Peran
• Jampersal Perempuan dalam
• PONED & PONEK Ekonomi
• Regionalisasi • Kespro remaja dan
Sistem Rujukan Catin
• UTD & Bank Darah • Peran tokoh
• Ketersediaan SDM, Sarpras, masyarakat, tokoh
AKI ↓
obat dan vaksin agama dan public
• ASI eksklusif, Imunisasi AKB ↓
figure
Dasar lengkap • Pengasuhan anak
• JKN • Air bersih, udara
bersih dan jamban
keluarga
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Komitmen dan Konvergensi dan Peningkatan Akses & Peningkatan Kesehatan Pemantauan dan
Visi Pimpinan Koordinasi Program Pusat, Kualitas Pelayanan Gender & Pemberdayaan Evaluasi
Daerah & Masyarakat Kesehatan Perempuan
Peran Mitra dan Pemerintah Daerah
Dalam Upaya Penurunan AKI dan AKB

Determinan Sosial Akses ke Fasyankes Pelayanan Kesehatan berkualitas

• Pendidikan untuk mencegah kehamilan remaja • Kondisi geografis, jarak • FKTP mampu persalinan dan kegawatan ibu bayi
• Pengetahuan norma kesehatan ibu hamil dan bayi • Kondisi jalan tersedia
• Ekonomi untuk pemenuhan hak kesehatan dan gizi • Sarana Transportasi • FKRTL mampu kegawatan maternal neonatal
seimbang ibu dan bayi • Komunikasi antar faskes, FKTP - FKTL komprehensif di setiap Kab/Kota
• Kesetaraan Gender untuk pengambilan keputusan • SDM memadai tersedia tim spesialis ibu dan bayi
• Persepsi kehamilan untuk mendapat pemantauan di FKTL, tersedia tim dokter, bidan di FKTP
intensif, perlakuan istimewa • Fasyankes tercukupi obat, alkes, lab, darah
• Adat kultur budaya untuk mendukung perawatan ibu • Rujukan lancar tersedia jalur komunikasi rujukan
dan bayi di faskes atau rumah sakit KIA antar FKTP-FKTL
• Manajemen bagus, kajian kasus kematian dan
rekomendasi peningkatan mutu

Tahap 1: Tahap 2: Tahap 3:


Keputusan mencari pelayanan kesehatan Identifikasi dan mendatangi Mendapatkan pelayanan kesehatan
fasyankes yang adekuat

Intervensi sensitif Intervensi spesifik


DUKUNGAN MULTISEKTOR DALAM PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN MATERNAL

PERLU DUKUNGAN
PROFESI (POGI, IDAI,
IBU DAN BAYI PERLU IBI, PPNI ) UNTUK
PERLU DUKUNGAN RS,
MENJADI PESERTA MEMPEROLEH TENAGA
PUSKESMAS, JARINGAN
DAN JEJARINGNYA UNTUK
JKN KESEHATAN KOMPETEN
PENYEDIAAN PELAYANAN
BERKUALITAS PEMBIAYAAN
KESEHATAN
PERLU DUKUNGAN
TENAGA KPPPA DALAM
KESEHATAN KAMPANYE KETERAAN
PENYEDIAAN GENDER
PELAYANAN PENDUKUNG UPAYA
KESEHATAN KESEHATAN IBU dan
Bayi Baru Lahir

KESETARAAN
GENDER
MANAJEMEN
FARMASI DAN
PROGRAM KESEHATAN
ALAT KESEHATAN IBU

PERLU DUKUNGAN DINKES KAB/KOTA


PERLU DUKUNGAN
DAN PROP UNTUK MENJAGA KUALITAS
BKKBN UNTUK
MANAJEMEN PROGRAM
KETERSEDIAAN ALOKON
Penutup

1. PELAYANAN MATERNAL SESUAI STANDAR, termasuk


pelayanan KB secara komprehensif dan berkualitas diharapkan
dapat MENURUNKAN AKI dan AKB serta memberikan
PERLINDUNGAN secara menyeluruh terhadap ibu dan
bayinya .

2. Untuk mencapai tujuan, upaya peningkatan kesehatan


maternal dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
keluarga, FKTP hingga FKRTL

3. Diperlukan
DUKUNGAN KEGIATAN YANG INOVATIF SERTA
INTEGRATIF DAN KOMITMEN yang kuat dari berbagai pihak
dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai