15 Maret 2023
Analisa Situasi Kesehatan WUS,
Ibu
AKI dan AKB di Negara-negara ASEAN
Angka Kematian Ibu Negara-Negara ASEAN Angka Kematian Bayi (AKB) Negara-Negara ASEAN
25
21 21
17
9,6
8
7,3
2,2
Lao PDR Myanmar Cambodia Indonesia Philippines Vietnam Brunei Malaysia Thailand Singapore
Sumber: Trends in maternal mortality 2000 to 2017: estimates by Sumber : ASEAN Statistical Yearbook 2020, ASEAN Secretariat,
WHO, UNICEF, UNFPA, World Bank Group and the United Nations December 2020
Population Division. WHO, 2019.
Diprediksi dg AKI 177/100.000 KH jumlah kematian Ibu pertahun:
AKI dan AKB Indonesia hampir mencapai target RPJMN & SDGs
70
1994 1997 2000 2003 2007 2010 2012 2015 2020 2024 2030
AKB per 1.000 Kelahiran Hidup Angka Kematian Neonatus per 1000 Kelahiran Hidup
57
30
46 26
35 34 20
32 19 19
Target RPJMN Target SDGs Target RPJMN
24 15
16.85 16 9.3 10
12
38.17 37.06
Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Per Provinsi
29.82 29.47 29.21 28.61
27.72
25.67 24.64
23.29
19.73 19.41
18.28 18.2 17.95 17.47 17.23 17.22 16.99 16.85
16.78 16.75 16.65 16.35 15.69 15.69 15.51
13.83 13.56 13.49 13.31 13.26 12.77
10.9 10.38
A T U LO AT A AH UR T A LU EH RA AN AH
T RA AN BI IA AN G RA T
AU NG UR N T UR U LI AH A A
U RA UK TA AR AR RA AR KU AC A RA M S UN RA RI NT
E RA RI
A BA RT RT
P BA AL UT NG TI
M
BA GG UT AT NG BA TA AT JA NE AT LIT UT
A
BA PU TI
M
BA TI
M NG KA KA
A ON IB TE NG EL TE IU EL DO EL M BA N TE A A
P A M R S U I RA RA E N E A IS AN ES S S BE AN ER
A LA AN A A UA GY IJ
PU GO
E UK ES A A IT
B ER ES
N T N IN A
KA T T AW W LA
A
DK
PA LA
W
AL W GG GG ES AT TA AN AW TA ER AN AT AN J JA U JA
W YO
SU M LA EN EN M LA
W AN UL AN AT NG M KE
P A
U A W
SU LIM S BA LIM SU LIM EW
S T T L S U LIM KA LIM SU
M
KA KA
SA SA SU KA KA
N IM
NU NU UA I ST
LA
PU AH
KE ER
DA
1. Jawa Barat
210
132
2. Jawa Timur
115 105
3. Jawa Tengah
78 73 68 67 65 64 63 59 54 52 49 45 45
39 38 35 32 30 27 25 23 21 20 14 13 13 8 2 4. Banten
5. Sulawesi Selatan
0,03%0,02%0,02%
2. Sulawesi Barat
0,00%
3. Kep. Bangka Belitung
4. Kalimantan Utara
5. Kalimantan Timur
31.90%
26.90%
18.50%
11.80%
5.00% 4.20%
1.70%
i tri tri
ns ny
a a n
ila
n ed
r te ts e ste
i n g ur m m
in
pe ob ob la gu ha r
hi
an on etri ke ke
dete
an a h
si
n
bs
t
sc
a
ad
a
Un
g u ar ika o a p
ng rd l si si
p si
Ga Pe m
p
l ika a f ek
Ko p ik In
m pl
Ko Ko
m
SRS, 2018 7
76% kematian ibu terjadi di fase persalinan & pasca persalinan
Namun, faktor-faktor risiko persalinan terjadi mulai dari fase sebelum & saat hamil
1 2 3 4
Mempersiapkan pasangan dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat
Masyarakat menganggap
70% Catin akan hamil dalam 1 Banyaknya calon kehamilan kedua dan
tahun pertama setelah pengantin dan WUS seterusnya lebih mudah
pernikahan (angka infertilitas dengan masalah dan tidak berisiko
Indonesia 15-25%) kesehatan yang berisiko daripada kehamilan
jika hamil pertama
Memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas
sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan
melahirkan bayi yang sehat dan berkualitas.
Kematian Ibu
Saat Hamil 24% Pasca Persalinan 40%
Persalinan 36%
32% sepsis (infeksi) 26% sepsis (infeksi)
65% perdarahan
24% hipertensi 15% perdarahan
14% ruptur uterus
28% lain-lain 29% lain-lain
11% hipertensi
Deteksi Dini Faktor Risiko Belum Optimal Rujukan Persalinan Tidak Terencana Kesiapan Fasyankes Rujukan
1. Kualitas Pelayanan ANC 1. Multiple Referral 1. Keterbatasan SDM (Rifaskes, 2019)
2,7% ANC memenuhi standar 10T (Sirkesnas 2016) 76% ibu harus dirujuk lagi ke fasyankes lain 750 Puskesmas tidak memiliki dokter umum
(EMNC, 2019) 105 Puskesmas tidak memiliki bidan
2. Pemberi Layanan ANC
84% ANC oleh bidan. Bidan tidak memiliki
2. Terlambat dirujuk 2. Fasilitas kegawatdaruratan belum memadai (Rifaskes,
31% terlambat dirujuk (EMAS, 2016) 2019, ASPAK 2020, Data Rutin)
kompetensi deteksi penyakit non obstetric
3. Stabilisasi Prarujukan 41 kab/kota tidak memiliki unit transfusi darah (UTD) / bank
(Riskesdas 2018)
9% pasien dirujuk yang dilakukan stabilisasi darah rumah sakit (BDRS)
(EMAS, 2016) 2458 Puskesmas mampu PONED dari total 4119 Puskesmas
rawat inap
TEMPAT ANC DAN PERSALINAN (Riskesdas 2018)
% Tenaga Pemberi Layanan ANC % Tempat Persalinan
Perempuan 10-54 Tahun
% Tempat ANC
13,4
50
45.3
29% 18%
Dokter Sp.OG Praktek Bidan RS Swasta
40
0,5
30 Dokter
16% 15%
Rumah RS Pemerintah
20 82,4
14.6
12.511.3
10.1 Bidan
12%
Puskesmas/
5%
10 Klinik
3.1 2.9 Pustu/Pusling
0.3
0 0,5
4% 1%
sy s
ol s
La sta
a
du
Pu sk an
ik NC
Kl ak S
P o nde
/P ma
Tid R
ny
Perawat
Pu Bid
an
a
in A
in
stu es
Sw
i
r/
Polindes/
te
Praktek
ok
kD
100 96.14
90.37 92.3
86.16 87.84 87.18
82.94
80
70.67
60
40
20
0
K4 K6 PF KN Lengkap
Pepres No. 19/2016 tentang Perubahan atas Perpres No 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
•Pasal 21: Manfaat pelayanan promotif dan preventif salah satunya pemberian pelayanan KB, meliputi konseling, pelayanan
kontrasepsi bekerjasama dengan BKKBN.
Peraturan Presiden •Pasal 22: Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan salah satunya meliputi pelayanan KB, tidak termasuk pelayanan KB
yang telah dibiayai pemerintah
Permenkes No. 64/2016 tentang Perubahan Permenkes No. 52/2016 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan:
Tarif INA CBGs untuk persalinan vaginal dengan sterilisasi dan/atau dilatasi dan kuret terdapat pada INA CBGs
Peraturan Menteri kode “O”.
Kesehatan
Permenkes No. 21/2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan Pelayanan Kesehatan Seksual
Pasal 5 ayat (1); Pasal 13 ayat (1) dan (3)
Sasaran pelayanan Kesehatan masa sebelum Hamil adalah remaja, calon pengantin, dan/atau pasangan usia subur
16
Pelayanan Kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi agama, norma budaya, etika, serta
segi kesehatan.
6 7 kampanye Penambahan Skrining 14 penyakit kapabilitas layanan sekunder & farmasi & alat tanggap darurat
kategori utama: imunisasi, imunisasi rutin penyebab layanan primer tersier kesehatan Jejaring nasional
utama gizi seimbang, olah menjadi 14 kematian tertinggi di Pembangunan Pembangunan RS di Produksi dalam surveilans berbasis
raga, anti rokok, antigen dan tiap sasaran usia, Puskesmas di 171 Kawasan Timur, jejaring negeri 14 vaksin lab, tenaga
sanitasi & perluasan skrining stunting, & kec., penyediaan 40 pengampuan 6 rutin, top 10 obat, cadangan
kebersihan cakupan di peningkatan ANC obat esensial, layanan unggulan, top 10 alkes by tanggap darurat,
lingkungan, skrining seluruh Indonesia. untuk kesehatan ibu pemenuhan SDM kemitraan dengan volume & by value. table top exercise
penyakit, & bayi. kesehatan primer world’s top healthcare kesiapsiagaan krisis.
kepatuhan centers.
pengobatan
Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
dan berkelanjutan; alokasi yang kemudahan penyetaraan nakes
adil; dan pemanfaatan yang lulusan luar negeri.
efektif dan efisien.
20
Program penurunan AKI AKB
Level Program Sasaran
Gerakan masyarakat ibu hamil sehat
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
Masyarakat 1 Strategi komunikasi perubahan prilaku sayangi ibu hamil, Media kelas ibu hamil, Penyebarluasan informasi media
baru lahir
edukasi, Jambore kader.
Skrining layak hamil
2 Catin dan PUS Perempuan
Catin dan Pasangan Usia Subur Perempuan melakukan skrining layak hamil
Tatalaksana Catin dan PUS Perempuan Tidak Layak Hamil Catin dan PUS Perempuan
3
Pelayanan KB, penanganan masalah kesehatan (anemia, hipertensi, obsesitas)
Skrining kehamilan
4 Ibu hamil
Pelaksanaan antenatal care dengan dokter, termasuk skrining preeclampsia, IMT dan penggunaan USG
FKTP Tatalaksana ibu hamil komplikasi medis
5 Ibu hamil
Rujukan ibu hamil dengan komplikasi termasuk preeklampsia, obesitas dan diabetes
Skrining bayi baru lahir
6 Pelayanan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM), Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK), Skrining Penyakit Jantung Bayi baru lahir
Bawaan (PJB) kritis
Ibu hamil – bersalin – nifas – bayi
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
7 baru lahir
Persalinan normal (*persalinan dengan penyulit untuk daerah terpencil), manajemen BBLR ≥ 2.000 gram – 2.500 gram
64,2% *
Jumlah kematian ibu
44%
telah
CPR Global (2012)
100% **
Jumlah kehamilan tak direncanakan
(unintended pregnancy)
70%
Bila seluruh kebutuhan
kontrasepsi modern terpenuhi akan 74%
Jumlah aborsi yang tidak aman
(unsafe abortion)
25%
* Ahmed et al, the Lancet 2012
Jumlah kematian bayi baru lahir
** WomenDeliver
18%
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas. (UU No 52/2019)
Tujuan: Sasaran:
Menunda kehamilan (usia klien < 20 tahun, atau klien yang memiliki masalah kesehatan) Pasangan Suami Istri
a. Masa interval
b. Pascapersalinan
c. Pascakeguguran
Pada klien yang berusia lebih dari 35 (tiga puluh lima) tahun diharapkan tidak hamil lagi
d. Pelayanan kontrasepsi darurat
KELAYAKAN MEDIS PENGGUNA
KONTRASEPSI
Tiga pesan utama menuju kehamilan sehat dengan mengatur jarak kehamilan adalah:
1. Setelah persalinan, direkomendasikan menunggu 2 tahun untuk kembali hamil
2. Setelah abortus, wanita seharusnya menunggu 6 bulan sebelum hamil kembali
3. Wanita seharusnya menunggu hingga usia 18 tahun untuk kehamilan pertama
Kehamilan dapat meningkatkan risiko medis pada keadaan berikut ini:
Hipertensi, Diperlukan upaya/data:
a. Deteksi faktor risiko
Diabetes mellitus, kehamilan
HIV/AIDS,
Penyakit jantung iskemik, b. Riwayat persalinan/
Sirosis Hati, kehamilan sebelumnya
Stroke, Hepatoma,
Penyakit katup jantung dg hipertensi, Trofoblasganas,
Kanker payudara, Anemia bulansabit,
Kanker endometrium/ovarium, Skistosomiasis dengan fibrosis hati,
Tuberkulosis.
Penyakit menular seksual (PMS),
PERANAN KBPP DALAM
MENURUNKAN AKI. AKB DAN TFR
Untuk mencegah kematian pada ibu dan bayi, Kemenkes melaksanakan 4
Strategi Utama
1 2 3 4
Masa Sebelum Masa Kehamilan Masa Persalinan dan Masa Pasca
Hamil bayi baru lahir Persalinan
Edukasi gizi dan kesehatan Mencegah komplikasi dan Seluruh penolong persalinan memiliki Edukasi dan pelayanan esensial bagi
reproduksi bagi remaja putri, calon melakukan deteksi dini & pengetahuan, keterampilan, dan ibu nifas dan bayi serta tatalaksana pra
pengantin dan dan pasangan usia perawatan penyulit kehamilan peralatan yang memadai untuk rujukan dan rujukan.
subur tentang perencanan dengan tepat. melaksanakan persalinan yang bersih
kehamilan sehat; deteksi dini / dan aman, serta pelayanan komplikasi
skrining dan pelayanan kesehatan dan kegawatdaruratan ibu dan bayi.
27
EDUKASI
Kelas Ibu
Edukasi Catin
Tujuan
• Meningkatkan pengetahuan calon
pengantin dan PUS terkait
kesehatan dan hak reproduksi,
mempersiapkan kehamilan yang
sehat, penyakit-penyakit yang
perlu diwaspadai, pencegahan
KDRT, serta informasi lainnya yang
dibutuhkan oleh catin dan PUS
• Meningkatkan kesadaran calon
pengantin dan PUS dalam
menjaga kesehatan diri dan
pasangan serta calon bayi yang
akan dilahirkan
Konsep Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
Bagi Catin dan PUS
Pengobatan/
berisiko tinggi
tatalaksana Sembuh/
dan penyakit
Identifikasi bermasalah Penundaan terkontrol
kesehatan Ingin
Faktor hamil
kehamilan
Catin risiko
dan (+), dengan
kontrasepsi
PUS tidak
Lepas
berencana
sehat kontrasepsi
untuk hamil
Sehat Kehamilan
sehat
Hamil dengan
pengawasan ketat
• Poliklinik
• Program P2P (PTM, HIV, TB,
Ibu dan Anak Sehat
Hepatitis)
• Yankespro catin
KONDISI IDEAL Layak Hamil
UNTUK
Tidak mempunyai riwayat dan/atau
HAMIL SEHAT sedang menderita penyakit kronis atau
penyakit dalam kondisi terkontrol, seperti
Usia antara darah tinggi, diabetes, kanker, masalah
20 – 35 tahun kejiwaan dll
Pemeriksaan DOKTER
1x 1x pada Trimester 1
Trimester 1 (untuk skrining kesehatan
ibu seutuhnya), termasuk
ANC
6x
USG terbatas
2x
4x (2x oleh Dokter) Trimester 2
Media komunikasi antar nakes dan media KIE ibu dan keluarga
Terdapat lembar skrining yang harus diisi dokter saat TM 1 dan TM 3
Terdapat skrining pre eklamsi untuk deteksi dini PE/Eklamsi
Lembar ringkasan dokter spesialis apabila ibu dirujuk
KERANGKA KONSEP PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
Pemeriksaan DOKTER ANC dilaksanakan minimal 6x selama masa kehamilan Pemeriksaan dokter 1x
1x pada Trimester 1 Trimester Trimester Trimester
pada Trimester 3 (1
(untuk skrining 1 2 3 bulan sebelum
kesehatan ibu HPL/ditentukan rujukan
seutuhnya) 1x 2x 3x terencana)
Notes: Pedoman ANC, Pedoman PPIA, buku KIA
Standar pelayanan antenatal terpadu minimal adalah sebagai berikut
(10T)
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus difteri (Td) bila diperlukan
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan
8. Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah, golongan darah, tes triple eliminasi (HIV,
Sifilis dan Hepatitis B,) malaria pada daerah endemis .Tes lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi
seperti :gluko-protein urin, gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA), kusta, malaria daerah
non endemis, pemeriksaan feses untuk kecacingan, pemeriksaan darah lengkap untuk deteksi dini
talasemia dan pemeriksaan lainnya.
9. Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan
10. Temu wicara (konseling (termasuk Konseling KB dan konseling pemberian ASI))
Dilakukan dengan menggunakan alat bantu
pengambilan keputusan (ABPK)
EVALUASI FAKTOR RISIKO
PELAYANAN ANTENATAL
(MIN 2 KALI OLEH DOKTER)
Ringkasan Pelayanan Persalinan
Perawatan Ibu Nifas
INTEGRASI BERBAGAI PROGRAM DALAM
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
1. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
2. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Anemia dan KEK)
3. Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
4. Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA)
5. Eliminasi Sifilis Kongenital
6.
} 3E (Eliminasi Penularan HIV, Sifilis
dan Hep B dari Ibu ke Anak
Setiap ibu hamil yang positif HIV, atau Sifilis atau Hepatitis B
wajib diberikan tatalaksana sesuai standar meliputi pemberian
terapi, pertolongan persalinan di fasilitas pelayanan keshatan,
konseling menyusui dan konseling KB.
INTEGRASI TB DALAM
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
Pemberian obat sama dengan OAT pasien umum, kecuali Streptomycin tidak boleh
Bidan tetap melakukan pemantauan minum OAT pada ibu hamil bersama dengan
petugas TB
KETERPADUAN PROGRAM PTM DALAM LAYANAN ANTENATAL
6 jam-3
3-28 hari 8-42 hari Kunjungan nifas
hari dan neonatal
6 jam -48
3-7 hari 8-28 hari 29-42 hari
hari
Kunjunga
n
Neonatal
6 jam-2
3-7 hari 8-28 hari
hari
PELAYANAN KESEHATAN PASCA PERSALINAN
SETELAH MASA NIFAS
PERSALINAN
(0 - <6 jam) KF1 (6-48 jam) KF2 (3-7 hari) KF3 (8-28 hari) KF4 (29-42 hari)
Contoh Bagan Skrining Nifas
Petugas: Petugas: Petugas: Petugas: Petugas :
Pemantauan Pemantauan tanda Pemantauan Pemantauan Pemantauan
tanda vital vital dan kegawat- tanda vital dan tanda vital dan tanda vital dan
dan kegawat- daruratan kegawat- kegawat- kegawat-
daruratan Skrining dengan daruratan
Bagan Tata Laksana daruratan daruratan
Pemantauan Skrining dengan
Terpadu Nifas Bagan Tata Skrining dengan Skrining
kontraksi (koordinasi antara Laksana Bagan Tata dengan Bagan
uterus bidan –dokter) Terpadu Nifas Laksana Tata Laksana
Pemantauan Skrining kejiwaan (koordinasi Terpadu Nifas Terpadu Nifas
perdarahan (trias depresi) antara bidan – (koordinasi (koordinasi
Inisiasi KIE nifas dokter) antara bidan – antara bidan –
Menyusu KB PP (bila belum KIE nifas dokter) dokter)
Dini terpasang KB PP (bila
Skrining 3 Eliminasi belum KIE nifas KIE nifas
TENTUKAN KLASIFIKASI KBPP KB PP (bila KB PP (bila
1. Kotak merah muda, ibu harus dirujuk. (atas indikasi) terpasang )
2. Kotak kuning, petugas kesehatan harus
belum belum
waspada dan memantau terpasang ) terpasang )
perkembanganan kesehatan ibu agar Skrining
tidak jatuh dalam kotak merah muda, dan status T
tata laksana dilakukan oleh dokter umum.
3. Kotak hijau artinya kondisi kesehatan ibu
dalam keadaan aman , pemantauan oleh
bidan
Catatan : Ibu dipulangkan minimal 24 jam pasca persalinan normal
PENATA-
LAKSANAAN
KEHAMILAN DAN
PERSALINAN
DENGAN
PENYULIT
KERANGKA PENDEKATAN MULTISEKTOR
INTERVENSI MULTISEKTOR
INTERVENSI SENSITIF
INTERVENSI SPESIFIK • Wajib belajar 12 tahun
• ANC sesuai standar INTERVENSI KESEHATAN • Pencegahan
• KB Pernikahan Anak
• Rumah Tunggu Kelahiran • Peningkatan Peran
• Jampersal Perempuan dalam
• PONED & PONEK Ekonomi
• Regionalisasi • Kespro remaja dan
Sistem Rujukan Catin
• UTD & Bank Darah • Peran tokoh
• Ketersediaan SDM, Sarpras, masyarakat, tokoh
AKI ↓
obat dan vaksin agama dan public
• ASI eksklusif, Imunisasi AKB ↓
figure
Dasar lengkap • Pengasuhan anak
• JKN • Air bersih, udara
bersih dan jamban
keluarga
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Komitmen dan Konvergensi dan Peningkatan Akses & Peningkatan Kesehatan Pemantauan dan
Visi Pimpinan Koordinasi Program Pusat, Kualitas Pelayanan Gender & Pemberdayaan Evaluasi
Daerah & Masyarakat Kesehatan Perempuan
Peran Mitra dan Pemerintah Daerah
Dalam Upaya Penurunan AKI dan AKB
• Pendidikan untuk mencegah kehamilan remaja • Kondisi geografis, jarak • FKTP mampu persalinan dan kegawatan ibu bayi
• Pengetahuan norma kesehatan ibu hamil dan bayi • Kondisi jalan tersedia
• Ekonomi untuk pemenuhan hak kesehatan dan gizi • Sarana Transportasi • FKRTL mampu kegawatan maternal neonatal
seimbang ibu dan bayi • Komunikasi antar faskes, FKTP - FKTL komprehensif di setiap Kab/Kota
• Kesetaraan Gender untuk pengambilan keputusan • SDM memadai tersedia tim spesialis ibu dan bayi
• Persepsi kehamilan untuk mendapat pemantauan di FKTL, tersedia tim dokter, bidan di FKTP
intensif, perlakuan istimewa • Fasyankes tercukupi obat, alkes, lab, darah
• Adat kultur budaya untuk mendukung perawatan ibu • Rujukan lancar tersedia jalur komunikasi rujukan
dan bayi di faskes atau rumah sakit KIA antar FKTP-FKTL
• Manajemen bagus, kajian kasus kematian dan
rekomendasi peningkatan mutu
PERLU DUKUNGAN
PROFESI (POGI, IDAI,
IBU DAN BAYI PERLU IBI, PPNI ) UNTUK
PERLU DUKUNGAN RS,
MENJADI PESERTA MEMPEROLEH TENAGA
PUSKESMAS, JARINGAN
DAN JEJARINGNYA UNTUK
JKN KESEHATAN KOMPETEN
PENYEDIAAN PELAYANAN
BERKUALITAS PEMBIAYAAN
KESEHATAN
PERLU DUKUNGAN
TENAGA KPPPA DALAM
KESEHATAN KAMPANYE KETERAAN
PENYEDIAAN GENDER
PELAYANAN PENDUKUNG UPAYA
KESEHATAN KESEHATAN IBU dan
Bayi Baru Lahir
KESETARAAN
GENDER
MANAJEMEN
FARMASI DAN
PROGRAM KESEHATAN
ALAT KESEHATAN IBU
3. Diperlukan
DUKUNGAN KEGIATAN YANG INOVATIF SERTA
INTEGRATIF DAN KOMITMEN yang kuat dari berbagai pihak
dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
TERIMA KASIH