Anda di halaman 1dari 54

Proposal Kasus Panjang

LUARAN ANAK DENGAN HIPERPLASIA


ADRENAL KONGENITAL
Heppy Roosarina Rahayu Dewi

Pembimbing:

Prof. dr. Madarina Julia,MPH, Ph.D, Sp.A(K)


dr. Eddy Supriyadi, Ph.D, Sp.A(K)
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

PENDAHULUAN
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

LATAR BELAKANG

Hiperplasia adrenal kongenital (HAK)  penyakit keturunan


(autosomal resesif) yang disebabkan oleh kelenjar anak ginjal
(kelenjar adrenal) yang bekerja berlebihan.

Wanita tampak lebih maskulin Laki-laki tampak adanya


(ambigous genitalia). pembesaran penis dan testis.

Angka kejadian HAK berkisar antara 1:12.000 sampai 1:15.000 kelahiran.


Di Indonesia angka kejadian HAK belum diketahui dengan pasti.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

- Salt wasting
Kegawatan
- Krisis adrenal
medis
HAK
Kegawatan sosial Ketidakpastian
gender

Namun, prognosis pada sebagian besar kasus adalah baik, jika


terdeteksi secara dini dan terapi segera diberikan dan disertai
penyesuaian dosis yang tepat.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

Pasien ini didiagnosa mengalami hiperplasia adrenal kongenital


sejak berusia 1 tahun 6 bulan.

Kulit pasien tampak hiperpigmentasi dan didapatkan pembesaran


penis dan skrotum.

Pasien sempat mengalami salt wasting dan krisis adrenal yang


ditandai dengan adanya kejang, muntah, hiponatremia dan
hyperkalemia  pernah dirawar di PICU.

Saat menjalani rawat jalan, kondisi pasien cukup stabil dan


membaik.
Selama masa pemantauan 12 bulan ke depan sebagai
kasus panjang diharapkan:
• Dapat melakukan pemantauan perkembangan
penyakit dengan baik.
• Mencegah munculnya komplikasi yang timbul akibat
penyakit seperti salt wasting, krisis adrenal,
gangguan perkembangan dan pertumbuhan.
• Pantauan terhadap obat yang diberikan dan
kepatuhan pengobatan.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

TUJUAN
• Melakukan pemantauan terhadap penyakit hiperplasia adrenal
kongenital dan komplikasi yang terjadi seperti salt wasting,
krisis adrenal, gangguan perkembangan dan gangguan
pertumbuhan.

• Melakukan intervensi pada gangguan yang ada untuk


memperbaiki gejala dan mengoptimalkan luaran.

• Mengenali dan mencegah efek samping obat serta kepatuhan


terapi

• Meningkatkan kualitas dan harapan hidup penderita


Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

MANFAAT
Untuk pasien: Untuk keluarga : Untuk peserta PPDS:

• Hiperplasia adrenal • Keluarga memahami • Media pembelajaran


kongenital dapat mengenai penyakit untuk memantau
dikelola dengan baik, pasien, perjalanan dan mengintervensi
berkesinambungan penyakit, tatalaksana perjalanan penyakit
dan terintegrasi. dan prognosis alamiah pasien
• Tidak terjadi • Tercipta kerjasama • Meningkatkan
morbiditas yang antara dokter kepercayaan diri
berkepanjangan dengan keluarga dalam memberikan
• Mengenali dan pasien. manajemen
mencegah efek • Melatih kerjasama
samping terapi interprofesional baik
• Dapat meningkatkan medis ataupun non-
kualitas hidup pasien medis
di kemudian hari. • Melatih pembuatan
karya tulis ilmiah. 
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

IDENTITAS DAN URAIAN KASUS


Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

IDENTITAS PASIEN

Nama anak : JAM Nama ayah : Bp. R


Umur : 1 tahun 11 bulan Umur : 39 tahun
Tanggal lahir : 15 Januari 2019 Pendidikan : SD
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Sokayasa, Banjarnegara Nama ibu : Ny. S


No CM : 01.93.83.xx Umur : 28 tahun
Mulai pengamatan: Maret 2022 Pendidikan : SD
Pendidikan : Belum bersekolah Pekerjaan : Buruh
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)
URAIAN
Juni 2020
KASUS

4-9 Juni 2020


• Pasien menjalani perawatan rawat inap di RSUD Banjarnegara.
• Sejak 2 HSMRS pasien demam naik turun, kejang seluruh tubuh.
• Tidak ada data tentang terapi selama perawatan, ketika pasien dipulangkan dapat
asam valproat 2 cc/12 jam per oral.

16 Juni 2020
• Pasien kontrol ke poliklinik anak di RSUD Banjarnegara, tak ada keluhan dan terapi
lanjut asam valproat.

27 Juni 2020
• Pasien muntah 2x per hari, tidak ada demam.
• Pasien dibawa kontrol ke dokter spesialis anak  terapi sirup domperidon.
• Dua hari setelahnya tidak muntah, tetapi pasien tampak lemas.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)
URAIAN
Juli 2020 KASUS
1 Juli 2020
• Pasien kembali muntah 2-3 kali, pasien makin lemas  dibawa ke RSUD
Banjarnegara dan rawat inap karena dinilai mengalami vomitus profuse.

4 Juli 2020
• Pasien mengalami kejang tanpa demam dan terjadi penurunan kesadaran dirawat
di ICU (Intensive Care Unit) selama lima hari.
• Pasien didiagnosa suspek hiperplasia adrenal kongenital (HAK). Terapi ditambah
deksametason 3x2 mg. Setelah kondisi stabil pasien pindah ke bangsal.

13 Juli 2020
• Pasien dipulangkan dan disarankan kontrol ke RSUP dr. Sardjito untuk penegakan
diagnosa suspek HAK.

15 Juli 2020
• Pasien muntah 3x, tidak demam, tidak batuk, namun terdapat pilek.
• Pasien kembali dibawa ke RSUD Banjarnegara dan dirawat inap selama dua hari.
Pasien kemudian dirujuk serta dirawat selama 7 hari di RSUP dr. Sardjito.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium

• Tubuh pasien hiperpigmentasi. • Kadar elektrolit pasien dalam


• Kedua testis teraba di skrotum batas normal, namunsaat awal
testis 1mm-1mm, Tanner 1, masuk kadar Na: 131 mmol/L
hiperpigmentasi, panjang penis (132-141).
4 cm (p50-75), • Free T4: 1,85 ng/dl (0,96-1,77);
TSH: 6,38 ꭒIU/ml (0,7-5,97);
testosteron: 0,03 mg/ml (0,03-
0,32); kortisol: <0,08 ng/dl (3,7-
19,4).
• USG abdomen: tidak ada
pembesaran kelenjar adrenal
bilateral
• Foto manus sinistra : bone age
sesuai usia 2 tahun.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

Foto pasien saat perawatan di bangsal Melati 4


Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

DIAGNOSA TERAPI

• Suspek hiperplasia adrenal • Infus NaCl 3% 11 cc/4 jam


kongenital tipe klasik salt • Hidrokortison 100
wasting mg/BSA/6 jam
• Hiponatremia • Fludrokortison
• Hiperkalemia 0.2mg/m2/hari
• Asam valproat 20
mg/kg/hari
• Diazepam 0,3-0,5
mg/kg/kali (bila kejang)

Selama perawatan di RSUP dr. Sardjito kondisi pasien cukup stabil,


tidak demam, tidak kejang, tidak muntah  lanjut rawat jalan
kontrol tiap bulan.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

RIWAYAT PERINATAL

• Pasien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, usia ibu


pasien saat mengandung adalah dua puluh enam tahun. Saat
kehamilan, ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke
bidan.

• Pasien dilahirkan spontan pada usia kehamilan 40 minggu,


ditolong bidan di puskesmas dengan BBL 3.300 gram.

• Setelah lahir, pasien diberikan injeksi vitamin K, gentamisin


dan imunisasi hepatitis B0. Pasien tidak didapatkan adanya
riwayat kuning dan kejang. Dalam 24 jam pertama
kehidupan, anak sudah mengeluarkan mekonium dan sudah
buang air kecil.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

RIWAYAT NUTRISI DAN TUMBUH KEMBANG

• Pasien meminum ASI eksklusif hingga berusia enam bulan,


saat ini makan nasi sebanyak tiga kali sehari, makanan
tambahan (snack) dua kali sehari.

• Tumbuh kembang pasien mengalami keterlambatan, pasien


belum bisa berdiri sendiri dan dibantu. Pasien bicara 1-2
kata.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

Riwayat sakit dalam Riwayat sosial dan ekonomi:


keluarga: • Pasien tinggal bersama kedua orang tua.
• Kedua kakak pasien • Pengasuhan anak dilakukan oleh ayah dan ibu
mengalami dengan kasih sayang.
hiperpigmentasi dan • Mereka bertempat tinggal di rumah pribadi
kejang. dengan dinding tembok, atap genteng, berlantai
• Mereka berdua ubin, kamar mandi di dalam rumah, air minum
meninggal pada saat didapatkan dari sumber mata air, ventilasi dan
berusia 16 bulan dan pencahayaan baik.
2,5 tahun. • Ayah bekerja sebagai pedagang kecil dengan
pendapatan 1-2 juta per bulan, sedangkan ibu
sebagai ibu rumah tangga. Pembiayaan
kesehatan dengan BPJS non PBI.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

KONDISI PASIEN SAAT DIAMBIL SEBAGAI KASUS PANJANG

Pasien laki-laki berusia 2 tahun dengan berat badan 12,9 kg dan tinggi
badan 91,6 cm.

Status nutrisi anak baik.

Pasien tidak ada keluhan kejang, tidak ada muntah.

Kondisi hemodinamik stabil, pemeriksaan fisik dan fungsi jantung


dalam batas normal, pemeriksaan fisik paru juga dalam batas normal.

Pada pemeriksaan neuromuskular normal. Pasien tampak


hiperpigmentasi.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

PERMASALAHAN PASIEN SAAT DIAMBIL KASUS PANJANG

Hasil pemeriksaan elektrolit pasien cenderung tidak stabil sehingga


dosis obat hidrokortison dinaikkan.

Selama masa pemantauan 12 bulan ke depan dengan


pemeriksaan dan intervensi pengobatan yang diberikan,
diharapkan dapat melakukan pemantauan perkembangan
penyakit dengan baik, mencegah munculnya komplikasi yang
timbul akibat penyakit seperti salt wasting, krisis adrenal,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

SILSILAH KELUARGA
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

TINJAUAN PUSTAKA
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

DEFINISI HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL (HAK)

Penyakit keturunan (autosomal


resesif) yang membuat Terdapat defisiensi enzim atau
penampilan fisik seorang wanita gangguan pada salah satu dari 5
tampak lebih maskulin (ambigous tahap enzimatik yang diperlukan
genitalia) yang disebabkan oleh untuk biosintesis steroid di
kelenjar anak ginjal (kelenjar kelenjar adrenal.
adrenal) yang bekerja berlebihan.

Defisiensi enzim 21-hidroksilase HAK akibat defisiensi enzim 21-


merupakan penyebab tersering hidroksilase tipe salt wasting (70%
HAK (meliputi lebih dari 90% kasus) dapat menyebabkan krisis
kasus) dan disebabkan mutasi di adrenal yang dapat menyebabkan
gen CYP21A2. kematian.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian HAK berkisar antara


1:12.000 sampai 1:15.000 kelahiran.

HAK tipe salt wasting tiga kali lebih banyak


dari pada tipe virilisasi sederhana.

Di Indonesia angka kejadian HAK belum


diketahui dengan pasti.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

PATOGENESIS
Hiperplasia adrenal terjadi karena sekresi CRH (corticotropin-releasing hormone)
dan ACTH yang berlebihan sebagai respon terhadap kadar kortisol yang rendah.

Terdapat 5 enzim utama di kelenjar adrenal yang penting dalam pembentukan


kortisol, yaitu 20, 22 desmolase, 17 hydroxylase (17-OH), 3ß-hydroxysteroid
dehydrogenase (3ß HSD), 21 hydroxylase (21OHD) dan 11ß hydroxylase (11-OH).

Defek salah satu enzim pada sintesis kortisol menyebabkan kadar kortisol rendah.

HAK melibatkan 3 steroid penting di dalam adrenal, yaitu kortisol


(glukokortikoid), aldosteron (mineralokortikoid) dan androgen adrenal.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

Gangguan
enzim 21-
hidroksilase

Tertimbunnya
17-OH
progesteron

androstenedio
n

testosteron

maskulinisasi
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

Peningkatan 11-
Defisiensi enzim 11 b- deoksikortikosteron (DOC)
hidroksilase

Penekanan
Retensi natrium plasma renin Peningkatan
activity (PRA) volume plasma

Hipertensi
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

MANIFESTASI HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL


2 jenis HAK

HAK klasik HAK Nonklasik.

Kelenjar adrenal masih bisa


Kelenjar adrenal sama membentuk hormon
sekali tidak bisa kortisol, tetapi jumlahnya
membentuk hormon sedikit. Gejala sama
kortisol dan aldosteron. dengan HAK klasik, namun
lebih ringan.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

GEJALA HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL KLASIK

• Bayi perempuan memiliki ciri fisik yang lebih maskulin, ambiguous


genitalia.
• Bayi laki-laki memiliki kulit yang lebih gelap serta memiliki penis yang
lebih besar dari normal.
• Pertumbuhan badan lebih cepat dibanding anak-anak lain seusianya.
Namun setelah memasuki usia dewasa akan memiliki tinggi badan di
bawah rata-rata.
• Rambut di daerah kemaluan anak penderita HAK akan muncul lebih
awal.
• Gangguan pada pengaturan kadar air dan garam di dalam tubuh (salt
wasting). Gejala yang muncul meliputi: mual, diare, kehilangan berat
badan, dehidrasi dan tekanan darah rendah.
Heppy Roosarina R.D. (Heppy)

DIAGNOSIS HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL


• Bisa sebelum anak lahir (Chorionic Villus
Pemeriksaan gen Sampling & amniosentesis) atau setelah lahir
untuk mendeteksi kelainan genetik
• 17-OH progesteron, elektrolit, testosteron,
Pemeriksaan darah androstenedion, ACTH, plasma renin activity,
11-deoksikortisol.

• 17-ketosteroid, pregnanetriol, kromatografi


Pemeriksaan urin
profil steroid.

Pemeriksaan jenis kelamin • Melalui analisis kromosom

USG abdomen • Melihat kelainan bentuk organ dalam

Foto Rontgen • Melihat perkembangan tulang


TATALAKSANA HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL
Tujuan tatalaksana HAK

Mengoreksi defisiensi kortisol dan aldosteron dan


menekan sekresi androgen adrenal yang berlebihan

Menjamin pertumbuhan yang nomal, tercapainya tinggi


akhir yang optimal, terjadinya pubertas pada umur yang
sesuai dan tercapai kemampuan reproduksi pada masa
dewasa.
Keadaan acute salt wasting syndrome

 Terapi syok atau dehidrasi dengan cairan


elektrolit 0,9% NaCl.
 Dekstrose ditambahkan bila ada hipoglikemia
 Hidrokortison hemisuksinat
 Terapi mineralokortikoid bila ada krisis adrenal
(desoksikortikosteron asetat, fludrokortison
asetat)
 Pemberian suplemen garam / NaCl.
KONDISI KHUSUS
Pada keadaan kegawatan/infeksi
• Dosis glukokortikoid dapat ditingkatkan sebanyak dua sampai tiga
kali.

Pengobatan HAK pada janin


• Deksametason (20 ug/kg BB ibu saat hamil dalam 3 kali
pemberian per hari) diberikan mulai dari trimester pertama
sampai bayi aterm.

Pembedahan (clitoroplasty)
• Pembentukan anatomi normal
• Penampakan sebagai perempuan
• Mempertahankan sensasi
• Fungsi seksual normal
• Mencapai perkembangan psikososial dan psikoseksual normal
• Mencegah gejala sisa urologi.
Konseling Psikologi/ Psikiatri Konseling Genetik

• Konseling kesehatan mental • Konseling genetik dilakukan


diberikan mencakup edukasi apabila keluarga mempunyai
kepada orangtua/ keluarga riwayat HAK pada anggota
mengenai prognosis psikososial keluarga yang lain atau anak
dan umtuk mengurangi sebelumnya, maka harus
keresahan orangtua. dipertimbangkan kemungkinan
terjadi HAK pada anak
• Dalam hal pilihan gender berikutnya dengan risiko
sebaiknya didiskusikan dengan penurunan sesuai dengan
tim ahli multidisiplin yang terdiri kelainan autosomal resesif
dari dokter endokrinologi anak, (risiko 25%).
dokter urologi, dokter
kebidanan dan kandungan,
psikolog, psikiater, konselor
genetik dan bidang terkait
lainnya.
PROGNOSIS HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL
PROGRESIVITAS HAK
Prognosis anak dengan defisiensi
21-hidroksilase pada sebagian
besar kasus adalah baik, jika
terdeteksi secara dini dan terapi
penggantian hormonal segera
diberikan dan disertai
penyesuaian dosis yang tepat.

Namun bila terapi tak adekuat


Progresivitas HAK juga
akan terjadi maskulinisasi
tergantung pada jenisnya. Pada
terutama pada bayi atau anak
HAK tipe nonklasik, gejala yang
perempuan, gangguan
ditimbulkan lebih ringan dan
pertumbuhan dan masalah
muncul lebih lambat dibanding
psikologis baik pada anak laki-
HAK tipe klasik.
laki maupun perempuan.
PROGRESIVITAS KOMPLIKASI

HAK yang tidak diterapi atau terapi tidak optimal akan


menyebabkan produksi androgen berlebih dan berdampak:
 Perawakan pendek
 Pertumbuhan dini rambut tubuh serta jerawat
 Kegagalan feminisasi normal pada wanita.
 Infertilitas
 Salt wating
 Krisis adrenal
 Kematian
EFEK SAMPING OBAT DAN KEPATUHAN

Bila dosis glukokortikoid Bila dosis mineralokortikoid


berlebihan mengakibatkan: berlebihan mengakibatkan:
• Gagal tumbuh • Hipertensi
• Obesitas • Hipokalemia.
• Striae
• Hipertensi
• Hiperglikemi
• Katarak

Perlu pemantauan rutin dan edukasi pada pasien dan


keluarga.
KERANGKA TEORI DAN KONSEP
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
METODE, PERENCANAAN,
PENGAMATAN, DAN INTERVENSI
Metode Pemantauan
• Prospektif kohort observasional (time series).
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Rencana Pelaksanaan Realisasi
1. Pengambilan pasien Desember 2020 Desember 2020
2. Pembuatan proposal Desember 2021 Desember 2021
3. Seminar proposal Maret 2021  
4. Pelaksanaan Maret 2021 – Februari  
pengamatan 2022
(12 bulan)
5. Pengolahan hasil Maret 2022  
6. Ujian kasus Panjang April 2022  
1. Progresivitas VARIABEL
HAK
Definisi Pemantauan progresivitas HAK yang mencakup hiperpigmentasi kulit,
ukuran penis dan testis.
Operasional

Cara Penilaian berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik.


pengukuran
Waktu Pemantauan tanda dan gejala dinilai tiap bulan.

Pengukur Dokter/ residen anak

Target Hiperpigmentasi berkurang, ukuran penis dan testis normal.

Intervensi Tatalaksana HAK


kondisi Kulit pasien hiperpigmentasi, ukuran penis dan skrotum dalam batas normal.
sekarang
2. Progresivitas Terjadinya Salt Wasting
Definisi Pemantauan progresivitas terjadinya salt wasting yang merupakan
komplikasi dari HAK.
Operasional

Cara Penilaian berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang (elektrolit).
pengukuran
Waktu Setiap bulan, untuk pemeriksaan penunjang bila diperlukan.

Pengukur Dokter/residen anak.

Target Pasien tidak mengalami salt wasting.

Intervensi Tatalaksana salt wasting

kondisi Kondisi anak stabil, terakhir mengalami salt wasting pada Bulan Juli 2020.
sekarang
3. Progresivitas Terjadinya Krisis Adrenal
Definisi Pemantauan progresivitas terjadinya krisis adrenal yang merupakan
komplikasi dari HAK yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan
Operasional elektrolit, muntah hebat, diare, dehidrasi, hipotensi dan penurunan
kesadaran.

Cara Penilaian berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan


penunjang (elektrolit dan kadar hormon kortisol).
pengukuran

Waktu Setiap bulan, untuk pemeriksaan penunjang bila diperlukan.

Pengukur Dokter/ residen anak

Target Tidak terjadinya krisis adrenal

Intervensi Tatalaksana krisis adrenal

kondisi Kondisi anak stabil tidak terjadi krisis adrenal.


sekarang
4. Pemantauan Kepatuhan Terapi
Definisi Anak mendapatkan terapi rutin sesuai petunjuk dokter mengenai dosis
dan waktu pemberian serta rutin kontrol ke poliklinik endokrinologi
Operasional sesuai jadwal. Tidak patuh pengobatan bila skor hasil pengukuran
dengan Medication Morisky Adherence Scale (MMSA-8) kurang dari 6

Cara Melihat buku pemantauan pasien yang diisi orang tua, penilaian respon
klinis pasein dan dengan Medication Morisky Adherence scale (MMSA-8).
pengukuran
Waktu Setiap bulan

Pengukur Dokter peneliti

Target Mempertahankan kepatuhan terhadap terapi.

Intervensi Edukasi dan mengingatkan orang tua untuk kontrol sesuai instruksi dokter
dengan memberikan buku harian kepada orang tua untuk diisi.

kondisi Kepatuhan tinggi pada pengobatan terakhir yang diberikan yakni


hidrokortison 20 mg dan fludrokortison 0,1 mg perhari.
sekarang
5. Efek Samping Pengobatan Kortikosteroid
Definisi Efek samping dari pemberian kortikosteroid (hidrokortison dan
fludrokortison) yaitu pembengkakan dan peningkatan berat badan,
Operasional hipokalemia, hipertensi, hipergikemia, katarak, striae.

Cara Dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium (elektrolit)


sesuai indikasi.
pengukuran
Waktu Setiap bulan

Pengukur Dokter/residen anak

Target Pasien tidak mengalami efek samping

Intervensi Efek samping obat tidak ada/ minimal

kondisi Evaluasi pemberian kortikosteroid


sekarang
6. Status Gizi
Definisi Pengukuran status gizi menggunakan kurva pertumbuhan berat badan
menurut panjang badan atau tinggi badan berdasarkan growth chart
Operasional WHO 2006.

Cara Penimbangan berat badan anak menggunakan timbangan pediatri dengan


ketelitian 0,1 cm. Pengukuran panjang badan dengan papan pengukur kayu
pengukuran dan pengukuran panjang badan menggunakan stadiometer dengan
ketelitian 0,1 cm. Status gizi dikategorikan berdasarkan BB/PB.
BB/PB <-2 SD digolongkan sebagai gizi kurang
BB/PB< -3 SD: gizi buruk
BB/PB >2 SD : berat badan berlebih
BB/PB>3 SD : obesitas

Waktu Berat badan tiap bulan, panjang/tinggi badan tiap bulan

Pengukur Peneliti/ petugas kesehatan

Target Status gizi baik

Intervensi Pemberian gizi menurut recommended dietary allowance

kondisi Pada pemeriksaan status nutrisi, berat badan pasien 12,9 kg, tinggi badan
91,6 cm. Berat badan menurut tinggi badan, Z score: -0,5. Disimpulkan
sekarang pasien memiliki status gizi baik.
7. Pertumbuhan Linier
Definisi Pengukuran pertumbuhan menggunakan kurva pertumbuhan panjang
badan menurut umur berdasarkan growth chart WHO 2006.
Operasional

Cara Pengukuran tinggi badan dengan papan pengukur kayu dan stadiometer
dengan ketelitian 0,1 cm. Tinggi badan dikategorikan berdasarkan PB/U
pengukuran (panjang badan menurut usia).
PB/U <-2 SD digolongkan sebagai perawakan pendek
PB/U < -3 SD: perawakan sangat pendek

Waktu Tinggi badan tiap bulan

Pengukur Peneliti/ petugas kesehatan

Target Pertumbuhan tinggi badan sesuai dengan grafik pertumbuhan

Intervensi Evaluasi perkembangan penyakit dan terapi

kondisi Pada pemeriksaan, tinggi badan 91,6 cm.Tinggi badan menurut usia Z score:
1,6. Disimpulkan pasien memiliki perawakan normal.
sekarang
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dalam 12 bulan sejak
Maret 2021 – Februari 2022.
ANALISIS DATA
• Analisis dilakukan dengan pengambilan variabel
data awal dan pada setiap 6 bulan periode waktu
pemantauan selama total 12 bulan (time series).
• Variabel data yang didapatkan pada setiap periode
pengamatan dievaluasi berdasar target luaran yang
diharapkan.
• Pengamat membuat buku harian bagi pasien dan
pengamat yang memudahkan pengamat dalam
memastikan tiap pengukuran dan intervensi
berjalan sesuai jadwal yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai