PENGGEMBAGAAN GEREJA PENDIRIAN HIERARKI INDONESIA Pendirian hierarki menandai kemandirian wilayah gerejawi, sekaligus mengakhiri status daerah misi. Gereja Indonesia dinyatakan mandiri pd tgl 3 Januari 1961 oleh Paus Yohanes XXIII. Mengapa baru tahun 1961? Hal ini ditanggapi Mgr. T. Van Valenberg yang mengatakan memang blm ada usaha2 untuk memperjuangkan kemandirian itu, dari 25 uskup yg ada, 22 orang bukan orang Indonesia, dan Indonesia adalah negara yang baru saja berdiri. USAHA-USAHA YANG DILAKUKAN Mgr. T. Van Valenberg pergi ke Roma dan bertemu dengan Kardinal Agagianian membahas pendirian hierarki di Indonesia. Sekembalinya dari Roma, Mgr. Valenberg menyiapkan segala sesuatu bagi pendirian hierarki di Indonesia Hasil sidang MAWI tahun 1960 terkait dengan rencana pendirian Hierarki: 1. Inisiatif pendirian gereja harus dari kongregasi Propaganda Fide 2. Semua ordinaris yg bukan org Indonesia bersedia mengundurkan diri, sekiranya diminta oleh Roma 3. Calon-calon uskup pribumi masih kurang 4. Meyakinkan Roma dan pemerintah Indonesia bahwa sudah waktunya gereja katolik Indonesia untuk mandiri, Pada 3 Januri 1961 secara resmi didirikan Hirarki Indonesia oleh Paus Yohanes XXIII, meliputi 6 Keuskupan Agung dan 19 Keuskupan PENDIRIAN GEREJA INDONESIA Tanggal 3 januari 1961 Gereja Katolik di Indonesia diakui oleh Roma dengan wilayah Gerejani: KA Semarang; Purwokerto, Surabaya, Malang KA Jakarta; Bandung dan Bogor KA Pontianak; Banjarmasin, Samarinda, Ketapang, Sintang KA Makasar; Manado, Ambon KA Medan; Palembang, Pangkal Pinang, Tanjung Karang, Padang KA Ende; Atambua, Larantuka, Ruteng, Denpasar. LANJUTAN…
Dari 25 keuskupan yang ada, hanya 3 yang uskupnya
orang Indonesia; Semarang- Soegidjopranata, Jakarta- Djayasepoetra, dan Ende - G. Manek. 21 uskup Belanda dan 1 uskup Itali (Padang). Tahun 1963 Irian Jaya menjadi bagian dari Indonesia. Bertambah pula keuskupan di Indonesia yaitu: keuskupan Agung Merauke, keuskupan Jayapura, dan keuskupan Manokwari. PENGEMBANGAN GEREJA KATOLIK INDONESIA 1. Bidang Pendidikan 1969 Kardinal Darmojuwono menyerukan tentang pentingnya pendidikan yang terarah pada pembangunan bangsa, khususnya pendidikan kejuruan. 2. Bidang Sosial Dibentuk organisasi, perkumpulan2 dan Biro2 sosial (buruh, tani, nelayan, guru, dokter) yang berasaskan Pancasila sehingga semua orang bisa bergabung. Misalnya Yayasan Soegidjapranata di Semarang. Yayasan Katolik Tahun 1969: Rumah sakit (99), Poliklinik (321), Panti Asuhan (92) LANJUTAN… 3. Bidang Pers dan Penerbitan; Surat Kabar Katolik berbahasa Belanda: Javapost, De Koerir dan Social Leven en Streven yg memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di Manado ada mingguan “Gereja katolik” , di Flores majalah “Bentara”. 1965 Harian Kompas berdiri dibawah jaminan Partai Katolik dan hampir semua karyawannya Katolik. 1946 majalah Hidup, 1969 majalah Praba, 1953 Bulanan Rohani,1950 Majalah Basis LANJUTAN… 1922; Penerbit Kanisius, milik Bruder FIC (sampai dengan 1968) 1928; Arnoldus-Ende, menerbitkan KS 1963; Cipta Loka Caraka di Jakarta. 1952; Obor Jakarta dan Taman Pustaka Semua majalah, koran dan penerbit tersebut sangat berjasa besar bagi Gereja (misi) dan Negara (kemerdekaan, pendidikan dan budaya). Sampai tahun 1980-an, katolik cukup jaya dibidang media komunikasi seperti ini. MENGAPA MAWI BERUBAH MENJADI KWI? MAWI bukan corong Gereja Katolik. Tidak benar sama sekali jika orang menegaskan dengan menguasai MAWI berarti menguasai gereja Katolik Indonesia. Oleh karena MAWI ditunggangi oleh kepentingan pemerintah, maka “wadah para uskup” berubah menjadi KWI. Jadi KWI bukanlah seperti majelis-majelis lain, yang sarat dengan muatan kepentingan politis dan pemerintah.