Anda di halaman 1dari 54

AKUNTANSI PENGELUARAN

Akuntansi Belanja Operasional


di SKPD

Oleh:
Mahmud Toha, Ak, MM.
Auditor Madya BPKP
Konsep Akuntansi

Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi


menyajikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan, dari suatu lembaga, atau perusahaan, yang
diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam
mengambil keputusan-keputusan ekonomis di antara
berbagai alternatif tindakan.
Konsep Akuntansi

Akuntansi intinya adalah melakukan


klasifikasi atas informasi keuangan yang
berlimpah menjadi informasi yang terstruktur
dan informatif

Akuntansi = Proses Klasifikasi


Konsep Akuntansi

Transaksi KLASIFIKASI Laporan


Keuangan

Input Proses Output


Konsep Akuntansi

Transaksi KLASIFIKASI Laporan


Keuangan

Alat : Alat : Alat :


JURNAL Kode Rekening NERACA
SALDO
(BUKU
BESAR)
Konsep Akuntansi

Proses klasifikasi di akuntansi pemerintahan menggunakan


Kode Rekening .…dimana informasi keuangan
diklasifikasikan menjadi :
 Aset (1)

 Hutang (2)

 Ekuitas (3)
 Pendapatan (4)

 Belanja (5)

 Pembiayaan (6)
Persamaan Akuntansi

ASET = HUTANG + EKUITAS DANA

Aset = Kas + Aset NonKas


ED = ED Awal + Pendapatan – Belanja +
Investasi di Aset – Cadangan utk
Hutang

Kas + Aset NK = Hutang + ED awal + P - B + IA - CH


Persamaan Akuntansi
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
ASET = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA + PENDAPATAN - BELANJA
ASET + BELANJA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA + PENDAPATAN
ASET + BELANJA + KEWAJIBAN + EKUITAS DANA + PENGELUARAN PEMBIAYAAN =
PENERIMAAN
Keterangan: PEMBIAYAAN
Keempat tahap persamaan akuntansi di atas, berlaku untuk akuntansi
di SKPD dan PPKD. Namun karena di SKPD tidak ada transaksi pembiayaan, maka hanya
berlaku tahap persamaan satu sampai tiga.
Definisi dari akun-akun yang terdapat dalam persamaan akuntansi di atas adalah sebagai
berikut:
Aset adalah sumber-sumber ekonomis yang dikuasai oleh pemerintah dan diharapkan
memberikan kemanfaatan di masa yang akan datang.
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah di masa yang akan datang.
Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.
Pendapatan adalah semua penerimaan daerah dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah dan menambah ekuitas dana lancar.
Belanja adalah semua pengeluaran Pemerintah Daerah pada suatu periode anggaran yang
mengurangi ekuitas dana lancar.
Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(7)
Aset + Belanja + Pengeluaran Pembiayaan = Kewajiban + Ekuitas Dana +Pendapatan + Penerimaan
Pembiayaan

Aset Belanja Pengeluaran Pembiayaan Kewajiban Ekuitas Dana Pendapatan Penerimaan


Pembiayaan
D K D K D K D K D K D K
D K
+ - + - + - - + - + - +
- +
Siklus Akuntansi

Identifikasi

Jurnal Balik Penjurnalan

Neraca Saldo Stlh tutup Posting Ke Buku Besar

Jurnal Penutup Neraca Saldo

Laporan Keuangan Penyesuaian

Neraca Saldo Disesuaikan


Standar dan Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi
Pasal 6 ayat (3) PP 24/2005 :
“Sistem akuntansi pemerintahan pada tingkat pemerintah daerah
diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota, mengacu pada
Peraturan Daerah tentang pengelolaan keuangan daerah yang
berpedoman pada Peraturan Pemerintah”
Sistem Akuntansi
 Pasal 96 PP 58/2005 :
1) Pemerintah daerah menyusun sistem akuntansi pemerintah
daerah yang mengacu kepada standar akuntansi pemerintahan.
2) Sistem akuntansi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan dengan peraturan kepala daerah
mengacu pada peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan
daerah.
Penyempurnaan
 Depdagri memberikan panduan (contoh)
secara lebih detail tentang Per KDH Sistem
Akuntansi dalam SE.900/316/2007
 Menghapus beberapa pasal dalam
Permendagri 13/2006 yang membatasi ruang
gerak Pemda dalam penyusunan Sistem
Akuntansi
Permendagri 13 Permendagri 59
Pasal 243 Pasal 243
(1) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi
a. buku jurnal penerimaan kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
(2) Format buku jurnal penerimaan kas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam
Lampiran E.III peraturan menteri ini. Dihapus
(3) Format buku besar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b tercantum dalam Lampiran E.IV
peraturan menteri ini.
(4) Format buku besar pembantu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c tercantum dalam
Lampiran E.V peraturan menteri ini.

Permendagri 13 Permendagri 59
Pasal 249 Pasal 249
(1) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi
a. buku jurnal pengeluaran kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
(2) Format buku jurnal pengeluaran kas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam
Lampiran E.VII peraturan menteri ini.
Dihapus

(3) Format buku besar dan buku besar pembantu


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan
huruf c sesuai dengan Lampiran E.IV dan Lampiran
E.V peraturan menteri ini.
Pasal 256 Pasal 256
(1) Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi
dan/atau kejadian dalam prosedur akuntansi aset
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 ayat (1)
mencakup:
a. buku jurnal umum;
b. buku besar; dan Dihapus
c. buku besar pembantu.
(2) Format buku jurnal umum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a tercantum dalam lampiran E.IX
peraturan menteri ini.
(3) Format buku besar dan buku besar pembantu

Permendagri 13 Permendagri 59
Pasal 261 Pasal 261
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi
dan/atau kejadian dalam prosedur akuntansi selain
kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 259 ayat (1)
mencakup: Dihapus
a. buku jurnal umum;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.

Permendagri 13 Permendagri 59
Pasal 268 Pasal 268
Buku yang digunakan untuk mencatat prosedur
akuntansi penerimaan kas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 266 mencakup:
Dihapus
a. buku jurnal penerimaan kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
Permendagri 13 Permendagri 59
Pasal 274 Pasal 274
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi
dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272 mencakup:
Dihapus
a. buku jumal pengeluaran kas;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.

Permendagri 13 Permendagri 59
Pasal 280 Pasal 280
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi
dan/atau kejadian dalam prosedur akuntansi aset
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278 mencakup:
Dihapus
a. buku jurnal umum;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.

Permendagri 13 Permendagri 59
Pasal 285 Pasal 285
Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi
dan/atau kejadian dalam prosedur akuntansi selain
kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 283 ayat (1)
mencakup: Dihapus
a. buku jurnal umum;
b. buku besar; dan
c. buku besar pembantu.
PROSES AKUNTANSI POKOK

Dokumen Catatan Laporan


Pencatatan & Peringkasan
Penggolongan
SP2D-LS Buku Buku Pelaporan Laporan
& SPJ Jurnal Besar Keuangan

Kertas
Buku Pembantu Kerja

• Bukti Penerimaan • Buku Jurnal


Kas Penerimaan Kas Kumpulan • Laporan Realisasi
Rekening Anggaran
• Buku Jurnal (Ringkasan
• Bukti Pengeluaran • Laporan Arus Kas
Kas Pengeluaran Kas dan Rincian)
• Neraca Daerah
• Buku Jurnal Umum • Catatan Atas Laporan
• Bukti Memorial
Keuangan

Kebijakan Akuntansi
Akuntansi pada SKPD

 Dalam struktur Pemerintahan Daerah, Satuan Kerja merupakan


entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan
pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi di lingkungan
satuan kerja.
 Prosedur akuntansi pada SKPD meliputi serangkaian proses
mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
aplikasi komputer.
 Landasan hukum  Permendagri 13/2006
(pasal 241 sampai dengan 264)
AKUN LRA
 Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah,
dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
 Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
 Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana
perimbangan dan dana bagi hasil.
 Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan
belanja selama satu periode pelaporan.
 Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,
yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
 Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah
selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
APBD selama satu periode pelaporan.
AKUN NERACA (1)

 Aset adalah sumber daya ekonomi yang


dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan
dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di
masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik
oleh pemerintah maupun masyarakat, serta
dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya nonkeuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum
dan sumber-sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya.
AKUN NERACA (2)
 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber
daya ekonomi pemerintah. Kewajiban diakui jika besar
kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan
dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban yang ada sekarang, dan perubahan atas kewajiban
tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur
dengan andal. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman
diterima atau pada saat kewajiban timbul.
 Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
Ekuitas Dana diklasifikasikan menjadi Ekuitas Dana Lancar,
Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan.
Debit
Kredit
Aturan Debit Kredit

Akuntansi Double Entry

Setiap transaksi mempengaruhi dua atau


lebih Kode Rekening

ASET = HUTANG MODAL

Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit


Jurnal

Setiap transaksi yang terjadi, diidentifikasi dan


dipahami data-data & informasinya

Tentukan akun-akun yang dipengaruhi dan


klasifikasikan akun tersebut
 Aset, Hutang, atau Modal

Tentukan apakah dicatat di Debet atau di Kredit

Masukkan transaksi ke dalam jurnal


Buku Besar

Masing-masing jenis harta, hutang, ekuitas dana, pendapatan,


belanja, serta pembiayaan dibuatkan satu catatan (buku)
tersendiri.

Catatan-catatan tersendiri tersebut lazim disebut perkiraan,


akun, account, atau kode rekening

Kumpulan dari perkiraan, akun, atau kode rekening tersebut


disebut dengan Buku Besar
STRUKTUR SAPD
 Dalam konstruksi keuangan daerah, terdapat dua jenis
transaksi, yaitu:
 Transaksi pada level Satuan Kerja (SKPD dan SKPKD)
 Transaksi pada level Pemda

Pendapatan Belanja Pembiayaan

Pendapatan Pajak Belanja Pegawai


Satuan Kerja Pendapatan Retribusi Belanja Barang dan Jasa -

Lain-Lain Pendapatan Yang sah Belanja Modal


Dana Perimbangan Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Penerimaan Pembiayaan
Pemda Sosial, Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, Belanja
Lain-Lain Pendapatan Yang sah Tidak Terduga Pengeluaran Pembiayaan
STRUKTUR SAPD

 Dengan dasar diatas, Sistem Akuntansi Pemerintah


Daerah (SAPD) dibagi menjadi dua sub sistem, yaitu:
 Akuntansi Satuan Kerja
 Akuntansi PPKD

 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah merupakan


Laporan Konsolidasi dari dua sub sistem tersebut.
Konsep Konsolidasi menggunakan prinsip “Home
Office – Branch Office”
1. Akuntansi Satker
 Akuntansi di Satker dilakukan oleh PPK
SKPD/SKPKD
 PPK-SKPD menjurnal:
 SPJ Penerimaan dalam Register Jurnal Penerimaan Kas.
 SPJ Pengeluaran dan SP2D dalam Register Jurnal Pengeluaran Kas.
 Bukti memorial transaksi Aset Tetap dalam Register Jurnal Umum.
 Bukti memorial transaksi Selain Kas dalam Register Jurnal Umum

 Jurnal-jurnal tersebut diposting ke Buku Besar


SKPD, yang dijadikan dasar untuk membuat
Neraca Saldo SKPD
1. Akuntansi Satker

 Berdasarkan Neraca Saldo SKPD, PPK SKPD


menyusun Laporan Keuangan SKPD yang terdiri dari:
 Laporan Realisasi Anggaran
 Neraca
 Catatan Atas Laporan Keuangan

 Laporan Keuangan SKPD diserahkan oleh PPK SKPD


kepada PA untuk diotorisasi
 PA menyerahkan Laporan Keuangan SKPD yang sudah
diotorisasi dan surat pernyataan kepada PPKD
Konsolidasi Laporan Keuangan
LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN
SATKER DAN PPKD PEMDA

NERACA
SATUAN
KERJA

LRA
SATUAN SATUAN
KERJA KERJA

CATATAN
ATAS LAP
KEUANGAN

NERACA NERACA
PPKD PEMDA

PPKD
LRA LRA
PPKD PEMDA

CATATAN
ATAS LAP CATATAN LAPORAN
KEUANGAN ATAS LAP ARUS KAS
KEUANGAN PEMDA
Jurnal
Contoh bentuk buku Jurnal

JURNAL Halaman :

Kode
Tgl Uraian Ref. Debet Kredit
Rekening

 Transaksi dicatat dalam buku jurnal secara kronologis


 Nama perkiraan yang didebet ditulis lebih awal, sedangkan nama perkiraan
yang di kredit ditulis setelahnya dan ditulis dengan bergeser ke kanan
 Referensi (Ref) diisi dengan nomor bukti
Kas 150.000
Pendapatan Pajak 150.000

Kode Rekening : 111


Nama Rekening : Kas
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit
1 Jan Penerimaan STS 150.000

Kode Rekening : 401


Nama Rekening : Pendapatan pajak
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit
1 Jan Penerimaan STS 150.000
Kas 250.000
Pendapatan Retribusi 250.000

Kode Rekening : 111


Nama Rekening : Kas
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit
1 Jan Penerimaan STS 150.000
2 Jan Penerimaan STS 250.000

Kode Rekening : 402


Nama Rekening : Pendapatan retribusi
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit
2 Jan Penerimaan STS 150.000
Belanja Gaji 50.000
Kas 50.000

Kode Rekening : 111


Nama Rekening : Kas
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit
1 Jan Penerimaan STS 150.000
2 Jan Penerimaan STS 250.000
3 Jan Belanja Gaji 50.000

Kode Rekening : 511


Nama Rekening : Belanja Gaji
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit
3 Jan Kas (SPM No…) 50.000
Belanja Perjalanan 10.000
Kas 10.000

Kode Rekening : 111


Nama Rekening : Kas
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit
1 Jan Penerimaan STS 150.000
2 Jan Penerimaan STS 250.000
3 Jan Belanja Gaji 50.000
4 Jan Belanja Perjalanan 10.000

Kode Rekening : 512


Nama Rekening : Belanja Perjalanan
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit
4 Jan Belanja 10.000
Neraca Saldo

Alat bantu dalam menyusun Laporan Keuangan


adalah Neraca Saldo

Neraca Saldo : sebuah daftar yang memuat nama setiap buku


besar (kode rekening) dan saldonya pada tanggal tertentu.
Neraca Saldo

 Neraca Saldo pada umumnya dibuat pada


setiap akhir bulan, akhir triwulan, dan akhir
tahun
 Neraca Saldo yang sudah benar dapat
mempermudah penyusunan Laporan
Keuangan
Contoh Neraca Saldo:

Neraca Saldo
Dinas xxx
Per 31 Desember 2003
Kode
No Akun Debet Kredit
Rekening
1. 401 Pendapatan Pajak
2. 402 Pendapatan Retribusi
3. 511 Belanja Gaji
4. 512 Belanja Perjalanan
5. 522 Belanja Gedung
6. 111 Kas
7. 122 Gedung
8. 302 Diinvestasikan dlm AT
Worksheet (Kertas Kerja)

Neraca Saldo Setelah Laporan Realisasi


Kode Neraca Saldo Penyesuaian Penyesuaian Anggaran Neraca
Uraian
Rekening
D K D K D K D K D K

                       

                       

                       

                       

                       

                       

                       

                       

                       

                       

                       
Akuntansi Belanja Operasional pada
SKPD
Definisi
Definisi belanja menurut PP No. 24 Tahun 2005 :
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas
Umum Negara / Daerah yang mengurangi ekuitas dana
lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.”

Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang


dijelaskan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13
Tahun 2006 sebagai berikut :
“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.”
No PP No. 24 tahun Permendagri No. 13 tahun 2006
2005
1 Belanja Operasi Belanja Tidak Langsung
- Belanja pegawai - Belanja pegawai
- Belanja barang - Belanja bunga
- Bunga - Belanja subsidi
- Subsidi - Belanja hibah
- Hibah - Belanja bantuan sosial
- Bantuan sosial - Belanja bagi hasil kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa
- Belanja bantuan keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
- Belanja tidak terduga
No PP No. 24 tahun 2005 Permendagri No. 13 tahun
2006
2 Belanja modal Belanja Langsung
- Belanja tanah - Belanja pegawai
- Belanja peralatan dan - Belanja barang dan jasa
mesin
- Belanja gedung dan - Belanja modal
bangunan
- Blnja jln, irigasi, dan
jaringan
- Belanja aset tetap
lainnya
- Belanja aset lainnya
AKUNTANSI BELANJA pada SKPD
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemda. Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006, pengklasifikasian belanja daerah
dibagi menurut fungsi, urusan pemerintahan, organisasi, program,
kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja.

Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan


pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga
dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen
dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut

Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD. Akuntansi


belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (uang
persediaan)/GU (ganti uang)/TU (tambah uang), dan akuntansi belanja LS
(langsung).
AKUNTANSI BELANJA pada SKPD
a. Transaksi belanja di SKPD dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan
PPKD (PPK-SKPD). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan
oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer
ke pihak ketiga.
b. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode
pengeluaran belanja, dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima pada
periode berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-lain (PP No. 24
th 2005).
c. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
d. Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu
dicatat dengan 2 (dua) jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang
lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal
tersebut.
e. Transaksi belanja di SKPD dilakukan dengan dua (2) cara yaitu :
- pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU
- pembayarannya dengan SP2D LS
f. Transaksi penerimaan fihak ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris berupa
penerimaan kas dari pihak ketiga yang sifatnya titipan dan harus diakui
sebagai utang.
Dokumen Sumber yang Digunakan
No Transaksi Belanja Dokumen Sumber Lampiran
Dokumen
Sumber
Belanja operasi (belanja tidak - SP2D - SPM
langsung) - nota debit bank - SPD
- Bukti pengeluaran - bukti tanda terima
lainnya barang / jasa
Belanja modal (belanja - SP2D - SPM
lansung) - nota debit bank - SPD
- Bukti pengeluaran - berita acara serah
lainnya terima barang /
jasa
Penerimaan PFK - SP2D - SPM
- Bukti potongan - SPD
- Bukti pengeluaran - Bukti tanda
lainnya terima barang/jasa
Pelunasan PFK - SP2D - SPM
- Bukti potongan - SPD
- Bukti pengeluaran - Berita acara serah
lainnya terima
Standar Jurnal BELANJA di SKPD

1. Akuntansi Belanja UP/GU/TU


a. PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui Pengguna Anggaran
Transaksi Standar Jurnal
penerimaan uang persediaan
Dr. Kas di Bendahara Pengeluaran....................…..… xx
Cr. RK PPKD................................................................
xx
b. PPK-SKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran
Transaksi Standar Jurnal
Belanja operasi (belanja tidak Dr. Belanja....................….................................… xx
langsung), dengan SP2D UP/ Cr. Kas di Bendahara Pengeluaran.................................
GU/TU Xx
2. Akuntansi Belanja LS
c. PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui Pengguna Anggaran
Transaksi Standar Jurnal
Belanja operasi (belanja tidak
Dr. Belanja ...............................…..… xx
langsung) dengan SP2D LS Cr. RK PPKD................................................................
xx
Catatan: Pada saat terjadi pembayaran belanja LS melalui rekening Kas Daerah, PPK-
SKPKD akan mencatat transaksi tersebut dengan menjurnal ” RK Satker sesuai dengan
nama satkernya” di debit dan ”Kas di Kas Daerah” di kredit
Akuntansi Belanja LS………lanjutan

Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang
diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun
PPK-SKPD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto.

Transaksi Standar Jurnal


Potongan pajak Dr. Kas di Bendahara Pengeluaran........................… xx
Cr. Hutang Pajak.......................................................... xx

Ketika bukti Surat Setoran Pajak (SSP) telah diterima, dilakukan penghapusan
hutang pajak tersebut

Transaksi Standar Jurnal


Penyetoran pajak Dr. Hutang Pajak ...............................…..… xx
Cr. Kas di Bendahara Pengeluaran.................... xx
Akuntansi Belanja LS………lanjutan

Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap

Transaksi Standar Jurnal


Belanja modal (belanja Dr. Belanja Modal………………………........................
langsung) dengan SP2D UP/ … xx
GU/TU Cr. Kas di Bendahara Pengeluaran..................................
xx
Belanja modal (belanja Dr. Belanja modal ……….........................…...………. xx
langsung) dengan SP2D LS Cr. RK-PPKD ............................................................
xx

Pengakuan aset tetap dari Dr. Aset tetap.....………………………........................…


belanja modal SKPD xx
Cr. Ekuitas Dana Investasi- Aset tetap..............................
xx
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh
pegawai adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan), namun
PPK-SKPD tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah
bruto. PPK-SKPD tidak perlu mencatat potongan tersebut karena
pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem Akuntansi
PPKD.
Standar jurnal nya adalah sebagai berikut :
Transaksi Standar Jurnal
Belanja Gaji di SKPD Dr. Belanja Gaji dan Tunjangan ..................... xx
Dr. Tunjangan Keluarga ................................. xx
Dr. Tunjangan Fungsional Umum .................. xx
Cr. RK-PPKD ................................................. xx
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode
pengeluaran belanja di catat sebagai pengurang belanja. PPK-SKPD
mencatat
transaksi pengembalian belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut :
Transaksi Standar Jurnal
Pengembalian Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ............ xx
kelebihan Cr. Belanja ....................................................... xx
Belanja

Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada


periode
berikutnya, maka SKPD mencatat jurnal sebagai berikut :

Transaksi Standar Jurnal


Pengembalian Dr. Kas di Bend Pengeluaran/Bank ........... xx
kelebihan Belanja, Cr. Pendapatan lain-lain ................................. xx
diterima pada periode
berikutnya
4. AKUNTANSI SELAIN KAS pada SKPD
Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD meliputi setidaknya :
- Koreksi kesalahan pencatatan
merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan telah
diposting ke buku besar.
- Pengakuan asset, hutang, dan ekuitas.
merupakan pengakuan terhadap perolehan asset yang dilakukan oleh
SKPD. Pengakuan aset sangat terkait dengan belanja modal yang dilakukan
oleh SKPD
- Jurnal depresiasi
Merupakan jurnal depresiasi terhadap aset yang dimiliki oleh SKPD
- Jurnal terkait dengan transaksi yang bersifat accrual dan
prepayment
Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang sudah
dilakukan SKPD namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau
terjadi transaksi pengeluaran kas untuk belanja di masa yang akan datang
(prepayment)
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas berupa bukti
memorial yang dilampiri dengan bukti-bukti transaksi jika tersedia.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai