Kebijakan Kemenkes Dalam Menyelamatkan Pecandu Narkotika Ma21820
Kebijakan Kemenkes Dalam Menyelamatkan Pecandu Narkotika Ma21820
Dalam Penanggulangan
Penyalahgunaan Napza
1. Latar Belakang
2. Landasan kebijakan Kemenkes
Penanggulangan Penyalahgunaan Napza
3. Program Wajib Lapor Pecandu Narkotika
4. Rehabilitasi Medis Pecandu Narkotika &
Napza lainnya
5. Rehabilitasi Medis Pecandu Yang Dalam
Proses & Yang Telah Diputus / Ditetapkan
Pengadilan
1. Latar Belakang
1. Jumlah penyalahguna napza tetap tinggi, saat ini
diperkirakan sekitar 3,6 juta
2. Lebih 40% penghuni penjara adalah pengguna
napza
3. Pengguna NAPZA berusia 15-65 tahun, terbanyak
pada usia produktif
4. Pengguna :
• 70 % : PEKERJA
• 22% : PELAJAR/ MAHASISWA
• 8 % : PENGANGGURAN
1. Angka kematian akibat penggunaan Napza:
50 orang/ hari atau 18.250 orang / tahun
2. Kerugian ekonomi, keamanan, kesehatan
akibat penggunaan napza telah mengancam
Negara.
BEBAN BIAYA PADA PENYALAHGUNA
NAPZA
Jumlah penderita 4.147.100 orang 1)
Beban biaya privat 2):
Nomor Komponen biaya Jumlah Keterangan
1. Konsumsi narkoba 42.945.590.000.000
2. Pengobatan sakit 10.239.695.000.000
3. Over dosis 12.932.000.000
4. Detoksifikasi dan rehabilitasi 223.907.000.000
9. TOTA L 6.944.130.000.000
TOTAL BEBAN BIAYA PADA
PENYALAHGUNA NAPZA
Nomor Komponen biaya Jumlah Keterangan
1, Beban biaya privat 56.168.283.000.000
3. TOTA L 63.112.413.000.000
Tantangan
Kompleksitas pemulihan:
GPN dalam dua sisi
kronis, kambuhan,
pendekatan:
perlunya rencana terapi
kesejahteraan &
individual yg dikaji ulang
penegakan hukum
secara berkala
Tantangan tata laksana masalah
Narkotika: ambiguitas UU 35
Menyalahgunakan
zat adalah tindak Kalau anda kecanduan,
kriminal (psl 127) anda wajib lapor & wajib
rehab agar tdk dipidana
(psl 54 & 55)
Tantangan tata laksana masalah
Narkotika: pemidanaan
kapasitas:
Lebih dari 40% hunian merupakan warga binaan (WB)
dengan latar berlakang pengguna / penyalahguna / pecandu
narkotika
Lapas/Rutan menjadi faktor risiko tinggi terhadap
penggunaan Napza
Tantangan tata laksana masalah
Narkotika: Perbedaan persepsi
Kesehatan Hukum
Hukum:
Gangguan penggunaan Napza / Penyalahgunaan
Setiap penyalahgunaan
Narkotika adalah penyakit kronis adalah
adalahtindak pidana
kriminal
kambuhan
Orang yg mengalami Orang yg memiliki narkotika
ketergantungan cenderung memiliki secara tidak sah adalah
zat yg biasa disalahgunakan untuk tindak pidana
digunakan secara kontinyu
1.Asesmen,
2.Tes urin (urinalisis) untuk mendeteksi ada atau tidaknya
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA)
3.Pemberian konseling dasar adiksi Narkotika,
4.Konseling pra-tes HIV dan ditawarkan untuk melakukan
pemeriksaan HIV dan/atau Hepatitis C sesuai kebutuhan.
5.Pemeriksaan penunjang lain bila diperlukan.
6.Penyusunan rencana terapi meliputi rencana Rehabilitasi
Medis dan/atau sosial, dan intervensi psikososial.
7.Rehabilitasi Medis sesuai rencana terapi yang dapat berupa
rawat jalan (simtomatik atau rumatan) atau rawat inap.
Prosedur pelayanan bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban
Penyalahgunaan Narkotika yang Sedang Menjalani Proses
Penyidikan (Tersangka), Penuntutan atau Persidangan (Terdakwa)
Kewajiban tersangka atau terdakwa (pasien) menjalani terapi Rehabilitasi Medis rawat inap,
pasien:
1) wajib mengikuti program yang ditentukan oleh IPWL tersebut;
2) tidak membawa alat komunikasi; dan
3) komunikasi dengan keluarga/pihak lain harus melalui tenaga kesehatan yang melakukan Rehabilitasi
Medis.
Bagi tersangka atau terdakwa yang melarikan diri, tidak patuh pada terapi (termasuk berhenti
dari program), melakukan kekerasan yang membahayakan nyawa orang lain atau melakukan
pelanggaran hukum, selama proses Rehabilitasi Medis, maka IPWL wajib memberikan laporan
kepada pihak penegak hukum yang menyerahkan.
Pihak IPWL memberikan informasi kepada instansi pengirim/penitip paling lama 2 (dua)
minggu sebelum masa Rehabilitasi Medis selesai. Pasien yang telah selesai menjalani terapi
Rehabilitasi Medis dijemput kembali oleh pihak yang menitipkan tersangka atau terdakwa
(penyidik atau penuntut umum).
IPWL menyerahkan resume akhir kegiatan terapi Rehabilitasi Medis.
Pengamanan dan pengawasan tersangka atau terdakwa yang ditempatkan di IPWL
melibatkan pihak kepolisian.
Apa bedanya wajib lapor dengan
rehabilitasi?
Rehabilitasi merupakan kelanjutan dari proses wajib
lapor (sbg bagian dari rentang perawatan bagi
pecandu Napza)
Terapi /
• Asesmen Rehabilitasi • Kelompok bantu
• Rencana terapi • Rawat Jalan diri / dukungan
• Rawat Inap • Peningkatan
ketrampilan
Rehabilitasi
Detoksifikasi
Rehab rawat inap
Medis jangka
panjang
Rehabilitasi secara ideal....
• Asesmen
Sukarela • Rencana terapi
(sendiri / kelg)
Tujuan :
a.Pengenalan tanda bahaya awal
b.Memberikan bantuan hidup dasar
c.Mengatasi kondisi akut pasien, khususnya kegawatdaruratan psikiatri
d.Mencegah kecacatan pasien
e.Mencegah kematian pasien
MANAJEMEN PUTUS ZAT
Pengertian
Proses atau tindakan medis untuk membantu
klien mengatasi gejala putus zat
Tujuan
Untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan
fisik dan/atau psikis akibat dikurangi/
dihentikannya penggunaan Napza
PELAYANAN RAWAT JALAN RUMATAN
Pengertian
Tujuan
Pengertian
Tujuan
Pengertian
Tujuan
Pengertian
Tujuan
Pengertian
Tujuan
a. memulihkan kesehatan fisik seoptimal mungkin
b. mencegah disabilitas lanjut
PELAYANAN DUAL DIAGNOSIS/
KOMORBID PSIKIATRIK
Pengertian
Tujuan
Pengertian
Tujuan
Aceh 1
Kalbar 1
Riau 1 Kaltim 1
Sumbar 1 Bengkulu 1
Sumsel 1
Jambi 1
Kalsel 1
DKI 2
Jateng 1
Jabar 2 Jatim 2 NTB 1
DIY 1 Bali 1
Ketersediaan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
Mei 2014 : 87 klinik pd 17 Provinsi
Sumut 4
Kepri 1
Riau 1 Kalbar 3
Kaltim 1
Jambi 1
Sumbar 1 Sumsel 2
Sulsel 5
Lampung1 DKI 18
Jateng 6
Banten 7
Jabar 15 Jatim 9
DIY 5
Bali 6