Anda di halaman 1dari 18

MANAGEMENT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI APENDIKTOMI

DI RUANG SADEWA 2

Di Susun Oleh :
Shobrina Widya Auliana, S.Kep., Ns.
STUDI KASUS

Seorang Nn. D usia 19 tahun dx post


appendiktomi. Pasien mengeluh nyeri
mengatakan mengeluh nyeri pada bagian
perut kanan bawah di bagian tempat yang
telah dioperasi
Latar Belakang

 Apendisitis merupakan infeksi yang disebabkan


oleh bakteri.
 Pencetus terjadinya apendisitis diantaranya
sumbatan lumen apendiks, hyperplasia jaringan
limfoid, tumor apendiks.
 Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti
E.histolityca.
 Peran kebiasaan makan makanan rendah
serat
Latar Belakang
 Berdasarkan data World Health Organization (2017) klien yang
menderita apendisitis didunia sebanyak 1,1 juta kasus setiap 1.000
orang pertahun, angka mortalitas akibat apendiksitis adalah 21.000
jiwa, Populasi laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.

 Pada Tahun 2020 penderita apendiks 12.000 jiwa pada laki-laki dan
sekitar 10.000 jiwa pada perempuan (Tanjung, 2020)

 Departemen Kesehatan RI pada tahun 2018, jumlah pembedahan


apendiktomi di Indonesia mencapai 591.819  pada tahun 2019
sebesar 596.132 orang. persentase 3.36% pada tahun 2020 menjadi
621.435 orang dengan persentase 3.53%. apendiktomi merupakan
penyakit tidak menular tertinggi kedua di Indonesia pada rawat inap di
rumah sakit pada tahun 2019 dan 2020 (Ayu Mira , 2021).
Konsep Teori Appendisitis

Inflamasi dan obstruksi pada apendiks vermiformis. Apendiks


vermiformis yang disebut pula umbai cacing. merupakan kantung
kecil yang buntu dan melekat pada sekum (Fransisca et al., 2019).
Konsep Teori Appendisitis

Apendiktomi adalah operasi pengangkatan atau


pembedahan pada apendiks vermiformis yang
telah terinfeksi. Tindakan Apendiktomi dapat
menimbulkan respons berupa nyeri. Rasa nyeri
tersebut biasanya timbul setelah operasi
Etiologi apendisitis

Penyebab Appendisitis Menurut (Fransisca et


al., 2019 ) antara lain :
1. Batu feses,
2. hyperplasia jaringan limfoid,
3. Tumor,
4. benda asing dan sumbatan oleh cacing
Manisfestasi Klinis Apendisitis
Manisfestasi Klinis Apendisitis
 Nyeri tekan local pada titik Mc. Burney bila
dilakukan tekanan.
 Titik Mc Burney adalah titik maksimal nyeri pada
sepertiga dari umblikus ke fossa ilaka kanan
Manisfestasi Klinis Apendisitis
 Nyeri pada defekasi menunjukkan bahwa ujung appendiks dekat
dengan kandung kemih atau ureter. Adanya kekakuan pada
bagian bawah otot rektum kanan dapat terjadi tanda Rovsing
Patofisiologi Appendisitis
 Appendicitis terjadi karena penyumbatan lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, karena fibrosis
(pembentuan jaringan fibrin) akibat peradangan sebelumnya, atau
neoplasma.

 Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang diproduksi mukosa


mengalami bendungan. Makin lama mucus tersumbat makin banyak,
namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen.

 Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfa,
sehingga dapat mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan
ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi appendicitis akut fokal yang
ditandai oleh nyeri epigastrium.
Pemeriksaan Penunjang Appedisitis

 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Laboraturium
 Pemeriksaan Radiologi
KONSEP TEORI NYERI
 Nyeri adalah respon subyektif terhadap stressor fisik dan
biologis.

 Nyeri akut adalah pengalaman sensoris dan emosional tidak


menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
actual potensial yang digambarkan sebagai kerusakan yang
tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi.

 Nyeri post operasi adalah nyeri yang dirasakan akibat dari


hasil pembedahan. Kejadian, intensitas, dan durasi nyeri
post operasi berbeda-beda.
Penilaian Nyeri
 Penilaian intensitas nyeri dapat dapat diukur menggunakan
berbagai cara, salah satunya Numeric rating Scale. metode
numerik yang dimana metode ini menggunakan angka.
Nyeri tersebut dibagi atas :
▪ Nyeri ringan dan sedikit menganggu dengan nilai : < 4 (1–3)
▪ Nyeri sedang dan cukup mengganggu dengan nilai : (4-6)
▪ Nyeri berat dan sangat mengganggu dengan nilai : (7 – 10)
Faktor yang mempengaruhi nyeri

 Usia
 Jenis kelamin
 Kultur
 Ansietas
 Pola Koping
Klasifikasi Nyeri

Nyeri diklasifikasikan menjadi dua, Menurut


Rahmawati (2019) antara lain:
▪ Nyeri akut, yairu nyeri yang penyebabnya mudah diidentifikasi dan terjadi
dalam waktu pendek serta diikuti oleh peningkatan tegang otot dan
kecemasan. Hal tersebut kemudian yang dapat meningkatkan persepsi
nyeri. Misalnya terjadi luka karena kecelakaan atau pasca operasi.

▪ Nyeri kronis, merupakan nyeri yang terjadi dalam waktu yang relative
lebih lama daripada nyeri akut, yaitu kisaran 3-6 bulan. Serta, penyebab
tidak dapat dengan mudah dikenali.
Pengelolaan Nyeri pada pasien post
Appendiktomi
Tujuan keseluruhan dalam pengelolaan nyeri adalah
mengurangi nyeri sebesar-besarnya dengan kemungkinan efek
samping paling kecil.
1. Agen Farmakologis
Obat-obatan diantaranya yaitu analgesik, anagesik dibagi
menjadi dua yaitu analgesic ringan
2. Agen Non farmakologis
Teknik distraksi antara lain distraksi visual, distraksi
pernafasan, distraksi intelektual dan imajinasi terbimbing.
Sedangkan teknik relaksasi antara lain nafas dalam, meditasi,
pijatan, musik dan aroma terapi dan teknik stimulasi kulit
yang digunakan adalah kompres dingin atau kompres hangat.
Studi kasus

Anda mungkin juga menyukai