BAB I
•Al-Lihyani (W. 215)
Al-Qur’an : bentuk masdar dari kata kerja َق َرَأ: membaca, dengan bentuk
tasrif ( ( َق َرَأ – َي ْق َرُأ – قُ رْ آ ًنا, kata قُ رْ آ ًناartinya bacaan. Karena Al-Quran di baca di
namai Al-Quran.
Dalil :
﴾18 ﴿ ُ﴾ فَِإ َذا قَ َرْأنَاهُ َوقُرْ آنَه17 ﴿ ُج ْم َعهُ َوقُرْ آنَه
َ ِإ َّن َعلَ ْينَا
Artinya :
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya.
18. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
Pendapat Al-Asy’ari (W. 324 H)
• Berasal dari kata qarona artinya “menggabungkan sesuatu dengan yang lain”, sebab
surat-surat dan ayat-ayat dalam al-Qur’an dihimpun dan digabungkan dalam satu
mushhaf.
Pendapat Al-Farra’ (W. 207 H)
• Kata al-Qur’an merupakan pecahan dari kata qaro’in (jama; dari kata qorinah), yang
berarti kaitan, indikator, petunjuk. Sebab sebagaian ayat-ayat al-Qur’an itu serupa
dengan ayat-ayat yang lain, oleh karenanya seolah-olah sebagain ayat-ayatnya
merupakan indikator (petunjuk) dr apa yang dimaksud oleh ayat-ayat lainnya.
Pendapat Az-Zujaj (W. 331 H)
• Al-Qur’an terambil dari asal kata al-qor’u yang berarti al-jam’u “penghimpunan”,
karena di dalamnya memuat kumpulan intisari dari kitab-kitab terdahulu (Pendpt. Az-
Zajjaj)
Pendapat Asy-Syafi’i (W. 204 H)
• Kata al-Qur’an adalah ismun jamid ghairu mahmudz (suatu isim yang berkenaan
dengan nama yang khusus diberikan al-Qur’an.
Secara Terminologi :