Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN

KEPERAWTAN
PADA ANAK
DIABETES
MELITUS
JUVENILE
SUB PEMBAHASAN
1 4 7
Manifestasi Asuhan
Pengertian Klinis Keperawatan
2 5

Etiologi Data Penunjang

3 6
Patofisiologi Komplikasi
Latar belakang
penelitiannya menyebutkan bahwa pada tahun 2018, prevalensi kasus
diabetes secara nasional 5,7% dan Jawa barat 5,4%. Jadi diperkirakan
angka DM Juvenil mencapai 0,2-0,26% dengan kejadian pada anak-anak
terbanyak dialami oleh anak usia 14-16 tahun yaitu siswa kelas 8-9,
meskipun beberapa kasus dijumpai pada anak dibawah usia 1 tahun.

Anak dan remaja yang menderita diabetes atau penyakit kronis lainnya,
dapat mengalami gangguan pertumbuhan
01
Pengertian
Diadbetes Juvenile
Pengertian
Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan kesehatan yang berupa kumpulan
gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan ataupun resistensi insulin. Penyakit diabetes mellitus ini
merupakan penyakit yang bersifat kronis dan irreversible. DM tipe 1 disebut
juga dengan diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes,
juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus). DM tipe 1 disebabkan
oleh gangguan sel beta pankreas yang menyebabkan defisiensi insulin berat
atau kurangnya produksi insulin (Sangadji & Ayu, 2020).
Etiologi
02 Diabetes Melitus Juvenile
Etilogi
Menurut Hassan & Alatas (1985) Diabetes melitus juvenilis merupakan
suatu penyakit keturunan yang diturunkan secara resesif.
Menurut Los & Layu (2023) Kontribusi genetik dan lingkungan
menyebabkan hilangnya fungsi sel beta yang dimediasi kekebalan
sehingga mengakibatkan hiperglikemia dan ketergantungan insulin
seumur hidup.
Patofisologi
03 Diabetes Melitus Juvenile
Patofisologi
Menurut Betz & Sowaen (2002) Diabetes mellitus juvenile atau
tipe-1 disebabkan oleh kurangnya kemampuan atau hilangnya
kemampuan sekresi sel-sel beta pancreas yang menyebabkan
defisiensi insulin. Pada defisiensi insulin komplet diperlukan
penggunaan insulin eksogen untuk meningkatkan penggunaan
glukosa yang tepat dan mencegah komplikasi akibat naiknya
kadar glukosa, seperti ketoasidosis diabetikum dan kematian
Manifestasi
04 klinis
Diabetes Melitus Juvenile
Betz & Sowaen (2012) manifestasi klinis yang muncul dari diabetes
mellitus tipe 1 pada anak adalah sebagai berikut:
Efek Awal Efek Jangka-Panjang
• Polyuria • Gagal tumbuh dengan kecepatan
• Polydipsia normal dan maturase terhambat
• Polifagia • Neuropati
• Infeksi jamur pada anak perempuan • Infeksi berulang
• Mengalami penurunan berat badan (selama < 3 • Penyakit mikrovaskular pada retina
minggu) dan/atau ginjal
• Nafas berbau buah • Penyakit jantung iskemik atau
• Dehidrasi (biasanya 10%) obstruksi arteri
• Ketoasidoses diabetikum (hiperglikemia, ketonemia,
ketonuria, asidosis metabolic, pernapasan kussmaul
• Nyeri abdomen
• Perubahan tingkat kesadaran (akibat dehidrasi
progresif, asidosis, dan hiperosmolaritas yang
menimbulkan penurunan oksigenasi serebri)
komplikasi
05 Diabetes Melitus Juvenile
Berhubungan dengan manifestasi klinis, komplikasi
yang dapat terjadi pada anak dengan diabetes
mellitus juvenile menurut Sulupadang, et. Al. (2023)
yang dapat meningkatkan angka morbiditas antara
lain adalah:
○ Retinopati (komplikasi paling umum di
negara maju)
○ Nefropati (terjadi sekitar 25-40% kondisi
diabetes pada anak)
○ Neuropati
○ Penyakit jantung
○ Peningkatan insiden komplikasi luka
Pemeriksaan penunjang
06
Diabetes Melitus Juvenile
Anak dengan diagnose diabetes mellitus juvenile dapat ditunjang pemeriksaannya dengan uji
laboratorium dan diagnostic sebagai berikut:
• Glukosa darah serum awal (> 300 mg/dl)
• Keton serum (> 3 mM/L)
• pH serum (< 7,3)
• NaHCO3 serum (< 15 mEq/L)
• Glukosa darah puasa (plasma vena > 140 mg/dl; darah vena > 120 mg/dl)
• Toleransi glukosa oral (plasma vena > 200 mg/dl; darah vena > 180 mg/dl; darah kapiler > 200
mg/dl)
• Glycosated Hemoglobin / Hemoglobin A1c (HbA1c) (mencerminkan kadar hemoglobin rata-rata
dana 6 bulan terakhir)
• Nitrogen urea darah (BUN) (kreatinin meningkat karena pengaruh keton dalam pengukuran)
• Kalsium, magnesium, fosfat dalam serum (menurun karena diuresis)
• Elektrolit serum (kalium [K+] dan natrium [Na+]) dapat tampak meningkat semu sebagai akibat
hiperosmolaritas
• Jumlah leukosit meningkat (khususnya limfosit polimonionuklear
• Pembiakan darah dan urin (kultur positif)
• Elektrokardiogram (EKG) lead II gelombang T meninkat dengan pada hyperkalemia
• Immunoassay untuk mengukur kadar peptida-C setelah glukosa challenge (untuk memastikan
sekresi insulin endogen)
Konsep Asuhan
06 keperawatan
Diabetes Melitus tipe-1 pada anak
1. pengkajian
● Identitas Klien
● Riwayat Kesehatan (sekarang, dahulu, keluarga,
pertumbuhan dan perkembangan)
● Riwayat Pengobatan
● Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan Penunjang
2. Diagnosa
keperawatan
● Kurang volume cairan (hypovolemia) b.d kehilangan cairan secara
aktif (D.0023)
● Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d disfungsi pankreas,
resistensi insulin (D.0027)
● Risiko disfungsi neurovaskuler perifer d.d hiperglikemia (D.0067)
● Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan atara suplai dengan
kebutuhan oksigen (D.0056)
3. Intervensi keperawatan
Intervensi yang digunakan adalah Manajemen Hipovolemia (I.03116)

Observasi:
● Periksa tanda dan gejala seperti elastisitas kulit, mulut kering, dan mengeluh halus
(hypovolemia) pada anak dengan diabetes mellitus tipe-1
● Monitor intake dan output cairan setelah makan
Terapeutik:
● Hitung kebutuhan cairan anak dengan diabetes mellitus tipe-1 yaitu :
● bayi usia 0 – 6 bulan :700 mL/hari
● bayi 7 – 12 bulan :800 mL/hari
● anak 1 – 3 tahun : 1300 mL/hari
● anak 4 - 8 tahun : 1700 mL/hari
● anak 9 – 13 tahun : 2400 mL/hari
● anak 14 – 18 tahun , : 3300 mL/hari (laki – laki) dan 2300 mL/hari (perempuan).
● Berikan asupan cairan oral seperti minum jus tanpa gula, teh tanpa gula, susu rendah
lemak, Infused water, dan jus sayuran.
Edukasi:
● Ajarkan anak cara mendeteksi dehidrasi dengan cara melihat elastisitas kulit
kering, mulut kering, melihat warna urin (urin kuning pekat)
● Ajarkan anak untuk mengatasi agar tidak terjadinya poliuria khususnya di malam
hari dengan cara mengurangi asupan cairan (minum) sebelum tidur
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
KESIMPULA
N
Dari penjelasan materi di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa Diabetes Melitus (DM) tipe 1 yaitu
ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin
secara cukup. Kerusakan sel beta pankreas oleh autoimun
dapat menyebabkan defisiensi insulin, sehingga terjadinya
peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia), yang dapat
mengganggu fungsi tubuh seperti peredaran darah, fungsi
ginjal, fungsi syaraf, serta pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kontribusi genetik dan lingkungan
menyebabkan hilangnya fungsi sel beta yang dimediasi
kekebalan (autoimun) sehingga mengakibatkan
hiperglikemia dan ketergantungan insulin seumur hidup.

Anda mungkin juga menyukai