Anda di halaman 1dari 12

PEMBERONTAKAN DI/TII

DI ACEH
KELOMPOK 4 :
1.NAFY RUDIN
2.MANDA QONI'AH
3.MUSADDID
4.PUTRI RAMADANIATI
5.TIARA
6.PONI
LATAR BELAKANG

Pemberontakan DI/TII di Aceh pada 20 september 1953 dipimpin oleh Daud Beureueh.
Latar belakang terjadinya pemberontakan DI/TII diAceh adalah kekecewaan yang dirasakan oleh para tokoh
masyarakat diAceh. Saat itu,provinsi Aceh dilebur dengan provinsi Sumatera Utara dengan ibu kota
diMedan.Sehingga menyebabkan ketidakpuasan rakyat Aceh atas keputusan pemerintah yang menjadikan Aceh
satu Karesidenan dibawah Sumatera Utara. Ketidakpuasan ini mengangkut dengan otonomi daerah,pertentangan
antargolongan,dan ketidaklancaran rehabilitasi serta modernisasi diAceh.
JALANNYA PEMBERONTAKAN DI/TII di Aceh
Soekarno telah melanggar perjanjian dengan Daud. Daud melakukan pemberontakan melalui gerakan DI/TII Aceh
pada tanggal 20 september 1953 diAceh. Pemberontakan ini merupakan awal perjuangan dalam menegakkan syariat
islam. Daud mengumumkan bahwa Aceh yang merupakan bagian Darul Islam,tidak lagi mengikuti pemerintah pusat.
Selain karena ideologi keagamaan,pemberontakan Darul islam juga bentuk perlawanan terhadap pengaruh pemerintah
pusat kedaerah. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) merupakan bagian proses sosial politik yang
terjadi pada pasca kemerdekaan yang dipelopori oleh Kartosuwiryo. Pemerintah indonesia dalam usaha menyelesaikan
konflik Aceh menggunakan dua cara,yaitu kekuatan militer dan diplomasi (musyawarah). Untuk menumpas
pemberontakan ini,pemerintah indonesia membentuk operasi khusus militer,yaitu operasi 17 agustus dan operasi
merdeka.
Sedangkan cara diplomasi,pemerintah indonesia mengirimkan utusan - utusan khusus untuk berdialog dengan pihak
pemberontak,khususnya dengan Teungku Muhammad Beureueh.
AKHIR PEMBERONTAKAN DI/TII DI ACEH

Akhirnya dengan negosiasi yang panjang disepakati status otonomi khusus untuk Aceh,yaitu terbentuknya
Daerah Istimewa Aceh serta kebebasan menjalankan unsur - unsur syariat didalamnya.
Dengan hasil negosiasi tersebut,maka berakhir pemberontakan DI/TII di Aceh dan tercipta kedamaian serta
keamanan yang dirindukan masyarakat Aceh dan indonesia. Untuk merayakan perdamaian itu dilakukan upacara
akbar di Blangpadang pada tanggal 18 sampai 22 desember 1962,berupa Musyawarah Kerukunan Rakyat
Aceh(MIKRA). Adanya perdamaian tersebut,pemerintah dan rakyat Aceh akan bersama sama melaksanakan
pembangunan untuk kemajuan bangsa dan negara indonesia dan Aceh pada khususnya.
KESIMPULAN

Pemberontakan DI/TII di Aceh,Teungku Daud Beureueh menjadi pemimpin dari pemberontakan DI/TII diwilayah
Aceh. Pemberontakan ini terjadi karena khawatir akan kehilangan kekuasaan dan juga rasa kecewa karena
diturunkannya kedudukan yang awalnya daerah Istimewa menjadi Karesidenan dibawah Sumatera Utara.
Cara pemerintah indonesia untuk meredam DI/TII di Aceh kala itu adalah dengan mengirimkan pasukan
menggunakan persenjataan lengkap. Karena merasa terkepung,pemberontakan yang dimulai September 1953 itu
akhirnya berakhir pada 21 September 1962.
Lampiran
Foto Peristiwa Pemberontakan DI/TII di
Aceh

Tokoh Pemberontakan DI/TII


di Aceh
Foto Peristiwa Pemberontakan DI/TII di
Aceh

Pada 21 September 1953 mantan Gubernur


Militer Aceh Langkat dan tanah Karo,Jenderal
Mayor Titulet Tgk Muhammad Daud Beureueh
memproklamirkan pemberontakan Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia(DI/TII) Aceh.
Foto Peristiwa Pemberontakan DI/TII di
Aceh
Foto Peristiwa Pemberontakan DI/TII di
Aceh

Akhir Pemberontakan DI/TII pimpinan


Daud Beureueh di Aceh.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai