Anda di halaman 1dari 14

Webinar Nasional: Take Your Epidemiological Skill to the Next Level

Strategi Epidemiologi dalam Deteksi dan Respons Cepat Penyakit New


Emerging dan Re-Emerging

26 November 2022

Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan,


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
PENYAKIT INFEKSI EMERGING
Risiko, Ancaman, dan Dampak Penyakit Infeksi Emerging
Risiko Ancaman Penyakit Infeksi Dampak
● Mobilitas penduduk Emerging
● Alih fungsi lahan ● New-emerging dan re-emerging
● Kesehatan
● Perubahan iklim ● Disebabkan bakteri, virus, dan parasit
● Ekonomi
● Perilaku ● 75% zoonosis
● Sosial
● Perkembangan teknologi ● Potensi PHEIC - Pandemi
● Perburuan hewan liar

PHEIC/KKMMD* Pandemi Epidemi

*Public Health Emergency of International


Concern/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia
PENYAKIT MENULAR PRIORITAS GLOBAL DAN
NASIONAL
Prioritas Global Prioritas Nasional

Wajib langsung dilaporkan ke WHO pada


situasi tertentu (Annex 2 IHR 2005) Penyakit menular tertentu yang berpotensi
wabah (PERMENKES No. 1501 Tahun
● Cacar (smallpox) ● Demam kuning
● Poliomielitis ● Demam berdarah virus (Ebola,
2010)
● Kasus influenza pada Lassa, Marburg)
manusia oleh subtipe ● Penyakit virus West Nile
baru ● Penyakit lain perhatian
● SARS
● Kolera ● Flu Burung (H5N1)
nasional/lokal (hantavirus,
● MERS legionellosis, nipah, HFMD EV- ● Pes Bubo dan Pes ● Antraks
● Kolera 71) Pneumonia ● Leptospirosis
● Pes pneumonia ● Demam Berdarah ● Hepatitis
Dengue ● Flu Burung baru
Prioritas yang dapat dilakukan Riset dan ● Campak (H1N1)
Pengembangan dalam konteks kedaruratan ● Polio ● Meningitis
● COVID-19 ● Difteri ● Demam Kuning
● Crimean-Congo haemorrhagic fever ● Pertusis ● Chikungunya
● Ebola, Marburg, dan Demam Lassa ● Rabies
● MERS dan SARS ● Malaria
● Penyakit nipah dan henipaviral
● Demam rift valley
● Zika
● “Disease X”
SITUASI PENYAKIT INFEKSI EMERGING GLOBAL
Periode 1 Januari -31 Oktober 2022
Kawasan Eropa dan
Penyakit Infeksi Emerging yang
Mediterania
Sudah Tersebar di Berbagai
West Nile Virus (1.159
Wilayah kasus dengan 74 kematian
COVID-19 [CFR: 6,38%])
Per 22 Okt 2022, telah dilaporkan sebanyak
624.650.751 kasus dengan 6.560.916 per 21 Okt 2022
kematian (CFR: 1,05%). Lima negara AS dan Spanyol
dengan kasus tertinggi yaitu Jerman,
Perancis, Cina, Italia, dan Jepang A(H5N1) (1 kasus Wilayah Timur Tengah
dilaporkan di Spanyol dan 1
MERS (6 kasus dengan 3
kasus dilaporkan di Amerika
Monkeypox kematian [CFR: 50%])
Per 23 Okt 2022, telah dilaporkan sebanyak
Serikat) Cina
per 22 Okt 2022 per Agt 2022
75.747 kasus dan 33 kematian (CFR: 0,04%) ●A(H5N6), temuan 17
yang tersebar di 99 negara. LIma negara kasus
dengan kasus tertinggi yakni AS, Brazil, ●A(H9N2), temuan 18
Spanyol, Perancis, dan Inggris kasus
Wilayah WHO Afrika
Polio per 22 Okt 2022
Demam Kuning (198 kasus
Per 22 Okt 2022, telah dilaporkan sebanyak
konfirmasi dengan 36
469 kasus dengan persebaran tertinggi pada
tipe cVDPV2 (392 kasus), umumnya tersebar
kematian [CFR:18,2%]) Kamboja
di Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan per 22 Okt 2022
●A(H9N2), temuan 1
kasus
Nigeria
Acute Hepatitis Unknown
per 22 Okt 2022
Aetiology Argentina Uganda Demam Lassa (941 kasus
Per 31 Aug 2022, telah dilaporkan sebanyak Ebola (90 kasus konfirmasi, konfirmasi dengan 173
1.284 kasus probable dengan 31 kematian Legionellosis (11 kasus 20 kasus probable dengan 48 kematian [CFR: %])
(CFR: 2,4%) di 38 negara. Persebaran konfirmasi dengan 4 kematian [CFR kasus
sebagian besar terjadi di wilayah WHO kematian [CFR:36,4%]) konfirmasi: 31,1%]) per 16 Okt 2022
Amerika dan WHO Eropa
per 3 Sep 2022 per 23 Okt 2022
SITUASI PENYAKIT INFEKSI EMERGING INDONESIA
Periode 1 Januari - 31 Oktober 2022

COVID-19 Acute Hepatitis of Unknown Aetiology


Per tanggal 15 Oktober 2022, kasus probable
Total kasus COVID-19 yang dilaporkan di hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya
Indonesia per 22 Oktober 2022 sebanyak telah dilaporkan sebanyak 42 kasus probable
6.469.276 kasus dengan 158.416 kematian dengan 14 kematian (CFR: 33,3%) di Indonesia.
(CFR: 2,45%). Lima provinsi dengan Lima provinsi dengan pelaporan tertinggi yakni DKI
pelaporan kasus tertinggi ialah DKI Jakarta, Jakarta (13 kasus probable), Kalimantan Barat (4
Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan kasus probable), DIY (3 kasus probable), Bali (3
Banten. kasus probable), dan Sumatera Utara (3 kasus
probable)

Monkeypox
Indonesia melaporkan kasus Monkeypox
pertama kali di tahun 2022 pada tanggal 20
Agustus 2022. Hingga saat ini, belum ada
penambahan pelaporan kasus konfirmasi (total
kasus: 1 kasus).
PILAR PENGENDALIAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING
Surveilans Terintegrasi

Komunikasi Risiko dan


Pemberdayaan Masyarakat
Laboratorium dan Riset

Dukungan Operasional dan


Logistik
Manajemen Kasus

Penguatan Titik Masuk (Entry


Point) Pencegahan dan
Diperkuat dengan koordinasi dan Pengendalian Infeksi
kolaborasi lintas sektor

Pembatasan Aktivitas Sosial


Pelayanan Kesehatan Esensial

Vaksinasi/Imunisasi
STRATEGI MENGHADAPI ANCAMAN PENYAKIT INFEKSI
EMERGING
Strategi Kunci untuk Membangun Ketahanan Kesehatan Masyarakat
Cegah Deteksi Respons

Kesiapsiagaan Peringatan Dini Notifikasi Respons Recovery


● Penyelidikan
● Pelaporan wajib
● Pembelajaran
● Peningkatan kapasitas epidemiologi (penilaian
● Penguatan pada setiap temuan untuk
dan evaluasi fasilitas situasi) secara cepat,
laboratorium sistem kasus dengan tanggap, dan responsif merumuskan
● Evaluasi respons surveilans manifestasi/ gejala ● Penyediaan dukungan rencana
kesiapsiagaan rumah kesehatan yang tidak wajar fasilitas laboratorium kontingensi
sakit dan fasilitas (definisi kasus, (surveilans sindrom) yang tanggap ke depan
pelayanan kesehatan ● Pelaksanaan ● Identifikasi
● Pelatihan tenaga
notifikasi dan ● Antisipasi terhadap
penyelidikan
kesehatan dan interpretasi potensi korban dalam hambatan
epidemiologi secara
membentuk tim data jumlah besar dan
cepat dan tanggap
reaksi cepat epidemiologi) ● Inisiasi strategi tantangan
● Sistem karantina,
● Ketersediaan logistik ● Pelaksanaan isolasi, dan pencegahan, kuratif, dalam
(obat, vaksin, dan pengendalian
investigasi dukungan implementasi
ataupun kebutuhan laboratorium yang spesifik
dasar) cepat ● Penguatan koordinasi
strategi
tanggap respons
lintas sektor

Sumber: Das S, Kataria VK. Bioterrorism : A Public Health Perspective. Med J Armed Forces India. 2010 Jul;66(3):255-60. doi: 10.1016/S0377-1237(10)80051-6. Epub 2011 Jul
21. PMID: 27408313; PMCID: PMC4921253.
PELAKSANAAN SURVEILANS SEBAGAI UPAYA MONITORING
KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI EMERGING

PHEOC Real Time Surveillance

Melakukan deteksi Berbasis Lab dan kejadian melalui


dini, pencegahan, dan pemanfaatan teknologi digital
respon cepat

Whole Genome Contact Tracing App NAR PCR NAR Antigen


Sequencing

Sentinel Surveilans Sistem Kewaspadaan


Sindrom Dini dan Respon
Surveilans berbasis lab terkait gejala
atau kumpulan gejala yang Puskesmas dan
mengarah pada penyakit atau pengembangan di RS
kelompok penyakit tertentu
(dikembangan di 4 RS)

Sindrom Sindrom Sindrom Sindrom


Pernapasan Lumpuh Layuh Kuning Akut Demam
Akut Berat Akut dan Demam Berdarah Akut
PENILAIAN RISIKO: UPAYA MEMANTAU
KERENTANAN DAN KAPASITAS SUATU WILAYAH
Setiap Kab/Kota wajib memiliki peta risiko penyakit infeksi emerging
Urgensi Komponen Penilaian Risiko

● Memberikan panduan dalam


melakukan pemetaan risiko penyakit Kerentana Ancaman
n Karakteristik
infeksi emerging di daerahnya; penyakit dan
dampaknya
● Mengoptimalkan penanggulangan Kapasita
Lingkungan dan
kejadian penyakit infeksi emerging di kondisi rentan s

suatu daerah yang difokuskan pada


upaya penanggulangan beberapa
parameter risiko utama yang dinilai Berubah
Kemampuan
secara objektif dan terukur pemerintah dan
Identifikasi
masyarakat
(periodik & berkelanjutan)
PENGUATAN PINTU MASUK SEBAGAI PENANGKAL
KASUS IMPORTASI
Pencegahan keluar masuknya ancaman bidang kesehatan memperkuat sistem keamanan nasional
Darat
Dari seluruh dunia Orang, Barang
Laut
Alat Angkut &
Lingkungan Udara

Kantor Kesehatan
Pelabuhan

LITBANGKES,
RS RUJUKAN
BBTKL/LABKES

Karantina/Isolasi/Tindakan Lainnya

Memerlukan dukungan dan kerjasama K/L dan stakeholder terkait lainnya


KOMUNIKASI RISIKO BERBASIS KOLABORASI
LINTAS SEKTOR
Edukasi dan sosialisasi terkait penyakit infeksi emerging harus melibatkan lintas sektor dan bersifat “SATU NARASI”
(memiliki pesan kunci yang sama)

Akademisi
Media
Peran: Menggaungkan pesan kunci Peran:
melalui penjelasan saintifik Pemerintah ● Menggaungkan pesan kunci
pemerintah pusat
● Menghadirkan ketenangan di
tengah situasi kedaruratan

Peran:
Masyarakat ● Merumuskan strategi
komunikasi dan pesan kunci Swasta
Peran: edukasi dan sosialisasi
● Menggaungkan pesan kunci ● Berkoordinasi dengan lintas Peran: Mitra kritis pemerintah
pemerintah dengan nilai dan sektor terkait penyebaran pesan dalam memperluas pesan kunci
kearifan lokal kunci
edukasi dan sosialisasi
● Mitra kritis pemerintah
TRANSFORMASI KESEHATAN
PANDEMI COVID-19 menghadirkan kesempatan terbaik untuk melakukan pengembangan

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan Kesehatan Ibu, Mempercepat Memperbaiki Gerakan Masyarakat Memperkuat Sistem
Sistem Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Pengendalian Hidup Sehat Kesehatan dan Pengendalian
Kesehatan dan Kesehatan Reproduksi Masyarakat Penyakit (GERMAS) Obat dan Makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan
kapasitas dan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
Kategori penduduk primer sekunder ketahanan sektor
kapabilitas akses dan ketahanan
Program Cth: kampanye, Cth: Vaksinasi Cth: pemeriksaan
kesehatan, tablet layanan primer kualitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
promosi, dan dan Imunisasi, kesehatan
Utama program edukasi serta penambah zat besi
Cth: Kedekatan fasilitas sekunder & Cth: Kesiapan tanggap
untuk mengurangi Cth: Ketersediaan, akses,
penyediaan anemia,
layanan primer dan tersier kualitas, dan
bencana kota, kesiapan
makanan sehat berbasis masyarakat, rantai pasokan, rencana
pengelolaan penyakit Cth: Kedekatan fasilitas keterjangkauan farmasi SDM, menjaga kualitas
di sekolah kronis kualitas layanan, jalur ke
layanan, kapasitas tempat dan peralatan medis, layanan selama krisis
layanan sekunder
tidur, kualitas layanan / meningkatkan kapabilitas
akreditasi rumah sakit riset dan pengembangan

4 Transformasi pembiayaan kesehatan 5 Transformasi SDM kesehatan 6 Transformasi teknologi kesehatan


Enabler Menjamin transparansi dan efektivitas Mempercepat ketersediaan, kualitas dan Mempercepat adopsi teknologi dan solusi
Mendasar pendanaan untuk sistem, dan akses yang adil distribusi SDM bidang kesehatan lintas kesehatan digital, meningkatkan pengambilan
bagi setiap segmen populasi sistem kesehatan keputusan berdasarkan data

Memerlukan Kolaborasi Lintas Program dan Lintas Sektor


KESIMPULAN

“Setiap pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian penyakit perlu


dilaksanakan melalui pendekatan epidemiologi. Pendekatan tersebut ditujukan
untuk identifikasi faktor risiko dan besaran masalah yang akan dijadikan
pertimbangan dalam menentukan strategi dan prioritas intervensi pencegahan
dan pengendalian penyakit.”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai