Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 5

MAF ULA IKA RETNO


DWI MARYUNI ANGGRAENI
PENI INDRARINI TUTUT LESTARI
BUKA PRAKTIK TANPA SIPP PERAWAT
DIVONIS 3 BULAN PENJARA

06 DESEMBER 2017 JAM 20.00

Dusun Sumberasri RT 01 RW 01 Desa Songgon,


Banyuwangi
KRONOLOGI KEJADIAN

Kasus ini mendapat perhatian banyak


kalangan. Kepala Dinas Kesehatan
Banyuwangi, dr. Widji Lestariono
mengatakan, setiap perawat yang praktik
wajib memiliki Surat Izin Praktik Perawat
(SIPP), dan SIPP wajib dimiliki oleh yang
bersangkutan untuk bekerja baik di faskes
maupun di praktik mandiri di rumah (pribadi).
SIPP diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota
atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat perawat menjalankan praktiknya.
Sementara untuk pemberian obat, jelas Rio ada beberapa
golongan, seperti obat bebas atau yang bisa dibeli sendiri
di toko obat, warung dan dijual bebas. Tapi juga ada obat
yang harus dengan resep dokter.
Sementara itu, praktisi hukum
Universitas Bakti Indonesia (UBI)
Banyuwangi, Bomba Sugiarto SH
mengatakan, apa yang dilakukan
Harsono Eko Saputro harus juga
dilihat dari aspek lain. Yakni apakah
yang bersangkutan dibutuhkan atau
tidak di masyarakat.
Karena keberadaan perawat di pedesaan tentu
dibutuhkan oleh masyarakat. Jika semua
ditangkap, lantas siapa yang melakukan
pertolongan keperawatan di kawasan
pedesaan yang tidak ada keberadaan dokter,”
ujarnya.
Yang juga patut dikritisi, lanjut Bomba,
Harsono Eko Saputro ditangkap oleh anggota
kepolisian yang berpura-pura menjadi pasien.
INI
MENARIK ?

jika mantri desa atau perawat ditangkap, lantas


siapa yang diuntungkan? Jika dimensinya
murni melakukan pertolongan, kenapa harus
dituntut dan dihukum?” terangnya. Akan
tetapi, jika kesalahannya karena atas
pemberian resep obat tersebut berakibat fatal
hingga jatuhnya korban jiwa, maka pantas jika
dihukum berat.
Jika hanya dihukum tiga bulan karena
kesalahannya memberikan resep dan
menyebabkan kecacatan atau meninggal
dunia, maka keputusan hakim patut
dipertanyakan dan perlu dipensiun,” tandas
mantan anggota DPRD Banyuwangi ini.
Diketahui, Majelis hakim Pengadilan Negeri
(PN) Banyuwangi akhirnya memberikan
hukuman tiga bulan penjara kepada
terdakwa Harsono Eko Saputro, S. Kep. Ns
Bin H. Akso.
Dalam putusannya, majelis hakim
Purnomo Amin Tjahjo, menyatakan
terdakwa Harsono Eko Saputro telah
terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana tanpa
izin mengedarkan sediaan farmasi, dan
atau alat kesehatan yang tidak memiliki
izin edar sebagaimana dalam dakwaan
alternatif kesatu.
UPAYA HUKUM
Setiap orang yang dengan
sengaja memproduksi
UNDANG-UNDANG ataumengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat
kesehatan yangtidak
memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal106 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling
Pasal 197 UU RI nomor 36 thn 2009 lama 15(lima belas) tahun
dan denda paling
tentang kesehatan banyakRp1.500.000.000,00
UU nomor 38 Th 2014 tentang (satu miliar lima ratus juta
rupiah).
keperawatan
Jenis hukuman

PIDANA hukuman 3 bulan penjara & denda 1 JUTA


dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar
diganti kurungan selama 2 bulan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai