Anda di halaman 1dari 28

SENYAWA BERTANDA

Kimia Inti & Radiokimia


Pendahuluan

• Senyawa bertanda : suatu senyawa dimana satu


atau lebih atomnya atau bagian struktur
molekulnya diganti oleh atom atau struktur
molekul yang mengandung atom radioaktif
• Senyawa bertanda dibagi menjadi dua golongan :
a. Senyawa bertanda asli
b. Senyawa bertanda asing
A. Senyawa bertanda asli
Merupakan senyawa yang salah satu isotop
stabilnya diganti dengan radioisotop unsur yang
sama pada posisi yang sama dalam strukturnya.
Senyawa bertanda ini dapat mengandung satu
atau lebih unsur yang diganti oleh radioisotop
tersebut.
Contoh : molekul L-metionin
B. Senyawa bertanda asing
Merupakan senyawa bertanda dimana
radioisotop sebagai penandanya tidak ada
dalam senyawa aslinya.
Contoh : Semua 99mTc radiopharmaceutical
Penggunaan Senyawa Bertanda

• Bidang industri : penggunaan metil iodida-131 (CH3123I)


untuk mengetahui kebocoran pipa di industri minyak
bumi
• Bidang pertanian : penggunaan pupuk bertanda 32P
• Bidang biologi molekuler : penggunaan 32P – ATP dan
asam amino bertanda C-14 untuk memecahkan masalah
fisiologis, genetika, dan ekologi makhluk hidup
• Bidang kesehatan dan kedokteran : diagnosa penyakit
perniciosa anemia menggunakan vitamin B-12 bertanda
58
Co
Bentuk Sediaan Radiofarmasi
• Zat radioaktif atau senyawa bertanda yang dipakai bagi
tubuh manusia baik untuk tujuan diagnosis maupun
terapi pengobatan disebut sediaan radiofarmasi atau
radiofarmaka
• Ada beberapa bentuk sediaan yang bisa digunakan,
yaitu :
1. Untuk pemberian oral, contoh : bentuk larutan (99mTc-
sukralfat), dan kapsul (Na131I) , atau bentuk omlete
(99mTc-sulfur koloid)
2. Untuk pemberian parenteral, merupakan bentuk yang
paling banyak digunakan. Penyuntikan secara intra-
vena (99mTc-MIBI, 99mTc-EC), atau secara intra-muskular
(99mTc-sulfur koloid)
3. Untuk pemberian inhalasi, biasanya dalam
bentuk aerosol, contoh 99mTc-DTPA untuk sidik
paru-paru
4. Untuk pemberian topikal. Biasanya untuk terapi
kulit, ada yang dalam bentuk larutan, salep atau
plester. Contoh : sediaan radiofarmasi bertanda
32
P
Persyaratan Senyawa Bertanda
• Persyaratan senyawa bertanda sesuai dengan
tujuannya.
• Senyawa bertanda yang digunakan di bidang industri
dan hidrologi memiliki syarat sbb :
1. Mempunyai konsentrasi radioaktif yang tinggi
2. Harus memiliki energi yang cukup tinggi
3. Mempunyai waktu paro yang cukup panjang
4. Dapat bercampur dengan media atau sistem yang akan
diukur/diperiksa
5. Murah dan mudah diperoleh
• Dalam bidang biologi dan pertanian, selain persyaratan
tersebut, juga harus mempunyai aktifitas spesifik dan
kemurnian radiokimia yang cukup tinggi
• Dalam bidang kesehatan/kedokteran, senyawa bertanda
harus memiliki persyaratan sbb :
1. Harus mempunyai waktu paro yang pendek
2. Lebih diutamakan radionuklida pemancar gamma
berenergi rendah, berkisar 100-140 keV
3. Ekskresi sediaan dari tubuh harus cepat
4. Prosedur penandaan sederhana
Dasar-dasar Pembuatan Senyawa Bertanda

• Berdasarkan bentuknya, pembuatan senyawa bertanda


dibagi menjadi dua kelompok : senyawa bertanda
sederhana (anorganik) dan senyawa bertanda organik
• Senyawa bertanda sederhana biasanya berbentuk
molekul anorganik sederhana atau terionisasi yang
didasarkan pada bentuk dasar radionuklida yang
diperoleh secara artifisial melalui reaksi nuklir. Contoh :
Na131I
• Senyawa bertanda organik merupakan molekul yang
lebih kompleks baik berupa senyawa organik biasa atau
senyawa organo metal
Pada dasarnya, ada empat metode pembuatan
senyawa bertanda, yaitu :
1. Sintesis secara kimia, terbagi menjadi dua,
yaitu :
a. Sintesis total
b. Hemisintesis
2. Biosintesis
3. Reaksi pertukaran isotopik
4. Sintesis khusus
1. Sintesis secara kimia
a. Sintesis total
Sintesis dimulai dari senyawa radioaktif paling dasar atau
kecil. Contoh : sintesis asam asetat bertanda C-14, dapat
terjadi penandaan pada dua posisi, yaitu pada posisi C1 dan
C2.
CH3 – 14COOH (C1) dan 14CH3 – COOH (C2)
Kedua senyawa bertanda ini metode pembuatannya
berbeda, sehingga mempengaruhi harga keduanya
Sintesis asam asetat-14C pada C1, melalui reaksi sebagai
berikut :
H2O
14
CO2 + CH3 – MgI → CH3 – 14COO – MgI → CH3 – 14COOH
Untuk mendapatkan asam asetat-14C pada posisi
C2, harus melalui 4 tahap reaksi :
CO2 + H2 → 14CH3 – OH
14

CH3 – OH + PI3 → 14CH3 – I


14

CH3 – I + KCN → 14CH3 – CN


14

14
CH3 – CN + H2O → 14CH3 – COOH
Hal ini menyebabkan harga asam asetat- 14C pada
posisi C1 lebih murah daripada pada posisi C2
b. Hemisintesis
Sintesis yang dimulai dari suatu molekul yang bertanda
radioaktif, kemudian menjadi molekul lain dengan struktur
berbeda dan lebih besar. Contoh : Pembuatan timidin
bertanda fosfor-32 (32P) melalui satu tahap reaksi fosforilasi
dari gugus OH pada posisi 5`dalam media asetonitril :
H332PO4 + T – OH → T – O – 32PO4H2 + H2O
Keseluruhan proses sintesis ini memakan waktu selama 4
hari. Waktu ini cukup ideal bila dibandingkan dengan waktu
paro 32P yang 14 hari.
Metode ini biasanya menghasilkan senyawa bertanda
dengan aktifitas spesifik 3 Ci/mol
2. Biosintesis
• Dalam metode ini, sumber radionuklida dalam bentuk
kimia yang sesuai, dimasukkan ke dalam suatu sistem
biologis yang sudah dipilih untuk menghasilkan senyawa
bertanda yang sesuai
• Kelebihan utama dari metode ini adalah dapat diperoleh
senyawa bertanda yang mempunyai bentuk optik yang
sesuai dengan bentuk alamiahnya
• Kelemahannya adalah sangat sulit memperoleh senyawa
bertanda yang murni karena selalu diikuti oleh senyawa
bertanda lain yang berada dalam satu seri, misalnya gula,
asam amino, lipid, dsb sehingga memerlukan proses
pemurnian yang rumit dan panjang
Contoh biosintesis : pembuatan asam
amino/karbohidrat bertanda karbon-14 ( 14C)
Proses ini dimulai dari pembiakan ganggang hijau
Chlorella, yang disinari dalam udara yang
mengandung gas 14CO2, Radionuklida 14C akan
tertambat baik dalam protein maupun karbohidrat
dari ganggang tersebut. Setelah dihidrolisis,
diisolasi, dan melalui pemurnian yang rumit dan
panjang, diperoleh karbohidrat atau asam amino
bertanda 14C yang murni
3. Reaksi pertukaran isotopik
• Dalam reaksi ini, atom suatu molekul digantikan dengan
atom isotop radioaktifnya
• Diperlukan suatu tambahan energi aktifasi dari luar.
Penggunaan sumber energi biasanya disesuaikan
dengan tipe reaksi pertukaran, sifat dari reaktan, dan
media yang dipakai. Sumber energi yang dapat
dipergunakan adalah :
a. Pengocokan dan pemanasan
b. Penambahan katalisator
c. Pengaduk ultrasonik
d. Gelombang mikro (microwave)
e. Penyinaran dengan sinar ultraviolet (uv)
Kelebihan metode reaksi pertukaran isotopik :
a. mekanisme reaksi dapat diketahui dengan mudah,
karena merupakan reaksi kimia yang umum
b. Senyawa bertanda yang diperoleh sangat murni
c. Dapat dipilih satu atau beberapa atom stabil diganti
dengan atom radioisotopnya
d. Metode pemurnian tidak terlalu sulit

Kekurangan metode reaksi pertukaran isotopik :


Rendemen penandaan agak rendah, sehingga diprlukan
penambahan bahan oksidatorkemudian ditambahkan
reduktor untuk menghentikan reaksi. Penambahan
oksidator dan reduktor harus hati-hati karena dapat
merusak senyawa bertanda yang diinginkan.
• Oksidator yang umum digunakan adalah
kloramin-T, iodogen, hidrogen peroksidase
(peroksidase, laktoperoksidase, dan glukose
peroksidase), sedangkan reduktor yang umum
digunakan adalah senyawa sulfit atau bisulfit
• Contoh reaksi pertukaran isotopik : pembuatan
hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4)
bertanda iodium radioaktif (!-131 atau I-125)
Reaksi umum : R-I + I* → R-I* + I
4. Sintesis khusus
• Merupakan metode pembuatan senyawa bertanda
dimana perunutnya adalah radionuklida dengan waktu
paro pendek. Misalnya Tc-99m (t1/2 = 6 jam), In-113 (t1/2 =
1,7 jam), C-11 (t1/2 = 20,4 menit), F-18 (t1/2 = 110 menit),
dan I-123 (t1/2 = 13,3 jam)
• Contoh : Pembuatan senyawa bertanda C-11 dan F-18
Kedua senyawa bertanda ini dihasilkan dari siklotron.
Suatu inti stabil dibombardir dengan partikel bermuatan
seperti elektron, proton, deutron, atau alfa. Problem
utama yang timbul adalah bagaimana mengurangi waktu
mulai dari radioisotop yang dibuat dari produsen sampai
senyawa bertandanya dapat digunakan oleh pemakai,
mengingat waktu paronya yang pendek.
• Radiosotop C-11 dibuat dari gas N2 yang stabil yang
dibombardir dengan proton berenergi 50 MeV
14
N(p,α)11C
Gas 11CO2 yang diperoleh diadsorpsi oleh senyawa
BaO , dan diubah menjadi 11CN dengan adanya gas H2
11
C + N2 + H2 → H - 11CN
H-11CN yang diperoleh dapat digunakan untuk
pembuatan senyawa bertanda lain, contohnya
11
C – I – dopamin
• Radiosiotop F-18 doperoleh melalui reaksi nuklir gas
oksigen atau air yang dibombardir oleh helium
16
O(5He,x) 18F atau 16O(4He,x) 18F
Radioisotop F-18 yang diperoleh dalam bentuk H18F
dalam alrutan air atau gas 18F-F. Pembuatan senyawa
bertanda F-18 dengan menggunakan gas 18F-F, yaitu
senyawa 18F-fluororasil untuk deteksi tumor
• Contoh lain penggunaan metode sintesis khusus adalah
dalam pembuatan senyawa bertanda Tc-99m
• Tc-99m paling banyak digunakan untuk tujuan diagnosis.
Hal ini disebabkan sifat senyawa ini ideal baik secara
kimia maupun fisika untuk keperluan bidang kesehatan.
• Secara fisika, Tc-99m mempunyai waktu paro yang
realtif singkat, yaitu 6 jam, dan memancarkan sinar
gamma dengan energi 140 keV. Secara kimia,
radionuklida ini mudah berikatan dengan molekul lain,
karena memiliki bilangan oksidasi, yaitu dari -1 sampai
+7 serta memiliki bilangan koordinasi dari 4-9 sehingga
dapat membentuk senyawa koordinasi dengan atom
lain.
• Umumnya dalam pembuatan senyawa bertanda Tc-99m,
melibatkan suatu tahap reduksi dari Tc (VII) ke tingkat
oksidasi yang lebih rendah, bergantung jenis ligan atau
molekul yang bereaksi dengannya, sehingga terbentuk
kompleks organo-logam, dimana Tc-99m merupakan inti
logamnya
• Untuk menurunkan tingkat oksidasi Tc-99m diperlukan
suatu reduktor. Ada beberapa reduktor yang dapat
digunakan, misalnya : SnCl2, SnF2, FeCl2, HCl pekat,
NaN3, dsb.
• Reduktor yang paling sering digunakan adalah ion Sn2+
dalam bentuk SnCl2, atau SnF2 yang pada awalnya
dilarutkan dalam HCl. Untuk pembuatan radiofarmaka
bertanda Tc dalam suasana basa, reduktor yang dipilih
adalah Sn-asetat atau Sn-tartrat
• Karena teknesium dapat berada pada
bermacam-macam bilangan oksidasi dan
beberapa bilangan koordinasi, maka berbagai
macam ligan dapat ditandai, seperti 99mTc(V)
dalam 99mTcMAG3, 99mTc-L,L-EC dan 99mTc-L,L-
ECD, 99mTc(III) dalam 99mTc-IDA dan turunannya,
99m
Tc(I) dalam 99mTc-MIBI
• Bergantung pada tingkat oksidasi dan muatan
ligan, maka poduk senyawa bertanda akhir
dapat bermuatan netral, negatif, atau positif.
• Skema reaksi 99mTc dengan ligan adalah sbb :

n = muatan Tc-tereduksi
L = ligan
X = atom oksigen yang berasosiasi dengan Tc-tereduksi
Y = pengotor dalam ligan atau garam-garam yang berada pada
sediaan sebagai pembawa, pengawet, atau stabilisator
• Harga n selalu positif, m dapat nol atau negatif,
muatan (99mTcL)n+ atau (99mTcY)+n-y ditentukan oleh
jumlah n atau m. Apabila harga n = m, akan
terjadi kompleks netral, contoh : 99mTc-L,L-ECD.
Jika n < m akan terjadi kompleks bermuatan
negatif, contoh : (99mTc-IDA), sedangkan jika n >
m, maka terjadi kompleks bermuatan positif,
contoh : (99mTc-MIBI)
• 99mTc(OH)4 atau 99mTcO2 adalah hasil hidrolisis,
jika 99mTcO4- tereduksi tapi tidak berikatan
dengan ligan, dan merupakan pengotor kimia.
Senyawa ini ditentukan keberadaannya dengan
metode kromatografi
• (99mTcY)+n-y adalah pengotor radiokimia yang
disebabkan ketidakmurnian ligan, atau karena
adanya garam-garam. Senyawa ini dapat
ditentukan secara kromatografi
• 99mTcO4- selalu ditambahkan terakhir untuk
mengurangi pembentukan pengotor dan
terhidrolisis

Anda mungkin juga menyukai