Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN KESEHATAN dr. H. Muh. Danial Umar, Sp.

KJ,

JIWA PADA CALON JAMAAH M.Kes

HAJI Merujuk kepada Petunjuk Teknis


Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
PROSES PENYELENGGARAAN
KESEHATAN HAJI DI
INDONESIA

_____________________________________
Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
TAHAPAN PEMERIKSAAN
DAN PEMBINAAN
KESEHATAN JAMAAH HAJI

_____________________________________
Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
PEMERIKSAAN KESEHATAN
JIWA
PADA CALON JAMAAH HAJI
Merujuk kepada Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
DETEKSI DINI RISIKO TINGGI
KESEHATAN JIWA
Alur dan prosedur:
1. Jamaah haji/calon jamaah haji datang ke puskesmas untuk menjalankan prosedur
pemeriksaan Kesehatan termasuk deteksi dini risiko tinggi (RISTI) Kesehatan Jiwa
2. Setelah melakukan pemeriksaan Kesehatan Fisik, petugas Kesehatan melakukan
pemeriksaan Kesehatan jiwa jamaah/calon jamaah haji dengan menggunakan instrument
MINI ICD-X dan HVLT
3. Hasil akhir deteksi dini Risiko Tinggi Kesehatan Jiwa jamaah haji/calon jamaah haji
dikategorisasikan sebagai berikut:
 Tidak ditemukan risiko
 Ditemukan risiko tinggi

_____________________________________
Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
DETEKSI DINI RISIKO TINGGI
KESEHATAN JIWA
Jenis risiko Kesehatan jiwa:
 Demensia
 Gejala-gejala psikotik
 Episode depresi
 Episode manik
 Gangguan ansietas

Jika pada pemeriksaan di fasilitas pelayanan Kesehatan primer/puskesmas


ditemukan jamaah/calon jamaah haji dengan ketgori risiko tinggi (RISTI)
Kesehatan jiwa, maka akan dirujuk ke fasyankes di kota/kabupaten untuk
dilakukan pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut
_____________________________________
Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
DETEKSI PADA DEMENSIA
Dapat menggunakan HVLT (Hopkins, Verbal Learning Test)
1. Pemeriksaan dilakukan dengan membacakan 12 macam benda dan pasien
mengulang menyebutkannya. Pemeriksaan dilakukan sebanyak 3x
2. Setiap benda yang diulang benar, mendapatkan masing-masing 1 point
3. Pemeriksaan dilakukan 3x dan menjumlahkan semua yang disebutkan benar
4. Jika hasilnya:
 ≤ 14 : sangat mungkin demensia
 15-36 : Normal

_____________________________________
Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
PETUNJUK
Percobaan 1:
”Saya akan menyebutkan 12 kata, dengarkan baik-baik. Cobalah mengingat sebanyak mungkin kata-kata
yang saya sebutkan. Setelah saya selesai menyebutkan kata-kata tersebut, ucapkan kembali semua kata
yang Bapak/Ibu ingat, tanpa harus berurutan. Bapak/Ibu siap?”
1. Bacakan setiap kata dalam waktu 2 detik (Jeda antar kata 1 detik)
2. Setelah membacakan semua daftar kata kepada pasien, minta si pasien untuk menyebutkan kembali
kata-kata tersebut
3. Periksa kata-kata yang disebutkan oleh si pasien, cocokkan dengan daftar kata
4. Jika kata yang disebutkan tidak ada dalam daftar, tuliskan kata tersebut dalam lembar pencatatan tapi
jangan katakan kepada si pasien bahwa kata yang ia sebut tidak ada di daftar
5. Apabila dalam waktu 10 – 15 detik pasien tidak menyebutkan satu katapun, tanyakan kembali
kepada pasien apakah mereka masih bisa mengingat kata-kata yang lain. Jika tidak, lanjutkan ke
Percobaan 2
6. Jangan lupa, tuliskan jumlah kata yang dapat disebutkan dengan benar oleh pasien ke dalam lembar
pencatatan.
PETUNJUK
Percobaan 2:
“Bapak/Ibu, tadi adalah permulaan yang bagus. Sekarang kita lanjutkan lagi. Saya akan membacakan kembali
semua kata-kata tadi. Setelah saya selesai, Bapak/Ibu langsung menyebutkan sebanyak mungkin kata yang
Bapak/Ibu ingat, termasuk kata-kata yang tadi di percobaan 1 sudah Bapak/Ibu sebut. Urutan katanya bebas.
Yang penting sebutkan semua kata yang bisa diingat, baik yang belum maupun yang sudah Bapak/Ibu sebut.
Siap?”
Bacakan setiap kata dalam waktu 2 detik
1. Minta pasien menyebutkan kata-kata yang mereka ingat
2. Periksa kesesuaian kata yang mereka sebutkan dengan daftar kata
3. Setelah itu jika pasien tidak menyebutkan satu katapun dalam waktu 10 – 15 detik, tanyakan kembali
apakah mereka masih bisa mengingat katakata yang lain
4. Jika tidak lanjutkan ke Percobaan 3
5. Catat jumlah kata yang dapat disebutkan dengan benar ke dalam lembar pencatatan
_____________________________________
Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
PETUNJUK
Percobaan 3:
“Bagus sekali Bapak/Ibu. Sekarang saya akan membacakan sekali lagi daftar kata
tadi. Dengarkan baik-baik dan cobalah mengingat sebanyak mungkin kata, baik yang
tadi sudah Bapak/Ibu sebutkan maupun yang belum. Siap?”
Lakukan prosedur yang sama seperti sebelumnya. Ingat, waktu untuk setiap proses
belajar dan recall adalah 1 menit.

_____________________________________
Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
CHECKLIST TABEL KATA-KATA
YANG HARUS DIINGAT
KESIMPULAN
Risiko kesehatan jiwa yang meliputi Psikotik, Episode Depresi Berat, Episode Manik
dan Ganguan Anxietas dapat dideteksi dengan MINI ICD – X. Dari sejumlah
pertanyaan yang ada tidak semua pertanyaan ditanyakan, hanya beberapa seperti
dalam lampiran penerapan sederhana untuk deteksi adanya risiko kesehatan jiwa
dapat menggunakan instrument “sehat jiwakah anda”
CONTOH KUESIONER
INSTRUMEN ‘SEHAT JIWA’
INTERPRETASI INSTRUMEN
‘SEHAT JIWA’
1. Jika dari pertanyaan nomor 1–7, Jawaban “Ya” kurang dari 7, maka kemungkinan
belum ada risiko kesehatan jiwa, belum perlu konsultasi ke psikiatri, dilakukan
pembinaan di Puskesmas.
2. Jika dari pertanyaan nomor 1–7, jawabnya “Ya” semua, maka kemungkinan ada
risiko kesehatan jiwa. Jika dari Pertanyaan nomor 8–10, terdapat jawaban “Ya”
meskipun hanya satu, maka ada risiko kesehatan Jiwa, perlu konsul ke psikiatri.

_____________________________________
Petunjuk Teknis Permenkes Nomor 15 Tahun 2016
TERIMA KASIH dr. H. Muh. Danial Umar, Sp.KJ,
M.Kes

Anda mungkin juga menyukai