Anda di halaman 1dari 25

Pendidikan Anak Tunadaksa

dan Tunalaras
Modul 7
PRODI PGSD BI KELAS 2A

Kelompok 5
 1. DEWI PUSPa SARI (856799603)

 2. NURUL FADILAH ( 856797158 )

 3. ETHA RUKMANA DEWI (856793999)

 4. yulita waHyuni (856793888)


KB. 1
DEFINISI,PENYEBAB,KLASIFIKASI, DAN DAMPAK TUNADAKSA
A. Pengertian dan definisi anak Tunadaksa
Anak Tunadaksa sering disebut dengan istilah anak cacat tubuh,cacat
fisik, dan cacat ortopedi. Istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna yang berarti
rugi atau kurang dan daksa yang berarti tubuh”
Tunadaksa adalah anak yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna,
sedangkan istilah cacat tubuh dan cacat fisik dimaksudkan untuk menyebut
anak cacat pada anggota tubuhnya.
B. PENYEBAB KETUNADAKSAAN
Penyebab ketunadaksaan dikelompokan menurut saat terjadinya, yaitu :
a. Sebab-sebab sebelum kelahiran (fase prenatal)
b. Sebab-sebab pada saat kelahiran (fase natal)
c. Sebab-sebab setelah proses kelahiran (fase postnatal)
Klasifikasi Anak Tunadaksa
Penggolongan Anak Tunadaksa dalam kelompok kelainan sistem otot dan rangka adalah
sebagai berikut :
1. Poliomyelitis
2. Muscle Dystrophy
3. Spina Bifida
Dampak Tunadaksa
1. Dampak Aspek Akademik
tingkat kecerdasan anak tunadaksa yang mengalami kelainan pada sistem otot dan rangka adalah
normal.sehingga dapat mengikuti pelajaran sama dengan anak normal, sedangkan anak tunadaksa yang
mengalami kelainan pada sistem cerebral tingkat kecerdasannya berentang mulai dari tingkat sangat
rendah sampai dengan sangat tinggi.
2.Dampak Sosial/Emosional
Anak tunadaksa bermula dari konsep diri anak yang merasa dirinya cacat, tidak berguna, dan
menjadi beban orang lain yang mengakibatkan mereka malas belajar, bermain, dan perilaku dan lainnya.
3. Dampak fisik/kesehatan
Anak tunadaksa biasanya selain mengalami cacat tubuh adalah kecenderungan mengalami
gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara dan
lain-lain
KB. 2. Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak
Tunadaksa
A. Kebutuhan Khusus Anak
Tunadaksa
1. •Keleluasaan gerak dan memosisikan diri

2. •komunikasi

3. •Keterampilan memelihara diri

4. •psikososial
B. Profil Pendidikan Anak Tunadaksa
Tujuan Sistem Pelaksana
• Pendidikan
Pengembangan
akademik
intelektual dan Pendidikan Pembelajaran
• Membantu perkemmbangan • Pendidikan Integrasi •Perencanaan kegiatan
fisik (terpadu) belajar dan mengajar
• Meningkatkan perkembangan
emosi dan penerimaan diri anak • Pendidikan Segregasi •Prinsip pembelajaran
• Mematangkan aspek social (terpisah) (multisensory dan
• Meningkatkan ekspresi diri • Sistem Inklusif individualis)
• Mempersiapkan masa depan
anak Penataan
Lingkungan Belajar
dan Sarana Khusus
• Gedung sekolah sebaiknya
Personel Evaluasi
dilengkapi ruangan atau • Guru pendidikan luar biasa, Guru •Evaluasi yang berlaku secara
yang memiliki keahlian khusus, Guru
sarana tertentu yang dapat
sekolah biasa, Dokter umum, Dokter
regular
mendukung kelancaran ahli ortopedi, Neurolog, dan ahli •Evaluasi yang berlangsung
kegiatan anak tunadaksa
KB. 3. Definisi Klasifikasi, Penyebab dan Dampak
Ketunalarasan
A. Pengertian dan Definisi anak Tunalaras
Dalam Peraturan Pemerintah No 72 tahun 1991
disebutkan bahwa “Tunalaras adalah gangguan atau
hambatan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang
dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat

Definisi yang diadaptasi oleh Lynch dan Lewis (1988) :


Public Law (94- Kauffman (1977) Schmid dan Mercer (1981) Nelson (1981)
242)
Beberapa komponen yang perlu diperhatikan :
1. Adanya penyimpangan perilaku yang terus menerus menurut norma yang berlaku
sehingga menimbulkan ketidakmampuan belajar dan penyesuaian diri
2. Penyimpangan itu tetap ada walaupun telah menerima layanan belajar serta bimbingan
B. Klasifikasi Anak Tunalaras

Rosembera, dkk(1992)

Beresiko tinggi : hiperaktif, agresif,


pembangkang, delinkuensi dan anak yang
menarik diri dari pergaulan social

Beresiko rendah : autisme dan


skizofrenia
C. Penyebab Ketunalarasan

Faktor keturunan

Faktor kerusakan fisik

Faktor lingkungan

Faktor lain (alcohol dan penyalahgunaan obat – obatan)


D. Dampak Anak Tunalaras
Ciri-ciri : Aspek Adanya
Hasil
belajar
dibawah
D social :
Menim
Da ganggua
n
Da
makan,
rata-rata,
sering
mendapa a
bulkan
gangg
m tidur
dan
m
k
dicipliner,
uan
pa gerakan
pa
m bagi (Tik).
tidak naik Mudah
orang
k
kelas,

k
mendap
sering lain, at

pa
bolos
sekolah, agresif kecelaka
sering
beralasan
dan
melak
So an,
merasa Fi
k
sakit cemas
perut,
sering
berurusan
ukan
kejahat sia terhadap
kesehata sik
an nnya,
dengan
polisi,
sering A remaja
Aspek
l/ merasa
seolah- /
E
menjalani olah

Ke
emosio
masa
percobaa
ka nal :
sakit.
Kelaian

m
n, Menim berwuju

se
melakuka

de
n bulkan d fisik
pelanggar pender seperti
an hukum
dan lalu
itaan osi gagap,
buang
ha
lintas,
dan m pada
anak
on
air tidak
terkenda
sering ke
dan li, sering
ta
ik
klinik
mengom
bimbinga
n
adanya
rasa al pol dan
jorok.
KB. 4
KEBUTUHAN KHUSUS ANAK
TUNALARAS
Kebutuhan anak tunalaras dapat dipenuhi dengan cara :
1. Menata lingkungan sekolah yang kondusif,agar anak tidak berkembang kearah tunalaras dan kegagalan
akademik.
2. lingkungan yang menyenangkan
3.Tidak membosankan
4. Harmonis dalam hubungan
5. penuh perhatian
6. menerima apa adanya dan terbuka
7.serta teladan yang baik akan mengantarkan anak untuk mencapai keberhasilan pendidikanya.
Tehnik Penyembuhan Anak Tunalaras

Dapat dilakukan dengan berbagai model diantaranya :


• Model Biogenetik
• Model behavioral ( Tingkah Laku )
• Model Psikodinamika
• Model Ekologis
Metode untuk mengendalikan implusif adalah :

1. Melatih verbalisme aktivitasnya


2. Modifikasi tingkah laku
3. Mengajarkan seperangkat keterampilan kepada anak.
Tehnik Pendekatan / Cara mengatasi Anak Tunalaras:
• Perawatan dengan obat
• Modifikasi Perilaku
• Strategi Psikodinamika
• Ekologis
Modul.8.
Kb.1

A. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar


istilah umum yang sering digunakan oleh para ahli bidang Pendidikan
untuk menunjukan anak yang mengalami kesulitan belajar adalah
learning disabilitas ( kesulitan belajar ), oleh karena sifat kelainanya
yang spesifik, kelompok anak ini disebut juga Specific Learning
Disabilities ( Kesulitan belajar Khusus ).
B. Kesulitan Belajar diklasifikasikan menjadi :

• Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan : yang


mencakup gangguan perhatian, ingatan, motorik dan persepsi,
berbahasa, dan berfikir.
• Kesulitan Belajar Akademik : mencakup kesulitan membaca,menulis
dan berhitung.
C. PENYEBAB KESULITAN BELAJAR
• Faktor organis/biologis
• Faktor genetik
• Dan faktor lingkungan
KB. 2
A. Karakteristik anak berkesulitan belajar
1.Masalah persepsi dan kordinasi
2. Gangguan dalam perhatian dan hiperaktif
3. Mengalami gangguan dalam masalah mengingat
dan berfikir
4. Kurang mampu menyesuaikan diri
5. Menunjukan gejala siswa yang tidak aktif
6. Pencapaian hasil belajar yang rendah

B. Karakter gangguan khusus anak berkesulitan membaca

Ingatan
Membaca Gangguan
jangka
lisan pemahaman
pendek
C. Karakter gangguan khusus anak berkesulitan menulis

1.Menulis dengan tangan


2. Mengeja
3. Menulis Ekspresif
4. Karakteristik Khusus Anak Berkesulitan Berhitung
KB. 3
A. Layanan intervensi terhadap anak berkesulian membaca

Melakukan asesmen untuk menemukan kesalahan anak dalam


menulis.
Perbaikan terhadap kesalahan anak dan menulis dilakukan
melalui pengajaran remedi sesuai dengan tipe kesalahannya
B. Layanan intervensi anak kesulitan menulis

1. Melakukan asesmen menemukan kesulitan/kesalahan


membaca.
2. Program layanan intervensi terhadap anak berkesulitan
membaca dapat dibedakan atas program delivery
9menyerahkan pada yang ahlinya)
C. Layanan intervensi terhadap anak berkesulitan belajar matematika

Pola kekeliruan khusus yang dilakukan anak berkesulitan berhitung faktual


Melakukan asesmen untuk menemukan kesulitan anak belajar matematika
dengan menggunakan teknik diagnotik interview dan tes yang disusun oleh
guru itu sendiri
Pengajarn remedi yang diberikan kepada anak berkesulitan belajar
matematika harus sistematis, yaitu harus sesuai dewngan urutan dari konkrit,
semi konkrit, dan tingkat abstrak

Anda mungkin juga menyukai