Anda di halaman 1dari 9

Pelestarian Sumberdaya Genetik Ternak Lokal

Kambing Peranakan Etawa (PE)

Alis Syarmalis, S.Pt


2305204010002

MAGISTER ILMU PETERNAKAN – USK 2021


Pendahuluan
Pelestarian plasma nutfah merupakan suatu mempertahankan keanekaragaman
sumber daya genetiknya. Kekuatan sumber daya genetik ternak tergantung pada
derajat keanekaragaman unsur-unsur yang membentuknya.
Keanekaragaman sumber daya genetik ternak berfungsi dalam menyediakan
sumberdaya genetik agar mampu menyesuaikan atau beradaptasi terhadap
perubahan dan tantangan lingkungan yang makin memburuk tersebut.
Pelestarian keanekaragaman genetik akan selalu diperlukan dalam pemuliaan,
karena tanpa adanya keanekaragaman genetik, pemuliaan tidak mungkin
dilaksanakan.
Program pemuliaan yang sesuai dipandang sebagai investasi untuk pelestarian dan
perbaikan produktivitas dari rumpun ternak yang berpotensi dalam menghasilkan
pangan hewani dan produk peternakan lainnya.
Tujuan Pengelolaan SDGT Lokal
Melestarikan, memanfaatkan dan memperkaya koleksi SDGT secara optimal
Menjamin keragaman SDGT untuk mencegah setiap ancaman terhadap
ketahanan pangan nasional
Melindungi kekayaan SDGT asli Indonesia agar tidak dipatenkan dan
dimanfaatkan oleh yang tidak berhak
Menyediakan materi sumber daya genetik, informasi dan edukasi tentang
pentingnya sumber daya genetik bagi masyarakat
Bertindak sebagai pangkalan untuk pembentukan gene bank nasional
Menyusun kebijakan pengelolaan SDGT secara nasional
Asal Usul Kambimg Lokal Indonesia

 Pada mulanya penjinakan kambing terjadi di


daerah pegunungan Asia Barat sekitar 8000-
7000 SM. Kambing yang dipelihara (Capra  Menurut SETIADI et al., (2002) ada dua
aegagrus hircus) berasal dari 3 kelompok rumpun kambing yang dominan di Indonesia
kambing €liar
25.000 yang telah dijinakkan, yaitu bezoar yakni kambing Kacang dan kambing Ettawah.
goat atau kambing liar eropa (Capra aegagrus), Kambing Kacang berukuran kecil sudah ada di
kambing liar India (Capra aegagrus blithy), dan Indonesia sejak tahun 1900-an dan kambing
makhor goat atau kambing makhor di Ettawah tubuhnya lebih besar menyusul
pegunungan Himalaya (Capra falconeri). kemudian masuk ke Indonesia.

 Sebagian besar kambing €yang


800 diternakkan di  Kemudian ada juga beberapa jenis kambing
Asia berasal dari keturunan bezoar.
< € 50
yang didatangkan ke Indonesia pada masa
jaman pemerintahan Hindia Belanda dalam
jumlah kecil sehingga menambah keragaman
genetik kambing di Indonesia.
Kambing Peranakan Ettawah (PE) (PE)

 Kambing Peranakan Ettawah (PE) merupakan hasil persilangan antara kambing


Ettawah (asal India) dengan kambing Kacang, yang penampilannya mirip Ettawah
tetapi lebih kecil. Kambing PE tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan
susu (perah).€ 25.000

 Ciri khas kambing PE antara lain bentuk muka cembung melengkung dan dagu
berjanggut, terdapat gelambir di bawah leher yang tumbuh berawal dari sudut
janggut, telinga panjang, lembek menggantung dan ujungnya agak berlipat, ujung
tanduk agak melengkung, tubuh tinggi, pipih, bentuk garis punggung mengombak
ke belakang, bulu tumbuh panjang
€ 800 di bagian leher, pundak, punggung dan paha,
< € 50
bulu paha panjang dan tebal.
Karakteristik morfologik tubuh kambing Peranakan Ettawah

€ 25.000

€ 800
< € 50
Kambing Peranakan Etawa (PE)
terima SK Mentan.

 Kambing Peranakan Etawah (PE) ras Kaligesing yang telah


mendapatkan Surat Keputusan (SK) penetapan galur dari
Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui SK
Menteri €Pertanian
25.000
nomor 2591/Kpts/PD.400/7/2010

 tentang Penetapan Galur Kambing Kaligesing,merupakan


kambing hasil persilangan kambing Etawah (kambing jenis
unggul dari India) dengan kambing Kacang (kambing asli
Indonesia).

 Kambing Kaligesing dapat beradaptasi dengan kondisi iklim


€ 800
Indonesia, mudah dipelihara dan merupakan
< € 50 ternak jenis
unggul penghasil daging juga susu
Populasi kambing Peranakan Etawa (PE).

 Populasi kambing di Indonesia cukup besar dan tersebar luas


salah satunya yakni kambing Peranakan Etawa (PE).

€ 25.000

 Menurut Kementan Ditjenpkh (2021) populasi kambing di Jawa


Timur pada tahun 2021 yakni 3.763.061 ekor jumlah ini
meningkat dibanding tahun 2020 sebanyak 3.645.822 ekor dan
pada tahun 2019 sebanyak 3.524.899 ekor.

 Total populasi sekitar 14 juta ekor, tersebar tidak merata


diseluruh wilayah Indonesia
€ 800
dan hanya 57% dari populasi
tersebut ada dipulau Jawa dan Madura < € 50
Penutup
 Kegiatan pemuliaan dipandang sebagai investasi untuk perbaikan produktivitas secara berkelanjutan
dari rumpun dan galur ternak asli dan lokal. Penetapan program pemuliaan memerlukan pertimbangan
sejumlah elemen yang mencakup terutama penentuan tujuan pemuliaan, pemilihan kriteria seleksi,
desain skema pemuliaan, pencatatan ternak, evaluasi genetik, serta seleksi dan perkawinan.

 Budidaya ternak kambing semakin diminati oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Menurut Untung

THANKS FOR YOUR


(2016) sebagai penghasil daging, kambing sangat potensial untuk diusahakan secara komersial karena
kambing memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi. antara lain cepat mencapai dewasa
kelamin, tidak memerlukan lahan yang luas karena tubuh relatif kecil, modal yang lebih murah
daripada ruminansia besar, dan mudah dipasarkan. Selain itu, dapat melahirkan lebih dari satu ekor

ATTENTION
anak setiap beranak dan kambing PE merupakan ternak dwiguna.

Terima Kasih…

Anda mungkin juga menyukai