Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN

LINTAS BUDAYA
KELOMPOK 1 KELAS PALEMBANG

16. Putri Nur Azizah (06131381924052)


19. Elsafana Surbakti (06131381924056)
26. Oksa Amelia (06131381924063)
28. Remi Dwina (06131381924066)

DOSEN PENGAMPUH MK:


Dr. Siti Dewi Maharani, M. Pd
Bunda Harini, M. Pd
Hakikat Budaya dan
Multikultural
A Pengertian Kebudayaan

B Unsur-unsur Budaya

C Wujud Kebudayaan

D Budaya dan Lingkungan

E Budaya dan Non Budaya

F Pranata Budaya

G Hakikat Pendidikan Multikultural

H Pendekatan Pendidikan Multikultural

I Urgensitas Pendidikan Multikultural di Indonesia


Pengertian Kebudayaan

Dalam arti sempit budaya itu adalah


Dalam istilah Inggris, ”budaya” kesenian(Koentjaraningrat, 2000).
adalah culture, yang berasal dari Secara luas, Koentjaraningrat
kata Latin colere yang berarti mendefinisikan kebudayaan sebagai
“mengolah, mengerjakan” keseluruhan gagasan dan karya manusia
terutama mengolah tanah atau yang harus dibiasakannya dengan belajar,
bertani (Koentjaraningrat, 2000). beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya..

Koentjaraningrat menjelaskan
peradaban (civilization) itu Menurut Margaret Mead (1901-
sebagai bagian dan merupakan 1978) budaya adalah perilaku
bagian kebudayaan yang halus yang dipelajari dari sebuah
dan indah. masyarakat atau sub kelompok.
Dapat kita simpulkan bahwa budaya itu berkaitan dengan
kata kunci yang mencakup (1) gagasan, (2) perilaku dan (3)
hasil karya manusia. Pengertian kebudayaan ini difokuskan
pada pendapat Bullivant yang mendefinisikan budaya
sebagai program bertahan hidup dan adaptasi suatu
kelompok dengan lingkungannya

Kebudayaan juga terdiri dari keyakinan, simbol, dan


interpretasi dalam kelompok manusia. Sebagian
besar ilmuwan sosial saat ini memandang budaya
terdiri dari aspek simbolik, ideasional, dan tidak
terlihat (intangible) dari masyarakat manusia.
Unsur-Unsur Budaya

Unsur-unsur kebudayaan menurut


Koentjaraningrat (2000: 2)

Sistem religi dan upacara


Sistem dan organisasi keagamaan
kemasyarakatan

Sistem pengetahuan
Bahasa

Kesenian

Sistem mata pencaharian


hidup
Sistem teknologi dan
peralatan
Wujud Kebudayaan

Wujud kebudayaan
(Koentjaraningrat, 2000: 5)

Wujud idiil (adat tata kelakuan) yang


bersifat abstrak, tak dapat diraba.

Sistem sosial mengenai kelakuan berpola dari


manusia itu sendiri

kebudayaan fisik yang bersifat paling kongkrit


dan berupa benda yang dapat diraba dan
dilihat.
Budaya dan Lingkungan

Lngkungan geografis, atau habitat fisik.

Anggota kelompok sosial harus hidup bersama dan berinteraksi.

Suatu jenis lingkungan yang biasanya kita tidak memikirkannya


karena tidak terlihat atau berinteraksi di dalam dunia ini.

A
Manusia ternyata berada dan merespon
C B lingkungan fisik (A), lingkungan sosial (B)
dan lingkungan metafisik (C).
Budaya dan Non Budaya
Hal-hal non budaya mencakup benda yang
keberadaannya sudah ada dengan sendirinya atau ciptaan
Tuhan yang tidak/belum mendapat sentuhan aktivitas manusia
seperti batu, pohon, gunung, tanah, dan planet.

Benda yang belum disentuh aktivitas manusia)


Budaya dan Non Budaya
Budaya mencakup sesuatu yang keberadaannya
sudahmendapat sentuhan tangan manusia (misal, patung
marmer/onix, bonsai, bangunan, aturan makan dan lain-lain).

Benda alamiah yang sudah mendapat campur tangan manusia)


Pranata Budaya

Pranata (institution) yang ada dalam kebudayaan dikelompokkan


berdasarkan kebutuhan hidup manusia yang hidup dalam ruang dan waktu.

 Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan


(kinship atau domestic institutions).

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk pencaharian


hidup, memproduksi, menimbun dan mendistribusi harta benda (economic
institutions)

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan


pendidikan
manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna (educational
institutions).

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, menyelami


alam semesta (scientific institutions).
Pranata Budaya

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia menyatakan


keindahannya dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions).

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk


berhubungan
dengan Tuhan atau dengan alam gaib (religious institutions).

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan jasmaniah manusia


(somatic
institutions).
Hakikat Pendidikan
Multikultural

Pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman


kebudayaan. Anderson dan Cusher (1994: 320)

pendidikan
Multikulturalmultikultural
sebagai sebuah sebagai pendidikan
konsep dimana untuk
sebuahpeople of color,
komunitas dalamartinya,
konteks
pendidikan multikultural
kebangsan ingin mengeksplorasi
dapat mengakui keberagaman, perbedaan
perbedaansebagai keniscayaan.
dan kemajemukan
Jamesbudaya,
Banks (1993:3)
baik ras, suku, etnis maupun agama. Pendidikan multikultural
memberikan pemahaman bahwa sebuah bangsa yang plural dan majemuk
adalah bangsa
Hilda Hernandez yang dipenuhi
mengartikan dengan Multicultural
dalam bukunya budaya-budaya yang beragam
Education: A Teacher
Guide to Linking Context, Process(multikultural)
and Content menjelaskan bahwa pendidikan
pendidikan multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik, sosial,
dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam pertemuan manusia
yang kompleks dan baragam secara kultur dan merefleksikan pentingnya budaya,
ras, dan gender, etnisitas, agama, status sosial, ekonomi dll.
Pendekatan Pendidikan
Multikultural

Adapun pendekatan dalam pendidikan multikultural yang dikembangkan oleh


beberapa negara menurut Choirul Mahfud (2009) antara lain:

a. Pendidikan mengenai perbedaan kebudayaan

b. Pendidikan mengenai perbedaan pemahaman kebudayaan

c. Pendidikan bagi plularisme kebudayaan

d. Pendidikan multikultural sebagai pengalaman moral


James Bank mengemukakan beberapa tipologi sikap seseorang terhadap
cultural identity yang erat kaitannya dengan budaya yang ada disekeliling
manusia itu berada dan menbentuk kepribadian seseorang tersebut.

a. Ethnic Psychological capacity

b. Ethnic Encapsulation

c. Ethnic identifities clarification

d. The Ethnicity

e. Multikultural Ethnicity

f. Globalism
Urgensitas Pendidikan
Multikultural di Indonesia

a. Sebagai sarana alternatif pemecahan masalah

b. Supaya siswa tidak tercerabut dari akar budayanya

c. Sebagai Landasan Pengembangan Kurikulum


Thanks !

Anda mungkin juga menyukai